T.H.T.P

(Time Heals The Pain)

Cast: Baekhyun, Chanyeol, Kris, Sehun, Jongin, Kyungsoo, Luhan

Pairing: Chanbaek [main]

Length: Chaptered

Genre: BL, romance, drama

.

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

.

Byun Baekhyun, namja berusia 18 tahun itu tidak pernah merasa lebih bahagia dari pada hari ini, dimana ia menghadapi kenyataan bahwa ia akan satu kelas dengan Park Chanyeol, namja dingin yang dulu pernah menjadi sahabat terbaiknya. Dulu saat Chanyeol pertama kali pindah ke seoul ketika mereka masih sama – sama berusia 15 tahun, Baekhyun merupakan orang pertama yang mengunjungi rumahnya, menjulurkan tangannya dengan senyum manis dibibirnya dan memperkenalkan dirinya dengan ceria. Sejak hari itu mereka menjadi sepasang sahabat yang selalu bersama, dimana ada Baekhyun, disitu pasti ada Chanyeol. Chanyeol adalah pribadi yang sangat menyenangkan, ia selalu berusaha membuat Baekhyun tertawa dengan leluconnya, ia juga selalu melindungi Baekhyun dalam keadaan apapun, karena bagi Chanyeol, Baekhyun adalah sahabat terbaiknya. Namun itu dulu, sebelum kejadian itu memukul tulang kepala Chanyeol dengan telak. Hari dimana Chanyeol mulai menyadari jika ia menyayangi Baekhyun lebih dari seorang sahabat, hari dimana ia tak menghiraukan kedua orang tuanya yang memintanya untuk mengantarkan mereka kebandara namun ia justru lebih memilih memenuhi permintaan Baekhyun untuk bersepeda bersama hingga ia berencana akan menjadikan Baekhyun miliknya saat itu, hari yang sama dimana ia melihat kedua orang tuanya terbujur kaku didalam sebuah peti, dan hari itulah, hari dimana Chanyeol berubah menjadi seseorang yang menyeramkan. Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal akibat keadaan appanya yang begitu lelah dan tidak bisa berkonsentasi dengan kemudinya. Jelas bukan salah Baekhyun, karena namja kecil itu sama sekali tidak tau tentang penolakan Chanyeol terhadap permintaan orang tuanya, Chanyeol pun sadar jika ia tidak bisa menyalahkan Baekhyun. Namun ada rasa nyeri didasar hatinya setiap kali ia melihat Baekhyun, ia kembali teringat dengan kejadian dua tahun lalu, dimana orang tuanya meregang nyawa ketika ia sedang bersepeda ria dengan orang yang dicintainya. Rasa sakit itu bertambah berkali lipat karena pada kenyataannya ia masih mencintai namja yang sangat tidak ingin ia sakiti disisa hidupnya. Dan alasan mengapa Chanyeol berubah menjadi dingin kepada semua orang terutama Baekhyun adalah, ia hanya sedang menghukum dirinya sendiri, ia tau ia sudah menyakiti banyak orang dimasa lalu, bahkan ia mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai pembunuh orang tuanya, ia hanya tidak ingin menyakiti orang lain lagi, terutama Baekhyun.

"Chanyeol.." Baekhyun berdiri tepat disambing bangkunya, mengukir sebuah senyuman manis dengan lengkungan indah dimata bulan sabitnya

"kau ingin pergi kekantin denganku tidak?" Baekhyun bertanya dengan menelengkan kepalanya, terlihat sangat menggemaskan dimata Chanyeol, namun sesuatu menahannya untuk tersenyum

"ayolah Chanyeol, kau sudah tidak pernah mau pergi denganku, jangankan pergi bersama, kau bahkan tak pernah menyapaku. Hampir setiap hari kau kerumahku namun kau seperti tak pernah menganggapku ada ck" kedua orang tua Chanyeol dan Baekhyun memang bersahabat, dan selepas kepergian orang tua Chanyeol, nyonya Byun meminta Chanyeol dan Kris(Hyungnya) untuk sering berkunjung kerumah mereka yang notabennya bertetangga. Chanyeol akan datang pagi – pagi untuk sarapan dan malam hari untuk makan malam. Sedangkan kris hanya akan datang dimalam hari, itupun jika urusan kantornya tidak sedang menumpuk.

"mengapa kau ingin sekali aku menyapamu?" pemuda tampan itu akhirnya buka mulut tanpa menoleh kearah Baekhyun yang tengah mengembangkan senyumnya, ini pertama kali Chanyeol mau berbicara padanya setelah dua tahun ia selalu menghindar untuk terlibat dalam obrolan bersama Baekhyun

"karena kita sahabat! Tentu saja. Sahabat baik, iyakan?" Baekhyun terlihat sangat bahagia

"itu dulu Baekhyun, tidak dengan sekarang." Chanyeol berkata sangat dingin, menusuk baekhyun tepat dihatinya. Baekhyun menundukkan wajahnya yang mulai basah dengan air mata. Hatinya benar – benar sakit, kehilangan Chanyeol sebagai sahabat terbaiknya adalah hal terburuk yang Baekhyun harap bisa ia hapus dari hidupnya.

