Disclaimer : abang yang lagi beli mochi hidup di ebay

A/N : Dari judul ketara banget authornya nggak jago bikin judul. Ketiga kalinya bikin fic dengan judul yang sama -_-

TAPI YANG INI SPESIAL! Kalo yang sebelumnya cuma 1 keluarga aja, sekarang ada banyak. Terus? Yaa… banyak pokoknya :D makin rame kan makin asyik #gajelas

Fic untuk Yukino Hitohira F. Jones yang rikues chibi America, semoga anda suka :D

Untuk Just-Silence97 harap bersabar ya, rikues anda saya munculin di chapter 2 cerita ini ^^

Warning : AU, OC, semoga enggak OOC & typo. para chibi bertebaran :D NO PAIRING! Saya enggak tega mem-pair-kan para chibi yang masih polos-polos inih :P Tapi mungkin banyak adegan yang kalian bisa jadikan sebagai hint, meski nggak mengarah kemana-mana kok. Fic ini aman untuk dikonsumsi siapa saja, kecuali kambing. #ditampolDen2


-Cute Little Brother & Sister-


'BRAK!'

Switzerland sang pengurus salah satu tempat penitipan anak yang berada persis di tengah-tengah kota itu meletakkan nampan—berisi sepiring nasi, semangkuk sup, dan segelas air—dengan kasar.

"Makan!" katanya singkat jelas dan padat.

"Aduh paman Swiss~ aku kan sudah bilang ratusan kali kalau aku butuh lebih dari 5 porsi jika seporsi makanannya cuma seiprit gini!" America misuh-misuh bahkan sebelum ia menggeliat seperti kucing yang merupakan ritual wajibnya di pagi hari.

"Hemat!"

"Hemat sih hemat! Kalau aku yang calon HERO ini kurus kering, kau yang akan dituntut England lho…" ancam America sambil menunjuk galak pada Switzerland.

Switzerland yang merasa ditantang oleh bocah sok HERO di hadapannya mulai berkacak pinggang dan berdecak kesal, "England sendiri yang menyuruhku mengurangi jatah makanmu. Kau itu sudah terlalu berlemak, tahu? Dan satu lagi. Jangan pangil aku paman, umurku baru 19 tahun." Ia pun berbalik dan meninggalkan America yang kini kedua alisnya menyatu ditengah dan pipinya mirip ikan kembung.

"Sayangnya, bagiku kau terlihat seperti oom-oom 30 tahunan…" America menggumam pelan dengan nada mengejek. Untung saja Switzerland tidak mendengarnya, sehingga America tidak perlu dihukum gantung di tiang jemuran bersama dengan pakaian-pakaian basah seperti minggu lalu saat ia tidak sengaja melempar cake ke wajah Switzerland.

Kembali ke paman….

Oke, kakak Switzerland yang tampan tiada tara. Ia berkeliling kamar dan memberikan jatah makan masing-masing anak. Setelah berpura-pura tuli terhadap keluhan anak asuh yang kurang lebih sama seperti America—meski tidak sampai 5 porsi, sih—Switzerland kembali ke ruangannya.


Kalian tahu kegiatan paling menarik para Ibu yang tidak pernah dilewatkan saat mereka bertemu sesamanya?

Jika ada yang menjawab berguling-guling di lantai sambil memberi makan anjing, harap periksa tingkat kewarasan anda segera.

Yang dimaksud disini adalah bergunjing. Yang merasa kurang pintar, harap buka Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Pada kenyataannya, hobi para Ibu yang terdengar kok-istilahnya-keren-banget-deh itu juga dijadikan hobi oleh sebagian besar anak-anak di tempat penitipan anak ini. Mereka biasa berkumpul di ruang bermain dan menggosipkan bermacam-macam hal. Siapa lagi kalau bukan Switzerland yang menjadi topik utama setiap harinya. Bagi anak-anak ini, pria yang mengaku berumur 19 tahun itu adalah headline NEWS yang tidak pernah turun peringkat.

"Aku merasa oom itu mengurangi porsi makan 1 sendok setiap harinya." Ucap America mengawali arisan-tanpa-uang mereka.

"Dan saat kita tidak sadar, tahu-tahu jatah makan kita hanya tinggal 1 sendok, benar-benar licik!" lanjut Germany dengan analisisnya. Anak-anak lain mengangguk setuju.

