KEBIASAAN

Victoria Yuuki
Masashi Kishimoto
SasuSaku NaruHina NejiTen InoSai ShikaTema
Romance and Family
Warning: OOC, Typos, and many others.
Rate?
Hampir mendekati M

Feel?
(Nilai sendiri)

Summary

Apa kebiasaan istrimu saat tidur? Pertanyaan polos dari orang yang tidak polos membuat mereka berpikir. Inilah yang menjadi misteri bagi para pemuda ini, setelah mengetahui kebiasaan dari sang istri yang ternyata 'menarik', mereka langsung tersenyum dengan senang/SasuSaku/NaruHina/NejiTen/InoSai/TemaShika

.

.

Happy reading

.

.


Ini adalah salah Kakashi karena telah bertanya aneh-aneh saat mereka berkumpul bersama beberapa waktu lalu. Dengan pertanyaan polos dari orang yang tidak polos sangat membuatnya menjadi seorang yang sedikit idiot. Sedikit saja, tidak usah banyak-banyak. Karena Hokage dobelahyang memiliki kebodohan super sejati.

"Kalian sudah menikahkan? Lalu apa kebiasaan istrimu saat tidur?"

Cih pertanyaan mesum khas Kakashi. Tetapi yang tidak masuk akal, setelah pertanyaan itu terlontar, ia langsung memutar otak mengingat kebiasaan Sakura dan menelitinya. Padahal bisa saja mereka menjawab dan membalikkan kata-kata. Tetapi seolah kompak, semua langsung diam memikirkan kebiasaan istri masing-masing.

"Aku akan menunggu jawaban kalian bila kita berkumpul kembali."

Cih! sampai mati pun ia tidak akan memberitahu kebiasaan istrinya!

Sebenarnya setelah pertanyaan beberapa waktu lalu, Sasuke sedikit penasaran dengan hal itu. Tapi karena kesibukkannya dengan misi dan tugas pemimpin anbu, membuatnya tidak begitu memperhatikan kegiatan rutin istrinya.

Tetapi Dewi Fortune seakan memihaknya.

Tiba-tiba saja di suatu malam, secara tidak sengaja ia melihat perilaku aneh sang istri. Mungkinkah itu sebuah kebiasaan? Kalau iya, tidak buruk juga, bahkan terlihat menarik. Tetapi masalahnya, itu juga menjadi penyebab hilangnya konsentrasi.

Seperti saat ini.

Bayangan malam itu kembali membuatnya menghela napas frutasi. Ini benar-benar tidak seperti dirinya yang biasa. Bagaimana bisa ia—Uchiha Sasuke—berpikir tentang hal-hal seperti ini bahkan saat bekerja. Pemuda tampan ini berkali-kali menggumamkan kata 'prefesional', 'hubungan pribadi', 'kerja', 'perbedaan', dan sebagainya.

Setelah merasa yakin itu kebiasaan sang istri, pemuda tampan itu merasa kecolongan.

Cih Uchiha Sasuke bahkan berani bersumpah!

Selama menjadi rekan satu tim dengan anak dari Hiashi Haruno, tidak pernah sekalipun terbayang dalam benaknya ternyata gadis itu memiliki kebiasaan yang diluar dugaan. Haruno Sakura—mantan rekan se-Timnya, ternyata memiliki kebiasaan yang sebenarnya tidak terlalu aneh…mungkin? Tetapi cukup menggoda.

Apakah aku bilang 'mantan rekan se-Tim'?

Ya, Sasuke dan Sakura telah menikah setelah perang dunia Shinnobi yang dipimpin oleh salah seorang Uchiha. Uchiha Obito. Perang yang membuatnya dipertimbangkan oleh para petinggi Konoha karena telah ikut membantu dalam misi penggagalan Mata Bulan.

Bungsu Uchiha itu menghela napas, sekarang ia berada di ruangannya sendiri. Ruangannya sendiri? Ya, karena pemuda ini telah diangkat menjadi seorang ketua anbu. Hasil dari kerja kerasnya untuk memperbaiki sebuah hubungan yang telah diputusnya dulu dengan Konoha.

Dan ia menyesalinya.

Ruangan ini tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil alias sedang-sedang saja. Terdapat meja bertumpuk dokumen, tempat duduk nyaman yang dapat berputar kesegala arah, dan sebuah lemari penyimpanan. Desainnya juga sederhana; dindingnya berwarna putih dengan lantai keramik dan sebuah jendela.

