Title : Sunflower - Part 1
Author : Putiha
Pairing : YeWook / SiWook(?)
Disclaimer : Yesung milik Ryeowook, Ryeowook milik Yesung. YEWOOK saling memiliki, gak boleh diganggu gugat.
WARNING : YAOI, GaJe, Typo(s) dimana-mana, mohon dimaafkan.
Summary : "bunga yang sedang ada dihadapan kita ini adalah simbol kesempurnaan dari pesona. Dan juga perasaan cinta pada pandangan pertama".
DON'T LIKE, DON'T READ
_Author POV_
"untung saja hari ini aku tidak sibuk, jadi aku bisa mengurus kebun bunga ku. Kasian sekali bunga-bunga ini tidak ada yang merawat kalau aku sedang sibuk, apa aku cari tukang kebun saja yah?", omel namja mungil dipagi hari didalam rumah kaca yang dipenuhi dengan berbagai macam warna bunga yang dirawatnya. Namja itu bernama Kim Ryeowook, karna nama itu agak susah disebutkan, jadi, panggil saja dia Wookie..
Wookie mempunyai hobi merawat bunga, hobi yang langka untuk seorang namja. Tapi Wookie benar-benar senang dengan hobinya itu, menurutnya merawat bunga adalah sesuatu yang menyenangkan apalagi setelah melihat bunga bermekaran diseluruh isi rumah kaca tersebut. Aroma harum dari setiap bunga itu bisa membuat pikiran Wookie menjadi tenang.
Wookie mengambil selang air kemudian menyirami beberapa tanaman yang seharusnya mendapatkan 'jatah minum'. Selama menyirami bunga, senyuman terus terlukis di bibir kecil Wookie, itu menandakan kalau dia benar-benar menikmati kegiatannya kali ini. Tiba-tiba saja, selang air yang sedari tadi mengeluarkan air mendadak berhenti dan hanya mengeluarkan beberapa tetes saja.
"lho? Kenapa air nya tidak keluar? Hey! Ayo keluar!", Wookie mengarahkan selang air itu kedepan wajahnya, untuk melihat kenapa airnya tiba-tiba tidak keluar. "Ah.. menyebalkan!", Wookie melempar selang air itu hingga jatuh ketanah dengan sempurna(?).
"Selamat pagi!"
"Hyung! Pasti kau kan yang mematikan airnya? Kau ini menyebalkan sekali… Untuk apa kau datang kemari? Bukankah jam segini kau biasanya sudah ada dikantor?", omel namja mungil itu kepada namja yang baru saja datang dan merusak suasananya.
"Aku tadi memang sudah ke kantor, tapi aku tidak melihatmu disana, jadi aku menjemputmu.."
"Jadi kau datang kesini hanya untuk menjemputku untuk datang ke kantor?"
"Ne.. Banyak file yang harus kau tandatangani Wookie"
"Shireo. Aku tidak mau ke kantor hari ini!",
"Kenapa kau keras kepala sekali? Apa kau ingin perusahaanmu hancur?",
"Itu lebih bagus. Jadi aku tidak perlu kekantor setiap hari!", Wookie terus menjawab dengan lantang pertanyaan namja tinggi dan tegap yang ada dihadapannya, hanya itu yang bisa dilakukannya untuk membela dirinya. "Aku tidak punya banyak waktu untuk bertengkar denganmu Wookie, sekarang cepat ganti bajumu, lalu kita pergi…"
"Bukankah sudah ku bilang aku tidak mau. Kau pikir kau ini siapa, selalu saja memaksaku mengikuti apa yang kau mau. Apa kau tidak menyadari kalau kau itu sangat menyebalkan! Sekarang cepat pergi dari sini! Jangan ganggu aku lagi.."
"Biar aku tebak, orang tua mu pasti sedang ada diluar negri kan? Makanya kau berani melawanku…"
"Orang tuaku ada dimana, itu bukan urusanmu Hyung"
"Baiklah kalau begitu. Kau lebih memilih ke kantor atau aku akan melaporkan kau kepada orang tuamu karna kau tidak pergi ke kantor. Kau taukan apa akibatnya kalau orang tuamu tau, kau akan kehilangan kebun bunga mu yang sangat indah ini…"
Wookie menggerutu tidak jelas dengan bibir kecilnya, ingin saja dia mencakar-cakar wajah orang yang ada didepannya sekarang. 'dia selalu saja mengancamku kalau aku berani melawannya, benar-benar menyebalkan. Lihat saja nanti, aku tidak akan kalah lagi darinya', dengan kesal Wookie beranjak pergi.