"dan aku bukan orang yang ingin hidup dimasa lalu."

BOHONG. Bahkan Chanyeol-pun menertawakan ucapannya sendiri dalam hati. Ia bahkan masih menyimpan perasaannya kepada Baekhyun yang membuatnya sesak setiap hari, masih selalu terbayangi oleh kenangan masa lalu yang sepertinya enggan pergi dari hidupnya.

"kupikir kau tidak akan pernah melupakanku sebagai sahabat. Sejak dua tahun yang lalu, kau selalu menghindariku, kau berubah menjadi dingin, kau menjadi Chanyeol yang brengsek, yang selalu mabuk – mabukan, selalu pulang malam bahkan kadang kau tidak pulang"

Kau benar Baek, aku brengsek, anak mana yang dengan tega menolak permintaan orang tuanya hingga membuat mereka meninggal untuk selamanya, Chanyeol tersenyum kecut.

"aku benar – benar kehilanganmu Chanyeol, mana Chanyeol yang dulu? Yang selalu melindungiku, yang selalu ada disampingku." Baekhyun terisak kecil dengan bahu yang bergetar hebat. Bersyukur keadaan kelas tengah kosong kecuali mereka berdua.

"katakan Chanyeol, jelaskan padaku. Apa aku membuat kesalahan? Kalau iya maafkan aku dan jangan menghukumku seperti ini."

"berhentilah menangis. Kau terlihat menyedihkan." Chanyeol tersenyum remeh meskipun hatinya ikut menangis pilu melihat sosok kecil itu terisak didepan matanya. Baekhyun menunduk dalam dan meremas ujung seragamnya sendiri, mencoba meredam isakannya yang mungkin didengar orang.

"Chanyeol..a-aku mohon jangan menghukumku seperti ini, a-aku akan menuruti maumu asal kau mau memaafkanku dan mau menjadi sahabatku kembali." Alis Chanyeol terangkat, sedetik kemudian ide gila muncul dikepalanya, ia tak begitu yakin, namun ia harap Baekhyun akan berlari menjauhinya ketika mendengar kemauannya. Ia berdiri dari tempat duduknya dan mendekat kearah Baekhyun, menyisakan jarak 5 cm dari wajah namja kecil itu. Ia mengangkat dagu Baekhyun dengan telunjuknya, memaksa Baekhyun untuk mendongak dan menatap matanya, kemudian ia mempertipis jarak diantara mereka hingga kedua hidung itu menempel dengan sempurna. Baekhyun menutup matanya dengan takut, ia berfikir Chanyeol akan memukulnya atau sesuatu yang menyakiti fisiknya saat ini juga.

"kau ketakutan Byun Baekhyun?" Chanyeol berkata pelan dengan suara berat, begitu lirih namun menusuk telingga Baekhyun dengan keras. Namja kecil itu menggelengkan kepalanya dua kali, kemudian membuka matanya dan masih mendapati Chanyeol menatap lurus dimanik matanya.

"aku...ingin..." Chanyeol berkata pelan sekali dan kelewat tenang sambil terus menatap Baekhyun seakan mengulitinya.

"kau menyerahkan dirimu, dimalam minggu nanti..." Chanyeol menggantungkan kalimatnya

"dan memuaskanku. Kau tau, wanita diclub malam itu sudah tidak menarik. Aku ingin mencoba lubang lelaki, kurasa ini tidak buruk." Chanyeol menyeringai buas, membuat Baekhyun gelagapan setengah mati. Jujur bukan ini jawaban yang ingin ia dapatkan. Ia lebih memilih mendengar Chanyeol memintanya untuk menjadi sasaran pukulan atau apalah, bukan sesuatu yang menyangkut ini. Jujur saja Baekhyun masih sangat polos, oh ayolah ia bahkan tidak sanggup melanjutkan menonton video porno lebih dari dua detik. Dan lagi, ia ingin melakukan ini dengan orang yang ia cintai dan mencintainya, sedikit konyol namun Baekhyun hanya akan melakukan hal ini jika didasari oleh rasa cinta.

"bagaimana tuan Byun?" Chanyeol masih bertahan diposisinya, sambil memegang dagu lancip milik Baekhyun

"a-aku, engg C-Chanyeol a apakah tidak ada hal lain yang b-bisa kau minta selain ini..?" Baekhyun bertanya dengan sedikit ragu, ia benar – bena tidak tahu apa yang harus ia katakan, otaknya seakan melambat untuk diajak berfikir saat ini.

