Title : Come Back
Author : Hikari Kou Minami
Disclaimer : Eyeshield 21 © Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata
Pair : Hiruma Youichi & Anezaki Mamori
Genre : Romance
Warning : abalness, misstypo, OOC—mungkin, AU Future, fluffy—mungkin.
Dedicated to Tribute to Himeka.
.
For Himeka Uchiha a.k.a Sho-Meka Dixxon Scarlet
.
Mamori berdiri di bawah guguran kelopak salju. Berdiri sambil menatap langit kelabu yang tengah menitikkan butiran salju mungil ke tubuhnya dengan permata biru safirnya. Seolah tak menghiraukan hawa dingin yang menyergapnya, ia hanya mengenakan sweater merah lengan panjang, celana jins panjang dan sebuah boot hitam—tanpa jaket tebal, jas hangat ataupun syal panjang yang tebal. Sejenak, ia pun melirik ke arah tangannya, yang ternyata mengenakan sebuah alat penunjuk waktu—jam tangan.
09.50—waktu yang ditunjuk jam tersebut. Senyum kecil terulas di bibir mungilnya. Masih ada sepuluh menit, batinnya. Pukul sepuluh tepat nanti, orang itu pasti akan datang ke sini, batinnya berkata lagi. Ia akan terus menunggu. Menunggu orang itu untuk datang ke tempatnya berdiri. Menunggu orang itu kembali dari Amerika. Orang itu—Hiruma Youichi.
Mamori mendengar kabar kedatangannya dari lelaki itu kemarin lusa. Kabar bahwa lelaki itu akan datang pukul sepuluh tepat di lapangan SMU Deimon. Dan Mamori yakin, kabar kedatangan orang itu pasti tidak salah. Lelaki itu bukanlah seorang pembohong—untuk urusan tertentu. Ia tahu benar itu.
Sudah dua tahun silam Hiruma menjadi atlit amefuto pro di Amerika, dan sudah dua tahun silam pula, Mamori belum bertemu dengan lelaki itu. Lelaki yang amat ia banggakan—dalam urusan tertentu, dan juga—ia cintai.
Hanya sekedar melalui Facebook dan Twitter, mereka dapat saling berkomunikasi. Saling mengirim pesan maupun DM atau saling menulis di dinding profil maupun saling mengirim mention. Selebihnya—tidak. Dan Mamori rindu bertatap muka dengan lelaki itu secara langsung—tanpa media apapun. Sangat rindu. Hingga akhirnya rasa rindu itupun terobati seketika ketika lelaki itu menelponnya dengan telpon internasional. Mengatakan bahwa ia akan kembali ke Jepang lusa pukul sepuluh tepat di lapangan SMU Deimon. Senyum bahagia sejenak terulas di wajah Mamori ketika mendengar kabar tersebut.
Kini, ia menunggu lelaki itu. Menunggu perkataan lelaki itu untuk menjadi kenyataan di hadapannya. Menunggu dengan berdiri setengah jam di tempat tersebut sebelum waktu yang dijanjikan. Mamori rela melakukan hal itu. Bahkan pada pukul delapan pagi tadi saja, ia sudah ingin pergi ke tempat ini.
Tak henti-hentinya ia melirik jam tangannya. Baginya, waktu sepuluh menit ini terasa begitu lama. Jarum detik terasa berjalan sedikit lebih lambat dari biasanya. Oh, ayolah jam, berjalanlah lebih cepat! Pinta Mamori dalam hati. Sepertinya Mamori begitu rindu dengan sang kapten setan itu.
Gadis itupun menengadah ke langit. Memandangi butir salju yang jatuh perlahan. Memandang dengan wajah sedikit bertanya-tanya. Apakah lelaki itu sungguhan akan datang? Pikir Mamori masih tak percaya dengan telpon dari Hiruma itu. Namun, ia menguatkan hatinya. Tidak. Hiruma pasti akan datang. Pasti.
Dan hati itu semakin kuat tatkala—
Srek.
—sebuah syal panjang berwarna hitam terkalung di lehernya. Melilit lehernya dan memberikan sensasi hangat. Mamori tersentak ketika menyadari siapa si pemilik syal itu.
"Kau mau mati kedinginan?"
Suara datar namun terdengar khawatir itu memutar kembali memorinya.
Suara itu.
Mamori pun membalikkan tubuhnya. Melihat sosok yang telah mengalungkan syal hitam itu—si pemilik syal hitam.
Sosok itu.
Dengan rambut spike pirang yang sedikit dihiasi oleh butir putih salju, sosok itu memandang datar Mamori. Kedua tangannya dimasukkan ke saku jasnya. Leher jenjangnya bersih dari lindungan apapun—bukti bahwa ialah si pemilik syal hitam.
"Hiruma-kun..." gumam Mamori kemudian.
Belum sempat Hiruma menjawab sapaan tersebut, dia sudah—
Greb.
—dipeluk gadis itu dengan erat. Hiruma hanya terdiam—membiarkan dirinya dipeluk gadis itu, tanpa membalas pelukannya. Sungguh memang Hiruma sekali. Namun, lelaki itu luluh juga ketika ia menepuk pelan punggung gadis itu seraya berucap—
"Aku pulang, Manajer Sialan,"
.
—Fin—
.
Author's Note :
Oke, ending-nya emang sumpah abal banget, OOC pula, dan—KENAPA SAYA NULIS YANG BEGINIAN? Orz.
Fluffy-nya mungkin juga nggak bakal ngena. Fail deh kalau buat drabble-fluffy gini. Lebih seneng buat angst sih #digetokpanitia
Maaf, Himeka-chan, fanfic untukmu malah abal gini. Maaf banget ;_;. Oh ya, Himeka, meski kita baru kenal sejak bulan Mei lalu, saya merasa akrab denganmu. Apalagi pas kita saling comment di FB waktu intro dulu, nge-ship HiruMamo dan ngomongin hints-hintsnya serta hal-hal di Eyeshield 21 (ada 162 comments yang bikin saya terharu pas saya buka lagi kemarin :')). Meski kita nggak begitu kenal secara dekat, tapi begitu ngomongin Eyeshield 21, rasanya kita udah akrab banget.
Saya juga mau minta maaf lagi padamu karena kamu belum selesai baca fanfic MC saya yang kamu tunggu waktu itu. Maaf banget. Begitu saya tamatin ficnya, eh malah kamu sudah menghilang dari dunia maya dan dalam kondisi kritis. Bahkan pas tahu kamu sudah meninggal, saya merasa menyesal banget nggak update pas kamu belum pada kondisi kritis :'(
Meski saya nggak kenal kamu secara dekat, saya merasa kamu itu anak yang lucu dan menarik serta dapat diajak gila-gilaan(?). Enak diajak ngomongin Eyeshield juga. Dan saya seneng banget pas comment-comment-an waktu itu :')
Rest In Peace, Himeka.
Saya nggak bisa ngomong banyak lagi. Saya hanya berharap, semoga kamu bisa tenang di alam sana dan segala amal ibadahmu dapat diterima di sisi-Nya. Amin :')
Sincerely, Hikari Kou Minami.
