Title : Love Hurt

Pair : ChanHun

Other pair : silahkan baca dan temukan sendiri

Genre : YAOI of course

Rate : Semi M

ChanHun

.

.

Suara burung berkicau menyambut datangnya pagi. Sinar matahari mulai memasuki celah-celah jendela kamar yang bercat biru itu. Mata yang tadinya terpejam kini mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Mulutnya menguap sekali sebelum bangun dan bangkit dari ranjangnya untuk bersiap menjalani hari.

Namanya Chanyeol, Park Chanyeol. Namja dengan paras yang tampan dan bersikap lembut sopan membuatnya banyak di sukai orang diluar sana. Namun bukan berarti dia tidak memiliki sisi gelapnya. Semua orang terlahir dengan sisi gelap mereka masing-masing begitu pula Chanyeol.

Kaki panjangnya kini melangkah keluar kamar mandi dengan jubah handuknya usai membersihkan diri. Wajahya mengeras melihat belum adanya pakaian yang seharusnya sudah di siapkan saat ia selesai mandi. Dia memang tak hidup seoarang diri di rumah yang besar ini. Dia tinggal berdua dengan saudara tirinya serta beberapa pelayan di rumahnya. Orang tuanya memilih tinggal di desa setelah pekerjaanya dapat diserahkan pada anaknya itu.

"SEHUN!" panggil Chanyeol dengan nada keras. Pintu kamar di ketuk dari luar menandakan seseorang meminta ijin untuk masuk kedalamnya. Yang datang bukanya Sehun –adik tirinya yang tadi dia panggil- melainkan seorang pelayan dengan wajah paniknya medengar Chanyeol yang memanggil Sehun.

"dimana Sehun?" tanya Chanyeol datar.

"tu-tuan muda Sehun belum keluar kamar dari semalam tuan. Sudah beberapa hari ini tuan muda Sehun terlihat pucat. Sepertinya beliau sakit"

"masa bodoh! Cepat panggilkan dia" nada suara Chanyeol kembali mengeras. Pelayan tersebut mengangguk dan membungkuk sebelum menutup pintu untuk menjalankan perintah tuannya.

Taklama berselang pintu kamar itu kembali di ketuk dan terbuka menampakan sosok namja dengan kulit putih pucatnya. Wajahnya menunduk dalam tak berani menatap seorang yang memanggilnya kesini karena dia tau bahwa dia telah melakukan kesalahan.

"kau pasti tau apa kesalahan mu bukan?!" bantak Chanyeol.

Sehun, namja yang di bentak hanya menganggukan kepalanya dalam diam. Namun apa yang di lakukannya justru membuat Chanyeol semakin geram. Chanyeol berjalan menuju Sehun kemudian mendorongnya keras kearah dinding di belakanya. Chanyeol mencengkram pundak Sehun keras.

"kau fikir untuk apa aku memenuhi keinginan ayah dan ibu agar kau tetap tinggal dirumah ini? Kau fikir kau bisa seenaknya setelah mengambil hati orang tua ku?! Aku hanya menyuruhmu melakukan hal kecil dan kau tidak becus!" bentak Chanyeol.

Sehun masih menunduk dalam, membiarkan rambut poni yang sudah memanjang menghalangi tatapan hyungnya. Matanya memejam menahan air mata yang sedari tadi mendesak keluar.

"pantas kau dibuang oleh orang tuamu, Cih. Pergi kau! Mati saja jika perlu! Dasar tidak beguna, parasit" ucap Chanyeol sambil mendorong Sehun kasar hingga terjatuh dan membentur nakas di sebelahnya. Melihat Sehun yang terbentur dan tak lantas bangkit memuat hati Chanyeol bersalah sebenarnya, namun rasa egois masih tetap menguasainya.

Perlahan Sehun bangkit dan sedikit terseok. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini sudah membasahi wajah sendunya. Saat Sehun keluar dan menutup pintu. Chanyeol dapat mendengar suara benda jatuh dan pekikan beberapa pelayannya. Seakan tuli Chanyeol membiarkan rasa ego itu memimpinnya tak perduli apa yang terjadi di luar kamarnya.

.

.

Dibantu para pelayan Sehun dipapah menuju kamarnya. Darah dari keningnya yang terbentur terus menetes membuat iba siapapun yang melihatnya, terlebih tangis dalam diamnya mampu membuat hati semakin iba. Sehun berbaring selagi Bibi Jung –pelayan tertua- membantu mengobati lukanya dibantu pelayan lain. Sehun sama sekali tidak merintih, hidupnya bahkan lebih menyakitkan.

