Marriage Third

.

M

.

GS

.

Drama&Romance

.

KyuMin

.

DON'T PLAGIT, BASH AND FLAME

FF INI ASLI MILIK Lady Prim!

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

IF YOU HATE GS, PLEASE GO AWAY

THANK YOU :)

.

.

.

ONE

.

TWO.

.

.

AND

THREE

.

.

~PART 1~

.

Terbangun dari tidur yang melelahkan, Sungmin kembali memeriksa sebelah ranjangnya dengan mata yang masih terpejam. Berharap-harap cemas, bahwa suaminya telah kembali dari bekerja. Tetapi, yang hanya dapat dilakukannya adalah menghela napas kecewa dan sedih. Apalagi kali ini? bekerja hingga larut malam dan berakhir di tempat asing dengan alasan pekerjaan yang memaksa? "sekali lagi Choi Sungmin. Kau harus mengalami penderitaan pernikahan." Ucapnya lirih dalam hati.

Tanpa banyak buang waktu lagi, Sungmin meraih ponsel yang berada diatas nakas sebelah ranjang. Tidak ada satupun panggilan dan email yang masuk. Kemana suaminya pergi dan apa yang dilakukannya hingga sekarang? Sungmin bahkan tidak bisa melakukan apa-apa bahkan untuk sekedar mencarinyapun, ia tidak boleh kemana-mana sebab suaminya yang terhormat melarangnya untuk melangkahkan kakinya keluar dari pintu selama sebulan penuh. Ada apa? Sungmin sendiri tidak tahu alasan konyol yang suaminya berikan untuk menghalanginya keluar. Tetapi, untuk menghalangi pertengkaran yang kerap terjadi, maka Sungmin dengan pasrahnya menuruti keinginan suaminya itu.

Lamunannya terhenti saat pintu kamarnya terbuka dengan melihat keadaan suaminya yang sangat berantakan. "kau sudah bangun?" pria itu masuk dengan santainya, tanpa memedulikan tatapan menyelidik Sungmin. "darimana lagi hingga pagi begini? Bukankah kau akan kembali kekantor setelah ini?"

"tidak dari mana-mana. Tolong siapkan aku air hangat. rasanya tubuhku ini ingin patah semuanya." Ucap Siwon santai. Mendekati tubuh besar itu, Sungmin membantu melepaskan jas dan juga dasi Siwon yang telah menjadi kebiasaannya. Menghirup pakaian yang menempel itu, Sungmin dapat merasakan adanya keganjilan disini.

"Siwon, jika kau memiliki masalah dikantor sebaiknya bicarakanlah bersamaku. Siapa tahu aku bisa sedikit membantumu. Jangan seperti ini terus-terusan, pulang hingga pagi hari dan pergi kembali kekantor setelah mengganti pakaianmu yang dipenuhi dengan aroma wanita lain…" ketika mendengar perkataan Sungmin, Siwon lansung menjauhkan tubuh wanita itu darinya.

"apa maksudmu Sungmin? kau menuduhku berselingkuh dengan wanita lain begitu?" teriak Siwon dengan murka. "bukan, bukan begitu maksudku Siwon. Aku hanya berpikir mungkin kau bersenang-senang dengan wanita lain diluar sana. Minum beberapa gelas alcohol di club malam sedangkan aku—istrimu menunggu dengan setia dirumah. Menunggu senyumanmu dan juga—" perkataan Sungmin terhenti ketika tamparan panas telah didapatkannya.

"hentikan ucapanmu Sungmin! bukankah kau telah lelah denganku kan? Kenapa kau tidak meminta cerai saja denganku? Dengan begitu kau bisa bebas tanpa kekangan dariku. Kau bisa melakukan sex bersama siapa saja dan akupun bisa mencari istri yang—"

"Aku sangat mencintaimu…." Ucap Sungmin lirih. "apa?"

"aku sangat mencintaimu hingga aku begini." teriaknya

"aku sangat mencintaimu bahkan aku menerima lamaramunmu beberapa minggu setelah suamiku resmi menceraikanku. Kau menjanjikanku hidup yang lebih layak dari sebelumnya, tetapi apa yang kudapatkan sekarang? tinggal sendirian dirumah selama berminggu-minggu tanpa kasih sayang yang kudapatkan selama setahun kita menikah. Apa kau tidak memiliki hati Siwon? Seharusnya dulu aku tidak tertipu dengan kebaikanmu. Dan sampai sekarang aku tidak boleh menyesali keputusanku sebab hanya kau satu-satunya sandaran yang kupunya, Siwon. Hanya kau!"