"Kau mau kemana?"
"Bukankah tadi kau menyuruhku untuk mengganti baju? Kau ini pikun atau gimana?", Wookie kembali melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah kaca itu. namja tinggi itu kemudian tersenyum puas dengan pernyataan Wookie, karna dia berhasil membuat namja kecil itu menuruti permintaannya lagi.
Namja tinggi itu melihat mengedarkan pandangannya keseluruh isi yang ada didalam rumah kaca itu, "Darimana dia bisa merawat semua yang ada disini? Apa dia mempelajarinya dari internet? Hebat sekali kalau begitu…"
_Author POV END_
_Ryeowook POV_
Aku membuka lemari pakaianku, mengambil celana panjang, kemeja putih, jas hitam dan dasi berwarna ungu. Dengan malas aku mengganti pakaianku, aku menurutinya karna aku tidak mau Siwon hyung mengadu ke orang tuaku, kalau itu terjadi maka orang tuaku pasti akan mengancamku kembali dengan menghilangkan rumah kacaku yang sudah setahun ku rawat sendiri.
"Wookie-ah… Palli, pekerjaanmu sudah menanti!". Siwon hyung mengetuk pintu kamarku , mengganggu saja.
"Iya, aku akan segera keluar!".
"Tapi kenapa lama sekali. Apa kau kesulitan mengganti baju? Apa perlu aku bantu?".
"Kau pikir aku anak kecil?", omelku sambil membuka pintu dan menatap tajam ke Siwon hyung, walaupun aku tau dia tidak akan takut. "Sepertinya kau terlalu bersemangat untuk pergi ke kantor. Lihat ini, dasi dan kerah bajumu masih berantakan". Siwon hyung membenahi kerah kemejaku dan dasiku, benar-benar tidak sopan. Aku kan bisa sendiri.
"Kau tidak perlu bersikap perhatian seperti ini padaku. Itu membuatku jadi penuh curiga kepadamu Hyung".
"Curiga kenapa?"
"Lupakan. Ayo cepat berangkat! Buang-buang waktu saja", aku mengambil langkah lebih dulu dan segera menuju mobil Siwon hyung yang terparkir mewah didepan rumahku.
"Oke.. Kita berangkat!",
Selama diperjalanan menuju ke kantor. Aku heran melihat Siwon hyung, sedari tadi dia senyum-senyum sendiri, padahal aku daritadi terus memarahinya. "Kenapa kau melihatku? Kau terpana dengan ketampananku?", aku segera mengalihkan pandanganku dari wajah Siwon hyung. "Siapa bilang wajahmu itu tampan. Aku hanya bingung dengan tingkahmu Hyung. Sedari tadi kau senyum-senyum sendiri. Apa kau sudah tidak waras?",
"Ne, aku memang tidak waras. Dan kau yang membuatku menjadi seperti ini Wookie-ah.."
"Aku tau jalan ceritamu akan mengarah kemana Hyung. Jadi tidak usah dilanjutkan", ku lihat Siwon hyung sedikit kecewa dengan perkataanku, tapi itu lebih baik karna aku sedang tidak ingin mendengar pernyataan cintanya lagi.
Sampainya dikantor aku langsung menuju ruang kerjaku yang ada dilantai 11 sedangkan Siwon hyung berada dilantai 12, ku percepat langkahku menuju lift agar siwon hyung tidak satu lift denganku. "Aku duluan hyung", ucap ku saat aku sudah masuk lift dan pintu lift sudah tertutup dengan sempurna. "Maafkan aku Siwon hyung. Mungkin sikap ku ini sudah keterlaluan. Aku sama sekali tidak membencimu, tapi aku hanya ingin menghindarimu…",
Ku rebahkan badanku disofa empuk yang ada diruang kerjaku. Aku benar-benar tidak percaya kalau pada akhirnya hari ini aku akan ke kantor juga. Tak ku pedulikan tumpukan dokumen yang ada diatas meja kerjaku. "Hoaaam… Kenapa aku jadi mengantuk? dokumen itu aku urus nanti saja. Aku mau tidur dulu".
_Ryeowook POV END_
_Author POV_
Berbeda dengan Ryeowook yang malas-malasan tidak mau mengerjakan pekerjaannya. Lain halnya dengan Siwon, dia tampak begitu semangat mengerjakan semua pekerjaannya.