Indonesia tiba-tiba berdiri sambil mengeluarkan panji-panji yang entah darimana asalnya, "INI HARUS DITINDAK LANJUTI! KALAU PERLU, KITA KE POLSEK! LAPORKAN PENCEMARAN NAMA BAIK! KATAKAN TIDAK, UNTUK NARKOBA! "

Australia menepuk-nepuk pundak Indonesia yang tiba-tiba berubah menjadi seorang demonstrator, "Kalem Nes,"

"Tapi Narkoba itu merusak generasi muda!" Ikat kepala Nesia yang berkibar tertiup kipas angin justru menambah kesan dramatis pada kata-katanya.

"cup cup… " Australia menepuk lembut kepala Indonesia, "Nanti kita berantas Narkoba bersama, ya?" bujuknya. Indonesia mengangguk senang sebagai jawaban dan kembali duduk.

"Tuh, lihat kan hasilnya kalau jatah makan kita semakin berkurang…" Tukas Malaysia sambil melirik Indonesia.

'lama-lama, tingkat kewarasan kalian akan sama seperti dirinya.' Lanjut Malaysia dalam hati yang meskipun tidak diucapkan, dapat dimengerti oleh anak-anak lain dan membuat mereka menelan ludah dan bergidik ngeri.

Taiwan memperhatikan Liechtenstein yang sedaritadi hanya diam membisu. "Kau kenapa, Liech?" tanyanya lembut.

"Emm… tidak apa-apa…" Liechtenstein menunduk dan memainkan ujung bajunya dengan gelisah.

"Bagaimana kalau kita buat rencana pembunuhan si brengsek itu?" Romano mulai angkat bicara.

"Setuju! da ze! Kita tusuk dia dari belakang!" Korea mengangkat kedua tangannya dengan riang.

"Ja..jangan, itu bukan cara pria sejati! Lebih baik hadapi langsung dari depan, luka di punggung adalah hal yang memalukan bagi seorang samurai." Seru Japan berapi-api sambil memainkan pedang mainannya.

"Ba…bagaimana kalau kita pakai rac—"

"Kita rampok saja seluruh uangnya, dijamin dia bakal mati karena stress." Ujar Hongkong tenang.

Seychelles tidak ikut menyatakan pendapatnya karena ia sedang asyik menusuk-nusuk sosok buram di samping boneka beruang kutub besar dengan boneka ikan marlin. Sosok buram itu berkali kali membuat lingkaran di lantai dengan jarinya sambil terisak-isak sedih.

"Tolong jangan menjelek-jelekkan kakakku!" Liechtenstein yang tidak tahan akhirnya marah.

"Tapi Liech…"

"Kakakku itu baik! Bahkan jauh lebih baik dari kakak-kakak kalian yang aneh!" Wow! Rupanya Liechtenstein yang pemalu cukup berani juga. Lihat efek kalimat yang diucapkannya pada teman-temannya.

"Meski Iggy itu aneh, paling tidak dia tidak sepelit kakakmu, Liech!"

"Dia hanya beralis abnormal saja, kok!" Malaysia ikut menambahkan kalimat America.

"Hei sepupu! Ikut bantu dong!" Seru America pada sepupunya, Australia.

"Eh, yah… aku harus bilang apa?" tanya Australia bingung, America menyambutnya dengan seruan 'buuuu~' dan kedua ibu jari yang menunjuk bumi.

"Meski si tomat brengsek itu bukan kakak kandungku, setidaknya dia selalu memberiku tomat setiap hari! Tidak seperti kakakmu yang hanya memberi kami makanan tahanan penjara!" Romano ikut kesal.

"Chuugoku-san itu… ceria."

"Hei, Japan! Omonganmu nggak nyambung tahu!" sela Taiwan.

Kemudian kepala mungil Hongkong menyembul diantara bahu Japan dan Taiwan, "Sensei mengajariku banyak hal."

"Aku mengajari aniki banyak hal, da ze!" Seru Korea yang membuatnya langsung dibekap oleh 6 tangan sekaligus.

"Nethere bukan kakakku… juga bukan ayahku… dia sama sekali tidak ada hubungan denganku… jadi aku tak mengerti siapa yang kausebut 'kakak', Liech. " terang Indonesia sok pintar.

"Bruder itu…." Germany terhenti karena ia tidak sanggup mengatakan bahwa kakaknya itu lebih baik dari Switzerland, bahkan 'lebih pintar' darinya pun tidak.