"tidak ada." Chanyeol mengecup bibir Baekhyun dengan cepat dan kembali menyeringai. Sementara namja mungil itu membulatkan matanya dengan sempurna, ia benar – benar terkejut dengan sikap Chanyeol. Baekhyun mengerjapkan matanya berkali – kali ketika dirasa Chanyeol mendorongnya kearah sudut kelas dan menghimpitnya ditembok. Kemudian namja jangkung itu kembali menciumnya dengan kasar. Chanyeol melumat bibir tipis itu dengan gerakan asal, ia sesekali menggigit bibir Baekhyun hingga sedikit lecet dan menggeluarkan darah. Namun ia seakan membutakan matanya dan terus memiringkan kepalanya untuk menyesap bibir itu lebih dalam, tidak peduli dengan Baekhyun yang memberontak dan memukul dadanya berkali – kali. Setelah dirasa nafasnya mulai pendek, Chanyeol melepaskan lumatan itu dengan menatap Baekhyun yang memandangnya dengan pandangan terluka. Keduanya masih terengah – engah. Masih mengatur nafas mereka yang sedikit tersengal, Chanyeol mengusap salivanya yang berceceran disekitar mulutnya kemudian terdiam melihat liquid bening turun dari mata hazel Baekhyun. Namja kecil itu menghela nafas sekali lagi dan meninggalkan Chanyeol begitu saja dengan bahu yang kembali bergetar. Sementara Chanyeol masih mematung disana, melihat punggung itu menjauh dari pandangannya. Sesaat ia menunduk dalam, meloloskan sebulir air dari matanya, "mianhae, Baekhyun-ah.", Ucapnya lirih.

.

.

.

.

.

Kris berdecak sebal menunggu adiknya didepan kampus itu. Chanyeol benar – benar lelet menurutnya, ia sudah hampir menunggu namja itu selama tiga puluh menit namun pemuda bertelinga caplang itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Ia kembali melirik kearah arlojinya, sepertinya menjemput Chanyeol adalah hal terburuk yang pernah ia lakukan.

"Hyung!" terdengar suara teriakan yang sangat ia hafal pemiliknya, akhirnya, katanya dalam hati.

"kau lama sekali, apasih yang kau lakukan?" Kris mulai mengomel ketika Chanyeol sudah berdiri tepat didepannya dengan senyuman lebar

"kau tau Hyung adikmu ini memiliki banyak fans dan yeah mereka benar – benar membuatku pusing karena harus menuruti kemauan mereka untuk berfoto atau blow-"

"tutup mulutmu idiot. Ini sama sekali tidak menarik." Kris melirik malas kearah adiknya yang entah kapan berubah menjadi pervert. Well, Kris tau jika Chanyeol berteman baik dengan dunia malam, karena sesungguhnya ia sendiri-pun juga, namun ia tidak pernah tau jika adiknya sudah menjelma seperti maniak. Chanyeol terkekeh pelan dan menggaruk tengkuknya sendiri.

"oh bukankah itu Baekhyun?" tiba – tiba Kris menunjuk kesalah satu sudut, membuat Chanyeol mau tak mau ikut menoleh. Ia mendapati Baekhyun disana bersama Sehun dan Jongin sedang bercanda dan sedikit tertawa.

"ia bersama dengan siapa?" Kris bertanya kepada Chanyeol atau mungkin kepada dirinya sendiri

"kurasa pemuda yang berkulit tan itu Jongin, dia sahabatku. Tapi pemuda albino itu..aku tak tau. Mungkin kekasihnya atau? Entahlah. Aku tak tau." Chanyeol menjawab dengan cuek

"kau tak pernah pergi bersamanya lagi?" Kris bertanya dengan pandangan penuh selidik, pasalnya ia sangat paham jika Chanyeol dulu bersahabat baik dengan Baekhyun

"tidak. Kau tau Hyung duniaku dengannya sudah berbeda. Bisa dibilang berbeda genre? Haha atau apalah itu namanya." Chanyeol tertawa sumbang yang dihadiahi tatapan aneh dari Kris

"yea, seperti aku dan Suho. Ada kalanya dimana kau akan memandangan orang yang dulu menjadi sahabat terdekatmu sebagai orang asing." Kris bergumam pelan namun masih bisa didengar oleh Chanyeol yang tanpa disadari tengah tersenyum kecut.

"kajja, aku sudah lapar Hyung." Chanyeol membuyarkan lamunan kakaknya dan langsung masuk mobil sport itu disusul dengan Kris yang langsung duduk dikusi kemudi.

Sepanjang perjalanan menuju restoran, Chanyeol tidak bisa berhenti memikirkan Baekhyun, pemuda albino dan Jongin. Ia begitu penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka. Apakah Jongin dan Baekhyun saling mengenal? Dia siapa pemuda albino itu? Ia terlihat sangat akrab dengan baekhyun, terbukti Chanyeol sempat melihatnya mengusak kepala Baekhyun dengan sedikit mesra. Ada perasaan tidak suka yang mencul dibenak namja tiang itu, apalagi melihat cara pemuda tadi memandang Baekhyun dengan tatapan memuja, itu benar – bena memuakkan untuk Chanyeol. namun ia tak mau ambil pusing, bukankah bagus jika Baekhyun memiliki kekasih? Itu tandanya Baekhyun tidak akan merengek lagi kepadanya meskipun itu berarti menghancurkan hatinya sendiri.