Orang tua Siwon dan Ryeowook sudah saling kenal sejak lama. Tapi Siwon dan Ryeowook sendiri baru mengenal satu sama lain sejak duduk dibangku kuliah. Perusahaan kedua orang tua mereka sangat maju di Korea, oleh karna itu setelah Siwon dan Ryeowook tamat dari kuliah Orang tua mereka menggabungkan kedua perusahaan itu menjadi satu dan membiarkan Siwon dan Ryeowook yang mengurusnya. Karna mereka percaya dengan kemampuan anak mereka.
Sekarang kedua perusahaan yang sudah bergabung itu menjadi perusahaan nomor 1 yang ada di Korea. Ini semua berkat Siwon dan Ryeowook. Ah.. tidak. Lebih tepatnya berkat Siwon. Karna Siwon lebih aktif dengan ide-ide yang baru untuk perusahaan, sedangkan Ryeowook hanya menyetujui ide Siwon.
Tapi Siwon sama sekali tidak mempermasalahkan sikap Ryeowook itu, yang penting bagi Siwon adalah Ryeowook ada dikantor bersamanya. Karna bagi Siwon, Ryeowook adalah sumber inspirasinya.. #author tercekik waktu ngetik bagian ini x_x
Semua orang yang bekerja diperusahaan itu beranggapan kalau Siwon menyukai Ryeowook padahal itu MEMANG BENAR ADANYA. Siwon sudah menyukai Ryeowook saat mereka masih mahasiswa, Siwon juga sudah beberapa kali menyatakan perasaannya ke Ryeowook. Tapi Wookie selalu punya alasan untuk tidak menjawab pernyataan cinta dari Siwon. Sungguh kasihan…
_Author POV END_
_Siwon POV_
"Akhirnya pekerjaanku selesai juga", ku lirik jam tanganku, ternyata sudah saatnya untuk makan siang. "Apa Wookie sudah menandatanganin dokumen-dokumen itu? Sebaiknya aku temui dia, sekaligus mengajaknya untuk makan siang diluar…".
Aku segera melangkah keluar ruangan dan menuju ruang kerja Wookie yang ada dilantai 11. Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya.
"Wookia-ah…", panggilku saat aku membuka pintu ruang kerjanya. Tapi aku tidak melihatnya di meja kerja. Lalu mataku mengarah ke samping, dan ku lihat Wookie tertidur pulas disofa. "Mungkin dia kelelahan karna menanda tanganin dokumen sebanyak itu", aku beranjak menuju meja kerjanya. Mengambil 1 map dokumen dan membukanya. "Dokumen ini belum ditandatangani". Aku meraih dokumen yang lainnya, dan membukanya satu persatu. "Satupun belum ada yang dia tanda tangani? Berarti, dia tidur sejak tadi?".
Ku dekati Wookie yang tertidur disofa, saat terpejam seperti ini dia benar-benar bagaikan namja yang tidak mempunyai dosa. Tapi kenyataannya, dia sangat sering membuatku stress, tapi dia juga yang sudah membuatku jatuh hati padanya. Benar-benar kenyataan yang sulit untuk diterima.
"Wookie chagi, bangun… Ini sudah saatnya untuk makan siang, apa kau tidak lapar? Hyung akan mentraktirmu makan yang enak dan mahal hari ini. Ireona Wookie chagiya..",
"Ah.. hyung. Aku masih ngantuk, nanti saja makannya. Hooaam…", dengan keadaan setengah sadar dia menolak perintahku, bahkan dia tidak membuka matanya. Sepertinya aku harus memakai cara yang kejam kepadanya. Ku raih ponsel yang ada didalam saku celana ku, dan rencanaku selanjutnya dimulai…
"Yeoboseo Heechul eomma.. bagaimana liburanmu diluar negri. Pasti menyenangkan kan? Aku dan Wookie baik-baik saja disini. Tapi, ada sedikit masalah dengan Wookie. Hari ini dia menjadi sangat malas, eomma. Sesampainya di kantor dia langsung tidur dan tidak mengerjakan pekerjaannya… Apa yang harus aku lakukan eomma?... Mwo? … apa kau serius dengan ucapanmu eomma? Baiklah, sesuai dengan perintahmu eomma. RUMAH KACA MILIK WOOKIE AKAN SEGERA DIMUSNAHKAN!"
