Warning : YAOI. BL. AU. Typo(s). Humor Gagal.
[1/?]
LullabyDick
Presents
.
.
Kris merutuki pintu sialan didepannya sekaligus sosok manusia selain dirinya didalam ruangan kecil itu. Ventilasi yang ada hanya 5 X 10 cm. Astaga! Bahkan berjeruji besi. Tidak ada penghangat ruangan. Tentu saja. Ini ruangan penyimpanan alat olahraga. Bukan kamar mewah milik Kris.
Dan sial ke sialnya, ini musim dingin. Ruangan berkali-kali lipat lebih menusuk. Bodohnya, Kris hanya memakai jaket kain lusuh punya Jongin. "Jongin brengsek, sial..." –mungkin, personil yang wajib diumpati Kris bertambah. Jongin ingin sekali memakai jaket Kris yang pasti berharga jutaan won- WOW. Atas nama sahabat. Kris pasrah bergantian.
Gigi Kris saling bergemeletuk. Ekor matanya melirik sosok manusia satu lagi. Yang duduk didepan pintu tanpa pergerakan apa-apa. "Dia enak, jaketnya tebal..." gumam Kris dan pasti terdengar oleh si sosok satu lagi- bagaimanapun pelannya perkataan Kris.
"Cacing planaria. Kau sangat berisik."
JLEBB
Kris mendelik tidak suka. Setelah 30 menit terkurung, perkataan sosok itu tidak kunjung berubah. Singkat dan pedas.
7 HOURS
30 menit sebelumnya...
Diputar sekuat dan sebanyak berapa kali pun, pintu besi ruangan ini tidak terbuka juga. Kris panik. Dia sudah menggunakan kedua tangan untuk memegang knop pintu. Menggunakan seluruh tenaganya.
"Kenapa tidak terbuka?!" seru Kris horor. Merasa usahanya membuka pintu sia-sia, Kris menambah kekuatan dari kaki bahkan badannya langsung. Mendobrak-dobrak, menendang-nendang pintu besi itu sekuat tenaga. Alhasil, Kris meringis kesakitan.
"Astaga! HEY SIAPA SAJA! AKU TERKUNCI. TOLONG BUKA! TOLONG!" Kris mulai teriak histeris. Kedua tangannya terkepal untuk menggedor-gedor pintu besi itu.
"Diamlah alien biru. Kau bukan anak gadis yang akan diperkosa." Perkataan dari seorang lagi dibelakangnya menghentikan kegiatan Kris. "APA KAU MENGATAI KU KUNGFU PANDA?!" hardik Kris tidak terima.
Si Kungfu Panda yang duduk bersila diatas matras dengan tongkat kebanggaannya digenggaman, menatap Kris tajam. Berhasil membuat nyali angkuh seorang Kris menciut. "Apa kau bisa mendobrak pintu ini?" tanya Kris mulai pelan.
"Bahkan kita berdua juga tidak bisa. Kau tidak lihat itu dari besi." Cuek si Kungfu Panda.
"Kau kan sering berlatih Wushu mu itu! Otot mu pasti sekuat baja. Coba saja!" keukeh Kris. Sepersekian detik ujung tongkat panjang Si Kungfu Panda berada 5 cm didepan wajah Kris.
"Ya! Ya! Baiklah." Refleks Kris mengangkat kedua tangan. Jantungnya hampir saja keluar dengan gertakan tiba-tiba Tao- si Kungfu Panda. Akhirnya Kris diam. Meski beberapa gerutuan yang mirip dengungan lalat itu masih terdengar.
Tao memutar mata. "Kau tidak bawa ponsel?"
Kris menoleh, tersenyum mengejek, "Aku tidak akan mendobraknya jika aku punya." Tao berdecih. Tidak tahu apa yang akan diperbuat lagi, dirinya sendiri tidak membawa ponsel.
Ruangan penyimpanan alat olahraga berukuran sedang, tertutup rapat dengan besi. Untuk menjaga peralatan yang banyak dan berharga wah. Sial sekali, kira-kira 10 menit yang lalu saat Kris masuk...
7 HOURS
10 menit yang lalu...
Suara langkah kaki berat yang berasal dari sepatu mahal Kris menggema disepanjang lorong lantai 3 sekolah nya. Sembari menggosokkan kedua telapak tangannya mengusir rasa dingin yang menusuk. Kris menghela, menimbulkan gumpalan asap keluar dari mulutnya.