Selanjutnya, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Dengan Sungmin yang terus memukul dada Siwon dengan kekuatan seadanya. Siwon memegang tangan Sungmin untuk berhenti memukulinya, lalu menghempaskan tangan itu keudara. Tanpa banyak komentar, Siwon meraih tasnya dan kembali pergi melewati pintu setelah menabraknya hingga jatuh kelantai tanpa sedikitpun berbalik untuk menengok keadaannya. Sungguh miris.

"Choi Siwon! Aku membencimu!"

.

.

.

Sungmin yang penurut sudah hilang sejak hari dimana Siwon menamparnya dan tidak kembali setelah berhari-hari pergi. Bisa saja Sungmin menelpon pria itu untuk sekedar menanyakan keadaan dan keberadaannya sekarang. Tetapi sepertinya itu terlalu bodoh untuk Sungmin. Secangkir kopi yang masih tersisa setengah diatas meja, diaduk-aduknya dengan malas. Ketika melihat banyangan seseorang tergambar didepannya, Sungmin barulah tersadar bahwa seseorang telah berdiri didepannya dengan wajah asing.

"boleh aku duduk disini?" dengan ragu, Sungmin mengangguk pelan untuk mempersilahkan. Wajah lelaki didepannya nampak sangat berwibawa dengan setelan pakaian yang comfortable dan juga modis. Tanpa ingin memulai pembicaraan, Sungmin mengambil catalog yang ada didalam tasnya.

"anda sendiri saja datang kesini?" pria itu memulai. Memandang manic kecoklatan pria itu, Sungmin terasa seperti terhipnotis untuk pertama kalinya. "ya, sendirian saja." pria itu tersenyum ramah.

"aku seperti pernah mengenal anda sebelumnya. Apa kau mengingatku?" ucap pria itu sekali lagi. Dalam kuluman senyum ragu-ragu Sungmin menjawab, "Menurutku ini adalah pertemuan pertama kita. Apa kau merasa pernah mengenalku sebelumnya?" dan dibalas anggukan oleh pria itu.

Dengan kecanggungan yang merasuki Sungmin, wanita itu akhirnya berkata, "maafkan aku jika memang kita pernah berkenalan sebelumnya. Mungkin aku hanya lupa kapan. Tetapi. mari kita berkenalan ulang agar aku tidak merasa semakin bersalah. Namaku Choi Sungmin…"

.

.

.

Seperti hari sebelumnya, ruang makan ini terasa kosong dan Sungmin merasa hanya tinggal sendiri dirumah ini tanpa seorangpun yang menemani. Memasak untuk dirinya sendiri dan duduk diruang santai hingga larut malam dan kembali melakukan aktivitas seperti bisa hingga akhirnya Sungmin merasa bosan sendiri.

Semakin hari, perasaan bersalah yang membelenggunya makin merasuki hingga kedada. Walaupun Sungmin tahu ini bukan kesalahannya, tetapi memikirkan keadaan Siwon seperti terakhir kali dilihatnya membuat Sungmin akhir menyerah. Sungmin bertekat untuk meminta maaf pada Siwon hari ini dan datang dikantor pria itu dengan membawa bekal seperti pengantin baru yang tidak pernah mengalami pertengkaran. Sungmin harap pertengkaran ini berakhir dan Siwon akan kembali kerumah kemudian menghabiskan banyak waktu bersamanya. Bukan malah bersenang-senang dengan wanita-wanita murahan itu.

Dengan menaiki taksi yang dipesan sebelumnya, Sungmin telah sampai didepan gedung pencakar langit dimana Siwon—suaminya bekerja. Ini adalah kali pertamanya datang. Tetapi, untuk mencari tempat dimana Siwon bekerja tidak sesusah mencari jarum ditumpukan jerami.

Menaiki elevator dengan ditemani petugas keamanan, Sungmin berhasil mencapi tempat dimana Siwon bekerja. Banyak sekali pegawai dengan setelan resmi yang dikenakan sedang sibuk didepan meja kantor masing-masing. Sungmin tahu betul bahwa suaminya itu memiliki kedudukan tinggi ditempat ini.

Sampai didepan meja sekretaris Siwon. Wanita itu memandangnya dari ujung kaki hingga rambutnya dengan pandangan menyelidik. Ada apa? "pakaian tidak resmi dan juga bungkusan ditangan. Ada perlu apa anda mengunjungi Choi Sajangnim?"

"mengantarkan makanan ini untuk Choi Siwon." Ucap Sungmin pelan. Wanita itu mengangguk mengerti. "pengantar pesanan rupanya." Gumamnya sebentar. "letakkan saja disini. Nanti setelah rapat yang Choi sajangnim pimpin, aku akan memberikannya."

