Ini adalah fanfiksi hasil translasi dari complicado karya lilleline (id 7678006) dengan bahasa Spanyol #yha. Dan dengan sedikit bantuan dari translator di ao3 dengan nama pena meredream yang sudah menerjemahkannya.

.

.

.

.

.

.

.

Rumit!

Original fanfiction by lilleline [ffn] / floralis [AO3] (spanish as original language)

W/ a helpful translation from meredream on AO3. Thankyou very much 3 3

I gain no profit except my happiness to translated this one *love*

.

.

.

Saya telah mendapatkan ijin resmi (dan tertulis serta berstempel cap kaki buaya /g) baik dari author asli maupun author penerjemah ke bahasa inggris, jadi gausah dibikin ribet lah ya. Semata-mata hanya demi kesenangan belaka.

Warn : beberapa narasi disesuaikan karena style yang cukup berbeda antara english dan Indo apalagi Spanyol; tidak sama persis. Tapi tak mengubah inti cerita (mungkin hanya gubahan narasi)

.

.

.


Chapter 1/? : Dia yang paling buruk!


.

.

.

.

.

.

Suara bola yang tertangkap oleh glove tepat di tengah, dapat didengar oleh Sawamura yang berada di bullpen. Dari tribun penonton terdengar gema euforia, -baik sekedar ucapan maupun teriakan, dan berbagai hal lainnya; yang menunjukkan bahwa kamp latihan adalah tempat yang terbaik. Diisi oleh jiwa-jiwa yang bersemangat untuk menggapai mimpi mereka. Asa itu menjadi esa, satu untuk bersinar dan menuntun mereka pada jenjang Nasional. Sawamura pun turut berbagi impian itu. Dia pernah sekali berdiri di atas Koshien. Tak lama kemudian, ia mengambil nafas sebelum dihembuskannya kembali pada udara.

Bagaimanapun juga..,

Koushuu berhasil membuatnya merasa sesuatu sekali, dimana sepasang manik emasnya bertransformasi bagai iris kucing ketika tengah menatapnya. Ia dapat merasakan aura dingin yang seolah dapat menghujami seluruh raganya. Dan dari pembahasan sebelumnya, entah bagaimana Sawamura menerima bahwa ide anggota baru itu tak terlalu buruk ―walau dominan mengintimidasi.

Tetap saja ia mencoba memperbaiki sesuatu yang sempat renggang dahulu, ia ingin menunjukkan bahwa ia tak takut pada adik kelasnya itu. Terutama, membuktikan diri bila dirinya tak mengganggu seperti yang dituduhkan pemuda itu kepadanya. Okumura adalah catcher, jadi akan ia bungkam dengan pitch miliknya

tapi rupanya itu lebih sulit daripada apa yang ia perkirakan.

Ketegangan di antara mereka masih terasa, hingga orang-orang dapat merasakan aura determinasi dari keduanya; sama-sama saling berpikir cara terbaik adalah dengan membuktikan kemampuan.

Kekanakan, jika boleh dibilang, karena relasi antara catcher dan pitcher haruslah berlandas kepercayaan, bukan sebuah kompetisi siapa yang lebih baik di antaranya. Sawamura mengerti lebih dari siapapun, namun ia masih tak dapat memaafkan bagaimana Okumura berbicara padanya pagi itu dimana ia sebenarnya berusaha menenangkan Asada.

"Kau itu sebuah gangguan, bisakah kau berhati-hati dan menyingkir, senpai?"

Aura Sawamura bertambah jahat (?) kala mengingatnya, dan membuat pitch yang paling sederhana hingga Okumura dapat menangkapnya karena terlalu tinggi jalur bolanya.

"Hei, hei!" suara Miyuki mendadak menginterupsi.

"Kau terlalu tegang, Sawamura. Kau membuat pitcher lain gugup, tau."

Sawamura menatap tak terima, "Tapi, Miyuki-senpai! Kenapa aku harus berlatih dengannya?!" protesnya sembari menunjuk ke arah Koushuu. "Dia yang paling buruk!"

Miyuki melengkungkan bibirnya, tersenyum, malah menikmati situasi ini.

"Ayolah, Sawamura! Tak akan ada hasil bila terus berdebat dengan catchermu." jeda "bila kau sekarang ada di mound, apakah kau akan mempermasalahkannya? Ace sejati harus membuang harga dirinya dan membentuk kombinasi battery yang bagus. Jadi, bagaimana jika terjadi masalah? Yang bisa kau lakukan hanya menunjukkan bahwa kau adalah pitcher yang dapat melebihi harapannya."

