Missing you
By : AkinaYuki Nyo
Disclaimer : Masashi Kishimoto
SasuSaku pair always
-Sekuel Love is Silent-
Warning AU , OOC, and OC
Enjoy the story
So many season we have been through
Didn't see each other
Didn't hear each other
Didn't call our name each other
When I was thinking about you
There was a question in my mind
"How are you?"
.
.
.
.
.
.
"Hoi disini!!"
Seorang pria berambut pirang berteriak memanggil seseorang sambil mengangkat tangan kirinya dan melambai-lambaikannya. Dengan cengiran khas miliknya dia memanggil sahabat lamanya yang hanya menatapnya dengan tatapan datar sambil berjalan mendekati dirinya.
"Sudah lama tidak bertemu, Teme!" sahut pria itu sambil memukul bahu sahabat lamanya.
"Hn, dan kaupun tetap seperti dulu" balas sahabatya itu dengan tatapan sinis kemudian duduk di depan pria itu. Dia melepaskan kacamata tanpa framenya yang sudah menemani dirinya selama 4 tahun terakhir lalu menyandarkan punggungnya sambil menghela nafas panjang. Sesekali dia menggerakkan kepalanya ke-kiri dan ke-kanan serta memijit-mijit dahinya yang tidak bergitu lebar.
"Wah wah.. sepertinya Dokter Sasuke ini punya banyak pasien ya? Apakah melelahkan menjadi seorang dokter tampan, Teme? Hahaha" Pria itu bertanya dengan nada menggoda sambil tertawa kecil melihat Sasuke, sahabat lamanya yang kini menjadi seorang dokter yang terkenal akan keahliannya sekaligus pasiennya yang berjibun meskipun kebanyakan pasiennya itu berjenis kelamin perempuan. Kalian boleh menggaris bawahi dan menebalkan kata 'perempuan' tadi bila perlu.
"Hh~ diamlah Naruto, kau membuat kepalaku pusing" kata Sasuke dengan nada sarkastik miliknya.
"Ya ampun.. kaupun tidak berubah juga selama ini" Naruto tersenyum hangat menanggapi kata-kata sarkastik milik Sasuke. Dia mengira Sasuke akan berubah seiring waktu yang telah lama berlalu dan akan semakin berlalu melewati mereka dengan cepat seiring kedewasaan mereka dan tentunya penampilan fisik mereka. Namun pada kenyataannya, Sasuke tetaplah Sasuke. Ya.. setidaknya dia tidak perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi terhadap perubahan Sasuke.
"Hn.. bagaimana pekerjaanmu?" Sasuke mulai bertanya kepada Naruto sambil mengamati penampilan Naruto dengan cermat. "Sepertinya berjalan dengan lancar.."
"Hei.. kau itu bertanya kepadaku tapi kenapa malah dijawab sendiri hah?"
"Terserahlah"
"Yah.. seperti yang kau lihat, memang baik-baik saja! Aku mendapatkan peranan penting di kabinet perdana menteri Shiro, hahahaha" Naruto tertawa bangga sambil membenarkan jas hitamnya yang terlihat mahal.
"Orang yang memilihmu pasti buta."
"Teme… kau itu tidak bisa memujiku sedikit ya?"
"Aku tidak mau berdosa" jawab Sasuke singkat kemudian memanggil seorang pelayan untuk memesan segelas kopi tanpa susu.
"Hh~ Sifat burukmu itu kenapa tidak hilang!" keluh Naruto mendengus sambil menyandarkan punggungnya di sofa café yang lumayan empuk. "Tapi aku senang itu tidak menghilang darimu, hahaha."
"Tch~" Sasuke hanya mendengus melihat sahabat dekatnya berceloteh mengenai dirinya. Tapi.. Sasuke sebenarnya merasa senang dapat menghabiskan waktu bersama dengan Naruto seperti ini. Meskipun mereka berada di Negara yang sama bahkan di kota yang sama, mereka jarang bertemu dan berbagi cerita bersama. Anjing akan merasa bosan bila tidak ada kucing di dekatnya bukan?
"Hoi!!"
Seorang wanita berambut panjang bergelembang mengagetkan mereka berdua dengan suaranya yang keras. Wanita itu tersenyum kepada Sasuke dan Naruto yang hanya menatapnya dengan pandangan bingung.
"Sudah lama tidak bertemu!" kata wanita itu lagi sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Kau kenal dia Teme?" bisik Naruto yang mendekatkan wajahnya ke Sasuke. Mata birunya masih terpaku menatap wanita berambut coklat bergelombang itu. Dia tidak pernah ingat mempunyai teman berambut panjang bergelombang seperti wanita itu.
