DISCLAIMER : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
Konichiwa.. Watashi Denia Triana Putri..
Ini FanFiction tentang Naruto dan dunia nyata..
Jangan dibaca kalau mau menghina, ini FanFiction suka suka gue!
Characters : Keni (its me), Rinne (my friends), Yuna (my friends), Shila (my friends), Sechin (my friends).. sisa nya pasti kalian tahu..
Pairing : Sasu-Keni, Neji-Rinne, Naru-Yuna, Shika-Shila, Kaka-Sechin.
WARNING : FanFiction ini suka suka gue! Typo bertebaran.. OOC.
.
.
.
*Keni POV
Pagi di Konohagakure. Pagi yang cerah di selimuti awan terang dan cahaya matahari yang menyelinap melalui celah celah awan. Waktu yang tepat untuk bangun dari kematian sejenak, membuka mata, dan menghirup udara segar pagi hari. Di tambah Konohagakure yang masih sangat hijau, jadi udara di sana tidak tercemar oleh polusi. Kicauan burung yang menambah suasana sejuk di pagi hari Konohagakure. Jendela jendela yang di buka, seakan mengizinkan angin segar untuk masuk menghampiri mereka yang membutuhkan nya. Senyum semangat yang menghiasi wajah penduduk Konohagakure menambah semarak pagi hari.
Kriing.. Kriing.. Kriiing..
Suara alarm pun berbunyi, menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Hoaaaaamh.. mmhh.. sudah pagi yaa.." –ujar ku.
Sementara aku masih berusaha untuk membuka mata, Kaa –san pun mulai berteriak. Bermaksud untuk membangunkan ku. "Keniii.. apa kau sudah bangun? Keniii?"
"Sudah Kaa-san.." – jawab ku dengan mata yang masih sulit untuk ku buka.
Aku beranjak dari tempat tidur ku, berjalan menuju kamar mandi dengan mata yang setengah terbuka. Pada saat itu aku mandi sangat lama, karena aku tidak mau terlihat aneh saat pertama kali nya aku masuk sekolah sebagai –Senpai. Kemudian aku memakai seragam ku, seragam yang serupa dengan Sailor Dress ini melekat indah seperti biasa nya. Hanya saja rok yang ku pakai ini, sedikit lebih pendek. Seakan membiarkan kaki jenjang ini terlihat. Di tambah aku yang tidak suka memakai kaos kaki panjang seperti yang sudah di anjurkan oleh sekolah, jadi aku memakai kaos kaki sebatas mata kaki dan sepatu casual sesuai keinginan ku.
Aku menyisir rambut panjang bergelombang ku sambil bercermin, menata nya serapih mungkin. Membiarkan nya terurai indah. Ku poleskan sedikit bedak pada wajah ku, aku tidak ingin terlalu terlihat norak. Aku ingin terlihat casual tapi menarik. Selesai berhias, aku turun menghampiri Kaa –san dan Otou –san ku untuk sarapan.
"Ohayoou –mina.. Kaa –san.. Otou –san.." – ujar ku pada Kaa –san dan Otou –san sembari memberi kecupan pada pipi mereka. Otou –san membalas sapaan ku "Ohayou anak ku.." – kata Otou –san pada ku. Kaa –san datang membawa nampan menghampiri kami, "Ini.. sarapan kalian" – ujar Kaa –san sembari menaruh semangkuk sereal untuk ku dan sepiring Fried Rice untuk Otou –san.
Ku habiskan sarapan yang sudah ada di hadapan ku, untuk kemudian aku berpamitan pada Kaa –san dan Otou –san. "Kenii.. nanti kau berangkat dengan Sasuke yaa.." – ujar Otou –san ketika melihat ku sudah selesai sarapan dan siap untuk pergi.
Aku sontak terkejut mendengar perkataan Otou –san. Uchiha Sasuke? Pria berambut reven nan tampan ini, lagi lagi aku harus berangkat sekolah bersama nya. Kami berdua memang sudah bersama sama sejak aku berusia 5 tahun. Dari situ kami tidak pernah terpisah kan, semua nya kami lakukan bersama. Sekolah pun, di sekolah yang sama. Hanya saja saat Otou –san Sasuke, Uchiha Fugaku. Di kenal sebagai pengusaha terkaya di Konohagakure. Gaya hidup nya berubah, dia menjadi sosok Sasuke yang dingin dan cuek. Walaupun kami terus bersama, tapi aku merasa seperti bukan bersama Sasuke yang ku kenal.
