Holla minna, uchy publish satu lagi fic geje hehe… jadi klo begini, uchy dah publish 2 fic baru dalam satu hari nee#nyengir… belum apa-apa uchy udah nambah banyak utang, tapi gak apalah kan itu lebih baik daripada ide ceritanya disia-siain… :D

DIHARAPKAN BAGI MINNA SEKALIAN MEMBACA POJOK SUARA AUTHOR TERLEBIH DAHULU. KARENA DISANA AKAN DIJELASKAN BEBERAPA HAL PENTING YANG TIDAK AKAN UCHY JELASIN LAGI DALAM CERITA INI

Pojok suara Author :

Sebelum minna pada baca fic ini, uchy mau bilang beberapa hal… disini itu ninja2nya uchy buat gak terlalu kuat, gak ada jurus kuchiyoshe, hilang menjadi kepulan asap, perubahan wujud, dan jutsu ledak-ledakan apalah itu#uchy gak ingat sebutannya… tapi gak semuanya uchy hilangin kok, rasengan sama chidori dan beberapa lainnya ada yang masih bisa ditoleransi. Bahkan keahlian mereka lompat-lompat pohon pun masih uchy pertahankan. Jadi masih ada jutsu-jutsu yang bakalan dimasukin dalam fic ini, yah biar seru gitu^^

Dan karena fic ini mengandung unsur action, mungkin updetannya bakalan sdikit lebih lama. Maklumlah uchy masih bisa dibilang newbie, dan fic yang mengandung action itu bisa dikatakan sebuah tantangan yang… yah sulit lah. Uchy masih harus banyak belajar dan butuh banyak saran dari para senpai sekalian… jadi kalo ada kesalahan mohon dikasih tahu sama uchy langsung

Okeh, dah cukup itu cakap2nya, kita langsung baca ceritanya ajha minna… Selamat membaca^^

.

Disclemer : Masashi Kishimoto

Genre : Adventure/ Crime

Pairing : SasuFemNaru

Rate : M (for Mature)

Warning : FemNaru, newbie, OOC, Tipo's, dll

.

MISSION COMPLETE

Prologue

By : Uchy Nayuki

.

Summary : Mereka yangdiberikan sebuah misi oleh sang Hokage, terpaksa harus meninggalkan desa, dan berbaur di tegah-tengah kehidupan modern. Namun, dalam tugas mereka bertemu dengan seorang gadis, dan akhirnya tinggal bersama dengan gadis tersebut. Lalu, apakah misi mereka akan berjalan lancar? Apa saja yang terjadi ketika mereka menjalankan misi tersebut? Warn : SasuFemNaru

.

DON'T LIKE

DON'T READ

.

Jauh dipedalaman pulau Honshu, tempat yang diapit antara dua perbukitan tinggi. Penuh dengan pepohonan hijau dan bamboo yang tumbuh lebat. Seperti namanya, Konoha, tempat itu berada dibalik dedaunan pohon yang menyembunyikan keberadaannya

Desa dengan penduduk yang sangat minim. Suatu tempat yang sangat sulit untuk dicapai. Perumahannya pun berada dalam kegelapan, terpisah jauh antara satu rumah dengan rumah yang lain. Menjadikan tempat itu seakan tidak ada seorang pun yang pernah menjejakinya.

Banyak orang mengatakan bahwa tempat itu memang hanyalah hutan biasa yang masih dipertahankan keasriannya oleh pemerintah kekaisaran Jepang. Menjadikannya suatu tempat yang tidak boleh dilalui satu pun manusia. Namun sebenarnya, tanpa para pemerintah mengatakan hal itu pun, tak ada seorang bodoh yang berani menjejakkan kakinya disana. Karena mereka tahu, sekali mereka memasuki tempat itu, maka mereka tidak punya kesempatan untuk kembali.

Para penghuninya hanya ada puluhan orang. Ah, bahkan jumlahnya pun sama sekali tidak mendekati angka seratus. Penduduk yang sangat minim untuk tempat yang mereka sebut sebuah desa, apalagi tempat itu berada dalam sebuah Negara metropolitan Jepang yang terkenal akan penduduknya yang lumayan padat.

Tempat ini tersembunyi, dan para penghuninya tidak pernah terlihat sama sekali. Tapi bukan berarti tempat ini tidak diketahui oleh seorang pun. Ada yang menyadari, bahkan sadar bahwa tempat itu berpenduduk. Dan mereka adalah para pemerintah kekaisaran yang telah menjadikan tempat ini sebagai tempat yang dilindungi. Mereka mengetahuinya, meski hanya segelintir saja.