"Tapi, saya juga ingin menemuinya." Kata Sungmin sekali lagi. "apa anda sudah membuat perjanjian dengan sajangmin?" dibalas gelengan oleh Sungmin. "tapi, saya harus menemuinya hari ini. Hanya beberapa menit saja." setelah meminta dengan sedikit memaksa, akhirnya ijin itupun didapatkan. Menunggu beberapa menit, bukan masalah bagi Sungmin.

Duduk diruang tunggu yang disediakan sendirian. Sofa mewah dengan dinding yang dipenuhi lukisan-lukisan mahal. Sebuah meja dan beberapa tumpukan diatasnya. Ingin sedikit melihat-lihat, Sungmin meraih salah satu tumpukan itu. tetapi sebuah undangan resmi terjatuh begitu saja.

Sampulnya sangat indah dengan warnah merah maroon dan bertuliskan S&K. Apa ini? ketika melihat sampulnya saja, perasaan Sungmin sudah tidak enak. Dan perasaan itu berakhir dengan air mata yang berlinang deras ketika melihat beberapa halaman selanjutnya. Undangan itu lansung jatuh dari tangan Sungmin. Dengan bibir yang digigit kuat dan jemari yang terus mengusap matanya yang tidak berhenti menderai air mata, Sungmin beranjak dari ruangan itu dan terus berlari melewati sekretaris Siwon yang terus memanggilnya.

'Tuhan, apakah ini kutukan darimu?'

.

.

.

Dengan derai air mata yang terus mengalir tanpa henti sejak hari dimana Sungmin datang ke kantor Siwon waktu itu. Hingga saat ini, Siwon bahkan belum menghubunginya sekalipun. Apakah dirinya memang sudah benar-benar hanya seperti angin bagi Siwon? Pria itu belum pernah memberikannya surat cerai sekalipun, tetapi mengapa pria itu menikahi orang lain padahal mereka masih dalam status suami istri?

Taksi yang ditumpangi Sungmin telah berhenti, dengan kekuatan seadannya Sungmin berlari masuk kedalam gedung dimana Siwon akan melangsungkan upacara pernikahannya. Orang-orang yang dilewatinya, memangdang kearah Sungmin dengan pandangan aneh. Hingga Sungmin berakhir kedepan pintu yang telah ditutup rapat dengan rangkaian bunga memenuhi sepanjang koridor.

Tanpa banyak pikir panjang, Sungmin membuka pintu itu. Semua pandanganan langsung tertuju padanya, tidak terkecuali kedua mempelai yang akan melakukan pengikraran janji didepan pastor.

Sungmin melangkahkan kakinya diatas karpet merah dengan perlahan dan pandangannya senduhnya terus tertuju pada Siwon yang juga memandangnya. "kenapa kau melakukannya Siwon? Apa salahku padamu hingga kau tega melakukan ini padaku?" teriak Sungmin dengan suara paraunya.

"kita bahkan masih resmi suami istri dan sekarang kau menikah kembali dengan wanita lain. Aku masih istrimu…" semua yang ada ditempat itu berbisik-bisik sambil memandang Siwon. Pria itu telah basah oleh keringat dingin didalam setelan jasnya yang terlihat sangat mahal. "aku tidak mengenalnya. Pastor, tolong lanjutkan pengikraran ini sekarang." ucap Siwon gugup, tanpa memedulikan tatapan para tamu yang terus menghujamnya.

"kita tidak bisa melanjutkannya Siwon-ssi. Kau masih terikat pernikahan dengan nona yang ada didisana itu." dengan tantapan mata yang memaksa, Siwon berkata, "aku tidak mengenal nona pengganggu pernikahan orang itu. Jadi, sekarang lanjutkan pengikranan ini dan tidak usah pedulikan wanita itu."

Ketika Sungmin ingin menghampiri Siwon bersama wanita yang tidak dikenalinya itu, tangannya tiba-tiba dicekal seseorang dengan kuat. Saat kepala Sungmin menoleh untuk melihat siapa yang berani menghalanginya, dan tepat saat itu pula bibirnya telah dibungkam menggunakan bibir seorang yang baru dikenalnya beberapa minggu lalu disebuah kafe didistrik Myeongdong dulu.

Setelah bibirnya dibungkam selama beberapa detik, lelaki itu tersenyum manis kepada Sungmin yang masih terbelalak lalu berkata, "mulai hari ini, kau resmi menjadi kekasihku."

.

.

.

.

.

TBC

.

Lady Prim

.

.

07 Juni 2013

.

.

Hallo

FF ini masih prolog. Penasaran dengan kelanjutannya? Silahkan review sebanyak-banyaknya. Kalau ngga ya udah tinggal diapus aja.

Lanjut = 30

.

.

~See You Next Part~