"Ruang penyimpanan..." gumamnya. Ini pertama kalinya seorang tuan muda yang sering buat onar rela berjalan ditengah dingin dari kantin- tempat Kris sebelumnya, untuk mengambil gitar Chanyeol teman setim WAKA WAKA nya- yang ditahan guru semalam. Mengapa bisa?
Beberapa waktu sebelumnya...
Kris menyeruput kopi panasnya dikantin. Menunggu dua makhluk yang tidak juga datang. Kris bermain dengan smartphone nya- menghalau rasa bosan. Tanpa kedua mahkluk berbeda spesies itu- Kris adalah Kris. Lelaki dingin yang malas berinteraksi dengan siapa saja.
"Yo! Kris!" Kris melirik malas sosok hitam yang datang dengan cengiran lebar. Tidak tahukah betapa Kris benci menunggu? "Mian. Aku harus menyeleksi anak baru di grup dance." Jongin- si makhluk hitam itu, memasang tampang memelas semenyebalkan mungkin buat Kris.
"Ya. Ya. Sekarang, Chanyeol mana?" tanya Kris. Jongin refleks melihat ke sekitar. "Tidak tampak tiang berjalan." Ujar Jongin serius layaknya agen 007.
Kris terkekeh. "Bisa jadi itu." Tunjuknya pada tiang pilar kantin. Jongin bertepuk tangan heboh. Kedua orang berbeda warna itu tertawa hebat sampai-sampai tawanya mengungguli teriakan yeoja ababil- eh maksudnya labil yang mengidolakan Kris dan Jongin.
Tidak lama sosok tiang datang. Wajahnya merengut berlipat seratus. Chanyeol- si tiang tidak biasanya mengacuhkan tawaan kedua sahabat tim nya. Biasanya tanpa tahu penyebab Kris dan Jongin tertawa- dia akan senang hati ikut tertawa.
"Ow... ow... ow... ada apa gerangan dirimu wahai tiang berjalan?" canda Jongin. Chanyeol mendengus kesal. Membenamkan wajahnya diantara lengan nya.
Jongin menatap Kris penuh tanda tanya yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Kris. "Aku frustasi!" dengan tiba-tiba Chanyeol mengangkat wajahnya dan berteriak lantang. Hampir saja Kris dan Jongin terjungkal ke belakang. "Ya! Bicaralah dengan benar!" seru Kris.
Chanyeol menatap bergantian Kris dan Jongin dengan mata kucing- gagal miliknya. "Aku ada janji dengan Baekhyun 10 menit lagi..." ujar Chanyeol lesu. Jongin menautkan kedua alisnya. "Lalu?"
"10 menit lagi, waktu ku mengambil gitar diruang penyimpanan." Lanjut Chanyeol lebih sengsara dibuat-buat. Kris memukul kepala bagian belakang Chanyeol kuat. "Masalahnya apa bodoh?!"
"Itu gitar kesayanganku! Kau tahukan Jung seosangnim sangat taat pada peraturannya sendiri! Gitar yang ditahannya harus diambil 10 menit lagi diruang penyimpanan olahraga. Sementara Baekkie pasti marah jika aku terlambat sedetik pun..." Chanyeol mengacak rambutnya. Seakan persoalan yang dia hadapi saat ini adalah permasalahan hidup dan mati.
"Kenapa tidak kau ambil sekarang saja gitarnya?" tanya Jongin polos. Matanya berkedip-kedip menyilaukan mata d(ick). Karena gemas dengan tingkah lucu si hitam, Chanyeol mencubit pipi Jongin. "Kau imut sekali Jong. Bila saja Baekkie tidak merebut hatiku, kau sudah ku jadikan Uke ku." Jongin menghempas tangan Chanyeol. "Dalam mimpi mu tiang. Aku ini Seme! Seme dari seorang Do Kyungsoo!"
"Ah... aku jadi ingat." Lanjut Jongin. Ekor matanya melirik nakal ke arah Kris yang sudah merinding disko. "Mata kitty mu itu tidak mempan buatku Hitam!"
"Kris-ah..." Jongin mendesah dibuat-buat. Wajah Kris memerah sempurna karenanya, yah, dia bohong, mata kitty Jongin berhasil kok buatnya. Apalagi bagi Chanyeol, slurrpp... Chanyeol menjilat bibir sendiri melihat ke seksian seorang Kamjjong bertambah. (Jangan timpuk d(ick) karena memper-uke-kan seorang Kamjjong. Salahkan aja yg namanya . D(ick) jd ngerasa Jongin itu Uke-_-")
"Ap-apa? Jangan memandang ku seperti itu!"