Tapi, kenapa mereka malah mengatakan bahwa tempat itu hanya sebuah hutan? Kenapa mereka menyembunyikan keberadaan tempat itu dari khalayak umum? Dan apa sebenarnya alasan mereka melakukan semua itu?

Para ninja yang diketahui telah punah pada penghujung zaman Edo ternyata menjadikan tempat ini untuk tempat tinggal mereka. Menyingkir dari zaman modern, masih bertahan pada prinsip kehidupan tradisional. Mereka mendidik anak mereka untuk menjadi seorang ninja yang hebat. Menurunkan keahlian setiap klan masing-masing pada sang anak.

Alasan para pemerintah menyembunyikan tempat ini karena itu adalah permintaan langsung dari sang pemimpin desa, yang mereka panggil dengan sebutan Hokage. Dengan penawaran kehebatan para ninja akan dijadikan salah satu senjata militer. Tapi tetap, ninja hanya menerima tugas rahasia. Sebuah misi khusus yang memang hanya bisa dilakukan oleh para ninja saja.

Jika ada satu permasalah sulit yang sama sekali tidak bisa diselesaikan oleh para pemerintah. Maka mereka akan menyewa tenaga para ninja untuk menyelesaikannya. Dan dengan itu, tidak butuh waktu panjang masalah terselesaikan dengan rapi, tanpa jejak sedikit pun.

Namun, tidak semua ninja berakhir menjadi pembantu kemiliteran. Ada yang memberontak, memilih keluar desa dan berbaur dengan khalayak umum. Sebagian dari mereka memilih untuk menyembunyikan keahlian mereka, dan sebagian lagi akan menjadi masalah besar bagi pemerintah. Berakhir menjadi sekelompok Mafia.

Dan hal itulah yang membuat Hokage kelima desa tersebut sekarang benar-benar merasa pusing. Kepalanya penuh dengan gujatan dari para pemerintah yang mengatakan bahwa orang-orang desanya telah menjadi pengkhianat. Dia bahkan tidak yakin bahwa kelompok mafia itu benar-benar berasal dari desanya. Bukan hanya di tempat ini saja para ninja berada. Seharusnya mereka tahu bahwa populasi para ninja itu tersebar hampir diseluruh Jepang.

"Anda tidak apa Hokage-sama?"

Asisten sang hokage pun bisa merasakan beban yang ditanggung oleh atasannya itu. Dia ingat, semenjak kemarin, lebih tepatnya ketika sang Hokage mendapat surat dari pemerintah yang diantarkan oleh salah seorang anbu, mejadikan pemimpin desa tersebut terdiam seribu bahasa. Bahkan perhatiannya lebih terfokus pada selembar surat itu dibandingkan yang lainnya.

Sang Hokage menghela napas panjang, kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kayu yang didudukinya. Matanya terpejam, menormalkan kembali deru napasnya yang sempat memburu. Permasalahan ini sulit, benar-benar sulit, batinnya.

Dia kembali membuka matanya ketika merasakan deru napasnya telah kembali normal. Menegakkan badannya, kemudian beralih menatap asistennya dengan pandangan lelah. Setelah ini, dia pasti membutuhkan berbotol-botol sake untuk menenangkan pikirannya.

"Apa yang harus kulakukan Shizune? Para ninja mafia itu benar-benar membuatku lelah" adunya pada sang asisten. Melupakan jabatannya sebagai seoarang Hokage. Dia tidak sanggup memikirkan tentang hal ini sendiri. Dan hanya Shizune orang yang bisa diajaknya bicara untuk memikirkan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan ini.

Sang asisten terdiam, dalam gendongannya sang babi pun tahu untuk tidak membuka suara saat ini. Dalam seketika, ruangan itu hanya diisi oleh kesunyian. Kedua wanita itu sedang menyelami pemikirannya masing-masing. Namun tentu, dengan objek yang sama, yaitu para ninja yang berakhir menjadi mafia, telah menimbulkan permasalahan yang sangat besar di ibu kota Negara tersebut.

"Tidakkah Hokage-sama ingin mengirimkan beberapa ninja andalan desa untuk menyelesaikan masalah ini?" setelah terdiam untuk waktu yang cukup lama, Shizune akhirnya memilih buka suara. Menatap sang Hokage dengan harap-harap cemas.

Sang Hokage yang mempunyai nama Tsunade dari klan Senju ini lagi-lagi hanya bisa menghela napas. Bahunya merosot turun, dengan kepala yang menunduk. Dia juga punya pemikiran tentang hal itu. Tapi, dia hanya tidak yakin, apakah para ninja desa Konoha ini bisa menyelesaikan masalah besar itu. Kali ini, mereka berhadapan dengan ninja-ninja hebat yang tidak diketahui berapa jumlahnya. Belum lagi, berita yang beredar mengatakan bahwa kelompok itu telah membunuh puluhan pasukan dari kemiliteran. Ah, dan jangan lupakan juga para anbu yang dia kirim untuk membantu.