Aku terkejut karena sudah selama satu tahun kemarin, aku tidak pernah berangkat bersama Sasuke lagi. Walau kami bersekolah di sekolah yang sama. Di Konoha High School. Di sekolah, kami berlagak seperti tidak saling mengenal satu sama lain. Karena memang di sekolah, Sasuke adalah Prince of High School bersama ke empat teman nya. Hyuuga Neji, Namikaze Naruto, Inuzuka Kiba, dan Nara Shikamaru. Aku mengenal mereka semua, karena memang mereka terkenal.
"Dengan Sasuke? Memang nya dia mau menjadi buah bibir semua orang kalau berangkat sekolah bersama ku, tou –san?" – tanya ku pada Otou –san. "Otou –san tidak tahu.. ini permintaan Fugaku.. dan dia bilang Sasuke yang menginginkan nya" – jawab Otou –san.
Aku tercengang mendengar apa yang telah dikatakan Otou –san. Aku tidak percaya Sasuke nekat ingin pergi ke sekolah bersama dengan ku. Apa dia tidak akan malu? Aku tidak tahu. Mungkin kalau untuk orang yang menjunjung tinggi kehormatan nya, tidak akan mau pergi bersama sama dengan orang biasa.
Tin.. Tin..
Tiba Tiba suara klakson motor berbunyi di depan rumah ku. Otou –san lalu menarik ku ke arah pintu depan ambil berkata, "Ah, itu mungkin Sasuke.. ayo cepat kau pergi kesana.."
Aku terkejut melihat Sasuke yang menggunakan motor ninja nya menunggu ku di depan. Aku sedikit merasa gugup. Karena ini adalah pertama kali nya setelah satu tahun aku tidak berangkat bersama Sasuke. Lalu aku melihat Sasuke turun dari motor nya, berjalan menghampiri aku dan Otou –san yang berdiri di depan pintu rumah.
"Ohayou.." – suara baritone itu menyapa ku dan Otou –san.
"O.. Ohayou" – ujar ku dengan gugup. "Nah Sasuke.. Fugaku bilang kau ingin berangkat bersama Keni?" – tanya Otou –san meyakinkan ku.
"Hn.. aku ingin bersama Uchiha Keni ku lagi" – ujar Sasuke dengan nada yang begitu lembut.
Wajah ku memerah, aku berusaha menetral kan detak jantung ku yang begitu cepat ini saat Sasuke mengatakan "aku ingin bersama Uchiha Keni ku lagi". Sudah lama aku tidak mendengar kata kata itu dari Sasuke. Kaa –san lalu datang membawa bento di tangan nya –"Ah.. Sasuke.. ini bekal mu." Sasuke menerima bento itu dan berkata, "Ah.. Arigatou"
"Nani? Kenapa Kaa –san memberi kan bento pada Sasuke?" – tanya ku pada Kaa –san yang berdiri di belakang ku. "Memang nya kenapa? Itu permintaan Sasuke naak" – jawab Kaa –san.
Aku heran, ada apa dengan Sasuke? Aku kembali menghadap kan pandangan ku pada Sasuke. Dan Sasuke menatap ku, dia tersenyum lembut. Membuat ku terpesona dengan senyuman nya. Sasuke lalu mengulurkan tangan kanan nya, menatap ku lembut – "Keni.. ayook." Aku meraih tangan nya, dia menggenggam tangan ku dengan erat. Dan mencium tangan ku. Detak jantung ku semakin tak beraturan. Bingung, senang, takut semua nya menjadi satu memenuhi batin ku. Lalu Sasuke berpamitan pada Kaa –san dan Otou –san ku.
Sasuke memberikan jaket yang dia bawa pada ku – "Gunakan ini.." – ujar Sasuke.
"Lalu.. kau pakai apa kalau jaket mu aku yang pakai" – kata ku pada Sasuke. "Aku tidak ingin kau sakit nanti nya.. udara pagi ini masih dingin.. tapi nanti kau harus memeluk tubuh ku, agar aku tidak merasa kedinginan" – ujar Sasuke seraya naik ke motor nya dan menyalakan mesin nya.
Kemudian aku menggunakan jaket milik Sasuke dan naik ke motor. Lalu sasuke membunyikan klakson motor nya sebagai tanda berpamitan pada Kaa-san dan Otou-san ku. Sasuke melaju lambat, seakan tidak mau waktu berlalu dengan cepat.
"Kau mau membiarkan aku sakit karena dingin?" – ujar Sasuke.
"Hah? Kan sudah ku bilang kalau.." – kata ku belum selesai karena Sasuke memotong perkataan ku. Aku terkejut saat Sasuke mencoba meraih tangan ku. Aku menghindari nya, kemudian sasuke berkata – "Berikan tangan mu, atau ku hentikan motor ini." – sahut nya.