"Aku ingin bertemu dengan Kyungsoo. Boleh aku meminjam jaketmu? Jebal Kris-ah..."
"A! Aku rasa jika digantikan orang lain bisa. Katakan saja pada Jung seosang bila aku tiba-tiba sakit dan sekarang berada diklinik. Tolong Kris..."
"Kris..."
"Kris-ah..."
"YAK! BAIKLAH!"
"YEYEYEYEYEYEYE!" girang Jongin dan Chanyeol berbarengan.
7 HOURS
Kembali ke 10 menit sebelum waktu kejadian...
Pintu ruang penyimpanan tampak terbuka. Kris mengintip terlebih dahulu. Ternyata pemuda yang berjulukan Kungfu Panda berada didalam. Sepertinya sibuk mengambil peralatan wushunya.
Kris mengenal Tao karena mereka sekelas. Laki-laki yang tidak pernah tertawa. Tapi, Kris tidak perduli. Selama Tao tidak bertindak kerterlaluan padanya.
Setelah mengambil gitar Chanyeol dia akan langsung pergi. Kris mengamati ruangan itu. Sesaat pandangannya bertemu dengan Tao. Secepat kilat juga mereka saling mengalihkan tatapan. Tao dan Kris memang tidak pernah saling sapa.
Kris menggaruk kepala. Dia tidak melihat gitar Chanyeol dimanapun. "A... mungkin dibalik pintu." Kris membuka penahan pintu yang berada dibawah. "A. Benar!" seru Kris ketika gitar Chanyeol memang berada disana.
Kris melepas pegangannya pada pintu dan BLAMMM. Pintu tertutup keras sendiri. Kris tidak memperdulikannya, toh, nanti juga bisa dibuka- pikirnya.
"BODOH!" pekik Tao.
Kris terlonjak. Mengusap dadanya dengan tangan. "Ya! Apa masalahmu Panda?!"
"Kita terkurung bodoh."
"E?"
7 HOURS
Satu jam kemudian...
Kris menahan dinginnya dengan bergelung diatas matras. Merapatkan lututnya hingga dada. Kris menutup mata. "Aii... dingin sekali." Gerutu Kris.
BRUKKK
Mata Kris terbuka ketika mendengar dembuman yang cukup kuat. Segera Kris duduk. Matanya membulat melihat tubuh Tao tersungkur dilantai. "OI PANDA!" seru Kris.
Tangan Kris mengguncang-guncang tubuh Tao. Tidak ada jawaban, namun, bibir Tao membiru. Giginya saling bergemelutuk. "Dingin..." lirih Tao. Tidak tega. Kris mempersiapkan tangannya dibawah lutut Tao dan dibawah lehernya. Bersiap mengangkat tubuh Tao ala bridal.
Kris mengumpulkan semua kekuatan sisa yang dia miliki, dan HUPP. "E? Dia ringan sekali." Kris menggoyang-goyang tubuh Tao dipegangannya. "Apa aku yang terlalu kuat ya?" monolog Kris. Padahal seharusnya tuan muda Kris itu sadar, dia tidak mempunyai otot sama sekali. Hanya tubuh tinggi dan badan yang cukup berisi membuat sosoknya tampak keren.
Tubuh Tao diletakkan diatas matras. Kris mempererat jaket tebal yang Tao gunakan. Tanpa sadar mengelus surai legam milik Tao. "Halus..." gumam Kris lagi.
"Dan wangi..." –dan Kris sadar atau tidak mengendus bau shampoo bayi yang menguar dari rambut dan tubuh Tao. "Bagaimana mungkin seseorang sesangar dia kelihatan sangat err- manis?"
7 HOURS
Flashback
"Hari ini Cho seosang tidak masuk. Kibum seosang memberitahu agar mengerjakan halaman..."
"YUHUUUU!"
"AKHIRNYA DOA KITA TERKABUL!"
"CHO SEOSANG YANG MENYEBALKAN ITU AKHIRNYA SAKIT, UNTUK SELAMANYAAAA!"
Perkataan Suho- si ketua kelas terpotong oleh gaduhnya suara dari bangku belakang tepatnya ketiga meja yang dihuni oleh trio WAKA WAKA. Jongin goyang dombret. Chanyeol memetik gitar dengan sendu (?). Dan Kris, bersay Hello pada semua gadis yang menatapnya takjub.