"Aku tidak yakin Shizune. Masalah kali ini adalah masalah besar, jika ninja yang kita kirim tidak berhasil pulang dengan selamat. Maka desa ini akan kehilangan ninja-ninja hebat" Tsunade menggeleng pelan, pertanda bahwa ia tidak terlalu setuju dengan ide tersebut. Sudah cukup banya ninja dari klan hebat yang memilih keluar desa. Dia tidak ingin harus kehilangan kembali ninja-ninja hebat hanya karena mereka mati dalam menjalankan misi.

"Tapi kita harus mencobanya Hokage-sama. Jika tidak, maka ninja mafia itu akan semakin merajarela. Tidakkah anda sadar jika banyak orang yang sekarang membutuhkan bantuan kita? Kita tidak boleh berdiam diri saja"

Mendengar penuturan kata yang keluar dari mulut asistennya, sungguh membuat Tsunade bimbang. Dia memijat pangkal hidungnya pelan. Entah kenapa, semakin dipikirkan, semakin sulit untuk menemukan jawaban atas semua ini.

Dia kembali menegakkan badannya. Tsunade sudah memutuskan untuk segera mengambil tindakan. Benar kata Shizune, mereka tidak bisa berdiam diri tentang hal ini. Sudah diputuskan kalau dia akan mengirimkan ninja andalan desa Konoha ini untuk menjalankan sebuah misi. Tapi, misi ini bukanlah misi dalam bentuk saran yang diajukan Shizune. Akan ada sedikit perombakan.

"Baiklah, aku akan memerintahkan satu kelompok ninja terbaik kita untuk menjalankan sebuah misi. Misi pengintaian dan pegumpulan informasi. Karena itu panggil kemari kelompok Hatake Kakashi"

.

.

.

"Kami akan menjalankan misi di ibu kota? Tidakkah itu terlalu berat untuk kami Hokage-sama"

Tsunade memperhatikan seseorang yang tadi baru saja membuka suara, sesosok gadis berambut merah muda sekarang memenuhi iris mata hazelnya. Dia ingat, bahwa empat manusia yang ada dihadapannya ini masih belum cukup berpengalaman. Ah, terkecuali Hatake Kakashi, dia mantan kapten anbu, batinnya meralat.

Yang menjadi kekhawatirannya adalah tiga manusia yang berdiri berjejer di samping sang Hatake. Sungguh, selama ini misi yang diberikannya selalu berada dalam standar aman, termasuk misi tinggat A. Lokasinya pun berada tidak terlalu jauh dari desa mereka. Tapi untuk kali ini, dia benar-benar terpaksa.

"Aku ingin sekali memerintahkan para anbu dan beberapa jounin untuk menyelesaikan hal ini. Tapi itu tidak mungkin mengingat kalau mereka sekarang sedang disibukkan dengan membantu awak militer. Kita butuh informasi tentang kelemahan mereka baru melakukan penyerangan. Dan yang bisa kuandalkan kali ini hanyalah kalian"

Tsunade menghela nafas panjang setelah menyelesaikan penjelasannya. Dia tidak berbohong, untuk melepaskan ninja yang masih kurang pengalaman seperti mereka itu sangat sulit, apalagi ini bisa dikatakan misi tingkat S, ditambah lokasinya yang berada di pusat ibu kota. Setidaknya, aku bisa sedikit merasa aman karena Kakashi ada bersama mereka, batinnya.

"Tak apa Hokage-sama, anda bisa mempercayakan ini kepada kelompok kami" dan sekarang mata Tsunade beralih pada sosok sang Hatake. Pria itu berdiri tegap, siap menjalankan misi yang akan diberikan olehnya. Dan Tsunade kembali menggerakkan matanya, menatap satu persatu anggota lain dari kelompok itu.

"Hm, kalian harus menjalankan misi ini dengan baik"

Empat orang didepan sang Hokage mengangguk patuh. Mereka mungkin masih belum berpengalaman dengan misi tingkat tinggi seperti ini. Tapi, bukankah ini untuk kebaikan semua orang? Tidak ada alasan untuk menolaknya. Lagipula, jarang-jarang mereka bisa mendapatkan misi menantang seperti ini.

Sudah berlalu beberapa menit, dan ruangan tersebut masih dilanda kesunyian. Keempat ninja itu masih ada disina, itu dikarenakan sang Hokage meminta mereka untuk menungguh. Dan entah apa yang harus mereka tunggu itu. Mereka tidak bertanya, dan hanya mematuhi perintah sang Hokage.