Telunjuknya diarahkan ke keningnya yang berkerut, ia sudah tidak tidur tiga hari demi mengerjakan tugasnya sebagai ketua anbu. Tentu saja sibuk, karena pertemuan dengan Suna akan diadakan sebentar lagi.

"Hhh…" desahnya. Ia benar-benar ingin pulang. Bertemu dengan istriya yang cantik dan ceria mampu membuat tubuhnya menjadi lebih segar. Tapi … ternyata tidak hanya hal itu yang membuatnya lebih segar.

Tetapi juga kebiasaan sang istri.

Flash Back On

Saat itu malam sudah sangat larut, tetapi kedua onyxnya belum ingin terpejam. Tubuhnya sudah menggeliat daritadi diatas kasur mencari posisi yang menurutnya nyaman. Tetapi sepertinya kedua iris tajam itu tidak bisa diajak kompromi. Dengan malas Sasuke menolehkan wajahnya ke kiri, tempat dimana seharusnya istri cantiknya berada.

Tetapi sejurus kemudian ia harus menelan kekecewaan. Uchiha Sakura—istrinya, belum kembali dari misi yang diberikan oleh Hokage Dobe sialan itu. Rasanya ia benar-benar ingin mengumpat tepat di depan wajah konyol sang pahlawan Konoha.

Apakah belum puas ia mengambil jatah malam pertamanya karena harus mengurusi masalah perbatasan desa yang saat itu ternyata ada seorang penyusup?

Memberikannya misi yang begitu banyak dan memakan waktu lama sehingga jarang berada di rumah?

Memaksanya membuat Sakura—istrinya masih menjadi 'gadis' sampai sekarang?

Sekarang Sakura juga diberi misi yang sama lamanya dengan dirinya?!

Jangan membuatnya mengganti model rambut!

"Hhh…" kembali pemuda itu menghela napas. Sebenarnya ini adalah salahnya, terbawa dendam dan kebencian sehingga mengabaikan semua disekitarnya. Meninggalkan desa yang sangat percaya dan malah menjadi seorang buronan kelas internasional.

Tetapi toh itu bukan sepenuhnya salahnya, Konoha dan kakaknya yang memberikan pilihan mati untuknya.

Cklek …

Sedang asik-asiknya bernostalgia, Sasuke sedikit dikejutkan oleh bunyi ganggang pintu yang bergerak. Ia tidak merasa khawatir sedikitpun karena sudah sangat hafal dengan pemilik cakra tersebut. Istrinya—Uchiha Sakura. Mata elang itu menatap tajam makhluk yang sedang mengendap-endap di dalam kamarnya yang gelap karena sudah memasuki jam tidur.

Langkah itu berjingkat-jingkat seolah tidak ingin menimbulkan suara sekecil apapun. Pasti Sakura sudah mengira ia tidur karena malam yang sangat larut. Tetapi percuma, segala yang dilakukan gadis itu sudah ia lihat. Kunnoichi cantik itu menatapnya sekilas—dengan ia yang merespon dengan pura-pura tidur—lalu berjalan kearah kamar mandi.

Sasuke menutup kedua matanya perlahan saat mendengar suara gemercik air. Pasti istrinya sedang mandi. Tidak berapa lama, suara pintu kamar mandi terbuka. Onyxnya kembali terlihat menatap Sakura yang sedang memakai handuk mini berjalan kearah lemari.

Tangan kurus itu membuka dan mengambil pakaian, kemudian tanpa sadar—karena dikira ia sudah tidur—lalu memakainya di dalam kamar. Beruntung bagi Sakura karena gelap ia tidak bisa melihat keadaan tubuhnya dan sial bagi Sasuke yang tidak bisa mengintipnya. Beberapa menit kemudian, ia merasakan sebuah goncangan di atas ranjang.

Mata hitam itu melirik—masih dalam posisi pura-pura tidur, Sakura tengah merapikan selimut yang dipakainya dan menariknya sedikit untuk berbagi. Usapan hangat terasa di rambutnya, memaksanya menahan senyuman yang ingin melebar.

Cup …

"Aku mencintaimu anata." Kata Sakura lembut.