Aku terpaksa melakukan hal yang dia ingin kan itu. Aku memeluk tubuh kekar nya dari belakang. Rasa nya hangat dan begitu nyaman. Aku seperti terlena dengan punggung pria berambut reven ini. Aku tidak tahu seperti apa ekspresi wajah Sasuke saat itu, yang aku tau. Dia terus menyentuh tangan ku.
# # #
Dugaan ku benar, saat aku dan Sasuke sampai di sekolah semua orang menatap tajam ke arah kami. Membuat ku takut. Aku menyembunyikan wajah ku kedalam punggung Sasuke. Dan saat Sasuke telah menaruh motor nya, dia mematikan mesin motor nya.
"Keni.. kita sudah sampai" – ujar Sasuke. "Hah? I.. Iyaa" – kata ku dengan gugup karena merasa takut pada pandangan tajam orang orang di sekitar ku.
Kemudian aku turun dan Sasuke pun turun dari motor nya. Sasuke meraih tangan ku, menggenggam nya erat. Seakan tidak memperdulikan tatapan tajam orang orang di sekitar kami. Ketika kami sampai di aula sekolah.
"Keniiii?" – sapa seorang wanita dengan suara merdu nya kepada ku. "Hah? Sheciiin.. kyaaaa.. Yunna? Rinne? Shila?" – ujar ku pada keempat sahabat ku.
Well.. Shecin Kudo, Namikaze Yunna, Hyuuga Rinne dan Shila Nara adalah sahabat ku sejak pertama kali aku menginjak kan kaki ku di Konoha High School. Kami berlima selalu bersama sama, dan berada di kelas yang sama. Kali ini pun kami berlima berharap kalau kami akan sekelas.
"Heey.. Sasuke" – sapa seorang pria berambut nanas pada Sasuke. "Oh.. Shikamaru.. Kiba.. Naruto.. aah.. Nejii" – jawab Sasuke pada ke empat pria itu.
Ya.. aku mengenal ke empat pria itu. Mereka sahabat Sasuke. Aku mengenal nya karena memang mereka terkenal sebagai Prince of High School.
"Apa kabar mu.. Teme?" – tanya salah satu Prince of High School pada Sasuke. "Ah.. aku baik.. Dobe" – jawab Sasuke pada pria bermata sapphire itu.
Aku mendengar percakapan mereka karena memang Sasuke berada disamping ku. Seakan tidak membiarkan ku jauh dari nya.
Rinne lalu berbisik pada ku, "Kau bersama nya.. Keni?"
"Ah.. Iyaa" – jawab ku dengan wajah tersipu malu. Mengingat aku tidak pernah mengelu elukan ke lima pria itu seperti wanita kebanyakan. Sahabat ku pasti merasa aneh, kenapa aku bisa bersama Sasuke.
"Ayoook Sasuke.. sudah lama kita tidak ketempat itu" – ajak pria bertato taring itu pada Sasuke.
"Emh.." – ujar Sasuke pada nya lalu menepuk pundak ku. "Keniii.. ku tinggal kan, tidak apa apa?"
"Hah? Ti..tidak apa apa.. memang nya kenapa? Aku bukan anak kecil lagi" – jawab ku pada Sasuke.
Cup..
Sebuah kecupan lembut mendarat di dahi ku. Kecupan yang tidak pernah ku rasakan sejak kami berusia 12 tahun itu, kini terulang kembali. Dengan rasa yang berbeda. Aku merasakan kehangatan dari nya.
Sahabat sahabat ku tercengang melihat apa yang dilakukan Sasuke pada ku. Aku pun terkejut saat Sasuke melakukan nya. Dia berani melakukan itu di hadapan khalayak ramai. Di perhatikan ratusan pasang mata. Aku sama sekali tidak merasakan sisi dingin dan cuek pada Sasuke, yang aku rasakan adalah.. kehangatan dari nya.. untuk ku.
"Whooo - hoooo.." – ujar pria bertato taring itu. Teman teman Sasuke yang lain hanya bisa memperhatikan nya melakukan itu.
"Aku pergi ya kenii.. bye" – ujar Sasuke. Suara baritone itu agak mendesah, dengan wajah yang tersenyum lembut.
"Haha Sasuke.. aku tidak pernah melihat mu seperti itu.. itu sebuah kemajuaan!" – ujar pria bertato taring itu pada Sasuke lalu menepuk punggung nya.