Tapi tak lama kemudian terdengar bunyi ketukan pintu dari luar. Dan setelah sang Hokage mempersilahkan seseorang yang ada disana untuk memasuki ruangan, tampaklah sesosok manusia bertopeng dari sana. Ditangan sosok tersebut ada sebuah kardus yang tidak diketahui apa isinya.

"Hokage-sama, apa yang anda minta telah disiapkan. Silahkan anda memeriksanya" sosok itu berujar seraya menyerahkan kardus tersebut kepada sang Hokage, kemudian kembali memasang posisi berdiri tegap.

Tsunade membuka kardus tersebut. Memilah-milah isinya, sebelum mengeluarkan apa yang ada didalamnya. Sebuah baju dengan desain yang menarik. Tapi jelas, desain baju yang seperti itu tidaklah biasa didapati oleh mereka, sehigga tak ayal membuat empat orang dihadapan sang Hokage mengernyitkan dahi, bingung.

"Hm, terimakasih. Sekarang kau boleh keluar" Tsunade berujar dengan mata yang tidak beralih dari benda yang ada digenggamannya.

"Ha'I"

Setelah sosok bertopeng tersebut melangkah keluar meninggalkan ruangan. Suasana ruangan kembali hening. Sang Hokage masih sibuk dengan memperhatikan baju yang ada digenggamannya, sedangkan empat orang dihadapan sang Hokage sibuk memikirkan apa yang sedang direncanakan Tsunade dengan baju tersebut.

Karena tidak tahan dengan kesunyian yang tercipta diantara mereka, sosok laki-laki berambut sewarna jingga memilih untuk buka suara "Hokage-sama, apa yang akan anda lakukan dengan benda itu" dahinya berkerut, jelas menandakan bahwa sang penanya merasakan kebingungan saat ini.

Tsunade akhirnya menyudahi pengamatannya pada baju tersebut. Matanya beralih menatap salah satu ninja berbakat di desanya, yang baru saja menyuarakan pertanyaannya. Wajahnya menampakkan raut keseriusan. Tsunade terdiam sesaat sebelum akhirnya mulai bicara.

"Ini adalah pakaian yang harus kalian pakai untuk menjalankan misi ini. Berbaur dengan masyarakat umum akan membuat misi kalian lebih mudah. Dan tentu saja, dengan itu juga kalian bisa menyembunyikan identitas kalian. Tapi, yang tersedia sekarang hanya beberapa lembar baju saja. Kalian harus membelinya kembali ketika sudah mencapai ibu Kota Tokyo. Aku akan memberikan uangnya pada kalian"

Keempat orang tersebut terdiam, dan kemudian mengangguk mantap. Seorang dari mereka yang berambut silver melangkah kedepan. Berdiri tegap, sebelum berseru

"Kami tim Hatake Kakashi siap menjalankan misi Hokage-sama"

Tsunade tersenyum lebar mendengar seruan dari ketua kelompok tersebut. Matanya beralih menatap setiap manusia yang ada dihadapannya. Sungguh dia berharap semoga tidak terjadi hal yang buruk pada mereka. Tapi apa daya, itu memang adalah sebuah resiko menjalankan misi.

Tsunade menarik hembuskan napasnya, menenangkan diri. Apa yang bisa dilakukannya selain mempercayai mereka? Bukankah mereka adalah kelompok ninja paling lihai yang pernah dimiliki desa Konoha? Yah, tentu saja, jika bukan karena itu dia pasti tidak akan memilih bocah-bocah ini. Dia kembali tersenyum membenarkan pemikirannya.

"Hm, kelompok Hatake Kakashi yang beranggotakan Hatake Kakashi, Haruno Sakura, Kitsune Kurama, dan Uchiha Sasuke. Kupercayakan misi ini kepada kalian. Laksanakan dengan baik, dan pastikan kalian kembali dengan selamat"

"Ha'I"

.

TBC

.

Hohoho… bagaimana? Gejekah? Maaf jika masih terlalu pendek, maklumlah kan masih prolog hehehe…:D

Saya tidak tahu terlalu banyak tentang negara jepang, hanya sekedarnya saja. Jadi, maklum kalau ada kesalahan#nyengir… And, penjelasan bagaimana para pemerintah berkomunikasi dengan para ninja itu menggunakan burung. Sama kayak di manga Naruto asli

Hmmm, klo masih ada yang bingung, silahkan tanyakan langsung sama uchy di kotak review#modus… Tapi tidak janji dijawab semuanya ya… kan ada beberapa nanti yang bakalan jadi rahasia hehe… O iya, menurut minna sekalian, apa saya harus ganti genre-nya?

Okeh, dah itu aja...

Jadi, apa saya harus melanjutkan fic ini?

REVIEW