Author hanya ingin menggambarkan perasaan author dan teman-teman Basara (ya ampun! Benar-benar hobi berkayal gua!). Yah, sekalian melupakan masalah yang lalu... hiks... #authorgalau

Akh! Abaikan kegalauan author!

Dan awalnya banyak kesalahan. Tapi sudah diperbaiki!

"Basara Poetry"

Disclamer: Sengoku Basara (c) Capcom

Rate: T (Jaga-jaga!)

Genre: POETRY & HUMOR. Bisa juga untuk beberapa genre seperti romance, familly, friendship, dan kawan-kawan sesama genre(?)!

Warning: Hobby Author (OOC), Less Feelings, TYPO, Gaje, dan masih banyak lagi yang tiba-tiba saja muncul. Don't like? Don't read! And please! Don't blame!

Pasukan Baja, dipimpin Oyoy!
Langsung aja, ente Enjoy!


Setia Akan Monyet!
By. Ishida Mitsunari (Untuk Hideyoshi-sama Terjintah!)

Dia selalu bersamaku!
Dia selalu menyemangatiku!
Dia selalu tersenyum untukku!
Dia bagaikan menjintah-iku!

Aku akan selalu setia padanya!
Tak akan kulewati satu hari pun dengannya!
Nyawa ini akan kuberikan padanya!

Sekalipun Sarutobi akan menjadi monyet seutuhnya...
Aku akan tetap setia...
Pada monyet terjintahku!


Seusai puisi dibacakan, Mitsunari menggila selayak Yukimura, "HUOOOOOOO! HIDEYOSHI-SAMAAAAAA!"

"Apa-apaan puisi ini Mitsunari?!" bentak Hideyoshi. Sasuke yang kebetulan lewat ikut membentak, "Sialan kau, Ishida-danna!"

Mitsunari kembali ketempat.

Kasuga maju ke depan dengan malu-malu. Ia berdehem. Lalu mulai membacakan puisinya.


Mawar Biru
By. Kasuga (Untuk Kenshin-sama Ter-cayank!)

Aku berjalan di sebuah taman bunga...
Bunga mawar di hari itu tampak indah...
Dan aku pun ikut bersemi!

Saat itu... Ku lihat seseorang...
Dia begitu tampan...
Berani...
Dan tenang...

Aku menghampirinya...
Dia pun menghampiriku...
Dia langsung menggendongku...
Aku mengapung tiada hentinya...

Kelopak bunga mawar ikut menari-nari karena diterpa angin...
Menambah suasana romantisku dengannya...

Hari seperti ini... Tak ingin kuakhiri!
Oh~ Mawar biruku!


Kasuga menutup puisinya. Lalu ia berteriak, "KYAAAAAAH~ KENSHIN-SAMAAAAA!"

Kenshin, yang tadi sempat muntah darah akan beberapa baris, berkata sinis, "Thor, kayaknya ente bahlul salah buat puisi deh!"

"Hei Kenshin! Ente tahu siapa ane?" tanya Alen sambil melambai-lambaikan (?) rambutnya.

"Siapa?"

"Saya Haji Tutung!"

"Oh! Maaf, maaf!" Kenshin pasrah. "Tapi, bukannya kau Kristen thor?"

"Wokeh! Saya Pandeta Tutung!"

"Em...? Hah~ Terserah lo deh thor!(Makin aneh aja thor!)" Kenshin semakin pasrah.

Sementara itu Author cuek. Di saat itu pula Kennyo maju dengan riang untuk membacakan puisinya.


Kinsen
By. Kennyo (Untuk my money terjintah!)

Siapa yang tak kenal rupamu...
Kau selalu berada di dekapanku!
Kau selalu berkilau!
Memanjakan mataku di tiap waktu!

Karena sifatku yang dermawan...
Ku selalu membagikanmu...
Sebab kuingin bagikan kebahagiaanku...
Kepada orang lain...
Karena itulah banyak yang bekerja untukku...

Oh, uang...
Seandainya tidak ada engkau...
Apa yang akan terjadi padaku?
Kaulah kilauan bagi dunia ini!


"UAAAAAAAAAANG!" jerit Kennyo dengan fanboying. Dan secara mistis, uang 100 yen bermuka kusut, lalu berkata, "Mampus dah saya dicintai ni Kennyot!"

