Gimana kalo Let's Get married kita ubah jadi yaoi dan Xanxus ama Tsuna dan Dino ama Hibari nikah? Truss...kalo Tsuna dan Hibari pengen punya anak gimana ya pendapatnya Xanxus dan Dino? Setuju ato ngak? Dan...gimana anak-anak merek? Eh, Squalo? kasih aja ke Belphegor biar threesome-an ama Fran *ngakak* XD

.

Story by Rin

KHR belong to Amano Akira-sensei only! kalau itu punyau, maka DAEMON, FRAN, MUKURO dan BYAKURAN akan kusimpan untuk diriku sendiri!

Rate? K – T

Romance

Familly

Humor

Xanxus x Tsuna, Hibari x Dino, and...many more? (more maksudnya nyusul kalo ada ide mo pairing siapa ama siapa*digampar reader.)

.

.

.

~Normal Pov~

.

Sepasang suami-suami mesra (Ziho : Napa nga ditulis suami istri aja?) Okeh, kita lanjut, mereka tengah duduk santai di teras belakang rumah -errr- tepatnya Varia HQ. Pemimpin Varia yang gagah dan makin ganteng di usianya yang menginjak 35 tahun kini menyeruput minuman yang tak biasanya diminumnya, apakah itu? Coba tebak yo?

.

Fran : susu coklat!

Rin : salah! Itu sih minuman favoritmu dan Mukuro!

Belphegor : air got, ushishishishishishi.

Rin : gila, loe! Salah!

Squalo : VROOOOI! Darah.

Rin : emangnya Vampire?!

Mukuro : kufufufu, kalau darah untuk apa dituang ke cangkir?

Hibari : itu benar, tinggal peluk saja omnivora kecil nan manis, jilat lehernya-

Mukuro : dan tancapkan taringmu di kulit lehernya yang halus, nikmati aroma, rasa-

MukuHiba : dan desahannya. Menyenangkan *ngayal*

All : *membatin*mereka memang makhluk berbahaya.

Rin : Cukup! Ntar malah melenceng dari rating! *getok MukuHiba* dasar psikopad! Kalo udah nyerempet aja, kompak isi kepalanya.

.

"Bagaimana? Tehnya enak?" tanya pemuda manis berambut coklat. Rambutnya yang dulu pendek kini melewati bahu, mempercantik wajahnya yang baby face.

"Hm...lumayan. Boleh juga sesekali minum ini." laki-laki yang kita kenal sebagai Xanxus itu mencium aroma mint dan orange tea.

"Jangan cuma sesekali! Harus lebih sering dan kurangi alkohol!" pemuda itu membentak meski dengan suara agak mencicit. Rasa takut yang sudah tertanam sejak pertama bertemu tetap tak bisa hilang. Nyalinya langsung ciut ketika Xanxus menatapnya tajam. "Eh-etto...maaf...aku..."

"Huh. Kenapa?"

"Aku punya permintaan." sungguh Xanxus ingin menarik pemuda itu dalam pelukannya karena rona merah membuatnya makin manis. Orb merah menatap tajam, Tsuna menelan ludah. Memberanikan diri untuk bicara "A...aku..."

"Hm?"

"Aku ingin punya anak." katanya dengan malu-malu.

Bruosh! Teh yang belum sempat ditelan menyembur keluar "Apa kau bilang? Otakmu bermasalah, sampah?"

"Nee, Xanxus. Kau belum tuli kan? Aku ingin punya anak." ulang Tsuna dengan mulut manyun, kali ini lebih jelas.

"..."

.

Xanxus terdiam, secara biologis maupun teori geofisika quantum (?) laki-laki tak mungkin punya anak kecuali dia seorang 'IS' atau hermaprodite. Tapi kemungkinan 'IS' dan hermaprodite bisa hamil pun hanya 20 persen. Apa lagi bagi pemuda yang organ reproduksinya normal seperti Tsuna, hasilnya tentu nol persen! Meski begitu, jangan lupa kalau mereka punya ilmuwan paling jenius sedunia, siapa lagi kalau bukan Verde.

.

"Minta pada ilmuwan sampah itu saja."

"Eh, kau mau aku selingkuh dengan Verde?" Plak! Xanxus menepuk wajahnya sendiri ia jadi begitu OOC-nya karena pertanyaan Tsuna.

"Bukan itu maksudku! Dasar otak sampah!" Xanxus geram, gemas, kesal.