"MWO? RUMAH KACAKU?", ku lirik Wookie yang langsung bangun dan meraih ponselku. "Eomma, kau tidak bisa melakukan itu kepadaku. Urusan perusahaan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan rumah kacaku dan juga tanaman yang ada didalamnya kan? Eomma, eomma.. Yeoboseo.. Eomma?".
"Hahahaha… Kau berbicara dengan siapa Wookie? Aku tadi hanya berpura-pura menelpon eomma mu. Hahahaha.. wajahmu lucu sekali jika sedang panik Wookie, seharusnya kau melihat ekspresi wajahmu tadi".
"Kenapa kau suka sekali mengerjaiku Hyung? Sebenarnya apa salahku padamu sampai kau tega melakukan itu padaku", ku tarik tangan Wookie menuju meja kerjanya.
"Kau mau tau apa salahmu. Kau lihat itu", aku menunjukkan tumpukan dokumen diatas mejanya. "Kenapa belum kau tanda tangani?", ku pasang wajah serius agar dia mengira aku benar-benar marah padanya. Karna sejujurnya, aku tidak bisa marah kepadanya..
"Mianhae hyung. Tadi tiba-tiba aku merasa sangat mengantuk. Jadi, aku memutuskan untuk tidur sebentar", dengan santainya dia menjawab pertanyaanku dengan tampang yang sangat tidak berdosa.
"Kau bilang sebentar saja? Tapi kenapa tidur sampai jam segini, ini sudah siang Wookie", omelku sambil menunjuk-nunjuk jam dipergelangan tangan kananku.
"Aku kan sudah minta maaf Hyung. Oh iya.. Bukankah tadi kau bilang sekarang sudah saat nya untuk makan siang. Jadi tunggu apa lagi, ayo kita makan siang sekarang. Perutku sudah lapar hyung!"
"Kau ingin makan?", tanyaku. Wookie hanya menganggukkan kepalanya.
"Sebelum kita pergi makan. Selesaikan dulu tugasmu.. Ayo selesaikan", ucapku santai.
"Tapi Hyung, ini banyak sekali. Jari tanganku bisa keriting jika menandatangani dokumen sebanyak ini"
"Tanda tangan atau kau akan kehilangan rumah kacamu ?"
_Siwon POV END_
_Author POV_
Sebuah gertakan berhasil membuat Wookie menuruti permintaan Siwon. Tentu saja Wookie tidak mau kehilangan rumah kaca beserta isi didalamnya, dan lebih memilih menanda tangani semua dokumen yang kini ada dihadapannya.
'lagi-lagi aku kalah dari siwon hyung. Menyebalkan sekali dia, selalu mengancamku dengan akan menghancurkan rumah kacaku. Awas kau hyung, Aku pasti akan membalas perbuatanmu itu, lihat saja!', gumam Wookie dalam hati dan mulai menanda tangani dokumen-dokumen itu dengan terpaksa.
Sedangkan Siwon, dengan santainya dia sekarang duduk disofa sambil memperhatikan Wookie yang sedang sibuk sambil tersenyum menang.
Karna ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dan ditambah perut yang sudah keroncongan, Wookie mendatangtangani dokumen itu dengan terburu-buru, dipikiran Wookie sekarang bagaimana caranya supaya dia cepat mendapat jatah makan siang.
"Jangan asal tanda tangan Wookie. Kau juga harus membaca dan memahami isi disetiap lembar dokumen itu", tegur Siwon.
"Aku tidak punya waktu Hyung. Lagipula aku percaya, semua isi dokumen ini sudah benar. Karna kau sudah membaca lebih dulu, iyakan?"
Wookie terus menandatangani dokumen itu tanpa melihat isi nya. "Bagaimana kalau salah satu isi dari dokumen itu adalah surat pengalihan perusahaan menjadi milikku? Apa kah kau tidak khawatir?"
Seketika Wookie berhenti, dan menatap Siwon dengan penuh curiga. "Kau berani melakukan itu Hyung?"
"kalau kau terus bersikap seperti itu. Sepertinya, aku tidak akan pernah ragu untuk melakukannya"
"kau tidak akan mungkin melakukan itu pada keluargaku Hyung!"
"Sudahlah, lupakan perkataanku tadi. Lanjutkan tugasmu".
Sejenak, Wookie menatap kosong dokumen yang ada didepannya sambil memikirkan perkataan Siwon tadi, 'apa mungkin siwon hyung tega melakukan itu?' gumam Wookie dalam hati. Ekor matanya melirik Siwon yang sekarang sedang asik sendiri dengan ponselnya.