Sekarang adalah giliran Itsuki. Inilah puisi yang ia bacakan :


Kilauan yang Melebihi Emas
By. Itsuki-chan

Setiap tahun selalu terjadi...
Ku begitu menantikannya!
Tak ada yang berharga sepertimu...

Bagiku...
Harganya lebih mahal dari emas!
Seandainya Kami-sama tidak menciptakannya...
Mungkinkah aku mengenalmu?
Mungkinkah aku dapat menikmati dunia?

Padahal...
Bentukmu hanya seperti kapas...
Tapi rasanya seperti surga putih!
Aku berbagai Tsuki diatas Yuki!


"Hoi! Anak kecil berambut tua! You bermaksud ngejek my uang?" tanya Kennyo dengan nada tak terima. Itsuki hanya tertawa kecil.

Lalu, Itsuki berkata, "Aren-neechan! Aku suka kalimat akhirnya! Terima kasih udah bantuin bikin puisi!"

Sambil bermuka purpurnyum (pura-pura senyum), Sang Author yang dipanggil Alen, berkata, "Itu karena kami, orang Indonesia, sulit mencari salju... Khukhukhu..."

Masamune dengan kesel berteriak, "Masuk kulkas sono! Biar tau dingin kayak apa!"

"Eh? Sejak kapan kau disini Masmun?" tanya Alen dengan kaget.

"I'm the next poetry reader you know!"

"Lo baca apa? Untuk Yuki yah?"

"Kagaklah! Sekali-kali gua harus lepas dari Yuki-ku itu!"

Yukimura yang tiba-tiba nongol nunjukkin sok paham tapi sok melas (?) face "Ah~ Masamune-dono, kau bisa saja!"

"Ah~ Yuki-ku~" Masamune ikut-ikut memelas. #IthinkMasMunDahGila

Alen yang kesel langsung teriak, "Udah! Kalau mau pacaran jangan disini! Langsung baca puisi lo, MASMUN!"

Langsung saja Masamune membacakan puisinya.


He Is My Father
By. Date Masamune (Untuk seseorang yang sudah merawatku)

Apa jadinya beta tanpamu...
Beta... Yang tanpa penasihat sepertimu...
Akankah bisa berjaya seperti ini?

Kau selalu membantu sisi kananku...
Juga menuntun sisi kananku...
Apalagi melindungi sisi kananku...
Jika kau tak ada... Mungkin saja...
Beta gagal memimpin...

Kau bagaikan ayahku...
Menjaga...
Merawat...
Melindungi...
Beta merasa sangat bersalah...

Ketika beta menyadari posisimu...
Sebagai mata kananku...
Jika kau menginginkannya... Ambil saja pangkatku!
Sebagai Oshuu Hittou!

I still want to be with you!
You don't die first...
Because... You are my real father!


Kojuro mengacungkan jempol sambil terharu. Ia berlari ke Masamune, lalu memeluknya, "MASAMUNE-SAMAAAAA!" teriaknya.

"O—oi! Kenapa kau, Kojuro!?" Masamune agak bingung akan respon 'mata kanan'nya.

"Masamune-sama memang ketua yang baik! Aku akan tetap menjadi mata kananmu! Masamune-sama tidak usah repot-repot... Kono Kojuro wakai masta!"

Masamune terdiam sejenak. Matanya berkaca-kaca.

Tak lama setelahnya ia ikut menangis, sambil balas peluk mata kanannya sendiri, "HUAAAAAAA! THANK YOU FATHER!"

Jadilah namida party antara Hittou dengan babu :

"HIIIKS! HUWWWAAAAAAAA!"

Kemudian para pasukan Oshuu masuk ke panggung dan ikut nangis bagaikan mereka motong bombay berjamaah,

"HIIITTOOOOOOOOOOUU!" jerit mereka. Alen sebagai pihak ketiga hanya bisa sweatdrop.


Maaf Untuk Teman dan Istri
By. Toyotomi Hideyoshi (Lebihku untuk Nene tersayang)

Maafkan aku...
Selama ini...
Ku tak mengerti arti dari Tomodachi...
Setelah kalung itu menghiasi dadamu...

Ku jadi mengingatnya lagi...
Mengingat masa laluku...
Yang kuanggap tak berarti...

Awalnya tak berkesan...
Akhirnya... Hanya tertinggal penyesalan...
Tetap melihat ke depan...
Tidak melihat ke belakang...
Adalah kesalahan besarku!

