myst29 datang lagi! /buagh

Adakah yang bertanya-tanya kenapa cepat sekali update bikin cerita baru? Adakah yang bertanya? Adakah? *ngarep*

Oke, kali ini myst datang dengan fanfict multichapter lho! multichapter! (Di bold, italic, dan di underline!)

#dor

Terlalu mendramatisir? Begitulah!

Sekian curcolnya. Oh iya,

Warning : Anda mungkin akan muntah kalau baca fanfic ini.

.

.

.

BERCANDA!

Yang benar, ada beberapa sihir kreasi sendiri. Jadi mohon di maklumi bila anda tidak mengenal sihir-sihir tersebut.

Terima kasih karena mau membaca sampai sini. Oh ya, ada beberapa yang crossover sama Jigoku Shoujo.

Jadi, silahkan membaca, terima kasih!

Maaf curhatannya kebanyakan! MAAF! :)

Dan saya pendatang baru di ffn!


Kekecewaan yang mendalam di alami olehnya. Dia tidak tahu mengapa, dia tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Seberapa keraspun dia mencari, dia tidak akan pernah menyadarinya. Walau jawaban dari pertanyaan dan derita yang dia alami, sangatlah mudah. Simple yet complicated.

Strong

©myst29

Fairy tail © Hiro Mashima


Dengan langkah lesu, penyihir berambut kuning itu berjalan di sekitar sungai. Pandangannya tidak berarah. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu sekarang. Warna dunia yang tenggelam oleh merah jingga, bahkan tidak di sadari gadis itu. Gadis itu tidak mau melihat kemanapun lagi, karena sekarang matanya hanya menatap ke aliran sungai. Di ingatnya kejadian tadi di guild Fairy Tail.

"O, Lucy!" Teriak lelaki berambut merah muda, melambaikan tangannya. Lucy, nama gadis itu, yang tengah meminum jus jeruk menoleh dan tersenyum lebar.

"Natsu! Ada apa?" Jawab Lucy, sama-sama tersenyum.

"Aku mau tanya. Siapa yang kamu suka, Lucy?" Tanya Natsu, langsung ke pertanyaan yang ingin di tanyakannya tanpa basa-basi. Lucy menyemburkan jus jeruk yang di dalam mulutnya. Mirajane hanya dapat menggelengkan kepala, dengan lirikan menggoda. Sekarang, Natsu berumur 20 tahun dan mereka makin akrab.

"Mou, Natsu! Kenapa kau tanya hal tidak penting itu?" Lucy mengelap mulutnya yang basah.

"He? Emang kenapa?" Jawab Natsu sekenaknya. Lucy menghela napas. Berbagai lelaki keren langsung lewat di pikirannya.

"Tentu saja Suzuki-kun! Dia itu keren dan sempurna!" ujar Lucy, fangirling sendiri. Mirajane menepuk dahinya. Suzuki adalah karakter manga Kimi no Neiro, alias bukan orang asli. Tampaknya Natsu tidak mengetahui itu.

"Begitu? Yokatta~ kalau begini aku bisa tenang!" Seru Natsu.

"Eh?" Ada sesuatu di hati Lucy yang membuatnya seperti di remas-remas. Kenapa dia kecewa mendengar itu? Kenapa? Pasti ada yang aneh. "Ke…kenapa memangnya Natsu?"

"Karena aku dan Lisanna minggu depan akan menikah!" Seru Natsu dengan cengiran khas-nya. Sambaran petir langsung memenuhi perut Lucy.

Lucy melepas sepatunya. Dengan satu gerakan, kedua kakinya kini terendam air. Tangannya menyusuri aliran air sungai itu juga. Harum rumput menyergap hidungnya. Dia menutup mata. Dia harus menenangkan diri. Kenapa Lucy begitu sedih ketika mendengar pernyataan Natsu?

—Apakah…

—Apakah Lucy menyukainya?

Tes.

