ONE DAY
.
.
.
Cast : all member BTS (All x Seokjin)
Genre : friendship and maybe romance :) (BoysLove)
.
.
.
(yang tidak suka yaoi bisa meninggalkan tempat ini segera)
.
.
.
Summary : Meskipun hanya satu hari, kami akan membuatmu menjadi orang paling bahagia di dunia ini.
.
.
.
.
.
(disini anggap saja mereka sudah pacaran ok. jadi tidak ada plot yang akan membahas bagaimana mereka jadian)
.
.
author pov
.
.
BTS sedang menjalani masa istirahat mereka, dan dengan senang hati Bang PD mengirim mereka untuk berlibur di Eropa. Tentu hal ini membuat member BTS senang dan akan menikmati masa istirahat mereka dengan liburan kali ini. Setelah sebelumnya mereka berangkat hanya ber-6 yaitu Jin, Suga, JHope, Rap Monster, Jimin dan juga Jungkook, Taehyung atau V akhirnya menyusul mereka setelah menyelasaikan pekerjaannya.
.
Malam itu, terlihat seseorang dengan sweeter pinknya berjalan di Loby sebuah Hotel. Namja itu terlihat berjalan perlahan. Orang itu atau bisa kita panggil Jin BTS itu tengah melihat-lihat area hotel yang sedang dilewatinya, hotelnya memang besar, Bang PD memang tidak main-main dengan liburan kali ini. Seokjin berjalan menuju restoran & bar di sebelah kiri Loby berniat mencari makanan atau minuman yang bisa membuatnya tenang untuk saat ini.
Jujur saja, malam ini Seokjin merasa pikirannya sedang kacau. Dia tak mampu berpikir apapun hingga menolak ajakan membernya untuk menikmati malam dengan melihat pemandangan kota yang mereka singgahi ini. Dia sendiri sadar dengan keanehannya, hanya saja tak mau membicarakannya dengan member lain.
Restorannya lumayan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang menikmati secangkir kopi dimalam yang dingin ini. seorang waiter menghampiri Seokjin,
"Can I help you, Sir?" Seokjin yang mendengar itu mencoba tersenyum, Seokjin memang sedikit mengerti tentang bahasa inggris.
"I want red wine" ucap Jin dengan sedikit terbata. Waiter itu mengerti dan kembali ke konter untuk mengambilkan wine pesanan Seokjin.
Seokjin tidak mengerti kenapa dia ingin minum saat ini, dia sedang butuh minuman itu. Setidaknya dengan minum dia sedikit mendapat ketenangan meskipun itu hanya ilusi belaka.
Sang waiter kembali dan memberikan sebotol wine yang dipesan Seokjin, "This is, Sir"
"Thank You" Seokjin menerimanya dan mulai meninggalkan Restoran itu untuk menuju kamarnya. Lebih menyenangkan minum dikamarnya, karna tak akan ada yang mengganggunya.
.
.
.
Setelah kepergian Seokjin dari Resto hotel itu, terlihat member Bangtan yang sudah kembali dari jalan-jalan malam mereka. Wajah mereka memerah karna suasana dingin dimalam hari. Tapi wajah mereka nampak puas seolah apa yang dilihat mereka malam ini membuat mereka senang.
Mereka mengobrol tentang sesuatu, kadang mereka juga tertawa seolah yang mereka ceritakan itu memang hal yang menyenangkan.
"Hyung, besok kita bisa pergi lagi kan? Aku rasa masih banyak tempat yang indah disini?" ucap sang Magnae Jungkook ketika mereka masuk kedalam lift untuk menuju kamar mereka.
"Tentu. Aku juga belum puas memotret'" jawab Suga lengkap dengan kamera yang masih melekat dilehernya itu. Melihat hasil potretannya dan senyum puas muncul disana.
"Tapi sungguh, malam ini pemandangannya indah. Apalagi saat pentas air mancur tadi" ucap Hoseok dengan semangat, dengan senyuman lebar yang masih melekat diwajahnya.
"Ne Hobi hyung, aku setuju. Tapi ada yang kurang hyung malam ini..." ucap Jimin pelan sambil menghela napas, wajahnya juga nampak murung. Semua member menatapnya.
Namjoon yang ada disebelahnya mengerti akan itu, "Maksudmu tentang Seokjin hyung?" mendengar itu, semua member yang lain juga menyadari ada yang kurang dari perjalanan mereka malam ini. Biasanya mereka akan pergi ber-7, tapi malam ini Seokjin tidak ikut bersama mereka.
"Aku merasa ada yang aneh dengan Seokjin hyung. Kalian menyadarinya tidak?" ucap Taehyung saat mereka mulai keluar dari lift.
"Aku lebih merasa dia menyembunyikan sesuatu dari kita" ucapan Yoongi membuat mereka tiba-tiba berhenti dan mengalihkan pandangan menatap Yoongi yang juga terdiam memikirkan sesuatu yang diucapkannya tadi.
"Sesuatu seperti apa maksudmu hyung?" tanya Hoseok disebelahya, dan hanya dibalas dengan gelengan kepala menandakan Yoongi juga tidak mengerti hal itu.
"Lebih baik kita ke kamarmu dan Jin hyung dulu, Jungkook. Kita lihat apa yang dilakukan Jin hyung saat ini." ucap Namjoon mulai berjalan kembali
"Ne hyung. Kajja"
Mereka memutuskan untuk kekamar Seokjin dan juga Jungkook untuk melihat keadaan sang hyung tertua. Mereka tentu saja khawatir, takut terjadi sesuatu padanya. Mereka mungkin berlebihan, tapi tak ada salahnya mengecek keadaannya kan? mereka hanya khawatir dan takut terjadi sesuatu pada Seokjin.
.
CKLEK
.
Pintu kamar Seokjin dan Jungkook terbuka perlahan, mereka mencoba masuk pelan-pelan agar tidak menganggu apabila Seokjin sudah tidur. Tapi kenyataan berbeda dari apa yang tengah terjadi. Tepat didepan mereka terlihat sang hyung yang berambut pirang itu dengan pakaian kaos putih yang mereka anggap tidak terlalu tebal, duduk dibawah bersandar pada tempat tidur dengan pandangan kosong menghadap jendela yang terbuka. Mata mereka melebar saat pandangan mereka tak sengaja melihat sebotol wine dengan gelas yang masih terisi setengah.
"H..Hyung...apa yang kau lakukan?" Jungkook mendekat perlahan dan duduk disamping Seokjin.
Yang lain menaruh barang-barang mereka terlebih dahulu diatas kasur dan mulai mengelilingi Seokjin. Jimin juga sempat menutup jendela yang sempat terbuka karna takut sang hyung sakit karna kedinginan.
"Jin hyung, kau mendengarku?" kali ini Taehyung yang memanggilnya. Taehyung berada didepannya, tapi Seokjin seolah tidak melihatnya. Pandangan Seokjin masih tertuju pada jendela yang sudah tertutup itu, seolah dia tak mendengar apapun yang mereka katakan. Namjoon yang melihat keanehan pada sang hyung mendekat dan mengelus pipi Seokjin perlahan dengan lembut dan mulai memanggilnya
"Hyung..."
Tak ada sahutan disana. Seokjin masih diam, Namjoon mencoba menarik napas dan mulai memanggil Seokjin dengan lebih lembut,
"Seokjin hyung...kau mendengarku?"
Dan berhasil. Seokjin mengalihkan pandangannya pada Namjoon, menatap dalam mata tajamnya itu.
