Hinata yang Diperebutkan

.

.

Om Masahi Kishi Moto! Rani pinjem Naruto- nya sebentar ya!

Genere: Humor, Parody, friendship, little romance and manya more

Rate: T

Warning! Fic ini mengandung ke- gajean akut, OOC akut, typo bagaikan kerak yang membandel, gak sesuai EYD, DKK

.

.

.

Catatan GaJe author!

.

.

Holla holla readers! Ketemu lagi bareng Rani yang super duper GaJe!

Kali ini, Rani bikin cerita yang menyambut bulan Rahmadan gituh. Sekalian ngisi waktu buat buka nanti n,n

Seperti biasa! Pastinya Hinata disini super OOC. Jadi, readers jangan kaget ya!

Inget! No bashing chara, no SARA, DKK

Cerita ini gak sesuai dengan kondisi Korea sebenarnya. Maklum imajinasi. *bah! Bilang aja loe kudet!*

Sekian catatan Rani, selamat membaca! *narik halaman cerita*

.

.

Hinata, seorang siswi muslim yang berasal dari Jepang pergi ke Korea untuk menuntut ilmu disana.

Sekaligus, ia ingin bersosialisasi dengan masyarakat muslim disana.

Di saat perjalanan, ia bertabrakan dengan seorang cowok yang tidak ia kenal.

Siapa sangka cowok itu langsung ehem... Jatuh cinta padanya saat pandangan pertama ia melihat Hinata sedang menolong seorang anak kecil.

Sebenarnya, siapakah cowok yang di tabrak Hinata?

Akankah hidup Hinata berjalan mulus selama di Korea?

Apakah author yang gaJe ini bisa berhenti dari ke- hiatusanya?

Mari kita lanjutkan! *Dihajar karena summary gak nyambung*

.

.

Bandar Udara International Incheon

"Huaaah! Akhirnya!" Seorang gadis ber- jilbab ungu muda sedang berdiri sambil meregangkan otot- otot lenganya yang kaku akibat menempuh perjalanan yang jauh dengan pesawat dari Bandara Narita. Setelah selesai meregangkan ototnya, gadis itu menarik koper- nya yang beroda menuju luar bandara. Lalu ia men- Stop taksi yang lewat kemudian menaikinya.

"Mau kemana nona?" Tanya supir taksi itu ramah.

"Huum... pak, daerah apartemen yang murah ada dimana ya?" Tanya gadis itu balik.

"Hum... kelihatanya di jalan Toegyero ada beberapa. Disana juga dekat dengan taman. Apa nona mau ke sana?" Tawar supir itu.

"Kelihatanya menarik! Baiklah! Pak, tolong antarkan saya ke sana!" Pinta gadis itu. Supir itu mengangguk kemudian memacu kendaraan itu menuju jalan Toegyero.

"Nona darimana asalnya?" Tanya supir itu.

"Oh, saya dari Jepang." Jawab gadis itu.

"Wah, wah, hebat sekali ya! Gadis remaja Jepang bisa menguasai bahasa Korea sedalam ini." Puji supir itu sambil terus memacu kendaraanya.

"Ahaha... bapak bisa saja!"

"Oh ya, nama nona siapa?"

"Hinata. Hyuga Hinata."

"Wah, nama yang bagus. Kenalkan, nama saya Kim Joon!"

"Wah! Salam kenal ya pak Joon!"

"Iya. Nona beragama Islam ya? Jarang sekali orang jepang yang beragama Islam" Tanya pak Joon.

"I- iya. Kok bapak bisa tahu?"

"Haha! Mudah saja. Karena bapak ini juga orang muslim." Tutur pak Joon. Hinata kaget sekaligus tidak percaya.

"A...aaaa... Yang benar pak? Serius?" Tanya Hinata dengan mengebu- ebu. Pak Joon tersenyum sambil mengangguk. Hinata menjadi sangat senang karena ia bisa menemukan saudara se- imanya disini.