Seandainya kusadari kalimat temanku...
Ku pasti masih bersamanya...
Menatap Sakura bersemi di atas Osaka...
Tapi kini... Ku kehilangan semuanya...


"Maafkan aku, Nene-chan!" isak Hideyoshi sesuai puisi dibacakan.

"Iya, tak apa Hideyoshi-sama! Sekarang kan aku bersama Hideyoshi-sama..." jawab Nene dengan senyum. Kemudian ia bertanya heran :

"Bagaimana dengan Keiji-san, serta Hanbei-san?"

Hideyoshi nepok jidat lalu berseru, "Ah! Aku hampir saja melupakan mereka! Jodohkan dah!"

Keiji dan Hanbei yang awalnya berharap-harap dengan jawaban Hideyoshi, kini facepalm berjamaah. Berikutnya, Maria yang membacakan puisi.


India, Jepang, dan Eropa
By. Kyogoku Maria

Awalnya...
Diriku lahir di Negeri Matahari Terbit
Di mana bunga Sakura bersemi
Di mana ku mendapat perlindungan
Empat musim dalam satu negeri
Sampai sekarang tetap mejadi tanah airku

Pertengahan itu...
Negara Eropa mulai berdatangan
Ku menjadi umat Nasrani
Dan ku mengubah namaku...
Menjadi Kyougoku Maria!

Akhirnya...
Ada negara lain yang aku sukai
Tarian dan pakaian indah
Sutera yang lain daripada yang lain
Tak pernah kulihat di negeri ini
India... budaya baruku

Tiga negara... Sudah kuperkenalkan ke negeri ini...
Ini membuktikan bahwa seluruh dunia,
Memiliki budayanya masing-masing...
Alangkah hebatnya dunia!


Sorin termewek-mewek, "Hueeeee! Sugoi ne~ Aku suka bait kedua~ Zabi juga pasti menyukainya!"

"Terima kasih, Sorin," kata Maria. Yoshiteru malah termehek-mehek, "Aku suka bait pertama! Itu menunjukan bahwa kau mengakui tanah airmu sendiri!"

"Aa~ Yoshiteru, kau bisa saja!"

Sambil lewatin adegan Maria menggila (?), Sasuke maju membacakan puisinya...


"Arigatou" Indonesia untuk Coraknya!
By. Sarutobi Sasuke

Corak hitam, hijau, cokelat...
Terlihat di bajuku...
Kalau tiada corak ini...
Mungkinkah akan ada tentara Takeda?

Warna-warna ini membuat diriku tersamarkan...
Kamuflase yang sangat unik!
Seandainya tiada negara sepertimu...
Mungkinkah akan ada corak seperti ini?


Yukimura berteriak membara akan puisi Sasuke, "HUOOOOO! Sasuke! Puisimu yang singkat, namun unik sekali!"

"Hahaha! Terima kasih Sanada-danna!" respon Sasuke eksis.

(Wait! Reader(s), ngomong-ngomong... Corak baju tentara itu buatan Indonesia kan? Kalau bukan tolong beri tahu saya!)

Lalu Yukimura memanas dan mulai terbakar saat membaca puisinya.


Semangat Api
By. Sanada Genjirou YUKIMURAAAA! (Yukimura minta author nulisnya kayak gini!)

Api dalam diriku ini...
Selalu membara!
Melebihi tekad api Naruto!
Melebihi mata api Rock Lee!
Bahkan melebihi panas api Natsu!

Tak ada yang menandingi semangat apiku!
Ku pasti menaklukan siapa pun!
Karena jika diriku mengamuk...
Amarahku melebihi Boboiboy api!

Bukannya ada bak pepatah...
Jika kecil jadi kawan...
Namun besarnya menjadi lawan!
FOYYAAAAAH! SEMANGAAAAAT!


"MERDEKAAAAAA!" tutup Yukimura dengan teriakan membara. Api dari dalam Yukimura semakin besar. Seisi ruangan mulai gosong dan siap menjadi sushi manusia matang! Kalau author bakal jadi Rendang daging manusia. Ada yang mau makan? (Readers: OGAH THOR!)

Naruto langsung saja protes, "APAAN NIH! BAWA-BAWA NAMA GUE SAMA ALIS TEBAL!"

"BETUL! BETUL! BAJUMU KAN TIDAK MENGIKUTI GUY-SENSEI!" protes Lee di sebelahnya. Natsu hanya mengangguk-ngangguk dengan muka tak terima.

