A/N: Uyee Suzu bisa nulis lagi~ kali ini terinspirasi dari sebuah doujin sekaligus menghilangkan kebosanan di kelas (ini draftnya ditulis di kertas binder loh hohoho~)
Warning: Kependekan, Typo(s), OOC, don't like don't read!
Ansatsu Kyoushitsu (c) Yuusei Matsui
- Hatsukoi ga Owaru by Suzume Ayano -
Kata orang, cinta pertama adalah sesuatu yang berharga. Awalnya aku tak begitu memikirkan hal tersebut. Sampai akhirnya suatu hari aku menyadari satu hal, bahwa aku sudah merasakan cinta pertama. Cintaku yang paling berharga sekaligus cintaku yang paling menyakitkan. Cinta pertamaku bertepuk sebelah tanga, namun melihatnya berbahagia sudah cukup untukku.
Awalnya aku mengira kalau aku hanya sebatas suka kepadanya. Apalagi saat itu aku masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Aku jatuh cinta dengan guruku sendiri. Sebenarnya dia bukan guruku, hanya sebatas anak kelas sembilan yang menjadi mentorku mengajarkan pelajaran sekolah karena pada saat itu aku memang cukup tertinggal.
Ketika aku sudah hampir berada di bangku sekolah menengah atas, barulah aku menyadari perasaanku yang sesungguhnya. Namun rasanya semua itu sudah terlambat. Aku telat menyadari kalau aku telah jatuh cinta. Walaupun memang sekarang ini aku masih memiliki kesempatan karena sampai saat ini ia masih menjadi mentorku.
Tapi aku tahu ia telah jatuh cinta dengan gadis lain, dan aku menyadari satu hal, aku tak akan pernah bisa menyaingi gadis itu. Ia lebih cantik, tentu saja, dan ia jauh lebih baik daripada diriku ini. Apalagi gadis tersebut adalah aktris favoritku. Memang aku baru menemuinya beberapa kali, namun aku tahu aku tak akan bisa menang darinya.
Herannya, rasa cinta itu masih saja belum memudar hingga detik ini. Cintanya kepada gadis itu pun malah kian menguat. Sudah tujuh tahun semenjak aku bertemu dengannya, namun aku masih menolak untuk menyerah. Aku masih ingin berjuang, memperjuangkan cintaku yang bertepuk sebelah tangan.
Seiring berjalannya waktu aku makin menyadari bahwa mustahil untuk memalingkan wajahnya ke arahku. Apalagi yang kudengar kini mereka sudah bertunangan. Dia menceritakannya kepadaku dengan senyuman lebar di wajahnya. Munafik bila aku bilang aku tidak merasa cemburu. Namun yang keluar dari mulutku malah aku mengucapkan selamat kepadanya sekaligus mendoakan yang terbaik untuknya.
Rasanya aku ingin menangis dengan sejadi-jadinya setelah aku mendengar kabar itu dari mulutnya sendiri. Walaupun aku telah berjanji kepada diriku sendiri untuk menjadi kuat, tetapi tetap saja ini terlalu berat untukku. Egois, aku tahu itu. Namun mau bagaimana lagi? Pada akhirnya aku hanya bisa diam saja mengenai hal tersebut.
Tak terasa akhirnya hari pernikahnnya dengan gadis itu telah tiba. Setelah mengumpulkan kekutan dan keberanian, aku memutuskan untuk datang ke upacara pernikahannya. Walaupun terasa sakit, aku yakin kalau ia akan merasa kecewa bila aku tidak datang di upacara yang sangat berharga baginya itu.
"Selamat menempuh hidup baru, Nagisa!" Ujarku berusaha untuk tetap menunjukan senyumanku kepadanya.
"Ahahaha... Terima kasih yah, Sakura-chan!" Balasnya dengan senyuman malu-malu
Saat ini aku hanya bisa tersenyum dan mendoakan kebahagiaan untuknya dan keluarga barunya. Aku yakin suatu hari nanti aku dapat berjalan maju dari hari ini.
At the end I realized not all love story had a happy ending. At the end I realized that his happiness is mine too. I just need to let him go.
- Owari -
A/N: Huwwa akhirnya beres juga *cheers* Sepertinya Suzu gagal nunjukin sikap egois Sakura
Anyway, mind to leave some review(s)?