Setelah itu, mereka membicarakan banyak hal hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah yang berukuran cukup besar dan bagus. Hinata sampai terpana melihatnya. Kemudian, cepat- cepat ia bertanya pada Pak Joon yang sedang turun dari mobil. "Loh? Pak? Kok kita ke sini?" Tanya Hinata.

"Tenang saja. Saya mau berbicara dengan pemilik rumah ini. Beliau juga merupakan umat muslim yang memiliki sebuah rumah kosong yang katanya di sewakan." Jelas pak Joon. "Sekaligus ini salam perkenalan kita. Aku ingin membantu saudara seimanku yang lain." Saat ia menekan tombol bel yang ada di depan pagar, pintu gerbang rumah itu- pun segera terbuka. Dan, nampaklah sesoseok wanita paruh baya *ato enggak* yang berumur sekitar 45 tahunan dan berwajah campuran antara Korea dan Arab. Ia mengenakan jilbab seperti yang dikenakan para wanita di arab yang berwarna hitam dan baju panjangnya yang berwarna hitam pula. Itu loh, jilbab yang cuma tinggal di penitiin di deket dagu and di bagian yang menjuntainya aja.

"Ah pak Joon! Ada apa? Tumben sekali!" Kata wanita itu senang.

"Begini Minah, ada seorang gadis yang berasal dari jepang ingin menyewa rumah- mu yang berada di jalan Toegyero itu. Dia juga merupakan saudara kita, jadi, bolehkah juga jika kau memberikan potongan harga?" Pinta pak Joon dengan hati- hati.

"Boleh aku lihat gadis itu?" kata wanita yang bernama Minah itu penasaran. Pak Joon kemudian menyuruh Hinata keluar dan membukakan pintu, kemudian ia mengenalkan Minah pada Hinata. Jujur saja, Minah terpana melihat Hinata yang amat sangat cantik dengan jilbabnya itu. Minah terkejut sekaligus senang. Karena, sudah jarang ia melihat gadis yang beragama muslim dan memakai jilbab seperti ini. Hinata mengenalkan dirinya kemudian Minah menyambutnya dengan senang.

Minah bertanya apa tujuan Hinata datang ke Korea. Ternyata tujuan Hinata adalah belajar sekaligus ingin berbaur dengan masyarakat muslim yang berada di Korea. Apalagi, ini sudah menjelang bulan Rahmadan.

Dengan senang hati, Minah hanya memberikan setengah harga sewa untuk Hinata. Kemudian, ia berjalan kembali ke rumahnya dan kembali lagi ke luar sambil membawa kunci rumah. Enaknya, uang listrik, sampah dan air, Minah yang membayarnya. Hinata semakin berterimakasih sambil membungkukan badanya berulang- ulang. Ia juga berterimakasih pada pak Joon yang sudah membawanya kemari.

Setelah berbicara sebentar, Hinata kembali meneruskan perjalananya menuju rumah sewaanya yang berada di jalan Toegyero dengan menaiki taksi pak Joon.

Sesampainya di sana, Hinata memberikan bayaranya pada pak Joon setelah memaksa beberapa kali agar beliau mau menerimanya. Kemudian membuka pintu gerbang dan memasuki rumahnya untuk sementara ini.

Hinata semakin terpana karena rumah itu meski tidak terlalu besar tapi bagus. Lantainya ber keramik putih, cat dindingnya berwarna putih pula. Disitu ada 3 kamar, 1 kamar mandi, dapur, ruang tamu, ruang TV dan taman depan dan belakang dengan ukuran yang tidak terlalu besar.

Hinata berjalan menuju kamar yang peling depan kemudian merapikan barang- barangnya. Disitu sudah ada lemari yang berukuran sedang. Dan sebuah tempat tidur. Di kamar yang lain juga sudah ada. Kulkas yang berukuran sedang berwarna putih, dan juga kompor listrik juga sudah ada di sana. Jadi lebih terasa tempat kost n,n

.

.

