"Sakura! Aku nggak bisa tidur kemarin!"

"Kenapa?"

"Bocor!"

Haruno Sakura mengangkat alis.

"Menstruasi?"

Yamanaka Ino mengerjapkan mata.

"Bukan bocor itu, Jidat!"


AMAMORI

Disclaimer : I do not own Naruto. Naruto © Masashi Kishimoto

I don't gain any commercial advantage by publishing this fanfic. This exactly is just for fun.

Story © Sukie 'Suu' Foxie

Note : hanya sekadar selingan belaka. Humor mungkin nggak berasa.


"Arrgh! Menyebalkan sekali! Apartemen tua iniiii!"

Tawa Sakura membuat Yamanaka Ino terdengar semakin naik pitam. Nada suara Ino pun meninggi beberapa oktaf. Dalam keadaan normal saja, suara Ino kadang sudah sanggup membuat Sakura pening.

"Nggak lucu, Sakura! Huh!"

Sakura menghentikan tawanya. Berusaha untuk bersikap serius sejenak—sebelum sahabatnya yang satu itu semakin meledak.

"Memang bocornya di bagian mana, sih?"

"Di jendela yang menghadap ke selatan! Kau tahu? Tempat aku biasa meletakkan futon-ku! Sekarang aku terpaksa mengganti posisi futon!"

Sakura menggumamkan 'huum' dengan suara kecil sebagai bentuk perhatiannya.

"Tapi bukan itu yang merepotkanku!" sambung Ino—belum akan berhenti. "Suara tetesannya itu, lho! Makanya jam dua malam aku sampai terbangun dan akhirnya nggak bisa tidur lagi!"

Sedikitnya Sakura meragukan cerita Ino yang satu itu. Setahunya, Ino jarang mengalami kondisi susah tidur. Pasti sahabatnya itu hanya melebih-lebihkan.

"Kau sudah menghubungi perusahaan pengurus apartemennya?"

Suara Ino tak lagi menggebu-gebu seperti sebelumnya. "Sudah. Orangnya baru bisa datang hari Sabtu nanti."

"Bagus, dong?"

"Tapi, Sakura~!" rengek Ino kembali. "Tengah malam nanti sepertinya akan hujan lagi! Kalau hujannya deras dan nggak berhenti-henti … bisa-bisa kamarku kebanjiran!"

Lebay, batin Sakura sambil memijit pangkal hidungnya. Ia kemudian merenggangkan sebelah tangannya yang tak memegang ponsel ke atas. Seharian bekerja di depan komputer dan sekarang dia dipaksa mendengarkan curhatan Ino tentang kamarnya yang bocor ….

Haruskah Sakura mengatakan bahwa kantung energinya sudah bocor dan ia membutuhkan istirahat sekarang? Tapi, yah … mungkin ia bisa menanggapi Ino sebentar lagi.

"Taruh handuk dan ember saja di bawah bagian yang bocornya."

"Itu yang kulakukan kemarin. Nggak ada ember, sih. Jadi aku pakai mangkuk akhirnya …."

"Nggak masalah. Apa pun itu asalkan bisa menampung airnya …," jawab Sakura sambil merebahkan tubuh di atas ranjangnya sendiri. Ia memindahkan ponselnya ke tangan kanan.

Ada jeda sejenak yang membuat Sakura sesaat bertanya dalam hati. Namun, akhirnya suara yang ditunggu pun kembali terdengar,

"Ternyata, aku memang membutuhkanmu, Sakura. Please, datang sekarang ke tempatku …."

"Hah?"

Entah omongan Ino yang tidak jelas atau memang Sakura sudah terlalu lelah hingga tak menangkap maksud Ino.

"Yhaaa … soalnya, kau kan …."

"Aku kan …?"

"Kau kan sudah terbiasa menampung air mataku yang sering bocor karena cowok. Apalagi cuma sekadar air hujan! Cepat datang ke sini, ya, aku tunggu! HAHAHA!"

Tuuuttt—

"Lho? Halo? Haloo? Sakuraaa? Hoooyyy! Sakura Jidaaaaa—ttt!"

Sakura sudah lelah, Guys! Jadi Sakura bobok dulu, ya!

Jaa~!

o

o

o

*END*


Cuma sekadar selingan yang terinspirasi dari percakapan dengan salah seorang sahabat. Btw, buat yang nanya apa fanfict GaaIno saya yang judulnya 'Piece of My Heart' itu berasal dari pengalaman pribadi, jawabannya: BUKAN. Andai beneran ada cowok kayak Gaara gitu di kamar sebelah saya … HAHAHAHA!

Yaudah ah, Suu juga udah lelah (?) Ditunggu kritik, saran, kesan, dan pesan dari teman-teman sekalian~

With love,

Sukie 'Suu' Foxie

Thanks for reading