Sebuah kecupan dan kalimat ia terima dengan beruntun. Sasuke tidak bisa menyembunyikan senyum kecilnya sekarang. Biarlah, toh kamarnya gelap. Tidak mungkin Sakura mengetahuinya. Maka yang dilakukannya adalah mendekap tubuh harum sang istri.

Detik demi detik terlewati, aroma yang menguar dari tubuh istrinya seolah menjadi parfum yang menenangkan. Jadilah ia yang awalnya 'tidak bisa tidur' menjadi cepat mengantuk. Tetapi gerakan yang dilakukan istrinya membuat pikiran yang seharusnya tenang menjadi tidak bisa berkonsentrasi. Berniat menghentikan gerakan istrinya, kemudian didekapnya lebih erat tubuh mungil itu.

"Aduh … kenapa tadi aku pakai? Jadinya kan sekarang harus ngelepas!" gerutu Sakura yang ditangkap indra pendengaran Sasuke.

Dahi pemuda itu berkerut. Apa yang dipakai? Ngelepas? Sedikit penasaran, mata itu mencoba kembali mengintip kegiatan sang istri.

JEDEEEERRR!

Matanya seketika melotot melihat perbuatan gadis di depannya. Tangan mungil itu masuk ke dalam pakaiannya sendiri dan terlihat merabanya. Wajah Sasuke mulai mengeluarkan semburat merah saat merasakan pergerakan Sakura semakin agresif.

"Ahh susahh…" desahnya.

Tik

Tangan kiri gadis itu meraba punggungnya sendiri seolah melepas sesuatu, lalu suara kecil terdengar seperti sebuah pengait yang terlepas. Sakura kembali mendesah lirih dan menggeliatkan tubuhnya membuat suhu disekitar Sasuke entah mengapa menjadi panas.

"Ngghh…"

Kami-sama! Apa yang hendak dilakukan istrinya?!

Sekarang ia bisa melihat dengan jelas tali yang dilepas(baca: sengaja) oleh Sakura. Kemudian menarik tali itu keluar dari lengan kiri lalu beralih ke tali dilengan kanan. Detak jantung Sasuke sudah tidak beraturan melihat perbuatan istrinya.

Srakh

"Ahh leganyaa…" desah Sakura panjang sembari menarik 'dalamannya' dari kaos depan. Wajah tampan itu sudah sepenuhnya memerah. Apa-apaan itu?

"Ngghh … kalau tidur memakai ini," Sakura memegang benda berkait di depan wajahnya. "Tidak nyaman sekali." Lalu ditaruhnya 'benda' itu dibawah bantal.

"Huh … kebiasaan memang sulit diubah."

Setelah mengatakan hal itu, tanpa dosa istrinya tidur dengan santai. Meninggalkan dirinya yang menggeram rendah karena sekarang memiliki masalah dengan 'sesuatu' yang sedang menjerit dibawah tubuhnya.

Flash Back Off

Sasuke memejamkan matanya, menatap berkas yang sudah selesai dikerjakannya—setidaknya untuk hari ini. tubuhnya benar-benar lelah dan butuh istirahat. Tatapannya beralih kearah jam dinding bulat yang bertengger manis di atas pintu masuk ruangannya.

23.03pm

"Ck!" Sasuke berdecak lalu segera merapikan berkas yang berada di meja. Sebenarnya ia telah ditawari libur dua hari. Tetapi lebih baik berpikir terlebih dahulu. Percuma saja libur jika istrinya tidak ada di rumah. Sungguh ia bisa mati kebosanan.


Sasuke menatap rumahnya dalam diam. Lampu rumahnya tidak menyala, berarti Sakura belum pulang dari misinya. Suara mengehela napas terdengar senada dengan langkah kaki yang berjalan memasuki pintu rumah.

Sekarang ia berada di atas kasur setelah membersihkan tubuhnya yang terasa lengket oleh keringat. Sepertinya pemuda ini kembali tidak bisa tidur dan merasakan sebuah rasa yang familiar, seperti pernah terjadi sebelumnya. Perlahan bungsu Uchiha itu mencoba merilekskan tubuhnya, ia butuh istirahat untuk memulai aktivitas besok.

Detik demi detik terlewati, Sasuke benar-benar merasa bosan dan gerah. Maka dengan terpaksa pemuda itu bangkit dari ranjangnya, berjalan ke balkon yang memiliki pemandangan yang cukup indah. Setidaknya langit malam bisa mengerti keadaannya.

