Cast: Daehyun

Youngjae

Genre: Fluff(?), Romance(?)

Warning: typo(s), gaje dan aneh.

.

.

Happy reading

.

.

Bel pulang sekolah sudah berdering beberapa menit lalu. Murid-murid di sekolah tersebut juga telah meninggalkan sekolah. Namun, berbeda dengan Youngjae. Namja manis itu terlihat membuka salah satu loker. Loker miliknya.

"Jung Daehyun..." Geramnya. Ia baru saja membuka loker miliknya. Dan dang ia hanya mendapati berbagai surat cinta juga kotak-kado dan coklat yang sebenarnya ditunjukkan untuk Daehyun. Tapi karena kegilaan Daehyun, akhirnya benda-benda konyol itu –menurut Youngjae- malah mendarat di lokernya. Sial. Walaupun itu adalah salah satu resiko mempunyai hubungan dengan si popular di sekolah. Tapi tetap saja, Youngjae tidak terima.

"Sudahku bilang jika mengganti nama loker itu bukan ide yang bagus. Tapi dia tetap memaksa." Gerutunya, ia kuwalahan mengumpulkan benda yang kebanyakan berwarna pink dan juga merah itu.

"Lalu? Itu bukan masalah, baby," Ucap Daehyun yang tiba-tiba sudah menyandarkan tubuhnya di salah satu loker, memperhatikan wajah kesal kekasihnya itu. Entah Youngjae yang terlalu kaget atau Daehyun yang terlalu mempesona. Tanpa sadar ia menjatuhkan benda-benda yang susah ia kumpulkan tadi.

"Yak, dasar bodoh. Kau mengagetkanku." Daehyun yang mendengar hanya bisa menggaruk kepala belakang yang tidak gatal. Sedangkan Youngjae? Dia kembali sibuk mengumpulkan benda-benda yang sekarang berserakan di lantai.

"Yak, Jung. Bantu aku!" Youngjae memerintah dan Daehyun tanpa banyak bicara langsung berjongkok untuk membantu Youngjae.

"Ya Tuhan. Sampai sekarang aku masih tidak mengerti kenapa gadis-gadis itu memberimu benda-benda konyol seperti ini," Ucap Youngjae disela kegiatannya.

"Mungkin aku terlalu mempesona untuk diabaikan."

"Bagiku, kau tidak begitu tampan. Mungkin dibawahku dan Jaebum?" Youngjae membuat pose seperti tengah memikirkan sesuatu.

"Yak. Jangan sekali-kali kau menyebut nama itu lagi atau kau akanku hukum. Aku heran, sebenarnya disini kekasihmu itu aku atau dia? Agh."

"Aku juga kadang heran kenapa bisa menyukai namja sepertimu,"

"Agh." Daehyun frustasi.

Setelah mereka–lebih tepatnya Youngjae-membersihkan benda-benda yang berserakan itu. Youngjae berdiri mengahadap loker, membersihkan sisa-sisa kado.

"Dae, tidak adakah cara agar fans gilamu berhenti? Ini menyebalkan, kau tau?"

"Ada"

"Apa? Apa?" Youngjae menoleh kea rah Daehyun. Namja itu lantas menarik seragam Daehyun dengan semangat. Matanya berbinar-binar saat mendengar jika ada cara agar fans gila Daehyun berhenti.

"Beri saja lampu merah, hahah"

"Aku serius, Dae"

Daehyun menyeringai. Mendekatkan tubuhnya. Kemudian meletakkan kedua tangannya disebelah sisi kanan dan kiri Youngjae. Mendekatkan wajahnya hingga berjarak hanya beberapa centi saja.

"Beritahu semua orang jika sebenarnya kita sudah berpacaran." Ucap Daehyun dengan enteng sebelum menyambar bibir menggoda di depannya. Melumatnya beberapa menit.

"Kau mau membuatku mati, hah?! Dan bagaimana jika ada yang melihat kita, bodoh" Ucap Youngjae setelah Daehyun dengan –sangat –terpaksa melepaskan bibir itu karena si pemilik dengan sengaja menginjak kaki Daehyun, membuatnya mengaduh pelan.

"Kau sangat manis. Aku tidak bisa menahannya, sayang. Dan jika ada yang melihat kita.." Daehyun menghentikan perkataannya selama beberapa detik. Menyeringai saat ia menemukan Youngjae yang menatapnya gugup, lalu berkata, "…Kita bisa melanjutkannya,"

Youngjae sedikit mendorong tubuh Daehyun. "Melanjutkan apa? Dasar mesum."

"Melanjutkan mengumpulkan benda-benda ini. Tentu saja. Memangnya apa yang akan kita lakukan di otakmu?" Daehyun menyelipkan tangannya untuk mengambil beberapa kado yang berada di belakang Youngjae, lalu menunjukkannya. Menampilkan seringai menggoda.

Sialan. Kenapa aku mengucapkan itu? Dasar bodoh!

Youngjae mengumpat di dalam hatinya dengan wajah merah. Apalagi setelah melihat seringai setan Jung Daehyun.

"Oh ya, apa solusimu tadi, Jung?" Youngjae bertanya. Berusaha mengalihkan perhatian dari kejadian memalukan tadi.

"Beritahu saja semua orang jika sebenarnya kita sudah berpacaran." Ucap Daehyun. Mengulangi apa yang ia katakan tadi.

Youngjae membulatkan matanya lalu menggeplak kepala Daehyun.

"Awww," Daehyun meringis. "Itu solusi yang tepat, tahu."

"Kenapa kau menyebalkan, hah? Bisakah kau mengatakan sesuatu yang tidak bodoh? Kau benar-benar membuatku kesal, Dae. Bukankah kita sudah mendiskusikan hal ini dari awal? Kalau kau tak bisa membuat mereka berhenti. Pacari saja salah satu dari fans gila-," ucapan Youngjae terhenti kala Daehyun membungkam bibir namja manis itu dengan bibirnya sendiri. Hal itu sukses membuat Youngjae merona.

"Berhenti mengomel atau kau akan ku cium lagi!" Ucap Daehyun dengan senyum jahil.

"Yak, siapa yang kau bilang mengomel tadi? Aku tid-,"

Cup.

Satu kecupan berhasil mendarat diatas bibir Youngjae lagi.

"Kau lupa jika yang tadi itu mengomel? Atau kau sengaja melakukannya agar bisa ku cium?"

Youngjae membeku dengan pipi merona padam. Jung Daehyun benar-benar! Bisa-bisanya dia menciumnya di sekolah. apakah ia tidak takut jika ada guru yang akan memergoki mereka? Oke, mungkin efek Daehyun bagi Youngjae sangat tidak baik karna dia sekarang tidak bisa berfikir dengan jernih. Mana ada guru yang melihat jika mereka sudah beristirahat di rumah masing-masing, Jae?

Dengan berberat hati, Youngjae diam. Dia tidak mau mengambil resiko dicium lagi oleh Daehyun kalau ia mengeluarkan sepatah dua kata lagi. Tapi yang ia dapati setelah diam Daehyun yang mendorong tubuhnya lalu mencium bibirnya lama.

"Satu lagi, jika kau terus-terusan diam seperti itu. Aku akan menciummu, Jung Youngjae."

Ugh, sial. Ingatkan Youngjae untuk melempari Daehyun dengan sepatu setelah ini.

.

.

.

.

Fin

Gak tau nulis apa aku..

RnR plisss..