"…" Mata onyx Sasuke memperhatikan wanita itu dengan seksama. Dari ujung kepala sampai ke baju putihnya yang berkerah cina. "Ten-ten..?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya dan menebak nama wanita itu dengan ragu-ragu.
"APA? Ten-ten?!" sahut Naruto kaget sambil menunjuk Ten-ten dengan tidak percaya. "Tidak mungkin!!"
"Apa maksudmu Baka!" balas Ten-ten kesal sambil menepis jari Naruto yang menunjuknya. Tatapan tidak percaya Naruto seperti sebuah ejekan baginya. "Hh~ Aku memang Ten-ten.." Ten-ten menghela nafas panjang sebelum dia tersenyum ke arah dua teman lamanya itu.
"Hebat!!! Itu baru namanya perubahan!" kata Naruto lagi sambil menepuk-nepuk tangannya seperti baru melihat pertunjukkan spektakuler di abad ini. Perubahan Ten-ten benar-benar membuat Naruto kagum.
Well, bayangkan saja. Seorang gadis yang hebat dalam bela diri dan atletik hingga pernah digosipkan bahwa dia berasal dari keluarga Mafia berubah menjadi feminim dengan rambut panjang bergelombang? Lihat! Bahkan dia memakai anting-anting yang pernah dilihat Naruto ada di cover majalah istri Perdana menteri Shiro.
"Sudah! Jangan membahas penampilanku ini! Bagaimana kabar kalian? Sehat-sehat bukan? Aku dengar kau menjadi seorang dokter speliasis bedah terkenal Sasuke" Ten-ten menoleh ke arah Sasuke yang sedang meminum kopinya.
"Hn.." Sasuke mengangguk sekilas, meng'iya'kan perkataan Ten-ten.
"Dan kau baka! Aku dengar kau menjadi diplomat perdana menteri Shiro! Benarkah itu?"
"ya.. seperti yang kau lihat!" jawab Naruto tersenyum lebar sambil bergaya dengan jasnya.
"Hoaaah!! Akhirnya kau bisa berguna bagi negara juga!!" sahut Ten-ten histeris sambil memukul-mukul bahu Naruto dengan keras.
"Awww!!" Naruto hanya bisa mengeluh kesakitan sambil mengelus-elus bahunya yang malang.
'Ternyata hanya penampilannya yang berubah' batin Naruto sambil menghela nafas panjang mengetahui Ten-ten masih mempunyai tenaga yang hebat dalam memukul seseorang. Naruto masih ingat waktu SMA kelas 1, Ten-ten pernah membanting peserta Sumo yang besar layaknya Balon Baliho di halaman sekolah. Bisa dibayangkan bukan kekuatan Ten-ten itu seperti apa?
"Lalu dirimu?" Sasuke mulai bertanya kepada Ten-ten yang masih asyik menggodai Naruto.
"Ah.. aku? Aku menjadi Manager artis!"
"Hah? Manager artis? Siapa?" tanya Naruto dengan wajah penasaran. Tapi belum sempat Ten-ten menjawab pertanyaan Naruto tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan histeris dari pintu masuk café.
"Gyaaaaa!!!! Ino!!!! Aku minta fotomu!!!"
"Ino!!!! Aku minta tanda tanganmu!!"
"Ino! Jadilah pacarku!!"
"Itu dia!" kata Ten-ten menunjuk seorang wanita berambut pirang dengan sunglasses pink yang dikerumuni oleh banyak orang. Sudah sangat terlihat bahwa wanita itu adalah seorang artis yang sedang naik daun dan menjadi idola semua orang di tahun ini.
"INO?" sahut Naruto sambil menunjuk Ino. "Dia artisnya?" tanya Naruto lagi sambil menaikkan alisnya.
"Iya! Jangan bilang kau tidak tahu.." tanya Ten-ten balik dengan tatapan curiga.
"Tidak.." Naruto hanya menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan. Dia tidak menyangka teman SMA-nya telah menjadi seorang artis terkenal. Setidaknya dia merasa sedikit bangga mempunyai teman seorang artis meskipun dia tidak pernah mengikuti perkembangan gosip atau semacamnya.
Sasuke hanya melirik sekilas ke arah kerumunan itu kemudian mendengus kesal.
"Berisik.."
"Hai Ten-ten.. maaf lama menunggu! Mereka susah untuk diatur" kata Ino sambil mendekati Ten-ten. Dia membuka sunglasess pink-nya kemudian menoleh ke samping, dan bisa ditebak reaksi Ino saat melihat kehadiran 2 orang yang sangat dikenalnya.
Teralu kaget untuk berbicara.
Seakan mulutmu telah dilem oleh lem Alteko atau justru dijahit dengan senar layang-layang yang tidak mudah putus.