'tidak mungkin, tidak mungkin Wookie. Walaupun siwon hyung sering mengerjaiku, tapi siwon hyung itu orang yang baik dan perhatian padaku. Dia pasti tidak akan mungkin melakukan itu. Siwon hyung pasti hanya menggertakku agar aku lebih teliti dalam menandatangani dokumen. Iya. Pasti itu maksud Siwon hyung'.
Wookie pun kembali melanjutkan pekerjaannya, tapi kali ini lebih sedikit 'berhati-hati'.
1 jam kemudian, Wookie berhasil menyelesaikan tugasnya. "hwa… tanganku rasanya mau putus. Benar-benar melelahkan, padahal hanya tinggal tandatangan saja. Jelas-jelas Siwon hyung pasti lebih lelah daripada aku. Iya kan Siwon hyung?".
Wookie menggelengkan kepalanya saat dia mengetahui ternyata sekarang Siwon yang tertidur disofa, "Padahal aku sudah mau berbaik hati memuji mu, tapi kau malah tidur. Siwon hyung! Siwon hyung! Ireona! Palli..". teriak Wookie, dan itu berhasil membuat Siwon terbangun dari tidurnya.
"Kau sudah selesai?", tanya Siwon sambil merenggangkan badannya. "Sudah.. ayo kita pulang"
"Pulang? Bagaimana kalau kita makan siang diluar dulu? Aku yang traktir"
"Tapi, setelah dari makan siang. Siwon hyung mau kan menemaniku?",
"Kemana?"
"Nanti saja aku beri tau. Sekarang, siwon hyung berjanji saja dulu untuk mau menemaniku..",
"Baiklah.. Ayo kita pergi makan sekarang".
Siwon dan Wookie pun segera meninggalkan perusahaan mereka dan menuju salah satu restoran yang jaraknya lumayan dekat dari perusahaan.
"Kau belum pernah makan disini kan?", tanya Siwon saat mereka sudah sampai didalam restoran itu. Wookie hanya menggeleng sambil mengamati desain restoran yang brnuansa Eropa itu.
"Kau mau pesan apa Wookie?", tanya siwon lagi saat satu pelayan datang menghampiri mereka.
"Terserah kau saja Hyung",
"mmm… kami pesan Chicken Ccordon Bleu 2 porsi", jawab Siwon kepada pelayan itu. "Minumnya Tuan?" tanya pelayan itu lagi.
"Kau mau minum apa Wookie?"
"Terserah kau saja Hyung", Wookie mengulang lagi perkataannya untuk menjawab pertanyaan Siwon. "minumnya Strawberry Blush saja"
"Mohon tunggu sebentar Tuan", pelayan itu pun pergi untuk menyiapkan pesanan Siwon.
Wookie masih setia mengamati restoran yang ia datangi kali ini . berbeda dengan Wookie, Siwon malah asik memandangi wajah namja mungil yang ada dihadapannya sambil tersenyum sehingga memperlihatkan lesung pipinya.
"Aku tau wajahku tak setampan dirimu Hyung. Jadi kau jangan menatapku dengan tatapan yang merendahkanku seperti itu", omel Wookie saat ia sadar Siwon sedang memandanginya dengan serius.
"Untunglah kalau kau sadar, bahwa kau tidak lebih tampan dariku. Tapi kau jauh lebih manis dariku Wookie, chagi", goda Siwon sambil mencolek dagu Wookie.
"Jangan panggil aku dengan sebutan yang menjijikkan itu Hyung.. Kau tidak akan berhasil untuk menggodaku", wookie memalingkan wajahnya dari Siwon dan mempoutkan bibirnya.
Beberapa menit kemudian, pesanan mereka pun datang. Wookie menatap 'lapar' makanan yang ada dihadapannya.
"Makanlah.. Kau pasti suka", Wookie pun langsung memakan makanannya.
"Kau sering datang kesini Hyung?', tanya Wookie saat sedang menikmati makanannya
"Baru 2 kali. Wae? Kau suka tempat ini?", wookie hanya mengangguk pelan.
"oh iya.. aku sudah membicarakan tentang hubungan kita ke orang tua kita", tiba-tiba wookie tersedak ketika mendengar pernyataan Siwon. Siwon langsung mendekat dan mengelus punggung wookie sambil memberinya minum. "Gwaenchana?", tanya Siwon saat Wookie sudah menegak air cukup banyak.
