Kalau boleh jujur, Ren agak bimbang mengenai beberapa hal.
Tidak, bukan karena ia tidak mau melanjutkan urusan Phantom Thief – dia akan senang hati menegakkan kebenaran dan menolong orang-orang yang sudah tidak bisa ditolong lagi – tapi karena... kenapa dia yang harus jadi pemimpin? Dia tidak punya pengalaman apa-apa. Dia bahkan tidak tahu banyak mengenai Metaverse dan cara navigasinya.
Wajar saja sih, Ryuji tidak terlihat seperti orang yang dapat diandalkan dalam hal apapun yang berkaitan dengan tanggung jawab, dan Ann menyarankan Ren agar menjadi pemimpin mereka... Yang mana pilihan yang tersisa hanyalah Ren dan Morgana itu sendiri. Dan tidak ada yang mau Morgana menjadi pemimpin (atau setidaknya, Ryuji tidak rela).
Ren juga sedikit tidak nyaman. Apa Sakamoto dan Takamaki tidak keberatan menunjuknya, orang asing diantara dua teman SMP lama yang belum 2 minggu mereka kenal, sebagai pemimpin mereka?
"Um," Ren memberanikan diri. Dalam situasi seperti ini, dia berharap dirinya bisa sebebas Joker di Metaverse yang begitu ekspresif dan leluasa, walau secara harfiah dia sendiri adalah Joker. Di dunia nyata, Ren tidak bisa melakukan itu. Rasanya seakan-akan ada batas antara dirinya yang sebenarnya dan dunia nyata. "Takamaki-san?"
Takamaki menoleh, dua kunciran pirang platina panjang mengikuti arus beloknya. "Panggil saja Ann." Senyumannya lembut dan hangat. "Sekarang, kita ini teman, bukan?"
Te...man?
Ren tidak ingat kapan terakhir kali ia memiliki teman. Mungkin beberapa bulan yang lalu sebelum hal 'itu' terjadi, tapi itu hanya membuktikan bahwa mereka bukanlah teman yang sesungguhnya.
Tapi, ah... kalau dilihat-lihat lagi...
Sakamoto dan Takamaki mengetahui telah melihat hal-hal gila yang juga ia alami di dimensi Metaverse... mereka tahu apa resiko dan bahaya disana, tapi mereka menetap. Mereka menetap dan mengikuti rencana gilanya.
('Tentu, tentu,' bisik suara kecil di pojok pikirannya, sendiri dan terlupakan. 'Tidak ada yang menetap, Amamiya. Semuanya pergi. Bahkan ayah dan ibu. Dan pada akhirnya mereka berdua dan Mona pun juga.')
Tapi.
Sakamoto dan Takamaki mengetahui catatan kriminalnya. Mereka mengetahui semua rumor busuk yang memenuhi Shujin saat ia tiba, mendengar dan menghadapinya setiap hari. Morgana tidak peduli tentang itu sama sekali.
Dan mereka menetap.
Mereka tidak begitu mengenal Ren, tapi Morgana, Sakamoto dan Takamaki menetap.
(Dan lagi, Ren merasa dekat dengan Sakamoto dan takamaki. Menjadi bahan gossip, korban fitnah ketidakadilan dan korban keegoisan seseorang. Ia juga merasa sama dengan Morgana, masih berjuang mencari jati dirinya sebagai seseorang – dan sudah menjadi peraturan universal yang tak terucap bahwa mereka yang merasakan kesamaan antara satu dengan yang lain pasti akan berkumpul bersama.
Dengan alasan itu, Ren tidak keberatan.
Mereka mengerti dan mereka menerima dirinya apa adanya.)
Teman, ya...
Ren tersenyum kecil. Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang melihat, tapi senyuman itu tulus, lega, dan bahagia.
"Baiklah," Ren tidak bisa menutupi semua perasaan itu. Dan ia yakin, Ryuji, Ann dan Morgana dapat mendengar kebahagiaannya. "...Ann."
Ia merasakan sebagian percik api Joker membara dalam dirinya, optimis, percaya diri dan bersemangat– dan Ren pun menerima posisinya sebagai teman dan pemimpin kelompok kecil mereka berempat.
Dan Phantom Thieves dengan pasti akan mengguncang dunia.
.
.
.
"Waduh? Aku kok nggak diajak?!"
"Mohon kerjasamanya ya, Ryuji."
"B-Baiklah. Gitu dong dari tadi."
.
.
.
"Kalau kita bersama-sama, aku yakin pasti bisa."
.
.
.
.
.
P5A is good, fight me.
Terutama karena Ren.
...
Mostly because of Ren.