"Apa yang terjadi padamu, hyung?" Namjoon masih mengelus pipi Seokjin, menatap lembut Seokjin seolah dialah orang yang paling berharga didunia ini. Seokjin tidak mengalihkan pandangan matanya dari tatapan Namjoon, tapi hal itu malah membuat satu tetes air mata meluncur dipipi Seokjin.
"Namjoon..." ucap Seokjin serak.
Suara serak Seokjin membuat member Bangtan yang lain menatapnya khawatir, mereka merasa Seokjin tampak berbeda malam ini, pancaran sinar matanya seolah meredup, terlihat ada sedikit kesedihan disana dan air mata itu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. Bahwa sang hyung sedang tidak baik-baik saja.
Namjoon yang melihat itu, perlahan menarik Seokjin kepelukannya, mendekapnya erat. Tak berapa lama isakan terdengar dari sang hyung. isakan lirih seolah Seokjin merasa sangat kesakitan. Namjoon memejamkan matanya dan mengelus pelan punggung Seokjin.
"Apa yang terjadi?" tanya Namjoon pelan, kemeja yang dipakainya basah karna tangisan Seokjin, tapi dia membiarkannya. Itu tidak masalah asalkan Seokjin tenang dan dia bisa tau apa yang terjadi padanya.
Tak ada jawaban yang berarti disana. Seokjin masih sesegukan dipelukannya. Dan perlahan Namjoon merenggangkan pelukannya dan beralih menatap Seokjin dengan tangan yang berusaha menghapus air mata yang tersisa dipipi Seokjin.
Kali ini Jungkook berusaha mendekat dan memegang dagu Seokjin perlahan, menyuruhnya menatapnya.
"Ceritakan pada kami, hyung..." ucap Jungkook pelan, matanya masih menelusuri wajah Seokjin yang nampak memerah karna tangisannya tadi.
Seokjin mengalihkan pandangannya pada Jungkook, menyelami mata sang magnae dan melihat sebuah ketulusan disana. Seokjin perlahan membuka sedikit mulut kecilnya,
"Aku lelah Jungkook...aku lelah..." ucap Seokjin pelan. Member Bangtan yang mendengarnya heran dengan ucapan Seokjin.
"Aku sangat lelah, aku ingin berhenti..." ucapan Seokjin dibarengi air mata yang mulai mengalir lagi. Seokjin menepis tangan Jungkook didagunya dan mengambil wine lalu meneguknya. Member lain yang tidak sadar akan hal itu langsung menarik gelas Seokjin dan menaruhnya jauh dari jangkauan Seokjin.
"Hyung sudah cukup," Hoseok mencoba menyadarkan Seokjin dengan memegang bahunya, dan lagi-lagi Seokjin menepis tangan Hoseok. Wajah memerah Seokjin menatap semua member Bangtan bergantian.
Seokjin tertawa dengan air mata yang terus mengalir dimatanya
"Aku lelah! Mereka semua jahat padaku. Mereka tidak mengerti perasaanku, kalau mereka ingin..hiks..aku pergi, lebih baik aku pergi seperti keinginan mereka." ucap Seokjin dengan isakan yang keluar.
Member Bangtan yang mendengar itu terkejut. Tapi mereka hanya diam. Mereka mulai mengerti apa yang sedang terjadi saat ini, dan mereka tau apa maksud Seokjin. Mereka tau yang dibicarakan Seokjin adalah orang-orang yang membencinya.
"Aku memang tak sehebat Jungkook dalam menyanyi, aku juga tidak sejenius Yoongi atau Namjoon dalam membuat lagu, aku juga tidak bisa menari sehebat Hoseok dan Jimin hiks... aku juga tidak sehebat Taehyung dalam menangkap banyak hal..hiks aku tidak berguna..Kim Seokjin memang tidak berguna..hahahaha" tawanya terasa hambar, tangisannya tetap mengiringi ungkapan hati Seokjin.
"Mereka hanya mencintai kalian, ya...hanya kalian.." Seokjin menunduk sambil terus menangis, penglihatan Seokjin mulai buram hingga akhirnya ia jatuh pingsan karna lelah menangis dan karna efek wine yang membuatnya mabuk. Yoongi yang berada disampingnya menahannya agar tidak jatuh.
"Kau membuat kami khawatir, hyung" ucap Yoongi yang menangkap Seokjin, mencoba menaruhnys diatas kasur dan menyelimutinya. Sedangkan yang lain membereskan botol wine sisa Seokjin.
.
.
.
Setelah membereskan kamar Seokjin dan Jungkook, mereka membersihkan diri dan berkumpul lagi. Tak ada pembicaraan, mereka hanya melihat Seokjin yang tidur dengan lelap. Wajah Seokjin masih kotor dengan bekas air mata dipipinya. Tapi melihat Seokjin tidur dengan nyaman membuat mereka sedikit lebih tenang.
"Aku rasa ini adalah batas kesasabaran Seokjin hyung" ucap Jungkook diantara diamnya para hyungnya yang lain. Mereka tidak menanggapi itu, membiarkan Jungkook melanjutkan ucapannya.
"Ucapan heters di SNS sudah cukup menyakiti hatinya, hyung. Aku sudah berulang kali melihat Seokjin hyung menangis karna melihat perkataan mereka di twitter" ucap Jungkook yang duduk disamping Seokjin. Tangannya mengepal menahan amarahnya sendiri.
"Seokjin hyung memang tidak pernah menceritakan masalahnya selama ini. Dia hanya menyimpannya sendiri tanpa membaginya pada kita semua," ucap Taehyung
"Untuk sementara, mungkin Seokjin hyung jangan dulu membuka twitter, yang ada malah dia akan teringat perkataan hetter padanya" Taehyung juga menahan amarahnya karna tak mampu menjaga sang hyung.
"Aku setuju. Setidaknya biarkan Seokjin hyung menikmati liburannya kali ini. Bagaimanapun dia butuh waktu istirahat tanpa gangguan orang yang tidak penting" ucap Hoseok yang menunjukkan wajah datarnya.
Semua member juga sangat membenci pihak-pihak yang menyakiti hati sang hyung sekaligus menjabat sebagai kekasih mereka. Apa salahnya juga mencintai Seokjin sebagai member Bangtan, member Bangtan itu 7, dan bila tidak mencintai mereka ber-7, lebih baik lupakan mereka dan anggap saja BTS tidak pernah ada. Mereka tidak tau saja bagaimana berharganya Seokjin bagi member yang lain, bahkan mereka sampai berebut mendapat perhatian Seokjin. Dan hari ini mereka harus melihat sang hyung tercinta terluka karna argumen yang sama sekali tidak berguna. Mereka tentu tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi, mereka tidak mau lagi melihat air mata kembali mengalir dari kedua mata indah Kim Seokjin. Dan pandangan datar para member perlahan hilang dan kembali seperti semula.
"Aku punya ide..." ucap Jimin yang membuatnya mendapat tatapan bertanya dari yang lain
"Apa maksudmu, Jim?" tanya Taehyung
"Besok satu hari penuh ayo kita buat Seokjin hyung melupakan lukanya malam ini. Kita bisa mengajaknya jalan-jalan atau sekedar bercerita bersama yang jelas besok kita harus menemainya dimanapun dan kapanpun. Buat Seokjin hyung tau kalau masih ada kita semua disampingnya. Bagaimana menurut kalian?" penjelasan Jimin diiringi eyesmile kebanggaannya.