"Aniya! Kau tidak lihat tadi aku hampir mati akibat perkataanmu Hyung?", jawab Wookie dengan suara cukup keras, semua pengunjung yang ada direstoran itu menatap heran ke arah Siwon dan Wookie. Siwon berulang kali membungkukkan badannya sebagai permintaan maaf karna membuat yang lain jadi terganggu.
Siwon kembali duduk dikursi sambil menatap Wookie dengan senduh(?). "Pelankan suaramu Wookie",
"Sekarang coba jelaskan padaku, apa maksud perkataanmu tadi Hyung?",
Siwon kembali tersenyum, "kau pasti tau maksudku. Cepat atau lambat kita akan resmi menj…", kalimat siwon terputus saat Wookie memotongnya. "tidak tidak tidak. Aku tidak mau mendengarnya", wookie menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.
"Jangan berlebihan Wookie, kau tidak malu sedari tadi dilihat banyak orang karna tingkah mu itu"
Karna merasa risih dilihat banyak orang, wookie pun menurunkan tangannya. "aku sudah tidak selera makan lagi Hyung. Lebih baik kita pergi dari sini", pinta Wookie.
"Tidak. Justu sekarang selera makanku yang datang. Jadi, tunggu aku sampai selesai makan, baru kita pergi", wookie langsung menggerutu tidak jelas karna siwon menolak permintaannya.
Wookie benar-benar dibuat cemas dengan perkataan siwon tadi. Bagaimana tidak, tanpa sepengetahuannya Siwon membicarakan hal yang begitu serius dengan orang tuanya. Bisa dikatakan, Siwon meminta orang tua Wookie untuk menjadikan Wookie sebagai tunangannya. Tentu saja mereka tidak bisa menolak seorang Choi Siwon, si pengusaha muda.
"Hyung, kau tidak bisa melakukan ini padaku. Aku tidak setuju",
"Kau tidak setuju. Tapi semuanya setuju Wookie-ah… Kecuali kalau kau berhasil membujuk orangtuamu untuk membatalkan rencana ini! Tapi aku rasa itu tidak berhasil..", ucap Siwon mengejek Wookie yang tertindas sambil menikmati makanannya.
Wookie buru-buru mengambil ponselnya yang ada disaku, ntah apa yang ada dipikirannya sekarang. "Kau mau menelpon siapa?", tanya siwon penasaran. "Tentu saja menelpon eommaku. Aku mau menyuruhnya untuk membatalkan rencana konyol ini".
"Sebelum kau menelpon eomma mu, bagaimana kalau kita taruhan?",
"Taruhan?apa maksudmu Hyung? Jangan bikin aku tambah bingung", Wookie menggaruk-garuk kepalanya yang memang gatal.
"Kau mau menelpon eomma mu untuk membatalkan pertunangan kita kan? Jadi begini, kalau kau berhasil membujuk eomma untuk membatalkan rencana ini, aku berjanji akan melepasmu, Wookie. Tapi, jika kau tidak berhasil, maka kau berjanji akan menyetujui pertunangan ini, bagaimana? Ide yang bagus kan?", siwon tersenyum licik, dan itu sukses membuat Wookie menjadi geram karna Siwon selalu bersikap seenaknya.
"Baiklah! Aku tidak takut. Orang tuaku pasti akan lebih mendengar perkataan anaknya sendiri daripada perkataanmu!", Wookie langsung menekan tombol 1 di ponselnya. Menggunakan panggilan cepat agar segera terhubung dengan eommanya..
Tuuuuut tuuuuut tuuuuut
"Ayo angkat eomma! Palli", wookie harap-harap cemas, takut kalau eomma nya tak mengangkat telpon darinya.
"Yeoboseo?"
"Yeoboseo eomma!", jawab wookie dengan cepat saat mendengar suara dari seberang.
"Ada apa Wookie?"
"Aku tidak ingin bertunangan dengan Siwon hyung!", jawab Wookie yang langsung menuju topik pembicaraan.
"waeyo?"
"aku tidak menyukainya eomma. Dia bukan typeku", Siwon menatap Wookie dengan ekpresi apa-yang-kurang-dariku?.
"Ayolah chagi… Eomma yakin, perlahan-lahan kau akan menyukai Siwon"
"Pokoknya aku tidak mau. Eomma, aku mohon, jangan biarkan aku hidup dengan dia", Wookie semakin terlihat memohon agar eomma nya menyetujui permintaannya.