Dan lagi-lagi Seychelles tidak kebagian dialog karena lebih asyik dengan kegiatannya yang tadi. Lagipula ia sama sekali tidak tahu satu hal pun yang patut dibanggakan dari orang yang sering keluar masuk penjara karena tertangkap bugil di tengah kota.

Setelah mendapatkan serangan beruntun seperti itu, Liech kecil tidak bisa apa-apa selain berjongkok, menyembunyikan wajah di balik kedua lututnya, dan mulai menangis. Teman-temannya panik melihat Liechtenstein dan berusaha untuk menghentikan tangis anak itu dengan berbagai cara. Namun tangisan Liech kecil semakin lama justru semakin kencang dan menjadi alarm tanda bahaya untuk anak-anak itu karena bisa dipastikan sebentar lagi dia datang.

Dan benar saja, tak sampai hitungan menit, pria itu telah menampakkan dirinya di pintu ruang bermain.

"Siapa yang bikin Liech nangis? !" tanya Switzerland galak seraya menatap beberapa pasang mata di hadapannya. Dengan serentak, anak-anak itu malah saling tunjuk.

Malaysia menunjuk Indonesia yang menunjuk Japan yang menunjuk Hongkong yang menunjuk Australia yang menunjuk Germany yang menunjuk Romano yang menunjuk Korea yang menunjuk Taiwan yang menunjuk Seychelles yang menunjuk entah-siapa-itu yang menunjuk America yang menunjuk pada…

'HELL! MAU APA BOCAH TENGIK ITU MENUNJUK PADAKU? !' Switzerland yang emosinya memuncak, tiba-tiba merubah strategi.

"yang mengaku akan kuberi jatah makanan tambahan."

"YA! SAYA!" America dengan tampang sumringah—lengkap dengan kedua pipi tebalnya dan airliur yang hampir menetes—tanpa ragu mengangkat tangannya.

"Kau tidak pernah belajar ya, hmm…" Switzerland mengangkat kerah bagian belakang baju America dan mengangkatnya seperti sedang membawa anak kucing. "Ucapkan halo pada kawan lamamu." Katanya sadis sambil menuju ke tiang jemuran.


Switzerland sudah kembali dan berniat menghibur Liechtenstein saat teriakan bocah paling menyebalkan sedunia itu terdengar dengan jelas.

"IGGGGYYYYY…!" America melambai-lambaikan kedua tangannya dengan muka mewek karena melihat England, kakak angkatnya, berjalan dari kejauhan. Kedua kakinya yang tergantung bebas di udara juga bergerak dengan liar, menyebabkan bunyi tidak wajar. Sampai akhirnya bunyi itu terulang selama tiga kali, setiap orang yang melihat hal itupun tahu bahwa tiang jemuran tidak lagi kuat menahan bebannya.

Namun sebelum kembali ke tanah Bumi, America lebih dulu mendarat di tubuh England. Setelah sadar dari keterkejutan dan mengatur napasnya karena berlari menyelamatkan America, England mengangkat America dengan gaya yang sama persis seperti Switzerland tadi. "Apa sih yang kau lakukan?"

"Huhuhuuu… paman Swiss jahat! Masa aku digantung bareng sama jemuran…" America menggosok-gosokkan wajahnya di dada England, menorehkan airmata, ingus dan airliur menjadi satu di baju kakak angkatnya itu.

"He…hei! Lepaskan! Lepaskan!" Seru England risih seraya menjauhkan jangkauan America dari bajunya yang malang.

"Untung hanya kemeja biasa ya, England. Coba kalau kau pakai baju sepertiku, bakal repot. Hahahaha!" Dari belakang sosok England, muncullah France memakai baju keluaran Giordano terbaru.

England tampaknya sama sekali tidak tertarik pada baju France yang entah berapa harganya, boleh ngutang apa enggak, karena semua perhatiannya ditujukan pada kemejanya tersayang. France yang merasa tidak diperhatikan akhirnya langsung masuk ke tempat penitipan anak itu sambil mencibir.

"Seeyy! Canada! Abaang dataaanggg~" France langsung memeluk Seychelles dan anak yang entah-bernama-siapa sambil menangis haru. Anak yang belum diketahui idetitasnya itu hanya diam saja meski kenyataannya ia merasa sedikit sesak. Sedangkan Seychelles berusaha mendorong kakaknya mati-matian demi mendapatkan udara.

"SWITZERLAND! LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN PADA KEMEJ….MAKSUDKU, AMERICA!" Raung England dengan penuh dendam karena kemejanya…. Ah, bukan ia dendam karena melihat America digantung di tiang jemuran.