Yang lain memikirkan perkataan Jimin dan membenarkannya. Ya mereka yakin bisa mengembalikan senyuman hyung tecinta mereka
"Aku setuju. Kita juga bisa memberitaunya sebarapa besar kita mencintainya, bukan?" ucap Namjoon menambahkan
"Tentu. Dan karna butuh banyak tenaga untuk melakukan semuanya, lebih baik kita istirahat untuk besok, dan juga menyiapkan tempat apa saja yang bisa kita datangi bersama-sama nantinya. Kalian mengerti maksudku?" ucap Yoongi menatap Jungkook.
Jungkook membalas tatapan sang hyung dengan senyumannya "Tentu saja, hyung. Besok kita tidak akan memotret pemandangan, tapi seorang Princess yang saat ini sedang menyelami alam mimpinya" ucap Jungkook menatap Seokjin yang tertidur. Member lain terkikik mendengar ucapan Jungkook tentang Seokjin.
"Baiklah kita istirahat sekarang. Ayo kembali kekamar masing-masing" ucapan Namjoon mengakhiri malam itu, membuat mereka kembali ke kamar mereka yang seharusnya.
Hanya tertinggal Jungkook didalam, karna ini memang kamarnya dengan Seokjin. Setelah memastikan pintu terkunci, Jungkook melihat sebentar Seokjin. Senyuman terukir diwajahnya sambil mengelus pipi Seokjin.
"Selamat tidur hyung. Kami mencintaimu."
.
.
.
Seokjin merasa sinar matahari mulai menerangi wajahnya. Matanya perlahan mulai terbuka, dan bias-bias cahaya dari jendela kamar membuatnya harus berusaha membiasakan matanya dengan sinar tersng itu. Seokjin merasa tidurnya sangat nyenyak, tapi tidak dipungkiri karna minum wine tadi malam membuatnya sakit kepala pagi ini.
Tunggu dulu. Seokjin perlahan bangun dan melihat sekelilingnya, tidak ada botol wine bekasnya tadi malam, apakah ada yang membereskannya? Tapi siapa? Apa Jungkook?
"Kau sudah bangun, hyung?" ucap seseorang yang baru keluar dari kamar mandi. Seokjin yang mendengar suara memanggilnya mengalihkan pandangannya, dan melihat Jungkook berdiri tidak jauh darinya dengan rambut dan tubuh berototnya yang masih basah sehabis mandi dengan lilitan handuk dilingkar pinggangnya. Seokjin merasa mendapat serangan jantung dadakan.
"Jungkook?" ucap Seokjin dengan wajah yang memerah karna malu, Jungkook yang melihat itu menyeringai dan mendekati tempat tidur Seokjin dengan perlahan.
Jungkook duduk disamping Seokjin yang hanya memerah malu. Jungkook mengangkat dagu Seokjin dan mempertemukan tatapan mereka.
"Hyung.." suara berat Jungkook membuat wajah Seokjin semakin memerah. Perlahan wajah Jungkook semakin dekat dan sedikit memiringkan kepalanya hingga akhirnya bibirnya menyentuh bibir penuh Seokjin.
Seokjin yang pagi-pagi sudah mendapat serangan dari magnaenya itu berusaha berontak dengan mendorong dada Jungkook, bukannya menjauh Jungkook semakin memperdalam ciumannya. Tangan Jungkook memegang tangan Seokjin yang berusaha mendorongnya.
"Ahhh.." Seokjin membuka mulutnya sesaat setelah Jungkook mengigit bibir bawahnya gemas hingga lidah Jungkook mampu masuk untuk mengecap rasa manis didalamnya.
Tangan Jungkook menuntun tangan Seokjin untuk memeluk leher Jungkook. Seokjin yang merasa lemas karna serangan Jungkook hanya pasrah membalas ciuman Jungkook dan memejamkan matanya dengan mengeratkan pelukan dileher Jungkook.
Jungkook yang senang mendapat balasan dari Seokjin tersenyum kecil dalam ciumannya. Jungkook memeluk pinggang Seokjin sambil mengelusnya perlahan memberikan sensasi geli disana.
"Eeemmhhh Koo...kiee" desahan Seokjin terdengar membuat Jungkook mendorong Seokjin untuk berbaring lagi dengan tetap mempertahankan ciumannya. Jungkook tetap duduk disampingnya dan mulai melepas ciumannya saat merasa Seokjin mulai kekurangan oksigen.
Jungkook menatap wajah Seokjin yang memerah, mengusap sisa saliva ciuman mereka dan memberikan kecupan singkat dibibir gemuk itu.
"Selamat pagi, hyung" ucapan Jungkook dengan senyumannya.
Seokjin yang mendengar itu balas tersenyum "Pagi juga Jungkookie"
Seokjin merasa pagi ini sangat indah, dia terbangun dengan disambut ciuman manis dari sang magnae. Entah mimpi apa Seokjin semalam.
"Saranghae" ucap Jungkook mencium kening Seokjin lembut, membuat Seokjin memejamkan matanya merasakan perasaan yang ikut turun melalui ciuman itu. Jungkook mengangkat kepalanya perlahan.
"Pergilah mandi hyung, setelah itu kita turun untuk sarapan" ucap Jungkok menjauh untuk berganti baju.
Seokjin bangkit dan melihat punggung seorang Jungkook yang sedang memilih bajunya, Seokjin mendekat dan memeluk Jungkook dari belakang dengan erat. Jungkook yang sempat terkejut hanya tersenyum lembut mendapat pelukan itu.
"Terima kasih" ucapan Seokjin sebelum melepas pelukannya dan menuju kamar mandi meninggalkan Jungkook dengan senyumnya yang tak pernah lepas dari wajahnya.
.
.
.
Seokjin baru saja keluar dari kamar mandi ketika matanya melihat siluet namja berambut agak merah yang tengah duduk dikasurnya,
"Taehyung.."
Merasa namanya dipanggil, Taehyung mengalihkan matanya dari handphone yang dipegangnya menuju Seokjin yang mulai mendekatinya.
"Oh hai hyung,"ucap Taehyung dengan senyum manisnya yang membuat Seokjin balas tersenyum dengan semburat merah yang menerangi kedua pipinya.
"Apa yang kau lakukan disini?" ucap Seokjin sambil duduk disebelah Taehyung sambil menata rambutnya.
"Tentu saja menjemputmu, hyung" ucap Taehyung yang mengambil handuk Seokjin dan mengeringkan rambut Seokjin yang tampak masih basah. Seokjin yang diperlakukan seperti itu semakin memerah, detak jantungnya begitu cepat.
"Tae apa yang..."
"Ssstt diamlah hyung, aku akan mengeringkan rambutmu dulu" Taehyung mengusap pelan rambut Seokjin, pijatan lembut juga diberikan Taehyung pada kepala Seokjin membuat Seokjin merasa rilex untuk sesaat.
Setelah merasa rambut Seokjin sudah kering, Taehyung melempar handuknya sembarangan dan mengambil sisir untuk merapikan rambut Seokjin. Senyum tidak pernah lepas dari wajah Taehyung saat matanya melihat semburat merah dari pipi Seokjin.
"Cantik sekali hyung ku ini" ucap Taehyung melihat pantulan wajah Seokjin dicermin depannya. Seokjin yang mendengar itu terkikik kecil.
"Aku namja Tae"
Taehyung yang mendengar itu tersenyum semakin lebar "Kau memang namja hyung, tapi kau lebih cantik dari yeoja" ucapan Taehyung membuat wajah Seokjin semakin memerah.