Kamus tebal bahasa Jerman-bahasa Inggris (kesukaan d(ick)) memang paling menyenangkan dijadikan bantal (kekekeke). Terbukti Tao yang terlelap dari jam pelajaran pertama. Namun, akibat suara bising kelompok WAKA WAKA harus terpaksa Tao pergi dari dunia mimpi. Tao menyipitkan mata. Seolah melempar laser merah kepada dahi Kris yang masih sibuk bersay Hello.
BRAKKK
Tao menggebrak mejanya kuat. Seluruh kelas terdiam. Termasuk trio WAKA WAKA. Jongin segera duduk. Chanyeol mengganti melodi gitarnya menjadi berat dan menyeramkan.
Kris menatap nanar para fans nya yang buru-buru lari setelah aura gelap membunuh dari Tao. "Lanjut Suho hyung." Kata Tao dingin. Suho mengangguk gugup. Sedikit berdehem, Suho melanjutkan perkataannya. Dan dengan segera Chanyeol mengganti melodi menjadi absurd.
"Kibum seosang memberi tugas. Membuat kelompok yang terdiri dari 4 orang. Kita harus menyelesaikan 25 soal matematika. Sebentar lagi Chen akan membawakannya."
Terdengar lenguhan panjang dari setiap siswa. Ayolah, ini bukan kelas yang berisi siswa cerdas dan bisa menyelesaikan soal serumit apapun. Ini kelasnya D(ick)#uppsss.
Kris menghempaskan tubuhnya ke tempat duduk bersamaan Chen yang telah datang dengan fotokopian kertas lalu Suho yang langsung membagikan. "Ya! Pergi jauh-jauh itam, tiang. Bila kita sekelompok, tugas ini tidak akan selesai!" seru Kris. Itam dan Tiang ah- tidak sopan d(ick) menghina couple itu, Jongin dan Chanyeol bersungut ria. Begini-begini mereka juga cerdas. Yang harusnya diusir itu yah si Blasteran Kris. Tuan muda yang malas belajar.
"Ya sudah. Kau saja yang pergi. Aku dan Jongin sekelompok." Balas Chanyeol tidak mau kalah. Kris terdiam. "Ya! Kalian mau mengkhianati persahabatan WAKA WAKA? Kita harus bertiga!"
Jongin tidak tahu harus berapa kali mengumpati Kris dalam hati- yang notabene hatinya penuh dengan cacian. Chanyeol sendiri bila tidak ingat Kris sering mentraktir mereka, pasti teman setiangnya itu sudah ditendang.
BRAKKK
Meja Jongin yang dikelilingi Chanyeol dan Kris- karena mereka sepakat sekelompok- terlempar kamus Jerman-Inggris (lagi2 sangat disukai d(ick)) dari seberang. Serentak mereka menoleh ke sumber. Dan, didapati mereka Tao dengan mata gelapnya menatap trio Kris datar. "Aku sekelompok dengan kalian." Tao menyeret kursinya hingga mendekat.
Menjatuhkan kepalanya diatas kamus kembali. "Bila berisik sedikit saja. Aku tidak menjamin saat pulang nanti kalian masih keadaan utuh. Dan kerjakan tugas itu segera!" Desis Tao berbahaya.
Kris, Chanyeol, dan Jongin tidak membalas. Ketiganya membuat gesture akan memukul Tao tapi- hanya gesture tidak sungguhan. Itupun dilakukan dibelakang Tao. Ayolah, semua penghuni sekolah tahu sehebat mana Tao saat bertanding Wushu. Tao telah menaklukan jawara tingkat nasional. Kurang apa lagi?
"Kerjakan. Kau kan pintar." Kris melempar kertas soal ke arah Chanyeol. Sedangkan Chanyeol melempar balik ke tempat Jongin. "Kau saja itam. Kau kan jenius."
Jongin membuat wajah bodoh. Hell! Dari ketiganya, dialah yang tidak pernah lulus pelajaran matematika. Tiba-tiba ide kilat menyambar kepala itam Jongin #d(ick) ngakak nulisnya.