"Lalu apa maksudmu?! KATAKAN YANG JELAS!" Xanxus begidik karena Tsuna balik membentaknya dengan suara lebih keras. Terkadang suami-merangkap istri- nya ini bisa cukup menyeramkan jika marah.

"Kau bisa minta Verde membuat semacam obat atau alat yang bisa membuatmu punya anak kan?"

"...tidak mau." jawab Tsuna ketus,

"Huh? 'Tidak mau'? Kenapa?"

"Terlalu lama!" okeh, itu jawaban simple.

"Kalau begitu ambil saja bayi dari sampah di rumah sakit, AW!" kali ini Xanxus dapat hadiah lemparan cangkir beserta sendok tehnya dari Tsuna. Kebiasaan jelek Xanxus yang suka melempar gelas, botol atau apapun di dekatnya pada orang lain yang membuat kesal menular pada Tsuna.

"Maksudmu aku merebut anak orang?! Tak kusangka bukan cuma TAMPANGmu yang kriminal, OTAKmu juga KRIMINAL!"

.

Jleb! Serasa ada pisau Belphegor menancap di punggungnya, membuatnya merasa sakit di dada dan punggung -eh? Xanxus meraba punggungnya, mendapati 5 pisau aneh Storm Guardiannya menancap dengan apik di punggungnya. Selain itu ia juga mendapati Mist Guardiannya tengah berjongkok di belakang kursinya sembari menunduk dalam-dalam. Sepertinya gadis yang sering dikira laki-laki tersebut berusaha menyelamatkan diri dari Sadistic Punishmen Senpai -nya. Belphegor mematung di pintu masuk dengan tangan di atas kepala dan 3 pisau terselip di sela jarinya. Kegiatan rutin kedua Guardian muda Varia ini terkadang memang memakan korban yang tak bersalah, contohnya kali ini adalah Xanxus.

.

"Sampah..." Desis Xanxus murka.

.

Ia melempar balik semua pisau aneh itu pada pemiliknya. Belphegor nyaris bisa menghindar jika ia sadar pisau-pisau itu tidak dilempar bersamaan. Satu pisau terakhir yang dilempar satu detik lebih lambat berhasil menggores lengannya. Fran bersembunyi di belakang Tsuna yang menghela nafas melihat kegiatan rutin penuh kekerasan di Varia (walau di Vongola juga sama saja).

.

"Nee Xanxus, gimana? Kau bersedia tidak jika aku mengangkat anak?" Tsuna memasang Puppy eyes no Jutsu andalannya.

"Tidak!" jawabnya kekeuh.

.

10detik

.

"Aku...bilang tidak!" agak goyah.

.

20detik serangan dibuat menjadi 2 kali lipat.

.

"Kh...sampah..." Xanxus mulai tak bisa mengontrol tubuhnya untuk tak memperdulikan Tsuna.

.

30 detik ultimate Super Cant Ignoring Puppy Eyes No Jutsu!

.

"Baiklah! Lakukan saja jika itu membuatmu senang!" Sky Guardian Varia pun mengibarkan bendera putih.

"Yey!" Tsuna bersorak riang sembari berdansa dengan Fran. Xanxus memijit keningnya, pusing karena tak pernah bisa menang dari pemuda satu ini. Belphegor cekikikan, masuk ke dunianya sendiri dengan liur nyaris menetes di sudut bibirnya.

"Bel-senpai, jika kau berpikir mesum maka buang jauh-jauh semua itu!" Fran menyembunyikan dirinya di belakang punggung Tsuna.

"Ushishishishi, memangnya kodok tak mau?"

"Tsuna-nii, sempai mesum!"

"Ah...kodok tidak seru."

.

.

.

Hari itu pula, perjalanan panjang sang Decimo dalam menyeleksi siapa yang akan diangkatnya sebagai anak pun dimulai. Melewati berbagai tanjakan, turunan, belokan, menyeberangi sungai, danau dan lautan, menembus hutan, kabut dan...

.

Ziho : er...Gokudera...aku bingung nie. Ini naskah komedi atau buat peta?

Gokudera :...kayaknya otak author emang lagi konslet. Skip aja.

Ziho : iya aja daah...*lahap bin rakus mode on*

.

Beralih ke Cavallone Headquarter, Kyouya Hibari tengah termenung mengingat anak-anak yang tadi dia lewati sebelum sampai di kediaman Cavallone, eh rumah Dino, ups maksudnya rumah mereka. Tanpa peduli tata krama –engga perlu juga sih, toh itu udah jadi rumah Hibari juga- Cloud Guardian Vongola itu segera menuju kantor sang kekasih*dideathglare*, eh suami maksudnya!