Setelah Taehyung selesai dengan rambutnya, Seokjin mengambil pelembab dan meratakannya pada wajahnya. Seokjin bukan akan pergi konser, jadi cukup pelembab saja agar wajahnya tidak terlalu pucat. Taehyung yang melihat hyungnya sudah selesai memoleskan pelembab itu merasa ada yang kurang.
"Akuu rasa ada sesuatu yang kurang sepertinya? Bibirmu sedikit terlihat pucat." Ucap Taehyung membuat Seokjin kembali menghadap cermin. Dan benar saja bibirnya memang agak pucat, coordi noona tidak ada bersama mereka saat ini, jadi tidak ada yang bisa dilakukan.
"Aku kira tidak apa Tae, kita kan hanya pergi makan," ucap Seokjin mulai berdiri dan sedikit merapikan bajunya.
Taehyung yang mendengar itu menggeleng,
"Tidak hyung, bibirmu kurang merah. Tapi aku bisa membatumu memerahkannya," ucap Taehyung tersenyum
"Hm? Dengan ap..Tae?!" Belum selesai Seokjin berbicara wajah Taehyung sudah ada didepan wajahnya dan mengeliminasi jarak mereka. Seokjin yang mendapat ciuman dadakan itu terbelalak. Taehyung mulai melumat bibir Seokjin bergantian atas dan bawah. Seokjin yang merasa kakinya mulai melemas memegang lengan Taehyung sebagai pegangan. Sedangkan Taehyung memegang sebelah pipi Seokjin mencoba lebih dalam dalam ciuman mereka.
Merasa sudah cukup Taehyung melepas ciumannya,
"Nah bibirmu sudah memerah sekarang" ucap Taehyung tersenyum puas, Seokjin yang mendengar itu memukul pundak Taehyung.
"Dasar"
Taehyung hanya tertawa dan mendekati Seokjin memegang sisi kepalanya untuk memberikan ciuman dikening dengan tulus. Mata Taehyung terpejam seolah mencoba menyampaikan perasaannya pada Seokjin.
"Saranghae" melepas ciumannya dan memeluk Seokjin erat.
Seokjin membalas pelukan Taehyung dengan senyum bahagia diwajahnya. Taehyung melepas pelukannya dan mengajak Seokjin keluar
"Yang lain sudah menungu dibawah. Ayo pergi."
"Ne"
Taehyung menggandeng Seokjin dan membawanya untuk sarapan dengan yang lain.
.
.
.
Seokjin bersama Taehyung berjalan beriringan ke tempat mereka akan sarapan dengan member bangtan lain. Baru saja mereka masuk area restoran,
"Seokjin hyung'" teriakan member Bangtan membuat Taehyung dan Seokjin menoleh mendapati yang lain sudah duduk disana seolah tinggal menunggu mereka berdua. Seokjin dengan wajah memerahnya ditarik Taehyung untuk segera menemui mereka.
"Pagi hyungie" ucap mereka bersamaan
Seokjin yang mendengar itu semakin malu "Uh.. ne pagi." Member lain yang melihat Seokjin seperti itu merasa gemas dan hanya bisa tersenyum. Manis sekali.
"Baiklah karna sang princess sudah tiba, mari kita mulai sarapannya," ucap Namjoon tersenyum menatap Seokjin. Seokjin yang ditatap seperti itu semakin tersipu.
"Berhentilah membuatku malu" ucap Seokjin menutup mukanya dengan dua tangannya. Tawa para member menggema ditelinga Seokjin, tawa yang menenangkan. Seokjin membuka wajahnya lagi dan menatap mereak sebal
"Menyebalkan."
"Maaf hyung. Nah sekarang makanlah." Ucap Namjoon "Aku yakin kau lapar" Seokjin yang mendengar itu tersenyum dan memulai makannya diikuti member yang lain.
.
.
.
"Hyung, kami ingin mengajakmu keliling kota. Bagaimana?" tanya Namjoon setelah mereka menyelasikan sarapan. Seokjin yang memang belum berkeliling kota ini, mengangukkan kepalanya dengan semangat dengan binar mata yang begitu indah.
"Tentu saja aku mau. Tadi malam kan aku tidak sempat ikut." Ucap Seokjin tersenyum.
"Kapan kita pergi?"
Jungkook yang ada disampingnya menggenggam tangan Seokjin, "Tenang hyung. Kita akan berangkat setelah ini, kami sudah menyiapkan barang untuk pergi. Tinggal hyung yang belum, hyung bisa menyiapkan barang bawaan sekarang " ucap Jungkook.
Seokjin yang mendengar itu menganggukkan kepalanya,
"Kalau begitu aku siap-siap dulu" Seokjin berniat pergi, sebelum akhirnya ditahan Jimin.
"Biar aku temani hyung" Jimin menarik pelan tangan Seokjin dan mengajaknya untuk pergi ke kamar. Seokjin tersenyum senang "Gomawo Jiminie"
.
.
.
Jimin hanya duduk mengawasi acara siap-siap Seokjin. Sesekali Jimin juga membantu untuk mengambil benda-benda yang akan dibawa Seokjin dan menaruhnya ditas ransel kecil milik Seokjin.
Seokjin sendiri sedang mencari jaketnya, hampir mencari disemua tasnya tapi tidak ditemukannya juga.
"Jim, kau melihat jaket hitamku tidak?" tanya Seokjin, dia begitu lelah mencari.
"Jaket hitam yang mana hyung?" Jimin bingung karna begitu banyak jaket yang dimiliki Seokjin.
"Jaket hadiah dari kalian waktu ulang tahunku kemarin Jim. Kemarin aku ingat sudah membawanya dan menaruhnya di tas, tapi sampai aku lelah begini aku tidak juga menemukannya," ucap Seokjin lelah dengan bonus bibir merengut lucu.
Jimin bersumpah, meskipun banyak ARMY yang mengatakan dia itu imut atau manis, tak bisa dipungkiri oleh Jimin saat Seokjin berekspresi seperti ini Seokjinlah orang paling imut dan manis, dan juga tentu saja cantik.
Jimin yang merasa kasihan melihat sang hyung mulai lelah, menarik pelan tangan Seokjin untuk duduk bersamanya.
"Hyung duduklah disini biar aku yang akan mencari jaketnya, ne?" Jimin bangkit dari duduknya
"Tapi aku sudah mencarinya kemana-mana Jimin, dan tidak ada" ucapnya sedih
Jimin kembali duduk disamping Seokjin dan mengecup pelan pipinya,
"Aku akan mencarinya lagi, jangan khawatir. Tunggulah disini." Jimin tersenyum dan mulai mencari jaket Seokjin.
Seperti yang dikatakan Seokjin, jaket itu memang tidak ada diman-mana. Jimin sudah mencarinya dikoper Seokjin, dilemari, bahkan dikamar mandi. Tapi tak terlihat jaket hitam yang dicari Seokjin.
"Bukankah tidak ada Jimin? Aku mungkin memang lupa tidak membawanya" ucapnya menunduk
Jimin menghampiri Seokjin dan bersimpuh dibawahnya, memeluk kaki Seokjin dan menaruh kepalanya dipaha Seokjin.
"Ssstt tidak apa-apa hyung. Tunggu sebentar ne" Jimin mengambil handphonenya, dan menulis sesuatu disana. Beberapa saat selanjutnya ada pesan masuk ke handphone Jimin. Memeriksanya dan menghasilkan senyum disana.
"Nah sekarang aku tau dimana jaketmu. Tunggu disini ok" Jimin bangkit dan keluar dari kamar meninggalkan Seokjin dengan pandangan heran.