Setelah beberapa hari di sana, Hinata sudah mulai bisa ber- adaptasi. Kadang- kadang ia berjalan- jalan ke kota ditemani pak Joon yang kadang berkunjung bersama Minah. Minah juga membantu Hinata mendaftar ulang di Korea University. Karena Hinata pada awalnya adalah seorang siswa yang ditawari langsung untuk bersekolah disana oleh kepala sekolah Korea Univesity saat beliau berkunjung ke Jepang. Hinata menjuarai berbagai turnamen maupun event- event seni beladiri saat masih SMA. Pada saat ia kuliah di jepang dan mengikuti salah satu event seni, kepala sekolah Korea University yang kebetulan berkunjung ke Jepang. Dan saat itu juga ia ditawari langsung oleh kepala sekolah Korea University. Tentunya setelah bernegosiasi dengan kepala sekolah Japan University.

Hinata bisa langsung memulai belajarnya setelah 1 hari mendaftar. Ia mengambil jurusan Olahraga. Sehari ia masuk kuliah, ia langsung mendapat banyak teman dan disambut hangat oleh para mahasiswa disana. Tentunya, karena penampilan Hinata yang unik mungkin ya n,n"

.

.

Kali ini, Minah akan menunjukan masjid yang berada di Seoul bersama suaminya. Minah dan suaminya yang bernama Abu Yusuf sudah menganggap Hinata seperti anak mereka sendiri, karena semua anak mereka telah memiliki hidup bersama keluarga mereka yang baru.

Tentunya, Minah tidak memakai pakaian seperti yang ia kenakan di rumah. Ini lebih sederhana tapi masih menutup aurat. Mereka berjalan menelusuri tempat- tempat di Kota Seoul. Hinata banyak mendominasi percakapan dengan pertanyaan yang kadang membuat Minah dan suaminya tertawa.

Sambil berjalan, Minah juga menceritakan bagaimana tingkah laku anak- anak mereka dulu. Mereka berjalan- jalan hingga jam setengah 6 sore. Kemudian pulang.

Hinata menyangka hidupnya di Korea akan baik- baik saja. TAPI! Author dengan kejamnya akan membuat itu berbalik menjadi ke tidak tenangan! Huahahahaha! *dihajar*

Karena besok hari libur, Hinata memutuskan untuk berjalan- jalan di taman yang dekat dengan rumahnya.

.

.

Besok paginya...

Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah yang besar dan mewah yang bergaya sedikit eropa dan yang lainya abstrak *PLAK!* maaf, yang lainya author gak tau. Yang jelas itu berwarna putih, 4 orang cowok dengan muka yang, 'wah' sedang ngedumel gak jelas.

"Si bodoh itu kemana sih? Padahal kita baru nyampe kemarin, eh, dia udah ngilang lagi!" Kata cowok yang berambut cokelat jabrik.

"Hn. Pasti dia lagi jalan- jalan." Sahut cowok yang berambut pirang pucat panjang.

"Waks? Apa dia udah gak sayang nyawa? Pasti banyak cewek yang bakal ngerubutin dia nanti! Ujung- ujungnya pasti kita yang repot!" Cowok yang berambut cokelat jabrik tadi menjambak rambutnya dengan stres.

"Dih! Lebay amat sih gaya loe! Udah deh!" Komentar cowok yang berambut Hitam agak girly.

"Iya. Pasti dia bakal balik dengan selamat deh, Percaya aja." Tambah cowok yang berambut Hitam jabrik.

"Ya deh, gue nyerah." Cowok yang berambut cokelat itu mengangkat tanganya menyerah.

.

.

Owari

.

.

Catatan Gaje author!

Bwahahahahahahahahaha! Gimana- gimana?

Jelek yah?

GaJe yah?

Banyak Typo yah?

Authornya gaje akut yah?

Kalo dari ke- 3 itu iya semua, Rani minta maaf deh, chapter depan pasti Rani coba perbaiki!

Akhir kata...

.

Review ya readers! (^.^)/

.

.

Bocoran sedikit untuk chapter depan:

"Aduh! Sakit!"/ "Duh! Maaf ya!"/ "Gile! Gue kayak abis ngeliat malaikat tadi!"/ "Gile lu! Hari gini mana ada malaikat yang jatuh ke bumi!"/