.

"Ah, bentornato, kyouya!" sambut sang Decimo Cavallone.

.

Bukannya nyaut ato apa Hibari malah melihat sekeliling ruangan, nengok keluar dari tiap jendela di ruangan itu, bahkan nengok ke bawah kolong meja kerja Dino yang besar. tentunya tingkah ngak biasa ini membuat Dino bingung sekaligus khawatir kalau-kalau istri atau suami (apa kita sebut uke aja ya?*author dicambuk dan ditonfa* GYAAAAA!) kesambet setan bingung saat sedang menjalankan misi.

.

"Apa yang kau cari Kyouya?"

"Membosankan."

"HUH?" aedeh, makin bingunglah Dino karena reaksi yang didapat malah nga jelas. "Memangnya kau ingin apa?"

"..." Hibari hanya diam tapi matanya memancarkan kerlip-kerlip menyilaukan bagai cahaya matahari yang kepantul di cermin dan mengenai ma-*ditabok lage* eh skip aja. pokoknya mata Hibari berbinar-binar penuh harap menatap sang Seme yang makin bingung. tapi satu yang Dino tahu, Hibari sedang –sangat- menginginkan sesuatu –yang tidak biasa-.

"Katakan saja, kalau bisa nanti aku kabulkan." hujan kerlipan cahaya mata Hibari makin menyilaukan hingga Dino terpaksa memakai kacamata anti UV dengan persentase 90persen sebelum dia buta karenanya. "Ayo bilang, dong."

"Aku..."

"Apa?"

"Mau..."

"Ya?"

"Anak." Dino Cuma kedip-kedip nga mudeng. Seketika ruangan hening bahkan jangkrik pun nga berani lewat mengganggu.

"Huh? Kau mau anak?" Hibari mengangguk.

"Anak apa lagi?" Hibari mengernyit kening "Kemarin kau sudah dapat anak lumba-lumba, anak serigala, anak paus, bahkan anak brontosaurus (dapet dari mana? O_o)"

"Bukan anak hewan!" bentak Hibari kesal.

"Apa dong."

"Anaksungguhan!"

"Anak hewan juga sungguhan kan? Sungguhan hidup maksudnya, eh apa kau mau boneka anak hewan?" GRAW! Hibari mngeluarkan tonfanya, langsung menyerang Dino. "GYAAA! Memangnya apa salahku!"

"SEMUANYA!" Hibari terus menyerang Dino, nga peduli guci, lemari, meja bahkan perabotan mahal lain rusak karena amukannya (emang sejak kapan Hibari peduli begituan?)

"Karena itu jelasin dong, ups!" Dino berusaha bicara sembari menghindari gigitan sayang (?) ukenya. "Aku kan nga ngerti!"

"Percuma kau jadi seorang Don Famiglia kalau tak mengerti hal sederhana! Jadi cleaning service aja!" ucapan Hibari JLEB banget ampe Dino ngerasa ada panah beneran nusuk jantungnya.

.

~Karena capek ngejelasin, Author milih nunggu keduanya diem dulu alias berhenti bertarung.~

.

.

.

2 jam kemudian di tengah-tengah ruang kerja yang ancur lebur bin porak poranda keduanya duduk terengah-engah dan ajaibnya pakaian mereka masih utuh!

.

"Jadi...kau ingin kita punya anak?" tanya Dino sepelan mungkin, nga mau bikin landak duri item satu ini ngamuk lagi.

"..." diem artinya iya. Dino menghela nafas 'gemana caranya punya anak? kalo proses bikinnya sih tau...'*heh otak mesum Don Cavallone ini kumat*

.

Hibari Cuma menatap Suaminya, kembali menggunakan 'sparkling eyes' nya karena udah capek nyerang nga bisa kena sasaran (Poor Hibacha*digigit*). Dino mati kutu, nga tahu mesti jawab apa dan akhirnya...

.

"Baiklah akan kuusahakan!"

.

.

.

TBC

.

Rin : nengok keatas sambil garuk2 kepala yang ketombean belum kerama sejak kemaren (e_e)a

hiks...aneh betul ya?

Ziho : Iya.

All kru : manggut2

Gokudera : sangat.

Chrome : Hiba-san kawaiii! *semua melirik chrome dengan syok*

Ziho : er...mohon review, kritik, flame dan lemparan batu (?) untuk authornya aja minna!