"Itu karena dia menjahili Liech." Jawab Switzerland santai.

"YO! DIRIKU YANG AWESOME SUDAH HADIR DISINI!" Interupsi dari pemuda berambut perak dengan bola mata merah ini mengalihkan perhatian semua orang.

"Bruder!"

"Yo, West!" pemuda yang ternyata kakak dari Germany itu mengangkat tangannya dengan cepat.

Germany segera menghampiri kakaknya dengan berlari-lari kecil, "Bruder…bruder…!"

"Kenapa west? Kau kangen sekali sama kakakmu yang awesome ini ya?" cengiran khas menghiasi wajah pria yang bernama Prussen itu.

"Bruder, kau lupa menutup resleting celanamu…" Germany berbisik pada kakaknya yang segera menghadap kebelakang. Terdengar bunyi 'srrreett' pelan sebelum ia berbalik kembali dan mendapati semua orang yang menyipitkan mata padanya.


"Itu karena paman Swiss pelit! Porsi makanku dikurangi!" America melakukan pembelaan diri karena dituduh mengusili Liechtenstein sampai harus dihukum gantung.

"Itu wajar. Prinsip rumah ini kan 'HEMAT!'" Switzerland melakukan pembelaan diri.

"Oh, jadi hanya soal pengurangan jatah makan?" England merendahkan posisi tubuhnya agar sejajar dengan America dan tersenyum padanya, "soal itu, biar kakak saja yang membawakan bekal untukmu setiap hari. Bagaimana?"

"Eh? Bener nih? ASSIIIKKK!" America lompat-lompat dengan riangnya. Sedangkan semua orang hanya bisa menatapnya dengan heran. Bagaimana tidak, kita sedang membicarakan MASAKAN ENGLAND disini! Mendengarnya saja sudah bikin Malaysia mau muntah. Indonesia, Australia, Hongkong dan beberapa anak lainnya sudah mulai berdoa semoga nanti America meninggal dengan damai.

"Ola! Romano!" Interupsi kedua untuk hari ini, mari kita lihat siapa yang datang.

"Si tomat brengsek!"

"Hei… masa sikapmu begitu sama kakakmu ini? Ayo sini berikan kakakmu pelukan selamat datang." Pria berkulit coklat itu mulai menebar senyum. Romano menampik tangan Spain sebagai jawaban.

"Loh, tumben sekali Nethere datang bareng sama Spain." Indonesia menatap curiga pada sosok yang dikenalinya sebagai Netherlands yang berdiri di belakang Spain.

Spain segera menjelaskan bahwa ia terpaksa numpang mobil Netherlands karena sepeda motornya mengalami kerusakan yang cukup parah. Netherlands sendiri sebenarnya tidak mau, hanya saja Spain sedikit memaksa karena arah tujuan mereka sama. Oh, kalian pasti berpikir bahwa alasan ini tidak masuk akal. Sejak kapan Netherlands bisa begitu saja menyerah saat dipaksa seperti itu? Jawabannya, tidak sampai sedetik sejak Spain melambai-lambaikan foto Romano yang kebetulan Indonesia menjadi latar belakangnya. Memang dasar dua orang pecinta 'anak kecil' ini…

"Wah… semua sudah berkumpul kecuali China, ya?" sahut Spain.

"Ngomong apa kau? Lalu siapa orang yang disana itu?" England menunjuk lelaki berkuncir yang kini menawarkan—tentu saja bayar—senampan bakpau hangat yang terlihat begitu menggugah selera.

Hari Minggu ini, para kakak memang mempunyai jadwal yang sama untuk menjemput adik-adik mereka, kecuali Switzerland sang pemilik tentu saja. Netherlands, England, Spain, France, dan China merupakan contoh pengusaha sukses. Dan mereka berlima memutuskan untuk mengangkat adik dari panti asuhan yang berbeda. Mereka sengaja mengadopsi anak-anak kurang beruntung tersebut sebagai salah satu rasa syukur atas apa yang telah mereka dapat. Oke baiklah, tadinya Netherlands sama sekali tidak berniat untuk mengangkat seorang adik. Hanya saja kebetulan ia ikut England untuk melihat-lihat ke salah satu panti asuhan dan memutuskan untuk mengangkat Malaysia sebagai adiknya. Kemudian kakak kandung Malaysia yang juga berada dipanti asuhan itu meraung-raung karena adiknya dipisahkan dari dirinya. England tidak bisa mengasuh keduanya karena sebelumnya ia telah mengangkat America menjadi adiknya. Bakal repot jika ia harus mengurus 3 anak sekaligus. Maka dengan senang hati, Netherlands bersedia mengadopsi Indonesia dan berjanji padanya bahwa ia tetap akan sering bertemu dengan Malaysia. Meski beberapa tahun kemudian—saat ini—hubungan Indonesia dan Malaysia benar-benar seperti monyet dan monyet yang saling berkelahi.