Chanyeol membuang nafasnya dengan berat kemudian mengusap wajahnya kasar. Banyak yang menganggu pikirannya akhir – akhir ini, lebih tepatnya dua tahun ini. Ia teringat kata – kata Baekhyun yang bilang bahwa ia kehilangan Chanyeol, pemuda tinggi itu tersenyum pilu, bahkan aku juga kehilangan diriku sendiri, Baekhyun-ah.

"Hyung, bisakah kita pergi ke club saja? Kurasa aku lebih membutuhkan alkohol daripada nasi." Chanyeol berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela

"apa kau sedang dalam masalah?" Kris memicingkan matanya

"ani. Hanya sedang bosan saja kurasa." Chanyeol mengendikkan bahunya dengan cuek, membuat Kris membuang nafas berat

"guerae, lets go jerk." Kris sedikit terkekeh mengatakan hal itu dan dihadiahi tinjuan ringan dilengannya oleh Chanyeol

"lets go, goddess of jerk." Chanyeol menyeringai sementara Kris hanya mendengus keras dengan kesal.

.

.

Sesampainya di club langganan mereka, Chanyeol dan Kris langsung memesan wine kepada bartender. Setelah minuman setan itu sudah tersedia didepan mereka, Chanyeol langsung menenggaknya hingga habis, membuat kakaknya mendecak sebal. Ia benar – benar tidak menyangka adiknya akan menjadi pemabuk berat seperti ini. Setelah menenggak dua gelas wine penuh, Kris berjalan terhuyung kearah sofa dan ambruk disana. Pada kenyataannya ia memang tidak begitu ahli dalam hal – hal yang berbau dengan alkohol dan sebagainya. Ia hanya senang pergi menghabiskan waktunya dibawah lampu disko yang menurutnya cukup membuat otaknya segar tanpa menghabiskan berbotol – botol wine. Berbeda dengan Chanyeol yang hingga saat ini masih kuat untuk menenggak gelas ke enamnya.

"hey! Berikan aku satu gelas lagi bodoh!" Chanyeol berkata disela tegukannya. Ia segera menyambar gelas yang baru saja disodorkan oleh bartender tersebut dan akan kembali menenggaknya ketika seorang gadis menghampirinya dan mencengkeram tangannya.

"tampan, kau sudah terlalu mabuk sepertinya." Gadis itu tersenyum menggoda, sementara Chanyeol memandangnya dengan pandangan sayu

"aku Kim Taeyeon. Siapa namamu, tampan?" gadis itu memegang dagu Chanyeol, memaksanya untuk mendongak. Chanyeol mengoper gelasnya ketangan yang bebas dari cengkeraman Taeyeon dan meletakkannya dimeja bar, kemudian menatap yeoja itu dengan tatapan dalam.

"Kim..Ta-e-yeon." Ucapnya sedikit mengeja, yeoja itu lagi – lagi tersenyum nakal kearah Chanyeol mendengar namanya disebut.

"you're pretty..." Chanyeol menggantungkan kalimatnya, sekedar ingin melihat ekspresi yeoja dihadapannya yang masih setiap memegang tangan kanannya. Taeyeon tersenyum lebih lebar, seperti menyeringai dan juga tersenyum bangga

"yeah you're pretty. Pretty annoying." Chanyeol menghempaskan tangannya dalam sekali hentakan, membuat Taeyeon kaget bukan main kemudian wajahnya memerah menahan amarah. Ia baru saja ditolak oleh namja mabuk didepannya dan itu terasa memalukan baginya.

"pergi dari hadapanku. Kau menganggu waktuku." Chanyeol meraih gelasnya kembali dan meneggaknya sampai habis. Sudut bibirnya terangkat ketika ia melihat Taeyeon menjauh dengan menghentak – hentakkan kakinya dengan kesal.

"sama sekali tak menarik." Detik berikutnya Chanyeol kembali hanyut dalam lautan alkohol.

.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari ulang tahun Baekhyun, dan sore nanti ia akan menggelar pesta kecil – kecilan dan mengundang teman – temannya. Karena kebetulan ini adalah hari sabtu, maka Baekhyun bisa memeulai untuk menyiapkan pestanya dari pagi hari dibantu oleh sahabatnya tercinta, Do Kyungsoo. Sejak perubahan sikap Chanyeol, Baekhyun memang berteman baik dengan Kyungsoo yang juga baru ia temui setelah ia masuk universitas. Kyungsoo dan Baekhyun berada dikelas yang sama pada tingkat pertama dan pada tingkat kedua saat ini, Tuhan sepertinya merestui hubungan sahabat ini dengan baik karena mereka kembali ditempatkan dikelas yang sama yang berarti satu kelas dengan Chanyeol juga.