Setelah itu Jimin datang dengan jaket hitam yang ditangannya yang membuat Seokjin berbinar. Jimin mendekati Seokjin dan memakaikan jaket yang dicarinya dari tadi.
"Jimin, dimana kau menemukannya?" ucap Seokjin membiarkan Jimin memakaikan jaketnya
"Hoseok hyung bilang, jaketmu tertinggal dikamarnya saat hyung menemuinya kemarin," ucap Jimin berlutut dihadapan Seokjin setelah selesai dengan tugasnya itu.
"Terima kasih Jimin" Seokjin tersenyum manis sekali, Jimin membalasnya dengan sama manisnya.
"Apapun untukmu hyung" Jimin menarik tengkuk Seokjin untuk mendekat padanya, Seokjin mulai memejamkan mata dan setelahnya benda kenyal itu menempel telak dibirnya. Seokjin meremas pelan bahu Jimin, merasa ada yang menggelitik diperutnya saat Jimin mulai melumat lembut bibirnya.
"Mmhh..." desahan Seokjin membuat Jimin menghentikan lumatannya, memberikan lumatan terakhir dan melepasnya.
"Saranghae" ucap Jimin lalu mengecup dahi Seokjin pelan.
"Lebih baik kita segera turun, mereka pasti khawatir karna kita terlalu lama. Ayo hyung" Jimin menggandeng tanagn Seokjin dan menariknya keluar.
.
.
.
"Kau menemukan jaket Seokjin hyung, Jimin?" tanya Hoseok saat Seokjin dan Jimin berada dihadapan mereka.
"Ne hyung. Ada diatas kasurmu tadi" ucap Jimin sambil menyerahkan genggaman tangan Seokjin untuk Hoseok, dan dengan senang hati diterimanya. Sedangkan Seeokjin merasa mereka semua sangat manis hari ini. Wajahnya terus memerah dari tadi pagi.
"Siap jalan-jalan hyung?" tanya Hoseok
Seokjin menatap mereka semua dan mengangguk pelan
"Tentu saja" senyuman Seokjin mereka dapatkan sebelum akhirnya memulai jalan-jalan mereka.
.
.
.
Jalan-jalan mereka kali ini hanya menelusuri jalan kecil perumahan di sebuah kota tua tidak jauh dari hotel mereka. Kota itu sangat menawan. Yoongi dan Jungkook tidak henti-hentinya memotret hal-hal yang menurut mereka sangat indah untuk diabadikan. Sedangkan Jimin dan Taehyung juga Namjoon hanya berjalan sambil bercerita tentang indahnya kota tua itu.
Seokjin yang tangannya masih digenggam Hoseok itu, tak bisa memungkiri tempat yang mereka datangi ini memanglah indah senyumnya bahkan selalu terlihat saat tak sengaja melihat hal-hal indah yang ditemuinya.
.
CKREK
.
Biasan cahaya menerpa wajah Seokjin. Seokjin yang terkejut hanya mengerjapkan matanya. Tak sengaja melihat Yoongi yang berdiri dihadapannya tengah melihat hasil jepretannya itu.
"Kau memang indah saat tersenyum hyung" Ucap Yoongi tersenyum yang menghasilkan semburat merah diwajah Seokjin. Yoongi kembali melanjutkan jalannya yang sempat terhenti karna memotret Seokjin.
"Aku juga setuju dengan Yoongi hyung. Bahkan keindahan kota ini terkalahkan oleh keindahanmu, hyung" lanjut Hoseok dengan sedikit terkekeh. Seokjin yang merasa wajahnya semakin memerah mengalihkan pandangannya.
"Kau ini Hoseok" Seokjin yang malu melepas genggamannya dan berniat kabur, sebelum akhirnya tangannya ditangkap Hoseok dan menariknya kepelukannya
"Kau mau kemana hyung?" tanya Hoseok menatap Seokjin dengan senyumannya.
"Tidak kemana-mana" ucap Seokjin berusaha mengalihkan pandangannya dari tatapan Hoseok
"Hei, tatap aku hyung" Hoseok menarik pipi Seokjin pelan untuk menghadapnya
"Apa ada yang salah dengan perkataanku hmm?"
Seokjin yang mendapat pertanyaan seperti itu, berusaha menahan semburat merah untuk tidak keluar, tapi nyatanya wajahnya sudah memerah semua.
Hoseok mengelus pelan pipi Seokjin dan mengecupnya,
"Kau memang indah hyung"
Seokjin yang tidak mampu menjawab karna malu berusaha menunduk, tapi ditahan oleh Hoseok.
"Kau tau hyung, kami sangat beruntung memilikimu dikehidupan kami." Ucap Hoseok serius
"..."
"Kau tau kami sangat bahagia bisa bersamamu" Hoseok tersenyum tulus, dan hal itu membuat Seokjin semakin malu.
"Jadi tetaplah tersenyum karna senyumanmu menambah keindahan dirimu, hyung" Hoseok menarik pinggang Seokjin mendekat dan memberikannya ciuman lembut. Seokjin hanya mampu terpejam sambil meremas pelan baju Hoseok. Lumatan Hoseok dibibir tebal Seokjin membuat detak jantungnya semakin cepat berdetak.
Hoseok melepas ciumannya dan mencium pelan bibir Seokjin untuk terakhir kali dan mulai melepas pelukannya.
"Saranghae." Ciuman terakhir dilakukan Hoseok dikening Seokjin. Seokjin yang mendapat perlakuan seperti itupun hanya mampu tersenyum menatap Hoseok.
"EHEM!" suara itu mengagetkan suasana yang dibuat Seokjin dan Hoseok.
"Jung Hoseok. Ini masih diluar. Bisakah kau melakukannya nanti saja?" ucap Jimin dengan memincingkan mata sipitnya
Seokjin yang mendapati saat ini dia dan Hoseok ditatap oleh member Bangtan lain hanya mampu tersipu malu dan malah kembali memeluk Hoseok untuk menyembunyikan wajahnya.
"Seokjin hyung saja tidak masalah, kenapa kau yang protes Park Jimin?" ucap Hoseok dengan senyumannya,
"Kau pasti memaksa princess kita kan, hyung?" ucap Taehyung dengan pandangan tajamnya
"Tidak. Untuk apa aku memaksanya. Lagipula princess secantik ini tidak boleh disia-siakan bukan?" ucap Hoseok dengan seringainya dan mengeratkan pelukannya ditubuh Seokjin.
Jungkook yang berada disamping Hoseok pura-pura seperti menodong pistol kekepala Hoseok
"Hei penjahat. Lepaskan princess kami" ucapan Jungkook disambut tawa semua member termasuk Seokjin yang terkikik kecil.
"Cepat lepaskan princess manis kami" ucapan Taehyung membuat semua yang mendengar terkikik geli.
"Atau kau mau mendapat bogeman cinta dariku, penjahat yang mencium princess sembarangan?" ucapan Jimin semakin membuat yang lain semakin tak bisa menahan tawanya.
Hoseok yang tau situasi ikut mengangkat tangan seperti Jungkook dan menaruhnya disamping kepala Seokjin yang sebelumnya sudah membalikkan tubh Seokjin.
"Hei polisi yang baru beranjak dewasa, polisi aneh dan juga polisi pendek, jatuhkan pistol kalian itu atau aku akan menembakkan banyak peluru cintaku untuk princess ini" ucap Hoseok bangga
Jungkook, Jimin dan Taehyung yang mendengar itu cemberut dan tawa disekeliling mereka semakin keras terdengar, Seokjin bahkan tak mampu menahan tawa yang keluar dari mulutnya. Dan tanpa disadari seseorang sudah menarik Seokjin dari pelukan Hoseok.