Lalu mereka semua pergi. Aku masih terdiam di tempat ku. Aku malu, aku takut, karena semua orang memperhatikan ku dengan tatapan benci. "Keniii.." – ujar Yunna salah satu sahabat ku seraya menghampiri ku. Kemudian di ikuti dengan Shecin, Rinne, dan Shila. Mereka berdiri mengitari ku. Berusaha menutupi keberadaan ku. Karena mereka semua tahu, aku ketakutan dengan tatapan semua orang. Untung saja Kepalah Sekolah segera datang dan memberikan pengumuman. Sontak kami berlima bahagia ketika mengetahui kami masuk dalam kelas yang sama.
# # #
Kemudian aku dan sahabat ku mengambil tempat duduk yang strategis, jadi mudah ketika kami akan berbincang. Shila mengampiri ku, "Keni.. kau belum menceritakan nya pada kami.." – ujar Shila penasaran. "Menceritakan apa?" – tanya ku. "Kau belum menceritakan kenapa kau bisa bersama Sasuke tadi.." – kata Rinne melanjut kan.
"Oh itu.. kalian ingat tentang cerita ku dulu? Cerita tentang aku dan seorang pria? Aku dan pria itu selalu bersama.." – ujar ku mencoba mengingat kan mereka. "Ya.. kami ingat.. lalu?" – ujar Shecin mewakili. "..emmh.. pria itu adalah Sasuke.." – kata ku dengan ragu.
Ke empat teman ku berteriak dan menghampiri ku, "NANI?"
"..e.. eh.. tidak usah memperhatikan ku seperti ituu.." – ujar ku sembari melambai lambai kan tangan ku pada wajah mereka. Rinne mendekatkan wajah nya pada ku, dan menatap ku horor – "Kenapa kau tidak bilang pada kami kenii?"
"..e.. etto.. karena aku merasa Sasuke sekarang bukan lah Sasuke ku yang dulu" – jawab ku dengan malu. Shila kembali ketempat duduk nya dan berkata, "Mungkin dia ingin membalas satu tahun kemarin pada mu.. dia merasa kesepian.."
"Atau mungkin.. di..dia menyukai mu.. keni" – ucap Yunna sembari menggenggam kedua tangan nya dan tersenyum lebar.
"Na..nani.. itu tidak mungkin.. kami hanya terbiasa bersama.." – ujar ku mengekerut kan kening ku.
Rinne kembali ke tempat duduk nya. Dia menunduk, dan saat mengangkat kepala nya, terlihat mata yang berkaca – "Enak sekali ya keni.. kau dan Sasuke selalu bersama sama sejak kecil.. dan hanya berpisah selama setahun.. setelah itu Sasuke seperti menunjuk kan rasa penyesalan nya karena meninggal kan mu.." Aku menghampiri nya, menepuk pundak nya dan bertanya – "Ka..Kau kenapa.. Rinne?"
"Berbeda dengan Neji.. dia nampak berubah total sejak Otou-san nya meninggal 5 tahun yang lalu.. dan sejak itu lah dia seperti memberi jarak antara aku dan diri nya.." – lanjut Rinne dengan mata yang berkaca kaca. "Ri..Rinnee.." – ucap Yunna seraya menghampiri nya.
"Kebiasaan.. kau selalu membawa diri mu hanyut dalam suasana klise.. percayalah.. Neji pasti kembali padamu.." – ujar ku dengan nada membentak.
Rinne nampak kesal dengan ucapan ku tadi, tapi aku tidak akan menarik kata-kata ku pada nya. Aku tidak bermaksud membuat nya semakin sedih. Aku hanya tidak mau melihat sahabat ku bersedih karena seorang pria.
"Eh.. sudaaah.. kenapa jadi seperti ini?" – ujar Shecin memecah kan keheningan dengan suara nyaring nya.
"Sensei datang.." – kata Shila berlari ketempat duduk nya.
"Konichiwa.. Watashi.. Hatake Kakashi.. Saya –sensei matematika kelas dua yang baru.." – ujar guru muda nan tampan itu di hadapan semua teman teman ku.
Aku melihat sekeliling ku. Semua nya terpesona pada guru tampan di hadapan mereka. Saat aku melihat Rinne, Yunna, dan Shila. Mereka tidak memasang ekspresi apapun. Tapi aku belum pernah melihat Shecin segugup itu.
"Ssst.. Sechin.. ssst.. Sechin.." – ujar ku berbisik pada Sechin yang tepat berada di sebelah ku. Aneh.. aku melihat tatapan yang Sechin sangat tajam pada –sensei baru kita ini. Ternyata –sensei itu pun memperhatikan Sechin sangat dalam, membuat Sechin tiba tiba menunduk.