Saat itu Baekhyun sibuk dengan balon – balon berukuran sedang yang siap untuk dipasang. Namja itu memang tidak mematok konsep tertentu dalam pestanya, lay out kali ini justru terkesan seperti pesta anak berusia lima tahun dengan adanya balon dan pita – pita. Namun ia tak lupa memasang beberapa banner bergambar tokoh kartun kesukaannya, spiderman, dibeberapa sudut. Sedangkan Kyungsoo, ia sibuk menghias kue ulang tahun hasil tangannya sendiri, baekhyun nampaknya cukup beruntung memiliki sahabat seperti Kyungsoo yang pandai memasak, seperti saat ini, semua hidangan yang akan Baekhyun sajikan adalah hasil keringat dirinya sendiri dan Kyungsoo.

"Baek, apa kau pikir hiasan kue ini terlalu berlebihan?" Kyungsoo bertanya dengan mata bulatnya. Baekhyun mengamati kue itu sejenak dan menggeleng dengan senyum tulus, "aniya, itu cantik. Aku suka Kyung,"

"benarkah?" mata namja itu semakin membulat dengan bibir melengkung keatas, puas dengan pujian sahabatnya. Sedangkan Baekhyun mengangguk antusias dibarengi dengan kekehan kecil

"uri Kyungsoo is the best!" Baekhyun lagi – lagi membuat Kyungsoo tersenyum lebar, ia mengacungkan dua jempol tangannya dan memasang ekspresi berbinar yang err cukup berlebihan.

"Baek berhenti membuat lelucon, apakah hiasannya sudah selesai?" Kyungsoo bertanya dengan raut wajah yang dibuat serius, Baekhyun mengecurutkan bibirnya imut kemudian mengangguk.

"ja! Kau mandilah, sebentar lagi pasti appa dan eommamu akan pulang dan teman – teman kita akan mulai datang. Kau harus bersiap." Baekhyun mengangguk patuh dan berlalu menuju kamarnya dilantai dua, sedangkan Kyungsoo berjalan menuju dapur untuk segera membuat jus dan berbagai variasi minuman.

.

.

"HAPPY BIRTHDAY BYUN BAEKHYUN!" semua teman – temannya berteriak riuh ketika Baekhyun baru saja selesai meniup lilinnya. Baekhyun tersenyum lebar dan mengucapkan terimakasih berkali – kali.

"Happy birthday sayang, eomma tidak menyangka, putra eomma satu – satunya sudah besar." Nyonya Byun memeluk erat tubuh Baekhyun dan mencium kening putranya dengan penuh kasih sayang

"selamat ulang tahun, Baekhyun." Kini Tuan Byun yang memberikan ucapan selamat dan mengusak rambut Baekhyun dengan pelan.

"ne gomawo appa, eomma," Baekhyun tersenyum dengan mata yang sedikit berkaca – kaca

"Baekhyunie! Selamat ulang tahun!" Kyungsoo menghambur memeluk Baekhyun dengan erat yang dibalas dengan pelukan yang tak kalah hangat. Setelah dirasa cukup berlovey dovey, Kyungsoo-pun memberikan Baekhyun sebuah kotak kado yang ukurannya cukup besar. Mata Baekhyun berbinar menerima kado tersebut, "woah Kyung! Apa ini?" Baekhyun sangat antusias dan membuat orang – orang disana sedikit terkekeh, termasuk Chanyeol yang berdiri jauh dari kerumunan itu, ia memilih berdiri disebelah meja minuman dan menyimpan tangannya dikedua saku celananya. Memperhatikan Baekhyun yang tersenyum bahagia disekitar orang – orang yang dikasihinya.

Setelah semuanya mendapat kesempatan untuk memeluk dan memberikan kado kepada Baekhyun, mereka mulai menyebar dan menikmati hidangan disana, bebrapa dari mereka memilih untuk mengisi acara dipanggung yang disediakan oleh Baekhyun.

"woah bung, kau datang!" Jongin mengangetkan Chanyeol yang sedari tadi melamun.

"hm" jawabnya singkat

"kenalkan, ini Sehun. Sahabatku juga, dia dari kelas B." Chanyeol memperhatikan namja itu, bukankah dia yang waktu itu mengusak kepala Baekhyun?

"hai, aku Sehun." Ia mengulurkan tangannya dengan senyum ramah, sedangkan Chanyeol nampak ragu untuk menerimanya, ia terlihat menimbang sebentar lalu menjabat tangan itu singkat, "Chanyeol," katanya pelan

"aku baru tau kau bertetangga dengan Baekhyun," Jongin kembali membuka suara, Chanyeol hanya tersenyum miring menanggapinya.