Sawamura bergetar. Ia tahu perkataan Miyuki benar. Ia hanya terlalu terbawa dengan apa yang ia rasakan pada Okumura, tetapi ketika seseorang melihatnya di bullpen...tak mungkin ia dapat berkonsentrasi! Terlebih, melihat Miyuki tampak biasa saja, ia curiga jika Miyuki pasti mempunyai suatu maksud tertentu di balik semua ini. Ugh!

"Tapi, kau tak mengerti!" Sawamura mengernyit, "dia memprovokasiku! Aku yakin..! Dia...!"

"Itu cukup."

Suara Okumura yang justru terdengar menengahi, membuat setiap orang di sana menoleh padanya. Penutup kepalanya ia lepas dan memandang ke arah Miyuki, "Kupikir cukup untuk hari ini, Kapten."

Usai mengatakannya, ia berdiri dan menjauh seraya melepas pelindung tubuh. Yang paling bingung adalah Sawamura, menggemerutukkan deretan giginya dan mengepal erat, menahan rasa frustrasi.

Dia adalah yang terburuk!

.

.

.

.

Selama makan malam, Sawamura amat terganggu. Tanpa berpikir panjang, ia menelan banyak porsi nasi sekaligus. Okumura duduk beberapa meter darinya dan hanya diam mengunyah makanannya pelan-pelan dengan khidmat, meski tidak demikian dengan Seto, terutama setelah ia mendengar apa yang terjadi di bullpen. Kemudian, dia berbicara dengan temannya, tapi nampaknya tak digubris.

Mungkin situasi antara Okumura dan Sawamura hanya kesalahpahaman?

Karena Okumura belum dipromosikan ke tim utama, -dan bukan seperti mereka akan membentuk battery dalam permainan sesungguhnya, tetap saja, kan, tak mungkin terus-terusan saling menghindar di antara anggota setim.

"Eijun-kun," Haruichi sedikit swt melihat cara makan temannya. Jelas sekali yang terjadi di bullpen sangat berdampak padanya. "Jika kau makan secepat itu, kau akan muntah, dan tak baik untuk kesehatan, kau tau."

Sawamura tak merespon. Ia marah! Sangat marah!

Hingga ia tak menyadari pandangan Miyuki mengarah pada objek pirang dan bermata toska. Ada apa dengan anggota baru yang kurang ajar itu? Baiklah, Miyuki tahu dia juga memang bukan contoh yang baik, namun tetap saja ...terasa menyebalkan.

Sawamura meletakkan sumpitnya dan berusaha menahan daging yang tersisa di mulut agar tak dimuntahkan kembali. Sesekali ia memberi tatapan ganas pada Okumura, yang bahkan tak bergerak atau bereaksi sedikitpun.

Kuramochi memutuskan ikut campur sebelum semua makin memburuk,

"Hei, hei, hei! Tenanglah, Sawamura," ia menahannya dengan melingkarkan lengan pada leher pihak satunya, menyebabkan wajah Sawamura membiru seketika.

"Kita di sini bukan untuk mengganggu anggota baru, bukan? Kenapa kau tak minta maaf untuk menyelesaikannya?"

"HUH?! Kenapa harus aku yang meminta maaf?!" Sawamura menunjuk dirinya sendiri tak percaya. Apa yang dipikirkan oleh Kuramochi? Ia sering mengganggunya selama masih di tahun pertama Seidou, dan dia tak pernah minta maaf karenanya! Di samping itu, bukankah harusnya Okumura yang meminta maaf? Ia tak melakukan sesuatu yang salah!

"Karena kau idiot, idiot! Kau pikir kenapa aku mengatakannya?!" Kuramochi seakan dapat membaca pikirannya.

Sawamura geram, "Aku tak bersalah! Harusnya dia yang meminta maaf atas ketidaksopanannya terhadap senpai!"

"Apa kau yakin?" Kuramochi menatap skeptis, "bukankah kau yang memulainya?"

"A-apa yang kau bicarakan, Kuramochi-senpai? Aku tak dapat mengingat…"

"Sa-wa-mu-ra!" Miyuki bangkit dari kursi dan menghampirinya.

"Tentang masalah yang kau katakan lain hari dengan Okumura, aku tak peduli. Tapi kali ini, kau yang melewati batas."

Sawamura menyadari wajah pemuda yang lebih tua darinya itu perlahan menggelap. "Hari ini di bullpen, kau yang kehilangan kontrol."

Sawamura memandang tak percaya. Bahkan Miyuki sekalipun berada di pihak Kuramochi. Ia tak ingat pernah melakukan kesalahan. Ya, mungkin terganggu akan dirinya sendiri, tapi seharusnya bukan ia satu-satunya yang kena getah. Maksudnya, bukankah Okumura yang membuatnya begini? Bagaimana ia bisa tak tertekan? Namun, tatapan Kuramochi dan Miyuki membuatnya menyerah, mereka tak akan mendengarkan penjelasan apapun darinya.