"Wookie… dengarkan eomma. Selama ini, eomma dan appa selalu menuruti semua keinginanmu. Apa yang kau inginkan dan kau butuhkan selalu kami penuhi. Sekarang, tidak bisakah kau menuruti permintaan eomma dan appa sekali ini saja?, kami hanya meminta satu saja. Yaitu, kau bertunangan dengan Siwon. Ini tidak akan sesulit yang kau bayangkan chagi. Percayalah pada eomma".
"eomma menyebalkan. Aku mau bicara dengan appa, tolong berikan ponselnya ke Appa sekarang…"
"Appa mu sedang sibuk Chagi. Sudahlah, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, pokoknya kau tidak boleh menolak. Oh iya.. besok appa dan eomma sudah kembali ke Korea. See you…"
Tut tut tut tut
Eomma Wookie mematikan telponnya begitu saja, tanpa menunggu kalimat protes wookie yang selanjutnya. "Dasar Kim Heechul menyebalkan! Kenapa aku harus mempunyai eomma seperti mu! Benar-benar tidak bisa diandalkan!", kalau saja heechul bisa mendengar apa yang dikatakan anaknya barusan, mungkin saja Wookie sudah dijewer oleh sang eomma yang terkenal cerewet dan keras kepala itu.. #peace petals
"Kau tidak boleh berkata seperti itu Wookie. Bagaimana pun juga dia itu eomma mu, dia yang melahirkanmu dan membesarkanmu sampai sekarang. Itu bukanlah hal yang mudah Wookie, jadi tidak sepantasnya kau mengucapkan kata-kata sekasar itu. Arra?"
"Dan tak sepantasnya juga kau menceramahiku didepan umum seperti ini",
Wookie bangkit dari duduknya dan segera keluar dari restoran, tentu saja Siwon menyusulnya dari arah belakang. *gak mungkin juga dari depan kan Thor!
Untunglah Wookie tidak langsung pergi meninggalkan Siwon, dengan wajah yang masih ditekuk-tekuk Wookie masuk ke mobil Siwon yang terparkir didepan restoran itu.
"Aku pikir kau mau kabur. Ternyata kau masih bisa berpikir dengan baik juga", ucap Siwon saat sudah menyusul Wookie masuk kedalam mobil. "Baiklah.. mungkin sekarang kau sedang emosi. Sebaiknya kita pulang sekarang", siwon mengelus-elus rambut Wookie.
"Pulang? Bukankah kau tadi berjanji kepadaku mau menemaniku ke suatu tempat? Walaupun aku lagi kesal kepadamu Hyung, tapi kau harus menuruti permintaanku tadi"
"ah iya.. aku lupa. Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarkanmu kemana saja yang kau mau. Sekarang, katakan..", Siwon segera menghidupkan mobilnya lalu melajukan mobilnya keluar dari area restoran.
"aku mau ke toko bunga, hyung…" ucap wookie dengan semangat, setidaknya emosinya sedikit mereda saat melihat bunga.
"bukankah kau sudah memiliki banyak jenis bunga di rumah kaca mu itu. Jadi untuk apa kesana?"
"Bunga yang ada di rumah kacaku semuanya bukan aku yang membelinya. Jadi, kali ini aku ingin memilih sendiri bunga yang aku mau… Kau mau kan hyung menemaniku?", pinta Wookie dengan mengeluarkan jurus puppy eyes nya.
"Yah baiklah…", tentu saja siwon tidak mampu menolak permintaan wookie. Mereka pun pergi ke tempat dimana banyak pedagang yang menjual berbagai macam bunga. "Wookie.. disepanjang jalan ini, kau akan menemui banyak pedagang bunga, pilih salah satu tempat yang kau suka", siwon melambatkan laju mobilnya ketika sudah berada disatu jalan yang ada dikota Seoul, disisi jalan itu dipenuhi dengan pedagang bunga. Mata Wookie pun melebar karna melihat begitu banyak bunga disepanjang jalan.
Tiba-tiba mata Wookie tertuju pada 1 tempat yang berbeda dengan pedagang lainnya. Jika pedagang lain hanya menggunakan tenda persegi untuk melindungi bunga-bunganya. Tapi berbeda dengan tempat yang sedang dilihat Wookie sekarang.