Tentu saja bintang dan bulan tidak akan menolak menemaninya bukan?

Wajah rupawan itu mengadah menatap langit malam dengan kedua siku yang ditumpukan di atas pagar pembatas. Pikirannya melayang, mulai dari keputusannya meninggalkan desa, Sakura yang mencoba menghentikannya—sekaligus memberikan sebuah pernyataan yang mengejutkan.

Sakura menyatakan perasaannya.

Dadanya bergemuruh, tiba-tiba rindu kepada istri manisnya itu.

Cklek …

"Loh? Sasuke-kun belum tidur?"

Sebuah suara mengintrupsi kegiatannya, seketika Sasuke menoleh ke belakang mendapati Sakura tengah menatapnya balik dengan raut wajah bingung dan lelah. Matanya menatap lekat segala pergerakan yang dilakukan makhluk pink itu.

"Hn."

Sakura yang mendapat tatapan dari suaminya menjadi salah tingkah, "E-eh? A-ada apa Sasuke-kun?"

Sasuke kembali membalikkan tubuhnya, "Hn. Mandilah dan segera istirahat," titahnya.

Sakura mengangguk dengan cepat, "Ha'i!" lalu berjalan dengan cepat kearah kamar mandi setelah sebelumnya mengambil baju ganti di lemari.

Sasuke merotasikan matanya, 'Ganti baju di dalam kamar mandi ya?' dengusnya dalam hati.

Kenapa heh Uchiha? Ingin melihat istrimu berganti pakaian di depanmu? Che! Mesum!

Sekitar lima belas menit kemudian, suara gemercik air yang sebelumnya terdengar kini berhenti. Lalu keluarlah seorang gadis yang memakai piyama pink bermotif boneka beruang yang dua kancingnya tidak di kaitkan membuat dadanya sedikit terlihat. Tangannya sibuk menggosokkan handuk—yang juga berwarna pink—pada rambutnya yang basah.

Sakura mendekati suaminya, "Kenapa belum tidur anata?"

Sasuke menoleh ke kiri menatap Sakura yang berada di sampingnya, "Tidak bisa tidur," jawabnya singkat lalu kembali mengarahkan fokusnya ke depan.

Sakura terlihat menilai pemuda di depannya, lalu berhenti menggosok rambutnya dan membiarkan handuk itu bertengger di perpotongan leher. Tangan kanannya bergerak mengusap rahang Sasuke, membuat lelaki itu mengerutkan alisnya bingung.

"Jangan terlalu memaksakan diri Sasuke-kun, aliran darahmu terganggu."

Sasuke hanya diam menikmati perlakuan istrinya, "Hn."

"Tutup matamu anata." Kata Sakura seraya mengangkat telapak tangan kanan yang sudah mengeluarkan cakra berwarna hijau.

Grep

"Eh?"

Sasuke mencengkram pergelangan tangan Sakura, lalu menariknya menuju tempat tidur, "Tidur."

Sakura yang mendengar langsung kelabakan, "Eh? Tapi—

"Kau butuh istirahat." Potong Sasuke sembari mendudukkan tubuhnya diatas ranjang lalu menepuk bantal dan menarik selimut. Pipi gadis itu merona, sangat tau Sasuke memperhatikan keadaannya, maka dengan riang ia berjalan kearah sisi tempat tidur lainnya.

"Aku ditawari libur dua hari oleh Naruto, bagaimana denganmu anata?" tanya Sakura yang sudah duduk diatas ranjang.

Sasuke menoleh, "Hn. Aku juga."

Emelard itu berbinar riang, "Kita terima saja! Sudah lama kita berdua tidak memiliki waktu bersama," ucapnya girang sembari memeluk lengan kiri Sasuke.

Bungsu Uchiha itu hanya tersenyum tipis menganggukkan kepalanya setuju, "Hn."

"Ah!" desis Sakura saat tidak sengaja menggerakkan bahunya.

Sasuke yang masih bersender pada kepala ranjang menatap bingung, "Hn?"

"Pergelangan bahuku sakit, sepertinya pegal."

Sasuke mendengus remeh, "Sudah tau sakit masih ingin mengobati orang lain."