Ia menggenggam kedua tangannya sendiri.

"Huh? Kemana perginya Okumura?"

Semua orang memandang kursi yang tadinya ditempati si catcher baru, tapi hanya makan malamnya yang tersisa dan tiada siapapun di sana. Seto yang berada di dekat tempat itu menjawab dengan tawa gugup,

"Dia bilang butuh udara segar dan baru saja pergi." ujarnya. Kuramochi mendorong punggung Eijun hingga hampir terjatuh bila ia tak berhasil menjaga keseimbangan.

"Pergilah."

Sawamura tak punya pilihan selain menuruti kemauan mereka. Tapi, sungguh, ada apa dengan situasi mengerikan ini? Ini yang paling tak diharapkan! Mengapa mereka memaksanya sebagai pihak peminta maaf?!

Okumura lah yang semestinya ada di posisinya! Kenapa justru dia yang menanggungnya?!

Ini tak adil. Ia amat membenci ini. Setelah semua histori pembullyan selama tahun pertamanya, ia berjanji akan menjadi senpai yang baik dan tidak semena-mena, lalu membantu agar adik kelasnya merasa nyaman di sini. Entah mengapa semuanya berjalan menjadi serba salah.

Ia berlari dan di tengah perjalanan menemukan Okumura, tepat di samping vending machine. Ia terengah-engah akibat tindakannya tadi.

"Okumura!"panggilnya.

Pemuda dengan rambut blonde sedang mengambil Calpico di penampang keluar mesin tersebut.

"Senpai?"

Sawamura menghapus jarak di antara keduanya, mendekatkan diri -tapi tidak benar-benar dekat- dan mulai berpikir apa yang harus ia katakan. Ya, ya, ya, dia harus minta maaf ( agar Kuramochi dan Miyuki bahagia, haha). Sebelum sempat berujar, Okumura malah mendahuluinya,

"Jangan khawatir, tak perlu bilang apa-apa. Permintaan maaf diterima."

Huh? Bagaimana dia tahu? Apakah ia sempat mendengar konversasi antara dirinya dengan Kuramochi?

Di sisi lain, Sawamura menghela nafas, mungkin saja masalah antara mereka mulai memasuki titik resolusi, namun sekali lagi, Okumura menyerobot gilirannya bicara,

"Tetapi," ia memegang Calpico miliknya dan berada tepat di sisi siswa tahun kedua, "aku tak ingin terlibat denganmu lagi. Akan kuminta Miyuki-senpai tak memasangkanku denganmu selama latihan. Kupikir kau adalah orang yang pantas, namun kau hanya menunggu kesempatan, dan kau gagal mengejutkanku. Di levelmu sekarang, mustahil dapat melampaui Furuya-senpai. Kau tahu, kan?"

Ia berlalu, tak sadar kata-katanya barusan membuat seseorang terluka dan melanjutkannya,

"Jika aku adalah kau, aku akan menyerah menjadi ace."

Sawamura tak berbicara lagi, hanya kembali mempertemukan deretan gigi dan nampak kesal. Ketika ia berbalik, sosoknya tak lagi terlihat. Ada apa sih dengannya?

Dia yang paling buruk!

.

.

.

.

.

Bersambung.

.

.

.

.

a/n : baru pertama kali nerjemahin fik bahasa planet lain (?). Awalnya aku baca yang versi asli gaes, pake spanish. Bisa dikit, tapi tetep puyeng. Dulu sempet belajar spanish tapi berhenti di tengah jalan soalnya mendadak kepincut bahasa latin (?) Waktu ngubek AO3 eh ada yang bikin translatenya ke english ternyata, yaudah langsung gabut minta ijin nerjemahin ke bahasa Indonesia karena fanfiksi ini sangat indah buat gw, itung2 aja koleksi arsip Daiya Indo nambah~ #OHOK #GA.

Rencana mau translate satu karya lagi (kousawa as always, hohoho), kebetulan humornya bagus karena diselingi bumbu persahabatan Eijun dan Raichi pake bahasa sms (?), tapi belum ada respon dari authornya. Kalau ga diijinin ya gpp gue taro di bookmark dan dibaca sendiri aja udah bahagia #GAPENTING. .

Terimakasih banyak untuk lilleline dan meredream! Atas ridho Tuhan YME dan kalian (?) saya bisa bikin fanfiksi ini buat asupan. Dan terimakasih juga buat yang baca ;) #kecupinsatusatu /ga

thanks for read

siluman panda