Lucy tidak bisa menahan lagi perasaan yang membludak di dadanya. Dia membutuhkan seseorang untuk menghiburnya dan memberitahu bahwa semuanya baik-baik saja, walau sudah jelas sekali semuanya tidak baik-baik saja. Tapi Lucy senang dengan itu. Karena berbohong seperti itu membuatnya lebih baik.

"Kecewa?" Tanya sebuah suara yang dingin, tak berperasaan dan berekspresi. Lucy mendongak, dan matanya menangkap sepasang mata merah yang jelas sekali tersirat kesedihan mendalam. Lebih dari kesedihannya. Tapi, tak ulung Lucy mengangguk. Gadis itu—sumber suara, mengenakan pakaian anak sekolah menengah berwarna hitam legam dengan pita merah. Rambutnya panjang sepaha dan—tidak perlu di katakan lagi—sangat cantik.

Gadis itu mengerjapkan matanya sekali, kemudian dari sakunya, dia mengeluarkan sesuatu. Sesuatu yang bersinar keperakan. Singkat kata—benar-benar indah. Lucy terperangah. Tiba-tiba, sinar itu menuju dadanya, dan masuk ke dalam tubuhnya. Setelah itu, ada jeda.

"Kamu akan bisa menggunakan hampir kebanyakan sihir, Lucy. Dengan ini. Selain itu—" Gadis itu memunculkan lagi. Banyak kunci-kunci, kemudian di jadikan satu. Warnanya benar-benar indah—merah-keemasan. Sinar putih menyinari kunci. "Kau tidak perlu takut kehilangan kunci. Kunci ini terhubung dengan pikiranmu. Bila kau membutuhkannya, kunci ini langsung muncul." Jelas gadis itu. Lalu dia berbalik ingin pergi.

"Tunggu! Siapa namamu!" Teriak Lucy.

"…" Jeda sedikit. Gadis itu menoleh kebelakang dengan ekspresi datarnya. "Enma…Ai." Ucap gadis itu, dan dia menghilang.

XXX

"Bir, Mira-san." Ucap suara tegas. Mira yang heran dengan suara itu berbalik, dan dia menganga. Lucy, bukan dengan roknya memakai celana selutut berwarna biru, Dia memakai jas dan kaus putih. Jas-nya terbuat dari campuran bahan, lebih kuat dari armor Erza. Namun tidak berat. Seluruh isi guild menganga. Rambutnya di ikat satu, dan matanya—berbeda. Berwarna Ruby kecokelatan.

"Lu…Lucy?" kata Mira memastikan, karena dia sangat terkejut dengan penampilan temannya yang satu itu.

"Hn, bir." Pandangan Lucy tegas. Mira ragu-ragu. Kemudian, Gray menghampiri.

"Lucy, kau terlihat aneh hari ini." Komentar Gray.

"Masalah, bocah mesum?" Sindir Lucy sinis, dan nadanya-pun dingin. Gray tidak terima.

"Apa katamu, hah?" Balas Gray.

"Mau bertarung?" Tantang Lucy dengan seringainya yang menyeramkan. Lebih menyeramkan dari Mirajane dalam wujudnya sebagai Satan Soul sekalipun.

"Boleh! Ice make: Lance!" Seru Gray, dan es-es langsung meluncur pada Lucy. Lucy menyeringai. Sedangkan seisi guild, khawatir. Erza yang duduk benar-benar khawatir juga.

"Kanso : Laser!" Balas Lucy. Semuanya membelalak. Erza apalagi. Matanya melebar. Dan laser sekarang di pegang oleh Lucy. Bajunya berganti dengan jubah merah darah dengan armor kuning. "Henko* : Wings!" Teriak Lucy, dan sepasang sayap yang terbuat dari api muncul di punggung Lucy. "Kogeki : Yami!" Tiba-tiba, sekeliling menjadi gelap.

"Jangan panik!" Seru Erza tegas, seperti biasa. Ketika menyala kembali, Gray telah terkapar dengan luka yang cukup… membuat ngeri. Mira bergidik sebentar sebelum datang dan berlutut pada Gray untuk membantunya.