Sakura tertawa renyah, lalu tiba-tiba terdiam. Tatapannya turun menatap daerah dadanya sendiri, lalu menupuk keningnya, "Sakura no baka! Kenapa dipakai lagi?!" desisnya pelan. Sasuke menatap aneh perilaku gadis di sampingnya, Sakura yang merasa di tatap hanya diam sambil cengengesan bingung mau menjawab apa.

'Bisa repot kalau Sasuke-kun tau kebiasaanku.'

Lalu dengan cepat gadis itu merebahkan tubuhnya diatas kasur. Mencoba terlelap dan melupakan rasa tidak nyaman disekitar dadanya. Sasuke yang melihatnya hanya diam, matanya tidak sengaja menangkap sebuah objek berbentuk tali saat Sakura menepuk keningnya sehingga piyamanya yang tidak terkancing tersingkap.

'Pantas saja. Belum dilepas.'

Bungsu Uchiha itu mengikuti istrinya yang sudah merebah. Sasuke sudah mengetahui kebiasaan Sakura, karena setelah kejadian malam itu, ia selalu mengamati istrinya saat akan tidur. Gadis itu pasti melepas benda tersebut. Jika sudah lelah, acara melepasnya akan dilakukan diatas ranjang(baca: secara sembunyi-sembunyi) dan membuatnya bingung sendiri karena menahan hormon yang seolah ingin meledak.

Jadi yang dilakukan pemuda itu hanya diam dan berpura-pura tidur. Karena sebentar lagi pasti istri pinknya akan segera melakukan kebiasaannya.

Srak srak …

Tuh kan benar. Tidak sampai lima menit ia merasakan sebuah goncangan pada ranjang. Bola matanya yang terpejam terlihat berotasi, ia ingin mendengus geli saat memikikan kebiasaan sang istri.

"Ahh sakiit …" lirih Sakura.

Seketika Sasuke membuka kedua matanya saat mendengar apa kata Sakura. Sakit?

Dengan cepat pemuda itu kembali mendudukkan tubuhnya lalu menghadap gadis yang sudah bersamanya selama dua bulan terakhir. Tubuh gadis itu menggeliat, dengan tangan kiri yang memegang bahu kanan yang sepertinya sedikit nyeri.

"Hn."

Sakura membuka kedua matanya, melihat Sasuke yang menatapnya balik. "Ada apa Sasuke-kun?"

"Mau ku bantu?" tawar Sasuke.

"Ha?" Sakura menatap pemuda di depannya bingung. Bantu?

"Kebiasaanmu."

Blush …

Wajah manis itu memerah bukan main, "E-eh? Da-dari ma—

"Kalau kau bertanya dari mana, aku sudah mengamatinya." Potong Sasuke cepat.

Sakura diam tidak tau harus berbuat apa. Wajahnya sudah memerah total. Pikirannya sudah melayang, Sasuke sudah tau kebiasaannya.

Sasuke sudah tau kebiasaannya.

Sasuke sudah tau kebiasaannya.

Kata-kata itu selalu terngiang, terulang berkali-kali. Kami-sama! Rasanya ia benar-benar ingin menjerit dan lari dari tempat ini! Sekalipun dirinya adalah istri sah dari Uchiha bungsu itu, tetapi tetap saja malu.

"Berbaliklah." Perintah Sasuke membuat Sakura kembali ke alam sadar.

Sakura menghela napas kemudian mengangguk menurut, jujur saja ia benar-benar merasa tidak nyaman tidur dengan benda ini walau hanya lima menit. Berbeda dengan misi yang seolah tubuhnya terasa seperti badak sehingga tidak akan terpengaruh karena alas tidurnya juga tidak nyaman.

Sakura sudah berjanji memanjakan tubuhnya di atas kasur empuk saat di rumah, apakah salah? Maka dari itu ia menuruti perintah Sasuke.

Pukh

Tiba-tiba kedua tangan besar menepuk bahunya dan sebuah bisikan dengan suara baritone yang berat sukses membuat wajah cantik itu memerah luar biasa.

Sasuke menyeringai menatap gadis yang sebentar lagi akan menjadi mangsanya, "Setidaknya kau harus membayarku untuk melepasnya, Saku."

"Sa-Sasuke-kun chotto matte! Kyaaaaa!"

Dan setelahnya, tidak hanya satu benda yang terlepas.

Tetapi semuanya.

Owari

.

.

.