"Aku yang akan mendapatkan princes, hahahaha." tanpa aba-aba orang iyu - Min Yoongi- langsung berlari bersama Seokjin.
Hoseok, Jimin,Jungkook dan juga Taehyung hanya bisa tertegun dengan itu. Sedangkan Yoongi sudah membawa lari Seokjin dengan wajah puas yang masih bisa dilihat mereka.
Namjoon yang melihat 4 membernya hanya diam sedangkan Yoongi hyungnya serta sang princess sudah sangat jauh hanya menghela napas. Membernya kalau sudah kambuh gilanya memang sangat merepotkan.
"Hei, princess dan Yoongi hyung sudah jauh, kalian akan tetap diam seperti ini disini?" ucapan Namjoon barusan menyadarkan mereka kembali dari keterkejutan penculikan Seokjin oleh yoongi.
"Princess dibawa kabur, ayo kejar Yoongi hyung" ucap Hoseok langsung berlari
"Hoseok hyung tunggu kami," Taehyung dan Jungkook juga ikut dalam pengejaran Yoongi. Sedangkan disana tersisa Jimin dan juga Namjoon.
"Kau tidak ikut Jimin?" tanya Namjoon heran
"Kalau aku ikut siapa yang akan menemanimu, hyung?" ucap Jimin tersenyum
Namjoon yang mendengar itu tersenyum, "Kau ini, memang aku anak kecil? Sudah ayo kejar mereka." Ucap Namjoon tersenyum dan merangkul Jimin untuk memulai pencarian para member yang sudah hilang duluan.
.
.
.
Siang ini memang agak terik, tapi tidak terlalu panas. Suasana yang cukup berangin membuat udara sedikit sejuk. Meskipun sempat berlarian tadi, tapi Yoongi dan Seokjin tidak merasa lelah. Itu sangat menyenangkan.
Tangan mereka terpaut satu sama lain, berjalan beriringan ditepi sebuah taman yang sangat indah. Hingga kikikan Seokjin mengganggu pendengaran Yoongi,
"Ada apa hyung?" pertanyaan Yoongi mngalihkan pandangan Seokjin
"Mereka itu aneh Yoongi. Sungguh kenapa member Bangtan bisa seperti itu?" tawa Seokjin terdengar setelahnya, membuat Yoongi menampilkan senyum kecilnya melihat kebahagiaan Seokjin.
"Aku bahkan belum percaya bisa bertemu mereka dalam kehidupanku" tambah Yoongi yang membuat Seokjin tersenyum
"Tapi meskipun mreka seperti itu, mereka sangat mencintaimu hyung"
"begiyupun aku" ucapan Yoongi membuat senyuman Seokjin semakin lebar. Bagaimanapun sifat para member sebenarnya, Seokjin tau mereka mencintainya begitupun Seokjin.
Tak ada pembicaraan setelah itu. Mereka sangat menikmati diam yang terjadi. Tangan saling bertaut, perasaan yang sama, membuat rasa diam mereka menjadi ketenangan tersendiri.
"Kau mau istirahat sebentar? Aku yakin kau lelah setelah berlarian tadi" Yoongi merasa mereka sudah terlalu jauh berjalan, dan Yoongi rasa Seokjin cukup lelah meskipun tidak terpancar raut lelah diwajahnya.
"Aku memang sedikit lelah Yoongi. Ayo" Seokjin menarik tangan Yoongi dan mencari tempat duduk disekitar taman.
Mereka berhenti dibangku dibawah pohon yang cukup rindang. Tempat ini terhalang dari sinar matahari yang semakin terik, jadi mereka memutuskan untuk istirahat disitu.
Yoongi duduk tenang dengan Seokjin yang duduk disampingnya dengan menyandarkan kepala dibahunya. Tangan Yoongi merangkul bahu Seokjin dan mengelusnya perlahan.
"Tempat ini indah Yoongi" gumaman Seokjin saat menikmati suasana taman
"Tapi kau lebih indah, hyung" ucapan Yoongi dengan kecupan dihidung Seokjin. Seokjin yang mendengar itu hanya tertawa.
"Kau tau Yoongi, aku sudah mendengar kata-kata manis dari kalian semua hari ini? Aku tidak mengerti ada apa? Tapi aku senang mendengarnya" Seokjin tersenyum mengingat perlakuan mereka semua padanya. Seokjin merasa dirinya sangat berharga bagi mereka.
Yoongi yang mendengar itu membawa Seokjin kedalam pelukannya, mengelus rambut pirang sang princess dengan lembut. Seokjin sendiri balas memeluk pinggang Yoongi erat, menyembunyikan wajah bahagianya didada bidang sang terkasih.
"Aku senang kalau kau senang hyung. Dan aku yakin mereka memperlakukanmu seperti itu karna ingin melihatmu bahagia. Begitupun aku yang saat ini memelukmu erat." Seokjin semakin menenggelamkan kepalanya, merasakan detak jantung Yoongi yang membuatnya tenang.
Yoongi mengangkat kepala Seokjin didadanya. Menatap mata sang hyung dengan pandangan memuja. Hingga akhirnya memilih mencicipi rasa bibir tebal Seokjin dengan menciumnya lembut. Seokjin terpejam merasakan ciuman Yoongi yang membuatnya seakan mau meleleh.
Yoongi menahan tengkuk Seokjin untuk memperdalam ciuman mereka, sedangkan Seokjin hanya meremas baju Yoongi. Karna tak ingin lepas kendali yoongi mengakhiri ciumannya itu.
Mengusap bibir Seokjin sebentar dan memberikan ciuman dikening. "Saranghae"
Seokjin yang masih terpejam membuka matanya dan tersenyum pada Yoongi, memeluknya lagi dengan lebih erat.
.
.
.
Hoseok, Taehyung, dan juga Jungkook masih berusaha mencari sang tersangka penculikan princess mereka. Karna lelah berlari, mereka memilih berjalan sambil menunggu Namjoon dan Jimin yang perlahan mulai mendekati tempat mereka berdiri.
"Bagaimana, sudah menemukan princess?" tanya Jimin dan disambut gelengan mereka bertiga. Sedangkan Namjoon berusaha melihat sekitar tempat mereka saat ini. Taman yang indah, apalahgi banyak pohon yang rindang disana. Tak jarang matanya melihat banyak orang yang berteduh dibawahnya. Hingga matanya tak sengaja menangkap siluet 2 orang yang tidak asing yang sedang duduk disebuah bangku.
Salah satu dari mereka berambut abu-abu dengan kulit seputih salju itu, sedangkan orang disampingnya dengan rambut blonde itu tengah bersandar dibahunya. Dan dilihat dari jauh siluet itu seperti Yoongi dan juga Seokjin.
"Bukankah menurut kalian itu Seokjin hyung dan Yoongi hyung?" ucapan Namjoon mengalihkan pandangan mereka yang masih mencari keberadaan sang princess.
"Yang mana hyung?" tanya Jimin berusaha mencari keberadaan Yoongi dan Seokjin
Jungkook yang juga melihat-lihat sekitar mencoba mencarina, "Maksud hyung yang duduk dibangku dibawah pohon itu, Hyung?" tanya Jungkook saat menemukan orang yang mereka cari
Hoseok dan Juga Taehyung melihat arah yang ditunjuk Jungkook, "Kurasa itu memang mereka. Ayo kesana." Ucap Hoseok dan mereka mulai berjalan setelah meyakinkan firasat mereka.