"kau...kekasih Baekhyun? Aku tak pernah melihatmu." Pertanyaan ini tentu saja Chanyeol tujukan untuk Sehun yang dijawab dengan tawa dari kedua manusia didepannya itu

"apa aku terlihat seperti kekasihnya?" Sehun bertanya balik dengan masih sedikit tertawa

"well, aku hanya bertanya." Chanyeol menjawab dengan cukup ketus, membuat Sehun dan Jongin mau tidak mau menghentikan tawa mereka.

"aku sepupunya. Dan aku baru saja pindah ke seoul satu minggu yang lalu. Dulu sewaktu kami masih TK, aku tinggal bersama keluarga Byun dijepang, dan kami memiliki tetangga yang hitam bernama Kim Jongin." Ucap Sehun dengan sedikit usil, sementara Jongin sibuk memelototkan matanya tanda tidak setuju dengan kata 'hitam' yang baru saja Sehun ucapkan. Ada kelegaan tersendiri yang menghampiri hati Chanyeol ketika menerima penjelasan dari Sehun, entah mengapa ia merasa bahagia mendapati kenyataan bahwa Sehun bukan kekasih Baekhyun.

"kau tinggal disini?" Chanyeol bertanya lagi

"yeah..aku baru saja resmi menjadi bagian dari keluarga Byun, margaku berubah menjadi Byun Sehun, karena abeoji dan eommonim mengangkatku sebagai anak mereka, adik Baekhyun lebih tepatnya." Chanyeol hanya mengangguk paham sementara Jongin sudah memencarkan diri dari Chanyeol dan Sehun dan sedang sibuk menggoda beberapa teman yeojanya, ck namja ini.

"Sehunie!" Baekhyun sedikit terkaget ketika melihat Sehun sedang berbincang dengan Chanyeol. Chanyeol yang menyadari Baekhyun sedang berjalan kearahnya dengan sedikit ragu mencoba untuk pergi dai tempat itu. Namun telat, tangannya sudah keburu ditahan oleh Baekhyun.

"Sehun kau dipanggil appa," Sehun mengangguk dan kemudian berpamitan kepada Chanyeol. namja jangkung itu mengangguk dan kemudian menatap Baekhyun dengan jengah

"Terimakasih Chanyeol," Baekhyun tersenyum manis, masih belum melepaskan genggamannya ditangan Chanyeol.

"itu bukan dariku, itu dari Kris Hyung." Baekhyun tau Chanyeol sedang berbohong karena hadiah itu adalah hadiah yang sama ketika dulu Baekhyun berulang Tahun yang ke 16.

"aku pulang." Katanya singkat dan melepaskan genggamannya dari tangan Baekhyun. Namja kecil itu menatap punggung yang makin menjauh itu dengan senyum yang masih terkembang.

.

.

Akhirnya pesta itu berakhir juga. Semua teman – teman Baekhyun sudah pulang termasuk Kyungsoo. Kini tinggal ia, Sehun dan kedua orang tuanya yang tengah berbincang di ruang tengah. Mereka nampak menikmati suasana keluarga itu, kehangatan memenuhi lubuk hati masing – masing, tak terkecuali Sehun, ia merasa amat sangat bahagia bisa berada ditengah keluarga yang menyayanginya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Saatnya mereka semua untuk pergi tidur terutama Sehun yang sudah menguap beberapa kali sedari tadi. Tuan dan Nyonya Byun juga terlihat sangat lelah.

"eomma, bolehkah aku kerumah Kris Hyung dan Chanyeol?" Baekhyun bertanya dengan sedikit mencicit

"untuk apa sayang? Ini sudah malam.." Nyonya Byun menjawab dengan senyuman yang terlihat sekali jika ia sudah sangat lelah

"aku belum bertemu Kris Hyung eomma, aku ingin menagih kado, waktu itu ia berjanji akan membelikanku miniatur spiderman yang aku impikan selama ini. Boleh ya?" Baekhyun sedikit merengek, membuat eomma dan appanya menggeleng heran

"yasudah, sampaikan salam eomma kepada Kris ne, ajak mereka sarapan disini besok pagi." Akhirnya mereka berdua mengabulkannya, membuat Baekhyun mengangkat tangannya keudara, benar – benar seperti anak kecil. Ia-pun segera berlari kecil keluar rumah dan menuju rumah yang tepat berada disamping istananya.

Baekhyun memasuki rumah itu dengan bebas karena memang baik Chanyeol maupun kris tidak pernah menguncinya, ck ceroboh sekali keluarga ini. Dengan langkah pelan ia menuju lantai atas, lantai dimana kamar Kris dan Chanyeol berada. Langkahnya terhenti didepan sebuah pintu besar berwarna putih, tangannya terantuk kedepan untuk mengetuknya. Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka, menampakkan sosok tinggi yang mengenakan kaos longgar berwarna putih dan celana pendek selutut berwarna hitam. Sosok itu sedikit tersentak melihat Baekhyun ada didepannya.