Cepat-cepat Jongin menelefon seseorang. "Kyungsoo-ya..." dan mulailah bujuk rayu yang dilayangkan Jongin kepada kekasihnya itu. Do Kyungsoo yang berada dikelas unggulan yang setingkat dengan Jongin. Tentu saja memiliki otak yang jenius. Dan D(ick) turut prihatin karena Kyungsoo memilih orang seperti Jongin yang seluruh hidupnya diabdikan kepada dance.
Flashback off
7 HOURS
Tao melenguh. Entah mengapa suhu sekitarnya terasa lebih hangat. Perlahan, Tao membuka mata. Merasakan dirinya terbaring pada sesuatu yang empuk.
Tao akan bergerak sebelum dia sadar ternyata ada tangan yang melingkar diperutnya dari belakang. Tao berpikir sejenak. Kemudian, tatapannya menyenduh. Siapa lagi orang yang memeluknya, selain Kris.
Tao tidak berniatan lagi melakukan pergerakan. Pelukan Kris terasa nyaman, apalagi hembusan nafas hangat yang menerpa tengkuk Tao. Rona merah menjalar dipipi pucat Tao. Memikirkan wajah Kris yang begitu dekat dengan dirinya sekarang. Dan betapa eratnya pelukan Kris padanya. Sama dengan waktu itu.
7 HOURS
Flashback
"Jangan ada yang berani keluar jalur, mengerti!" teriak Cho seosangnim lantang. Atau kita sebut nama lengkapnya Cho Kyuhyun. Siswa-siswa kelasnya tidak ada yang membalas, dan Kyuhyun menajamkan matanya ke arah trio WAKA WAKA. Kyuhyun berdecih. Jangan kira karena selama ini yang selalu berhadapan dengannya lelaki berwajah datar, Kyuhyun tidak tahu menahu wajah licik trio itu.
"Kris, Chanyeol, Jongin! Kalian selalu berada didekat seosang tidak lebih dari 5 meter!" dan terdengarlah dengungan lalat yang keluar dari mulut ketiganya. Kyuhyun tersenyum menang. Kelas mereka memilih perjalanan ke Gyeongbok Palace. Salah satu istana utama dan terbesar yang didirikan sejak Dinasti Joseon.
Meski mengajar matematika, Kyuhyun sangat menyukai hal-hal berbau sejarah. Tidak apa mereka mengeluarkan uang lebih, toh, semua siswa kelasnya tunduk pada Kyuhyun. Dan pada malam hari, arak khas Gyeongbok sangat terkenal akan kelezatannya. Kyuhyun ingin sekali mencoba tetapi tidak untuk para muridnya. Mungkin Kyuhyun akan menyuruh siswanya tidur semua baru dia pergi meminumnya. #smirkKyu
"Semuanya tidur, tanpa terkecuali!"
"Nde. Seosangnim!" seru semua serempak. Kemudian satu persatu masuk ke kamar yang telah ditentukan kecuali tiga orang. Kris, Jongin, dan Chanyeol.
"Kalian juga bodoh!" hardik Kyuhyun tanpa berperasaan.
"Tidak bisa." Sahut Jongin.
"Kenapa, heh?!"
"Bukankah seosangnim yang bilang, kami tidak boleh jauh dari 5 meter dari seosangnim. Jadi, kami akan selalu berada didekat Cho seosangnim!" ujar Chanyeol bangga, tidak lupa senyum lima jari khasnya.
Kyuhyun berkacak pinggang. "Kalau begitu, tidak untuk malam hari." Jongin, Chanyeol, dan Kris saling berpandangan. Kris menaikkan sebelah alisnya. "Baiklah kalau begitu, selamat malam Cho seosangnim..." nada manja yang berat dibuat oleh Kris.
Kyuhyun rasanya ingin muntah.
Tapi syukurlah ketiga orang aneh itu berlalu dari hadapannya. Ponsel Kyuhyun bergetar. "Ya. Datar. Aku segera ke sana."
...
Warning! Momen KiHyun. (Maafkan author yang tidak bisa menahan diri untuk menulis pair ini. Bila tidak suka, trus saja bergerak ke bawah. Ini hanya sedikit)
Kyuhyun tergesa-gesa menuju kedai tradisional yang berada didekat pinggir gunung dibelakang Istana Gyeongbok. Kyuhyun beberapa kali menggosok kedua tangan yang berbalut sarung tangan berbahan wol pemberian si wajah datar ke pipi gembil nya.
Kyuhyun melihat ke sekitar. Ternyata pada malam hari kedai ini ramai pengunjung. Seorang lelaki yang telah lebih dahulu duduk melambai ke arah Kyuhyun. "Tch. Si wajah datar itu." Decih Kyuhyun.