Setelah sampai, hal yang mereka lihat nampak sang princess sedang memejamkan mata dengan indahnya. Yoongi yang menyadari kehadiran mereka meminta agar tidak berisik, "Sstt...Seokjin hyung baru saja tidur, jadi biarkan dia istirahat sebentar" ucap Yoongi masih mengelus rambut Seokjin.
Member lain yang melihat Seokjin tertidur merasa tenang. "Hyung, aku potret ne?" ucap Jungkook mengambil kameranya, wajah Seokjin saat tidur memang menggemaskan.
"Hati-hati, jangan sampai dia bangun" ucap Yoongi mengingatkan
Jungkook sudah menyiapkan kameranya, belum sempat memotret suara Seokjin yang mulai terbangun dari tidurnya membuat Jungkook gagal mendapatkan gambar menggemaskan itu.
Seokjin mulai membuka matanya, mengerjapkannya sebentar dan melihat sekitarnya. Terlihat wajah member Bangtan yang lain, sepertinya mereka berhasil menemukan Yoongi. Saat matanya tak sengaja menatap Jungkook yang sedang memegang kameranya, cahaya kamera menerpanya.
"Setidaknya wajah baru bangunmu lebih menggemaskan hyung" ucap Jungkook tersenyum puas. Seokjin masih mengerjapkan matanya, dan kembali memeluk Yoongi disampingnya.
"Kenapa hyung?" tanya Yoongi mengelus rambut Seokjin. Seokjin hanya menggeleng
"Kau butuh sesuatu?" tanya Namjoon melihat kelakuan Seokjin yang sangat menggemaskan itu.
Seokjin kembali menatap mereka semua, "Aku lapar" ucapan kecil Seokjin membuahkan tawa dari mereka yang mendengarnya. Seokjin cemberut melihat mereka menertawakannya.
"Hyung...Hyung.. aku kira kau mau apa" ucap Jimin berhenti tertawa dan mencubit pelan pipi Seokjin
"Apa salah jika aku lapar?" renngutan Seokjin membuat mereka gemas, sungguh kalau ini bukan tempat umum mereka semua akan menyerang Seokjin saat itu juga.
"Tidak hyung. Baiklah kau mau makan dimana?" tanya Yoongi seraya melepas pelukannya
"Kita kembali ke hotel saja dan makan disana. Jalan-jalannya kita lanjutkan besok saja, bagaimana?" tanya Seokjin. Seokjin sudah merasa puas untuk jalan-jalan kali ini, dia hanya ingin istirahat sebentar. Lagipula melihat suasana yang mulai sore seharusnya mereka memang sudah kembali ke hotel.
"Tentu saja. Ayo." Namjoon memberikan tangannya untuk membantu Seokjin bangun, Seokjin menerimanya dan mulai berdiri. Yoongi juga mulai merapikan kameranya dan memasukkan ke tasnya. Mereka akhirnya menyelesaikan jalan-jalan mereka hari ini. Pulang ke hotel dan membelikan makan untuk sang princess.
.
.
.
Malam ini Seokjin merasa sangat bahagia. Seharian ini semua kekasihnya menemaninya jalan-jalan. Apalagi sikap mereka yang manis dan lembut dalam memperlakukannya membuatnya merasa menjadi orang yang paling bahagia. Jangan lupa panggilan princess selalu mereka katakan. Sungguh itu benar-benar sangat memalukan saat seorang namja dipanggil princess, tapi bagi Seokjin itu menyenangkan.
Malam ini Seokjin memang sendirian lagi. Jungkook berpamitan pergi sebentar menemui Jimin katanya. Karna merasa sudah terlalu malam, Seokjin berniat cuci muka, dan berpikir untuk segera tidur tanpa menunggu Jungkook.
Dipantulan kaca, Seokjin melihat wajahnya sendiri disana. Jarinya menelusuri bagian wajahnya. Dahi, mereka menciumnya disana, rasa hangat itu masih terasa disana. Perlahan tangannya mengelus pipinya sendiri, belaian lembut tangan mereka dipinya juga masih bisa Seokjin rasakan. Dan terakhir bibir Seokjin, jarinya mengusapnya lembut, matanya terpejam merasakan kembali sensasi saat mereka menciumnya.
Seokjin tersenyum mengingat itu, hingga tak sadar seseorang sudah memeluknya dari belakang,
"Memikirkan apa princess?" suara berat itu menerpa telinga Seokjin. Pantulan Namjoon terlihat disana. Seokjin tersenyum melihatnya dan menyamankan pelukannya.
"Tidak ada Namjoon," Seokjin masih tersenyum, sambil mengelus lengan yang memeluknya erat dipinggang.
Namjoon mengecup pelan pipi Seokjin yang membuat senyuman Seokjin semakin lebar.
Namjoon membalikkan tubuh Seokjin, mengangkatnya dan mendudukkannya di atas wastafel. Kedua tangan Namjoon berada disisi kanan dan kiri tubuh Seokjin, seolah mengurungnya. Sedangkan Seokjin sendiri hanya diam dan menaruh lengannya melingkari leher Namjoon.
"Hyung..." Seokjin hanya diam membiarkan Namjoon bicara
"Kau tau kalau kami semua sangat mencintaimu?" Seokjin hanya mengangguk. Namjoon yang melihat itu tersenyum dan mengecup lagi pipi Seokjin.
"Kau tau juga kan kalau kami sangat benci melihatmu sedih, hyung?" seokjin kembali mengangguk. Saat pertama Seokjin dan member Bangtan mulai berhubungan mereka semua mengatakan bahwa mereka tak mau Seokjin sedih.
"Dan kau tau, kemarin malam kau membuat kami semua khawatir" ucapan Namjoon membuat Seokjin terbelalak.
Tangan Namjoon mengelus pipi Seokjin, "Tadi malam, pipi ini dialiri air mata kesedihan. Tadi malam kami melihatmu terluka, hyung. Dan kau tau?" Namjoon masih mengelusnya lembut
"Kami ikut terluka melihatnya"
Seokjin menundukkan kepalanya, kemarin dia mabuk jadi dia tidak tau apa yang terjadi. Tapi untuk alasan Seokjin mabuk, Seokjin rasa member Bangtan sudah tau tadi malam.
"Katakan sesuatu hyung" Namjoon mengangkat perlahan dagu Seokjin. Tatapan Namjoon terlihat seolah meminta sebuah penjelasan. Seokjin mengalihkan pandangannya,
"Aku yakin kalian sudah tau bukan?" Seokjin kembali menunduk
"Tapi kenapa kau tidak pernah menceritakannya pada kami?" Seokjin memejamkan mata mendengar pertanyaaan Namjoon
"Namjoonie..." Seokjin memberanikan diri mengangkat kepalanya lagi dan menatap balik Namjoon,
"Kau tau jadwal BTS akhir-akhir ini padat sekali bukan? Kita beruntung karna Bang PD mau memberikan liburan untuk kita. Saat itu semua terjadi, kalian sedang sibuk, akupun juga ikut sibuk bersama kalian. Tak ada waktu menceritakannya Namjoon" Namjoon diam terpaku, bukan salah Seokjin juga kalau dia tak menceritakan masalahnya, tapi juga kesalahan mereka yang tidak peka terhadap sekitar termasuk Seokjin.