"apa?" Chanyeol menatap Baekhyun dengan sangat datar, sedangkan namja mungil itu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantongnya, sebuah kertas berukuran cukup besar, Baekhyun menyobek salah satu bagiannya dan memberikannya kepada Chanyeol. namja itu menerima pemberian Baekhyun dan membacanya. Sesaat kemudian kepalanya kembali menatap Baekhyun dan berkata, "aku tidak akan menghindarimu lagi,", setelah itu ia hendak berbalik namun tangannya ditahan oleh Baekhyun. Chanyeol menoleh dan memperhatikan namja kecil itu yang terlihat menggigit bibirnya.

"b-bukan itu mauku, c-Chanyeol." katanya sedikit terbata. Chanyeol mengangkat sebelah alisnya dan mulai heran, Baekhyun benar – benar terlihat aneh. Kertas itu memang pemberian Chanyeol sebagai kado dan memiliki beberapa bagian yang bisa disobek, dan dimasing – masing bagian ada sebuah kalimat yang bisa Baekhyun minta kepada Chanyeol. kertas yang tadi Baekhyun berikan kepada Chanyeol itu berisi, 'lakukan sesuatu untukku.', Chanyeol berpikir selama ini Baekhyun sangat tidak ingin ia menghindarinya, oleh karena itu ia langsung berkata seperti tadi. Namun melihat Baekhyun didepannya yang terlihat gelisah ia merasa sedikit penasaran.

"soal permintaanmu beberapa waktu lalu.." Chanyeol mulai menegang

"ini tepat malam minggu yang kau minta. Dan aku berada disini, dihadapanmu." Chanyeol benar – benar ingin bunuh diri saat ini juga, ia tidak mengerti bahwa Baekhyun se nekat ini.

"Baek kau memintaku melakukan sesuatu kan? Aku tidak akan menghindarimu lagi maka dari itu lupakan masalah tempo hari." Chanyeol terdengar sedikit frustasi

"a-ani Chanyeol-a, aku tidak mau kau berhenti menghindariku karena terpaksa. Akulah yang akan menuruti maumu kali ini, aku memintamu untuk melakukan sesuatu, maka lakukan padaku Chanyeol, kumohon jangan menolakku kali ini." Chanyeol mematung ditempatnya, ini benar – benar diluar dugaannya. Ia pikir dengan permintaan seperti itu Baekhyun akan takut dan menyerah, tapi namja mungil ini memang benar – benar sulit ditebak.

Sesaat kemudian Baekhyun mendengar Chanyeol menghela nafas dengan berat,

"kau yakin?" Chanyeol bertanya sekali lagi, namja jangkung itu menghela nafasnya sekali lagi ketika dilihatnya Baekhyun menganggukkan kepalanya.

"masuklah," Chanyeol menarik tangan Baekhyun dengan lembut, dan sekedar informasi, mata sipit Baekhyun sedikit membulat ketika ia melihat Chanyeol tersenyum lembut kepadanya.

Namja jangkung itu mengunci pintu kamarnya dan kemudian membawa Baekhyun menuju ranjang king sizenya. Mereka berdua duduk disisi kanan ranjang, saling menatap dan diam. Chanyeol menangkup wajah Baekhyun dan membawanya mendekat, kemudian ia menempelkan bibir tebalnya tepat dibibir plum milik namja manis bersurai hitam itu. Awalnya hanya kecupan – kecupan lembut yang membuat Baekhyun menegang, namun lama kelamaan Chanyeol membawanya pada sebuah ciuman panas yang memabukkan. Lidahnya melilit lidah Baekhyun yang bergerak amatir, menyesap dan menyedotnya dengan sedikit kuat. Sedangkan pemuda mungil itu mencengkeram pundak Chanyeol dengan kuat, bagaimanapun juga ini pengalaman pertamanya. Meskipun Chanyeol melakukannya dengan cukup kasar, namun Baekhyun tetap menikmatinya, ia bahkan tidak sadar jika saat ini ia dan Chanyeol sudah sama – sama bertelanjang bulat dengan pemuda yang lebih tinggi berada diatasnya, mencumbui setiap inchi tubuhnya dan meninggalkan beberapa jejak disana. Baekhyun bena – benar dibuat gila olehnya, peluh membanjiri tubuhnya dan tanpa sadar ia memekik keras ketika Chanyeol mencium kejantanannya. Ia akan benar – benar melepas keperjakaannya ditangan mantan sahabatnya. Baekhyun kembali fokus dengan kegiatan yang sedang Chanyeol lakukan, tubuhnya semakin panas, ada sensasi menggelitik yang ia rasakan ketika Chanyeol semakin dalam menjamahnya. Ia begitu terbuai sampai – sampai ia tak menyadari ketika Chanyeol sudah bersiap untuk memasukinya,

"AAAAARGKKHH!" Baekhyun menjerit kesakitan ketika Chanyeol memasukkan miliknya dalam satu hentakan. Baekhyun menutup matanya dan merasakan nyeri yang teramat dibagian belakang. Sedangkan Chanyeol hanya bisa meringis melihat raut wajah Baekhyun yang kesakitan.