Awalnya, France ingin mengadopsi America, hanya saja England sudah lebih dulu memilih anak itu. Saat diberitahu oleh pihak panti asuhan bahwa America ternyata memiliki saudara kembar, tanpa pikir panjang, France pun mengadopsi Canada. Meski ternyata Canada itu sangat jauh dari yang ia bayangkan. Soal Seychelles, sebenarnya France hanya iseng menggoda seorang gadis kecil waktu itu. Siapa sangka gadis itu mengikutinya sampai kerumah dan ternyata ia tidak memiliki tempat tinggal. Dengan senang hati, France pun mengangkatnya sebagai adik.

Spain memilih Romano karena hobi mereka yang sama. Tidak ada yang spesial, hanya saja Spain berubah pikiran saat mengetahui sifat Romano. Ia pikir semua penggemar tomat itu lumbut dan ramah senyum seperti dirinya, ternyata tidak juga. Tapi Romano tetap manis.

Berbeda dari semuanya, China bertemu adik-adiknya yang sekarang saat ia mengembara ke berbagai pelosok negeri. Karena hal itulah fisik dan karakteristik keempat adiknya berbeda-beda. Waktu masih kecil, China berpikir bahwa anak-anak itu sangat lucu. Karena ia hobi mengumpulkan sesuatu yang lucu, maka mereka berempatpun ikut menjadi koleksi sebagai adiknya. Namun sekarang ia cukup kewalahan karena harus mengurus mereka berempat sekaligus.

Karena akhir-akhir ini kerjaan mereka semakin banyak, mereka pun memutuskan untuk menitipkan adik-adiknya di tempat yang sesuai. Dan bertemulah para adik-adik itu disini, ditambah dengan Germany yang merupakan adik kandung Prussen dan Liechtenstein adik sang pemilik tempat penitipan anak. Lalu Australia adik siapa? Hebatnya, sepupu America yang satu ini sudah memutuskan untuk hidup sebagai petualang di umurnya yang masih tergolong belia. Atas permintaan America dan Indonesia—sahabat baik Australia—biayanya menginap di tempat penitipan ini dibayar oleh Netherlands dan England. Seharusnya waktu penitipan tidak bisa lebih dari sehari. Tetapi karena Switzerland sedang dalam masa berhemat, maka saat ia disodorkan amplop dengan syarat waktu penitipannya bisa menjadi lebih lama, tak ada alasan baginya untuk menolak.

Awalnya para kakak itu meminta 2 hari, lama kelamaan menjadi 3,4 bahkan 5 hari. Kini saking sibuknya mereka, adik-adik itu dititipkan selama seminggu dan baru dijemput oleh kakak mereka setiap hari Minggu.


di manga-nya, cuma chibi America yang bilang kalau scone itu ENAK! Jujur aja saya masih gak percaya sampe sekarang.

Saya mencoba merubah kesan kuat Switzerland "kalo macem2, gue dor!" itu dengan hal lain yang saya pikir IC juga. HEMAT! (terinspirasi dari iklan [HEMAT] ax*s GSM yang baik) #authorkorbaniklan

Setelah lama mikir, ternyata saya lebih suka make nama nation nya dibanding human name ^^ jadi beginilah hasilnya, hehe. Jelek? Harap dimaklumi ^^ orang awam nih… awaaamm banget, tapi sotoy kayak Hanamichi Sakuragi.

Seperti biasa, saya menerima saran & kritik yang membangun, bukan flame ^^

Yang mau rikues untuk chapter 2 dan selanjutnya dipersilahkan, karena ini bakal jadi cerita berbingkai dengan masalah yang enggak akan berlanjut di chapter berikutnya. Tapi [no romance] baik hetero/yaoi, karena saya bikin ini ber-genre 'family'. Kalau untuk sekedar humor gapapa :D dan mungkin enggak semua rikues bakal dimunculin, tergantung pas/enggak nya sama cerita, tapi pasti saya usahakan ^^