"Mama, aku ingin hidup di negeri dongeng,"
Begitulah ucap Chanyeol kecil kepada ibunya dengan mata berbinar. Chanyeol kecil tidak pernah bosan mengucapkan kalimat itu begitu ibunya selesai menceritakan dongeng sebelum tidur. Kalimat itu seakan menjadi mantra yang menguatkan hati polosnya, bahwa akhir yang bahagia itu adalah mutlak.
Tapi, tidak.
Akhir bahagia tidaklah mutlak. Dan Chanyeol memutuskan berhenti merapalkan mantra saktinya itu.
Saat itu Chanyeol berusia 13 tahun, ketika ia menemukan sebuah buku dongeng yang tergeletak disudut rak buku perpustakaan.
"Ksatria, Sang Putri, dan Bintang Jatuh"
Mata Chanyeol kembali berbinar begitu membaca judul buku dongeng itu. Tanpa pikir panjang, Chanyeol lalu memutuskan untuk meminjam buku usang itu. Buku yang, tanpa sadar, mengatur jalan hidup bocah kecil itu.
.
.
.
donutkim proudly present
"Ksatria, Sang Putri, dan Bintang Jatuh"
.
.
.
Ksatria jatuh cinta pada putri bungsu dari kerajaan bidadari
Sang putri naik ke langit
Ksatria kebingungan
Ksatria pintar naik kuda dan bermain pedang
Tapi tidak tahu caranya terbang
Ksatria keluar dari kastil untuk belajar terbang pada kupu-kupu
Tetapi kupu-kupu hanya bisa menempatkannya di pucuk pohon
Ksatria lalu belajar pada burung gereja
Burung gereja hanya mampu mengajarkannya sampai ke atas menara
Ksatria kemudian berguru pada burung elang
Burung elang hanya mampu membawanya ke puncak gunung
Tak ada unggas bersayap yang mampu terbang lebih tinggi lagi
Ksatria sedih, tapi tak putus asa
Ksatria memohon pada angin
Angin mengajarkannya berkeliling mengitari bumi
Lebih tinggi dari gunung dan awan
Namun sang puteri masih jauh di awang-awang
Dan tak ada angin yg mampu menusuk langit
Ksatria sedih dan kali ini putus asa
Sampai satu malam ada bintang jatuh
Yang berhenti mendengar tangis dukanya
Ia menawarkan Ksatria untuk mampu melesat secepat cahaya
Melepas lebih cepat dari kilat dan tinggi sejuta langit dijadikan satu
Namun kalau Ksatria tak mampu mendarat tepat di puterinya
Maka ia akan mati
Hancur dalam kecepatan yg membahayakan
Mejadi serbuk yg membedaki langit, dan tamat
Ksatria setuju
Ia relakan seluruh kepercayaanya pada Bintang Jatuh menjadi sebuah nyawa
Dan ia relakan nyawa itu bergantung hanya pada serpih detik yg mematikan
Bintang Jatuh menggenggam tangannya
"Inilah perjalanan sebuah cinta sejati," ia berbisik
"Tutuplah matamu, Ksatria. katakan untuk berhenti begitu hatimu merasakan keberadaannya."
Melesatlah mereka berdua
Dingin yang tak terhingga serasa merobek hati ksatria
Namun hangat jiwanya diterangi rasa cinta
Dan ia merasakannya...
"Berhenti!"
Bintang Jatuh melongok ke bawah
Dan ia pun melihat sosok puteri cantik yg kesepian
Bersinar bagaikan orion di tengah kelamnya galaksi
Ia pun jatuh hati
Dilepaskannya genggaman itu
Sewujud nyawa yg terbentuk atas cinta dan percaya
Ksatria melesat menuju kehancuran
Sementara sang bintang mendarat turun untuk dapatkan sang puteri
Ksatria yg malang
Sebagai balasannya, di langit kutub dilukiskan aurora
Untuk mengenang kehalusan dan ketulusan hati Ksatria
.
.
.
TBC
Author's note:
Halo guys, im back with the new fanfic yang terinspirasi dari the great novel, "Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh", written by Dee. The novel is so awesome and im just- okay. Sebelumnya saya minta maaf kalau fanfic2 terdahulu saya ga pernah ada yang update for such a long time. Hal ini dikarenakan saya lagi sibuk persiapan UN and also nyari kuliah sana-sini (and i hope u guys would kindly send me ur prayer). Tapi saya janji (insyaallah) bakal mulai aktif update fanfic nanti pas UN selesai and laptop saya udah bener. The laptop is also one of the reason why i never update my stories. Laptop saya rusak, and i wrote this story on my tab so, doain laptop saya cepet sembuh ya. Doain saya juga semoga UN nya lancar 13 april besok plus snmptnnya keterima, ya. AMIEEEEN
Anyway, enough with the cuap2. And buat para reader? Can u guess who will be the Ksatria, Putri, and Bintang Jatuh? ((hint: this will be a chankaisoo story. SO EASY RIGHT?))
Hehehe see u in the next chapter ((hugs and kisses))
