Himeko kesal menunggu. [BossHime]

Disclaimer : Shinohara Kenta, Romance. T


Matahari kembali ke peraduannya. Awan yang bergantung di atas sana mulai memudar. Dan perlahan, malam pun datang.

Himeko berjalan menyusuri jalan kecil sekedar cuci mata ―juga bosan. Ia sedang kesal karena Bossun tak kunjung pulang sejak sore. Katanya ada banyak laporan yang harus selesai malam ini juga.

Padahal, kemarin Bossun berjanji akan menemaninya malam ini.

Himeko menemukan kerikil yang ia temukan di jalan. Menendangnya dengan perasaan dongkol.

Sibuk. Sibuk. Sibuk.

Kenapa Bossun sangat sibuk hingga tak punya waktu untuknya?

Hah.

Himeko menghela nafas lelah. Percuma saja ia memarahi kerikil, kerikil itu tak akan memberinya jawaban apapun.

Himeko memutuskan singgah sejenak di sebuah taman. Taman, tempat pertama kali ia mengenal siapa sosok Bossun sesungguhnya. Waktu itu, Bossun dengan sok berniat menghajar orang-orang yang mengganggunya ―ujung-ujungnya ya Himeko yang harus turun tangan.

Bossun telah menolongnya.

Ah, betapa manis mengingat saat itu.

Himeko memilih duduk di sebuah ayunan disana. Besi itu berderit pelan ketika Himeko mulai memosisikan dirinya. Himeko mengambil ponsel di saku jaketnya. Jemarinya menggeser layar ke ikon amplop. Ia meninggalkan pesan untuk Bossun jika dia sedang berada di taman. Lalu dimasukkannya kembali ponsel miliknya.

Betapa Himeko berharap Bossun menghubunginya, mengajaknya mengobrol barang lima menit ―atau setidaknya mengiriminya mail dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

Sendirian memang tidak enak. Bossun yang mengatakannya. Tapi, lihat sekarang...siapa yang meninggalkannya?

Meski Himeko tahu Bossun sibuk demi mencari uang juga. Demi masa depan mereka. Tapi, tetap saja kurang rasanya. Tak bertemu seintens ketika sekolah menengah atas dulu.

Sesak.

Begitu sesak.

Ingin Himeko melompat ke tempat kerja Bossun saat ini juga. Tapi..untuk apa?

Apakah ia harus menunggu Bossun hingga pagi?

Oh, ayolah.

Himeko merapatkan jaketnya saat angin malam berhembus lebih kencang. Melihat bintang-bintang di atas sana. Malam ini cerah, mereka bersinar dengan indah. Namun tetap tak seterang Bossun dalam hatinya.

Himeko tidak mungkin kembali pulang. Kakinya malas melangkah lagi. Ia hanya mengeratkan genggamannya pada rantai ayunan.

Biarlah dia menunggu hingga pagi.

Siapa yang peduli.

Himeko mulai mengantuk ketika malam semakin larut. Sepertinya ini sudah jam tidurnya. Hingga akhirnya, ia terlelap sepenuhnya ―dengan posisi duduk di ayunan.

Tanpa Himeko tahu, Bossun telah berdiri di depan taman. Pemuda itu menghampirinya yang telah terlelap. Setengah berjongkok melihat wajah Himeko yang damai. Sungguh pemandangan yang langka. Ia tertawa tanpa suara dan mengecup penuh kasih kening mantan berandalan itu.


-end-


A/N : WOGH HAHA GABISA GW BAYANGIN BOSSUN JADI PEKERJA KANTORAN EBUSET KO JADI ROMANTIS PULA AAAAAAAAAAAA /terjunpayung(?)

Terinspirasi dari lagu Yokaze no Shiwaza tapi versi hosyang-hosyang yang dibawain ama Ju JingYi. Pas pertama kali liat JingYi nyanyi ini rasanya adeeeeeeeeem banget/5

Silahkan keripiknya :'v

Panda Dayo, de wa.