"Ini baru toko bunga. Hyung, aku mau lihat bunga yang ada ditempat itu saja", gumam Wookie. Mobil siwon pun berhenti didepan toko bunga itu. Tanpa basa-basi lagi, Wookie langsung keluar dari mobil dan masuk ke toko bunga itu. "Hwa…", itu lah kata yang pertama kali Wookie ucapkan saat masuk ke toko bunga itu. Toko bunga yang banyak menggunakan ornamen bunga matahari, warna cat dinding ditempat itu juga sama dengan warna bunga matahari. Tapi anehnya, tidak ada satupun bunga matahari ada ditempat itu. Isi bunga ditoko ini juga tidak berbeda dengan tempat yang lainnya.
_Author POV_
_Ryeowook POV_
Ternyata tempat ini hanya mengandalkan tempat yang bagus untuk menarik perhatian pengunjung. Padahal isinya biasa-biasa saja, tidak ada bedanya dengan yang lain. Sepertinya tema dari toko bunga ini adalah bunga matahari, tapi kenapa sedari tadi aku tidak melihat ada bunga matahari. Aku juga tidak melihat pemilik toko ini, kenapa sepi sekali, padahal toko ini paling besar dari yang lainnya, benar-benar aneh.
Tiba-tiba pandanganku tertuju pada satu bunga yang bentuknya tak asing bagiku. Tapi yang membuatku kagum adalah dari warnanya… warnanya… bunga itu berwarna ungu.. Warna favorite ku.
"Ini kan bunga mawar? Aku baru tau kalau bunga mawar ada yang berwarna ungu. Hwa! Indah sekali… Aku harus memilikinya", aku mengangkat 1 pot kecil yang isinya ditanami oleh bunga mawar berwarna ungu itu. "neomu yeppo", gumamku lagi.
"Kau menyukainya?",
"Iya, sangat menyukainya…"
"Pilihan yang tepat. kalau begitu ambillah. Aku berikan gratis untukmu, manis",
"hmm?", aku baru tersadar aku sedang berbicara dengan seorang namja, tapi itu bukan suara Siwon hyung. Aku belum melihat dengan siapa aku berbicara, pasti dia pemilik toko ini. Tapi, kenapa dia memberikan bunga ini kepadaku, dan lagi, dia mengatakan aku manis. Berani sekali dia menggodaku..
"Apa maks…", aku membalikkan badanku dan melihat sosok namja yang tadi menggodaku. Astaga.. dia tampan sekali, aku sampai tidak bisa mendeskripsikan bagaimana wajahnya. Terlalu sulit untuk dijelaskan. Yang bisa ku jelaskan adalah, kepalanya besar!.
Aku masih memandangnya kaku. Saat ku sadari dia juga memandangku dengan intens, aku menyembunyikan wajahku dibalik pot bunga mawar ungu yang masih ku genggam dengan erat.
"kenapa kau menyukai bunga ini?",
'DEGH'
Aku mendengar suaranya lagi. Dan kali ini aku juga menyadari kalau suaranya juga bagus. Kira-kira dia bisa bernyanyi gak yah? Kalau iya, pasti dia bisa menjadi penyanyi terkenal.
Tiba-tiba aku merasa ada tangan yang menggenggam tanganku, aku rasa ini tangan namja yang ada dihadapanku sekarang. Dia sedikit menurunkan tanganku, lebih tepatnya, agar pot yang ku pegang tidak menenupi wajahku yang ku sengaja ku tutupi tadi. "Hey.. kenapa melamun? Jawab pertanyaanku, kenapa kau menyukai bunga ini?",
"a..aku.. entahlah… aku menyukainya sejak pertama kali aku melihatnya", 'lebih tepatnya, untuk pertama kalinya aku melihat mawar berwarna ungu' lanjutku didalam hati.
"Kalau begitu cocok sekali dengan arti bunga ini", namja itu kemudian menatap bunga yang ada didepanku dengan penuh arti.
"Memangnya apa arti dari bunga ini?", aku merasakan dia masih menggenggam tanganku yang menggenggam pot bunga mawar ungu ini.
Kemudian dia tersenyum dan mulai menjawab pertanyaanku, "bunga yang ada dihadapan kita ini adalah simbol kesempurnaan dari pesona. Dan juga perasaan cinta pada pandangan pertama".
'BLUSH'
.
.
.
.
.
.
TBC
Ottokhae? Bosenin yah FF nya? Author juga ngerasa gitu sih…
Apakah FF ini lanjut atau tidak, ini semua tergantung oleh minat dari para Readers.. kalok suka, author lanjutin. Kalok Nggak. Yaudah deh, gak ada lanjutannya.. *pundung
Maka dari itu Review para readers benar-bena Author butuhkan…