Kyuhyun duduk berhadapan dengan si lelaki. "Kau sudah memesan arak nya?" lontar Kyuhyun. Lelaki itu mengangguk sekilas.
"Wajahmu pucat." Kata sang lelaki. "Benarkah? Ugh! Disini sangat dingin Bum." Keluh Kyuhyun. Wajah dingin yang selalu dia gunakan untuk menakuti siswanya luntur sudah didepan lelaki berwajah datar itu. Kyuhyun lebih kepada- bermanja.
Kibum terkekeh. Dia mengusap pipi Kyuhyun. "Kau jadi seputih salju. Aku sangat menyukainya." BLUSHHH. Wajah Kyuhyun memerah sempurna. "Ja-jangan menggoda ku flat! Kau yang dijuluki Snow White saat jaman sekolah dulu." Elak Kyuhyun.
Pelayan kedai itu meletakkan satu botol arak beserta gelasnya yang sama-sama terbuat dari keramik kuno. Kyuhyun mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
"Jarang-jarang kau bersikap sopan."
"Berhenti mengataiku flat! Ayo minum!" Kyuhyun menuangkan arak dari botolnya ke gelas nya. Dan langsung meminumnya- sendiri. Kyuhyun menjilat bibir bawah dan atasnya. "Nikmat sekali. Tubuhku menjadi hangat." Riang Kyuhyun.
"Kyu, kau melupakan aku?" Kibum membatu dengan gelas kosong yang masih berada digenggamannya. Dia kira Kyuhyun tadi akan menuangkan ke gelasnya terlebih dahulu.
"Tuangkan saja sendiri flat!" Kyuhyun meminum lagi gelas keduanya. Kyuhyun benar-benar diawang-awang saat meneguk minuman nikmat itu. Kibum meletak kasar gelasnya. Menatap Kyuhyun datar.
Kekasihnya itu benar-benar mengacuhkan Kibum. Semabuk apapun pasti Kyuhyun akan menuangkan ke gelas minumannya.
"Kau sangat menyukainya?" coba Kibum bertanya.
Kyuhyun mengangkat teko arak itu tinggi. Langsung meminum dari corongnya tanpa menuangkan lagi. Kibum baru sadar Kyuhyun telah meminum hampir semua isi teko arak itu.
"Hik... aku... Hik... sangat menyukainya... Hik..." nada bicara Kyuhyun khas orang mabuk. Pipinya merah padam. Tangan Kyuhyun melayang-layang mengangkat teko itu. "Hik... habis... Bum... Hik..." Kyuhyun memasang wajah sememelas mungkin.
Kibum mencubit pipi Kyuhyun, dia tidak menyangka Kyuhyun sangat jatuh cinta dengan arak itu. "Aku pesan kan satu lagi, okay." Kyuhyun mengangguk senang. Gigi putih nya tampak semua.
"Yeeee! Baby, appa mu memesankan satu arak lagi! Hik... Hik... kita akan minum sampai malam! Hik... Hik..." cerocos Kyuhyun seraya memegangi perut yang berbalut jaket tebalnya. Kibum tertegun. Baby?
"Baby? Apa maksudmu Kyu?" tanya Kibum hati-hati.
Kyuhyun berpindah tempat ke sebelah Kibum. Bergelayut manja dilengan kekasihnya. Kyuhyun mencium berkali-kali pipi Kibum. Menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam ke bahu Kibum. Tingkah Kyuhyun sangat-sangat menggemaskan. Tapi, Kibum harus menahan hasratnya untuk tidak menyerang Kyuhyun sekarang.
"Bumie-ah... sebenarnya aku sedang hamil dua bulan. Aku baru tahu dua hari yang lalu. Hamil anak kita!" seru Kyuhyun.
"Be-benarkah?" Kyuhyun mengangguk cepat.
"Kita pulang." Kyuhyun merenggut, "Mana araknya? Aku ingin arak lagi!" teriak Kyuhyun. Kibum tidak menghiraukan Kyuhyun. "Seharusnya aku memarahi mu Kyu! Sekarang, kita pulang!"
(Udah. Selesai kok momennya. Dan maaf jika panjang juga. Abiss. Author ketagihan KiHyun)
To Be Continued...
Make A Review, please?
Semakin banyak review maka D(ick) akan publish dua chapter sekaligus !
