Kuroko no Basuke milik ©Fujimaki Tadatoshi saya hanya meminjam(tanpa izin langsung) karakternya untuk dinistakan.
Warnings : Gaje, Pendek, Bahasa yang digunakan campuran baku+nonbaku, Sho-ai, Kise Ultimate! Uke, typos(maybe), humor gagal, masih diragukan ada tidaknya romance di fic ini.
Rate : T kayaknya
Pair : Kise x All
Saa~ Hajimemashou~
Boredom? Let's make it fun!
Chapter 1 : Boredom
'Bosaaaaaann~ Hari ini hari libur, tapi tidak ada yang menarik untuk dikerjakan-ssu.' Seorang Kise Ryouta, model sekaligus pemain basket Teiko Koukou (A/N : Anggap aja Teikou ada SMAnya/maksa) sedang sekarat karena gak ada kerjaan. Dia sedari tadi hanya berguling-guling ria sepanjang koridor di apartemennya sampa-sampai dia nyaris menggelindung di tangga dan akhirnya menabrak om-om pedo yang kebetulan naksir Kise. Beruntunglah dia belajar misdirection dari Kuroko, dia berhasil kabur sebelum om-om pedo itu mengarungi(?)nya. Karena takut om-om pedo itu datang lagi, akhirnya Kise memutuskan jalan-jalan keluar. 'Yah, semoga aja nemu cogan'eh,bukan gitu, Kise setia kok sama Akashi..salah-salah maksudnya Kise masih normal kok,mungkin.
"Ngomong-ngomong, enaknya ngapain ya-ssu?" Kisepun melihat ke kiri, kanan banyak pohon cemaraaaa~/oke salah teks, maksudnya saat melihat ke kanan ada banyak manusia(memangnya Kise apa?) yang mengerumuni sesuatu. "Wih, ada apaan ya-ssu? Ikutan lah~" Kise yang kepo langsung menuju ke arah datangnya manusia-manusia itu. Sesampainya di sana, Kise melihat makhluk berambut biru berkulit hitam berbadan tinggi sedang bermain basket di lapangan. 'Street Basketball kah?' pikir Kise. Saat didekati, makhluk berambut biru berkulit hitam berbadan tinggi yang sedang bermain basket itu adalah Aomine Daiki, cowok yang menjadi inspirasi Kise untuk bermain basket. "Yo, Aominecchi!" sapa Kise. Bukannya balas menyapa, Aomine malah terpesona pada Kise yang senyum sejuta volt sambil melambaikan tangannya. Oh,ternyata pemuda itu sedang membayangkan Kise berlari kearahnya dan kemudian memeluknya lalu mereka berdua bergandengan tangan menuju altar dan mengucapakan "Aominecchi, ayo one-on-one denganku-ssu!" 'eh?' imajinasi Aominepun terinterupsi oleh seseorang yang sedang dipirkannya tadi. "Ne, Aominecchi~ ayo one-on-one~ tebaa~" Kise mulai ngambek. "Eh, I-iya. Aku tidak akan kalah, Kise. Karena yang bisa mengalahkanku hanya aku!" (A/N : Sempet-sempetnya coba dia sombong, padahal mah dia masih blushing gara-gara delusi sesaat tadi). "Buu~ aku gak peduli, yang penting main-ssu~" Jawab Kise.
Akhinya setelah sekian lama main, Kise kalah dari Aomine. "Aominecchi, sekali lagi-ssu!" minta Kise pada Aominecchinya."Aku capek, istirahat sebentar Kise! Aku juga haus, mau beli minum. Kau mau?" Jawab Aomine yang kelihatan kelelahan. "Aku mau-ssu!" kata Kise semangat sambil senyum sejuta volt andalannya. "Yasudah,tunggu sebentar." Aomine pun pergi sambil blushing berat dan menggumamkan kata 'manis' sepanjang perjalanannya yang malah terdengar seperti mantra(?). "Aku keringetan-ssu, tapi gak bawa handuk~" Kise mulai curhat. "…ini" tiba-tiba ada yang memberikan handuk kepada Kise. "Wah terima kasih-ssu~" balas Kise sambil mengambil handuk itu. Kisepun mulai mengelap keringat yang membanjiri tubuhnya. "Hei, aku cuci dulu ya handuknya, berikan saja alamatmu, nanti kuantarkan kalau sudah kering-ssu" ucap Kise sambil melihat handuk itu yang sekarang sudah penuh keringat dan kalau diperas bise mengisi dua gelas bir sampai penuh.(A/N : Keringet Kise banyak banget-,-) "Tidak perlu" balas suara misterius itu sambil mengambil kembali(baca:menarik paksa) handuk dari tangan Kise. 'sepertinya aku kenal suara ini-ssu' Kise membatin. Saat menoleh ke belakang, ia mendapati seorang om-om pedo sedang memandangi handuk tadi sambil tersenyum nista. "Aaah~ Aroma tubuh Kise-kun dan bau keringatnya setelah bermain basket benar-benar nikmat~" Kise langsung kicep. Om-om pedo itu mulai menghirup aroma handuk tersebut dengan gaya yang benar-benar nista kemudian dia melanjutkan aktivitas nistanya itu sambil berkata "Semuanya bercampur aduk menjadi satu sehingga menghasilkan HARMONI!" Kise mulai merinding dan mengeluarkan keringat dingin. "Aaah~ Kise-kun~ Aaah~ Kise-kun~ Aaaaaaah~ Kise-kuuuuuuuun~" Om-om pedo itu mulai menggila sampai-sampai bola matanya hampir keluar. Oke,fix. Kise bakalan pergi, keselamatannya sedang terancam saat ini. Masa bodo dengan Aominecchinya yang menyuruhnya untuk menunggu, kali ini nyawanya sebagai taruhannya.oke,ini sedikat berlebihan. Tapi jangan salahkan Kise yang ketakutan saat ini. Siapapun akan ketakutan apabila berada di posisi Kise sekarang.