"Ya elah! Saya awalnya tidak ingin melibatkan mereka! Setelah saya konsultasi ke klinik Tong Len-Dier (?), saya masukkin aja! Sialan kau, Len-Dier!" kata Yukimura sambil memadamkan dirinya yang terbakar habis tapi tak ada rasa panas apapun dalam dirinya.

"APAA? LEN-DIR? YOU NGEJEK WATASHI GETOH? SAPA EMANG YANG BINGUNG KEMAREN GARA-GARA BIKIN MOCHI SAMBIL HANDSTAND?!" Alen mengejar Yukimura dengan amarah tinggi. Api sepanas 10000000000000000000 derajat Celsius (?) keluar dari tubuh Alen. Seisi ruangan menjadi hitam.

Tak tahan, UFA (Uke Favorite Author{?}) melempar air kearah Sang Aoethor (?). "Fyuh~ Syukurlah~"

"KYAAAAA! KEI-CHAN! THANKS BABY!" memeluk-meluk Keiji.

"O—oi! Mati aku..." Keiji kehabisan nafas.

"Nak? TIDAAAAAAKKK!" Author menangis lebay diatas panggung sambil merangkul Keiji.

Oke! Adegan semakin panas(?)! Sekarang giliran Tadakatsu yang membaca puisinya.


Bzzzzzzt!
By. Honda Tadakatsu

Bzzzzzzt!
Jezzheng!
Buum! Dhhar!
Ngiung ngiung ngiung!
Preeeeet!
Dus.., BUM!
Fuuffff~~


"... Ieyasu... Apasih yang dikatakan Tadakatsu tadi? You paham, no?" tanya Alen ke Ieyasu. Ieyasu menjawab dengan pedenya, "Ooh! Tentu saja tidak... Hanya dia dan Tuhan yang tau!"

Kemudian Ieyasu menapakkan kakinya ke atas panggung. "Baiklah, Tadakatsu. Puisimu bagus sekali! Silahkan kembali kembali ketempat dudukmu!" Ieyasu mengajungkan jempol kakinya (?) ke Tadakatsu sambil memberi komando (?) kembali ketempat.

"BAGUS DARIMANA IEYASU!" semua yang ada dalam ruangan ngamuk terutama Mitsunari.

"Baiklah! Sekarang, giliran saya yang akan membaca puisi! Ehum!"


~Aku Matahari dan Kau Bulannya~
By. Tokugawa Ieyasu (Untuk Mitsun-ku!)

Kau sering dibilang mengerikan...
Kau sering dibilang jahat...
Kau sering dibilang gelap...
Kau sering dibilang tak punya perasaan...

Ku paham akan perasaanmu...
Kau sangat menghormati Hideyoshi-dono...
Kau sangat menghargai Hideyoshi-dono...
Kau juga sangat mencintai Hideyoshi-dono...

Tapi...
Apakah balas dendam bisa menenangkan perasaanmu?
Apakah darah yang bertumpahan bisa memenuhi hasratmu?
Apakah kau siap dibenci dan ditakuti semua orang?

Ya! Mungkin banyak orang akan membencimu...
Tapi ku tetap bersedia menjadi 'matahari'-mu...
Untuk menyinari 'bulan purnama' sepertimu!


Mitsunari menyiapkan tebasan pedang. Ia teriak ga karuan, "Puisi macam apa ini, IEYASUUUUU! LALU CABUT KATA '-KU' ITU!"

Ieyasu yang berlari itu tetap menggoda Mitsunari, "Ahahaha! Maaf yah, Mitsu-chan!"

"ONOREEEE! SINI KAUUUU! DASAR JELEK!"

"Go-GOMEN! TENANG DONG MITSUNARII!"

Sang Author hanya bisa menurut dan berkata, "Lama-lama tanda seru dan capslock gua rusak nih!"

Sepertinya harus ditutup sekarang karena panggung ini akan rusak akibat amukan Mitsunari. Akan dilanjutkan lagi begitu panggung sudah diperbaiki! XD #plaak

Oke! Adakah puisi Basara yang kalian suka? Atau yang membuat kalian nangis bawang putih? Atau mungkin ada yang membuat kalian ngakak sampai lupa cara menangis? (Readers : Jangan sok deh!)

Thank you for reading! Can I get some Review? Or some Fav?

Alen si Radiasi dari Jomesan45