"Awalnya aku hanya membiarkannya Namjoon karna perkataan mereka tidak terlalu menyakitiku, tapi akhirnya hal itu semakin menjadi-jadi. Aku tak bisa lagi menahan kesabaranku, aku tau aku tak sehebat kalian, tapi setidaknya aku sudah bekerja keras, bukan? Tapi mereka seolah tak menyadari itu semua dan terus memakiku" wajah Seokjin memerah menahan amarahnya. Namjoon yang melihat kemarahan seokjin memeluknya perlahan.
"Kau tau Namjoon? Aku sudah berniat menceritakannya pada kalian, membagi rasa sakit dan sedihku pada kalian. Tapi aku takut membebani kalian, aku takut hal itu akan mengganggu kalian hingga merusak pekerjaan kalian" Seokjin menyandarkan kepalanya dibahu Namjoon.
Namjoon merenggangkan pelukannya, "Kau tau hyung? Kami tidak merasa terbebani olehmu, kami sangat senang bila kau mau membagi masalahmu dengan kami. Jangan khawatirkan kami, kami mampu mengontrol hal itu. Tapi yang kami takutkan adalah kau. Kami takut hal itu malah membuatmu sedih dan membuat kami ikut sedih," Namjoon mengecup pipi Seokjin sekali lagi,
"Maafkan aku" ucap Seokjin pelan.
Namjoon tersenyum,"Ingatlah, bila ada sesuatu dan itu sangat menganggumu, ceritakan pada kami. Dan jangan berpikir itu menyusahkan kami. Kau sama sekali tidak pernah menyusahkan kami, hyung. Sejak awal kami berhubungan denganmu, kami bersumpah untuk menjagamu, tidak membuatmu sedih dan terluka. Kami berjanji pada diri kami sendiri untuk selalu membuatmu bahagia." Seokjin melihat kesungguhan dibinar mata Namjoon, dan hal itu membuatnya tersenyum bahagia.
"Kau tau kami melakukannya karna apa? Karna kami sangat mencintaimu." Semburat merah mulai muncul dipermukaan pipi Seokjin.
Namjoon mendekatkan wajahnya dan mencium bibir yang selalu menggodanya itu. Seokjin memeluk erat leher Namjoon, dan Namjoon sendiri membiarkan tangannya berada disisi tubuh Seokjin. Lumatan dibibir lawan masing-masing mereka berikan untuk memberikan sensasi yang menggelitik. Namjoon melepas ciumannya lalu mencium kening Seokjin lama, "Saranghae princess. Saranghae"
.
.
.
Namjoon menggendong Seokjin ala bridal style saat keluar dari kamar mandi, mata Seokjin terbelalak saat matanya melihat semua kekasihnya ada dikamarnya dan Jungkook.
Mereka yang melihat Seokjin keluar tersenyum menyambutnya, Seokjin masih diam bingung dengan apa yang terjadi malam ini.
Namjoon menaruh Seokjin perlahan diatas kasur, setelah selesai dia ikut berdiri bersama member lain yang mengelilingi ranjang Seokjin.
"Ada apa ini?" tanya Seokjin yang mulai kebingungan
"Hyung, kami sudah mendengar pembicaraanmu dengan Namjoon" ucapan Yoongi membuat Seokjin terkejut
"Kami minta maaf akhir-akhir ini tak penah memperhatikanmu dengan baik" ucap Hoseok dengan raut sedihnya
"Kami juga minta maaf karna sempat membuatmu sedih" ucap Jimin
"Kami juga minta maaf karna membiarkanmu terluka," ucap Taehyung mengingat kejadian tadi malam
"Kami semua minta maaf karna melakukan kesalahan padamu. Maukah kau memaafkan kami yang sudah jahat ini, princess?" tanya Jungkook
Seokjin yang mendengar semua kekasihnya seperti itu tersenyum, "Kalian tak perlu minta maaf, seharusnya aku yang minta maaf pada kalian semua karna membuat kalian sedih karena ku. Aku benar-benar minta maaf." Ucap Seokjin masih tersenyum
"Tidak hyung, bagaimanapun itu juga salah kami yang tidak berusaha mengerti dirimu. Kami minta maaf." Ucap Namjoon
"Sudahlah, lupakan saja. Kedepannya semoga hubungan kita lebih baik lagi. Dan terima kasih, satu hari ini kalian membuatku menjadi orang paling bahagia." Ucapan Seokjin membuat mereka semua tersenyum senang.
"Anything hyung" ucap mereka bersamaan
"oh ya hyungdeul, kalian masih ingat tidak?" ucap Jungkook menatap hyungnya yang berdiri bersamanya
"Ingat apa Jungkook?" tanya Jimin
"Saat kita pertama kali juara pertama untuk lagu I Need U." Jungkook sedikit menyeringai. Seokjin yang mengerti lebih dulu, wajahnya sudah memerah mengingat itu, Seokjin berharap dia tidak ingat hal itu lagi. Itu memalukan.
"Tunggu tunggu..maksudmu saat.." Taehyung tidak melanjutkan ucapannya, dia hanya menatap Seokjin dengan seringai yang mulai muncul diwajahnya.
Tanpa diduga, semua member Bangtan mengeluarkan seringai mereka, menatap Seokjin yang tengah menunduk menutupi wajahnya yang sangat merah itu.
"Bagaimana denganmu hyung? Kau masih mengingat kejadian itu ?" tanya Jimin yang mulai duduk dikasur Seokjin
"Apa perlu kami membantumu mengingatnya lagi?" ucapan Hoseok membuat Seokjin menutup wajahnya. Sungguh dia malu sekali malam ini. Kenapa juga mereka mengingatkannya tentang hal itu.
"Kami berniat melakukannya lagi malam ini. Bagaimana menurutmu?" ucapan Namjoon membuat Seokjin langsung mengangkat kepalanya. Terpampang jelas didepan mata Seokjin wajah-wajah lapar kekasihnya itu, dan itu malah membuat wajah Seokjin semerah tomat.
"Ada kata-kata terakhir hyung?" tanya Yoongi disampingnya.
Seokjin melihat kekasihnya itu perlahan mulai membuka kemeja yang mereka kenakan, meskipun hanya kancing bagian atas saja.
Seokjin hanya mampu menelan ludah melihat mereka. Tapi setelah itu seringai mulai terlihat diwajah cantik Seokjin
"Kata terakhir?" ucapan Seokjin membuat mereka semakin mengembangkan seringainya
Seokjin perlahan mulai berbaring dikasurnya dan membuka sebagian kancing bajunya "Kalian milikku dan aku milik kalian. Dan karna kalian sangat mencintaiku, akupun juga sangat mecintai kalian. Saranghae." Ucapan Seokjin berakhir dengan tubuhnya yang mulai merasakan sentuhan-sentuhan nakal kekasihnya.
.
.
.
Biarkan mereka bermain bersama malam ini, bersatu dalam cinta yang mereka bangun bersama. Dan berbagi kehangatan bersama.
Mungkin banyak orang yang membenci kita, tapi iingatlah masih banyak orang yang mencintai kita dengan tulus.
Didunia ini kita tidak sendirian, jadi jangan merasa kesepian, karna perasaan itu hanya menjadi sebuah beban saja.
Lihatlah sekeliling dan sadarlah, ada orang-orang disana yang menopang kita saat kita lemah, sakit dan terluka.
Dan ada mereka yang selalu ada disamping kita, yang berjuang bersama kita untuk mencapai sebuah kata
.
Yaitu
.
KEBAHAGIAAN