Kise yang ketakutan segera menerobos ke kerumunan orang-orang untuk melarikan diri. Anehnya orang-orang itu malah berteriak kegirangan sambil menangis bahagia(?) melihat Kise yang berlari pergi. Ternyata orang-orang itu sebenarnya sudah menunggu Aomine yang main basket selama berjam-jam tapi gak selesai-selesai. Saat Kise datang, mereka kira Kise akan mengajak Aomine pergi dan kemudian mereka bisa bermain basket setelah sekian lama menunggu Aomine yang gak selesai-selesai. Tapi sangat disayangkan karena mereka berdua malah one-on-one, miris memang. Karena itu mereka berbahagia karena Kise pergi yang berarti Aomine juga pasti pergi mengejar Kise untuk melanjutkan one-on-one mereka yang belum selesai. 'Setidaknya mereka tidak akan kembali dalam waktu singkat' orang-orang itu membatin. Om-om pedo itu menyadari bahwa Kise melarikan diri dan segera mengambil ancang-ancang untuk lari, tetapi gerakannya dicegat olah tangan besar berwarna hitam. "Oi" suara dari orang bertangan hitam dan besar itu terdengar mengintimidasi. Saat om-om pedo itu menoleh ke belakang, Ia mendapati sesosok hitam dan tinggi dengan aura gelap disekitarnya, yang hampir membuat om-om pedo itu tidak dapat melihat keberadaan sosok tadi kalau sosok itu tidak mengeluarkan suara. Hanya perasaan orang-orang yang menonton basket itu saja atau memang langit di atas lapangan basket itu jadi gelap segelapaomine. Nasib orang-orang itu memang sedang sial, karena bukannya pergi mengejar Kise, Aomine malah sibuk mengintimidasi om-om pedo itu di tengah lapangan basket. Orang-orang itupun hanya bisa pasrah dan kembali menunggu sambil tetap berdoa dan membaca mantra(?) agar Aomine cepat pergi.
Yah, mari kita lihat keadaan tokoh utama di fic ini. Kise yang berhasil kabur dari om-om pedo itu tampak mengenaskan karena sempat menerobos ke kerumunan orang-orang yang entah kenapa malah berteriak kegirangan saat Kise pergi dari lapangan itu. "Orang itu serem-ssu. Ngomong-ngomong Aominecchi marah gak ya, karena ditinggal? Semoga enggak deh-ssu." Ucap Kise yang entah kenapa sering banget curhat. 'Kruuuuuuk~' (A/N : Ceritanya bunyi perut) "Huweeee~ Aku laper-ssu~" (Author lempar maiubo ke Kise yang akhirnya malah ditangkep sama Murasakibara.) Akhirnya Kise memutuskan untuk pergi ke Maji Burger untuk makan, tenang aja Kise bawa uang kok. Saat ingin melangkahkan kaki ke Maji Burger, Kise mendengar suara yang ia kenal memanggil namanya. "Kise-kun?".
TBC
Catatan kecil dari author(apaansih) :
Saya mau ngepost fic ini tapi gak jadi-jadi karena kuota habis, terus laptop disita karena mid. Pas udah selesai mid mau beli kuota malah gangguan T^T. Yah, akhirnya kepublish juga nyahahaha~ Adegan om-om pedo itu terinspirasi pas nonton TG sama TG sayangnya di TG : re om tsuki jadi depresi jadi gak menggila lagi. Saya cukup merinding pas ngebayangin kenapa saya bisa nulis beginian coba. Saya menunggu RnR reader sekalian, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca fic gaje ini. (シ_ _)シ