"Jangan khawatir. Aku hanya memberi pelajaran padanya. Heal : Light!" Kata Lucy, dan luka Gray sembuh. Seluruh isi guild tambah penasaran dengan Lucy. Erza yang pertama kali angkat bicara ketika keheningan memenuhi mereka.

"Lucy… dari mana kau dapat kekuatan itu?" Tanya Erza serius. Lucy menyeringai pada Erza.

"Bukan masalahmu, kan, Scarlet? Untuk apa kau tanya darimana aku dapat sesuatu itu?" Lucy membuang muka. Dia ke papan dan mencabut misi paling susah yang ada di situ. "Huh." Dia pergi. Seluruh isi guild terkaget-kaget dengan kekuatan Lucy.

"Dia… kuat sepertimu Erza." Gray tidak tahan. Badannya lebih baik daripada tadi.

"Dia bisa menggunakan Requip magic, dan juga sihir yang tidak kuketahui." Pikir Erza serius. "Henko, Heal. Benar, Lucy berubah. Ada apa, Mira? Kemarin ada apa sampai Lucy jadi berubah begini."

"Kemarin… Natsu memberitahu bahwa dia menikah dengan Lisanna." Jelas Mira agak terbata-bata. Erza mengangguk.

"Kemungkinan itu yang membuatnya berubah drastis. Tapi tidak mungkin dengan kekuatannya yang sangat hebat ini. Berapa sihir yang di punyainya?" Komentar Erza, tapi tetap dengan posisi serius.

"Ini gawat. Aku ikut senang kalau Lu-chan bertambah kekuatannya. Tapi sifatnya itu….," ujar Levy, menunduk.

"Benar. Apakah mungkin Lucy-san menyukai Natsu-san?" Juvia angkat bicara dalam pembicaraan ini.

"Ya…mungkin. Dan ini mempengaruhi mentalnya. Gray, aku perintahkan kau untuk mengikuti Lucy!" Perintah Erza. Gray menggelengkan kepalanya kemudian keluar dari guild. Dia memikirkan, bahwa Lucy yang ini jauh lebih seram. Nadanya dingin, dan sama sekali bukan seperti Lucy yang dia kenal. Langkah Gray berhenti ketika dia melihat Lucy di sekitar sungai, mencelupkan kakinya. Dia duduk, jadi hanya mata kaki yang kena. Dia duduk di rerumputan, dalam posisi 90 derajat. Gray menghela napas, kemudian berjalan menghampiri penyihir itu. Dia menepuk pundak Lucy. Dia mengira bahwa yang akan keluar adalah raungan yang lebih seram dari Erza. Tapi, ternyata bukan.

Lucy menangis.

Gray kaget. Matanya melebar, bertemu dengan mata cokelat Lucy yang selama ini dia kenal. Bukan mata ruby-kecokelatan yang dia lawan tadi. Seperti ada yang memerintahnya, dia memeluk Lucy.

Tidak jauh dari sana, lelaki berambut merah muda dan perempuan berambut putih berjalan bersama. Mereka bercanda ria, ketika pandangan lelaki itu terpaku pada sosok lelaki berambut hitam dan perempuan berambut kuning. Rasanya badannya membeku begitu saja.

"Lucy…" bisik lelaki berambut merah muda itu.


Penjelasan :

Henko : Berubah/Mengubah

Kogeki : Kebakaran

Yami : Kegelapan

Aku nggak tahu kenapa kebakaran malah nyambung ke kegelapan? Tau deh. Mohon lupakan m_ _m

Jadi bagaimana fict multichapter ini?

Terlalu ngarepkah XD?

Tolong read and review. Oh ya, dan saya suka memakai bahasa campur, dan tidak berniat menulis dengan tulisan ala skripsi alias baku-or-what-so-ever. Saya mencampurkannya sesuka hati.

Tolong jangan terlalu tegas bila mereview :)