Sehun, Park Sehun. Ratusan kali bahkan ribuan kali dirinya berfikir betapa beruntungnya bahwa kini ia mempunyai nama marga yang di berikan orang tua angkatnya beberapa tahun silam. Entah apa yang membuat Sehun kecil berakhir di sebuah panti sebelum keluarga Park mengasihinya dan Sehun amat terterima kasih dan terus bersyukur karena masih ada orang yang berbaik hati padanya selain suster di panti yang merawatnya. Dirinya bahkan masih merah dan tak tau apa apa saat orang tuanya meletakan tubuh rapuhnya di depan gerbang panti sehingga menodai musim semi yang seharusnya indah.

Sehun diadopsi keluarga Park saat berusia lima tahun, dimana dirinya mulai sedikit mengerti kehidupan kecilnya. Awalnya semua berjalan dengan baik sampai akhirnya dua tahun belakangan ini hyung yang dulu melindunginya dengan keras justru beralih memaki dan mendorongnya dengan keras. Entah apa penyebabnya Sehun sendiri tak tahu. Rasa hutang budi dan perasaan yang terus ia rutuki lah yang membuatnya tetap bertahan. Ya , perasaan. Perasaan yang seharusnya tak pernah ada.

"tuan muda, anda harus beristirahat. Saya akan kembali bekerja. Permisi" suara pelayan itu menyadarkan Sehun dari lamunannya.

"terima kasih" ucap Sehun akhirnya buka suara kepada pelayan yang kemudian membungkuk dan meninggalkan kamarnya.

Sehun meraba sudut keningnya yang kini terbalut kassa perban menutupi lukanya. Kepalanya berdenyut nyeri saat tak sengaja menekannya agak kuat. Mungkin aku benar-benar harus beristirahat batinnya. Sejak semalam memang Sehun sudah merasa tidak enak badan sehingga membuatnya terlambat bangun dan memancing amarah hyungnya. Chanyeol memang memberinya beberapa tugas rumah sehingga membuatnya sedikit kewalahan karena dia sendiri masih kuliah.

Matanya memejam berniat beristirahat agar esok ia tak memancing amarah Chanyeol lagi karena dirinya yang masih tak enak badan. Bukanya tertidur nyenyak Sehun justru terbayang-bayang kekasaran yang Chanyeol lakukan, suara makian Chanyeol terus terngiang. Air mata turun dari sudut matanya yang terpejam.

"Kenapa aku harus mengalami ini semua. Apa salahku dimasa lalu? Sebegitu burukkah yang kulakukan. Kenapa ini sakit sekali. Kenapa aku harus menyukai hyung ku sendiri. kau sungguh tak tau diuntung Sehun. Pantas jika Chanyeol hyung menyuruh mu lenyap dari dunia ini. Kau memang pantas hidup Sehun, tidak ..."

Batin Sehun terus menyalah kan dirinya, hingga tak sadar jika tangisnya yang semula hanya meneteskan beberapa air mata kini telah berubah menjadi isak tangis memilukan.

Chanyeol yang sedari tadi berdiri di depan kamar Sehun kini memegangi dadanya. Suara tangis Sehun membuatnya seakan di tusuk ribuan jarum. Ini sunggung menyesakkan. Bibirnya terus menerus bergumam 'maafkan aku ... maaf'. Chanyeol bersandar pada diding kemudian memejamkan mata menahan air mata. 'Hyung yang salah Sehun. Maafkan hyung ... maafkan hyung yang membuatmu tersiksa. Maafkan hyung yang lancang mencintaimu...maafkan aku'

.

.

TBC

Taraaraaa ~ ini baru permulaan aja kaya biasa ~ wkwk

Mau curhat sedikit ah. Aku pas nulis FF ini ikutan nangis , emang da aku mah cengeng. Kalo udah masalah perkeluargaan tuh gampang nangis. Tapi kalo masalah lain mah engga kok. Yailah temen akuh aja cowok semua lah iya lucu kali kalo nangis depan mereka wkwk.

Gimana? Mau dilanjut ga nih? Kalo mau REVIEW juseyo ~ kalo engga bias aku hapus sajahh~

NO PLAGIAT. Hargai karya orang OKE. Kalo kamu yang berniat plagiat FF ini. Sekali-kali kamu bikin karya kamu dan nanti aku plagiatin dan RASAKAN sendiri sensasi Nyeseknya! Wkwk bercandaaa ~ pokonya hargai karya orang yahh ~

RnR