Omake

Sasuke membuka matanya perlahan saat dirasa sebuah sinar mengganggu kegiatan rutinnya—tidur. Tetapi berbeda dengan hari-hari biasa, ia benar-benar merasa segar bugar. Wajahnya menoleh, menatap tempat yang seharusnya diisi oleh seorang 'wanita' yang mengisi hidupnya.

Ya … ia telah sukses mengubah seorang 'gadis' menjadi seorang 'wanita'.

Dan ia merasa bangga akan hal itu.

Dengan perlahan pemuda itu mendudukkan tubuhnya, berdiri, lalu berjalan kearah kamar mandi hendak membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Suara senandung merdu terdengar dari arah dapur. Terlihat seorang wanita—dengan rambut yang terikat ke atas memberlihatkan leher jenjangnya yang berisi bercak merah yang sangat banyak—tengah memasak sesuatu.

"Eh?" Sakura tersentak saat merasakan sebuah pelukan hangat di perutnya. Wajahnya memerah saat ada sebuah beban yang menumpu di bahu kiri sekaligus kecupan-kecupan kecil dilehernya.

"Ohayou Sasuke-kun," sapanya riang menghadap sang pelaku.

"Hn." Sedetik kemudian Sasuke langsung mencium ganas bibir yang sudah masuk dalam kategori makanan favoritnya itu.

"Ngghh! Suddaahh!" desis Sakura saat Sasuke tidak kunjung menghentikan kegiatannya.

"Hn." Sasuke melepaskan bibir mereka setelah Sakura meremas lengannya seolah kehabisan oksigen.

"Aku sedang memasak Sasuke-kun, kau hanya menggangguku jika seperti ini." Gerutu Sakura, bibirnya benar-benar mengerucut kecil membuat Sasuke gemas ingin mengecupnya berkali-kali.

Sasuke mengeratkan pelukannya, "Hn, Sakura?"

Yang dipanggil tersenyum sangat manis, "Ya?"

"Aku melihat 'milik'mu masih diatas kasur. Apakah kau tidak memakainya?"

Sakura terlonjak kaget mendengar pertanyaan Sasuke, "Eh? A-anoo …"

Sasuke menyeringai senang, "Tanganmu masih sakit, hm?"

Sakura mengangguk, matanya menari ke sana kemari mencoba mengalihkan tatapan dari mata onyx yang seolah ingin menerkamnya. 'Sasuke-kun ganas sekali.' Batinnya.

"Mau kubantu memakainya?"

"Eh?"

Tanpa menunggu jawaban Sakura, Sasuke segera mematikan kompor lalu mengangkat istri merah mudanya dengan gentle.

"Kyaaa! Sa-Sasuke-kun yamette!" Jerit Sakura.

Yah inilah yang Sakura maksud.

Sudah tau seberapa parah saat Sasuke mengetahui kebiasaannya bukan? Inilah alasan mengapa ia selalu bersembunyi jika ingin melakukan 'acaranya'.

Sayangnya Uchiha Sakura tidak tau siapa si sialan yang membuat suami tercintanya mengetahui kebiasaannya.

.

.

TBC


~(^_^)~ Area Curhat Author

Huaaaa mesumnya Yuuukiii*dihajar

Gimana? Anehkah? Terlalu maksa? Feel kurang? Banyak Typo? Hueeeee!*mewek*

Hiks Gomenasai(udah nangis duluan)

Kayaknya diatas Sasuke cent ya? OOC banget ga? Yuuki sudah berusaha supaya manusia es(Yang sayangnya tampa) itu supa Ga OOC.

Yuuki aslinya mau jadiin OS. Tapi mikir lagi, soalnya masih ada lanjuttan pair lain yang udah Yuuki pilih(ada di summary) yah jadinya MC. Mungkin habis di 5 atau 6 chap. Mungkin.

Ada yang suka dengan fic ini? kalau terlalu aneh dan vulgar, mungkin Yuuki hapus aja.

Yuuki nggak berani terlalu begitu*digeplak

So minna … continue or delet?

Kalau lanjut, mau pair apa? Eits! Tapi sesuai dengan pair diatas ya.

Mungkin segitu aja dari Yuuki …

Sampai jumpa di fic berikutnya! =D =D

Demi bertambahnya kemampuan menulis author …

Victoria Yuuki

Review Please?