"kubilang tidak usah tapi kau memaksa, jangan salahkan aku." Chanyeol berucap dingin yang dijawab dengan cengiran sakit dari Baekhyun, tekat namja kecil itu sudah bulat, ia ingin Chanyeol melakukannya karena dengan begitu Chanyeol akan merasa puas dan lega untuk kembali menjadi sahabatnya.

Sentakan berikutnya Chanyeol sudah menggerakkan miliknya dengan amat kasar, ia bahkan beberapa kali menampar pipi Baekhyun yang seperti menahan desahannya. Ia kemudian menyeringai ketika mendengar suara erotis Baekhyun mulai menggema dipenjuru kamarnya.

Tubuh mereka semakin panas, Chanyeol tak henti – hentinya menumbuk titik kenikmatan Baekhyun dengan gerakan brutal, tak peduli dengan rengekan sekaligus desahan yang keluar dari bibir Baekhyun. Sesaat kemudian keduanya mengejang, menandakan sebentar lagi akan sama – sama klimaks, Chanyeol mencabut batang kejantanannya kemudian memaksa Baekhyun membuka mulutnya, setelah itu ia keluarkan cairan kenikmatan itu dimulut hangat Baekhyun. Ia mendesah lega sementara namja kecil itu susah payah menampung sperma Chanyeol.

"telan!" bentaknya, dengan sedikit kuwalahan Baekhyun menelan semuanya, Melihat hal itu membuat Chanyeol tersenyum senang. Setelah dirasa Baekhyun sudah cukup tenang, ia kembali mendekatkan wajahnya kearah Baekhyun,

"kau tau? Jika sudah begini aku tidak bisa berhenti." Chanyeol berkata pelan dengan suara beratnya, membuat Baekhyun menelan ludahnya dengan kasar. Namja kecil itu mencoba memaksakan sebuah senyuman ketika ia berkata, "lakukan semaumu, Chanyeol-a"

Detik berikutnya Chanyeol kembali menghujam lubang Baekhyun dengan gerakan yang semakin liar. Menyatukan kedua tubuh yang sama – sama memanas. Menikmati sensasi yang memabukkan. Ia sengaja melakukannya dengan kasar karena ia marah dengan Baekhyun yang begitu pasrah hanya untuk mendapatkan maafnya, ia marah dengan dirinya sendiri yang dengan tega merebut kesucian orang yang dicintainya dengan cara yang seperti ini.

Tepat di orgasme yang ke lima, Baekhyun terkulai dibawah Chanyeol, namja kecil itu pingsan lebih tepatnya. Sementara Chanyeol ia mengamati wajah Baekhyun yang terlihat sangat kelelahan, mengelus surai lembut itu dengan perlahan. Kemudian ia menjatuhkan badannya tepat disamping Baekhyun lalu merengkuh namja kecil itu kedalam dekapannya. Ia mencium kelopak mata itu yang sudah tertutup rapat dan berakhir dikening basah Baekhyun.

"mianhae Baekhyun-a, jeongmal mianhae.." ia mendekap tubuh Baekhyun dengan erat sebelum kembali mendaratkan kecupan sayang dibibir plum favoritnya.

"saranghae." Ia meneteskan sebulir airmata seiring dengan tertutupnya mata bulat yang baru saja merekan kejadian yang tak akan pernah ia lupakan selama sisa hidupnya.

.

.

.

.

.

To Be Continued...

a/n: Hai guys! this is the second account of /uptoyeol. gatau akun yang itu lagi gabisa dibuka TT jadi kayaknya bakal aktif disini dulu mian yang nungguin chapternya birth of our precious:-( gue gatau beneran kenapa akunnya gabisa kebuka. BTW Gue kembali bawa ff yaoi yang baru dan castnya (selalu) Chanbaek. Hehe gimana kalian suka ga sama ceritanya? Maaf ya gue gabisa bikin adegan NC yang gimana-gimana, segitu aja gue udah merinding sendiri lol oiya beberapa adegan diff ini terinspirasi dari drama reply 1997 kayak misalnya soal kado ulang tahun yang kertas disobek itu hehe tapi ceritanya insyaallah beda kok, ya mirip – mirip dikitlah hehe gatau sih tiba – tiba pengen bikin ff yang Chanyeolnya badboy tapi ga sepenuhnya bad boy wkwk karna gue yakin Chanyeol itu hamba Allah yang baik hahay ohiya karena ini Chaptered, gue mau liat dulu respon kalian gimana, kalo oke, insyaallah update cepet lol makanya jangan jadi silent reader ya? Saran sangat diterima tapi please jangan ngebash, seenggaknya hargain author yang udah berusaha bikin cerita, oke? Kalo misalnya gasuka ya gausah baca yakan:-) well segitu aja promosinya(?) last one, review please? :-)