Teralu susah untuk membuka bibir.
Seakan bibirmu itu seberat 2 ton dan otot-ototmu tak sanggup membuatnya berkontraksi.
Ya.. Itulah yang dirasakan Ino saat melihat Sasuke dan Naruto ada di depannya. Dia hanya berdiri mematung melihat kehadiran dua mahkluk itu. Sedangkan Naruto dan Sasuke hanya melihatnya dengan tatapan heran.
Oke.. apakah situasi ini tidak terbalik?
Hei?? Yang artis itu Ino.. bukan Sasuke maupun Naruto. Tapi kenapa malah Ino yang terkejut seakan bertemu Michael Jakson atau Elvis bahkan The Beatles?
"Kenapa kalian berdiri?" seorang laki-laki berambut nanas datang dari arah yang berlawanan dengan Ino. "Loh? Sasuke? Naruto?" sahut laki-laki itu kaget melihat keberadaan Sasuke dan Naruto.
"Yo Shikamaru! Lama tak bertemu!" balas Naruto beserta sebuah senyuman kecil dari Sasuke.
"Ya.. sudah sangat lama. Kemana saja kalian?" sahut Ino yang akhirnya bisa menggerakkan bibirnya yang kecil itu. "Kalian itu menghilang selama 5 tahun tanpa kabar!" Ino memasang wajah kesal sambil mencibir.
"Aku sibuk" jawab Sasuke singkat. Memang kenyataannya dia sangat sibuk mengejar kuliahnya yang langsung S2, bahkan selama itu dia tidak pernah libur seharipun. Jadi jangan salahkan dirinya bila tidak terlihat selama 5 tahun di mata teman-temannya.
"Begitupula denganku!" sahut Naruto sambil tersenyum 'harap maklum' kepada Ino.
"Ya.. ya.. ya.. aku juga sibuk. Tapi aku masih sempat menghubungi yang lain atau cuman ber-sms untuk memberitahukan 'aku baik-baik saja!'. Astaga.. apa kalian tahu? Aku bahkan berpikiran kalau kalian tidak berada di dunia Ini lagi!" Ino memutar bola matanya sambil berkacak pinggang di depan Naruto dan Sasuke.
"Maafkan kami.. hehehe.."
"Sebaiknya kita duduk Ino.." tawar Ten-ten sambil mendorong tubuh Ino untuk duduk di sebelah Naruto sedangkan Shikamaru mengambil kursi tambahan karena sofa café itu tidak cukup untuk berlima.
"Yang penting kita sekarang sudah berkumpul kembali bukan?" tanya Ten-ten tersenyum senang.
"Ya.. kau benar.." Ino menghela nafas panjang sambil mengangguk pelan. Tidak ada gunanya dia marah-marah seperti tadi. Itu justru membuat timbul keriput di wajahnya dan itu merupakan masalah besar bagi seorang artis.
"Oh ya!! Bagaimana nasibmu sekarang Tuan pintar?" tanya Naruto sambil memberikan tatapan aneh ke Shikamaru.
"Aku hanya menjadi pegawai kantoran.." jawab Shikamaru sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Sesekali dia menguap kecil dan menggosok-gosok matanya yang sudah sipit itu.
"Pegawai kantor?" tanya Sasuke lagi. Dia tidak percaya bahwa orang sejenius Shikamaru menjadi seorang pegawai kantoran biasa. Lihat Sasuke.. dia hanya menempati tempat kedua namun bisa menjadi seorang dokter sukses. Sedangkan Shikamaru.. menjadi seorang pegawai kantor biasa?
'Ya.. aku tidak mau teralu sibuk.." jawa Shikamaru dengan nada malas.
"Ah.. kau teralu merendah!" sahut Ten-ten sambil memukul punggung Shikamaru. "Asal kalian tahu! Shikamaru itu juga bekerja sebagai Akuntan di sebuah perusahaan yang terkenal di dunia! Hebat bukan?"
"Wow!!" Naruto menanggapi perkataan Ten-ten dengan tepukan tangan yang spektakuler.
"Dan apa kalian tahu.. Ino sudah bertunangan dengan pengusaha muda bernama Sai!" kata Ten-ten lagi sambil menyenggol bahu Ino.
"Benarkah? Sepertinya aku tahu siapa yang akan menikah duluan diantara kita! Hahahaha!"
kata Naruto menggoda Ino dengan tatapan genitnya.
"Ugh.. berhentilah menggodaku! Er- Oh ya! apa kalian mendapat kabar dari Sakura-chan?" tanya Ino tiba-tiba sambil memandang Sasuke. Ino tahu bahwa sesibuk apapun Sasuke.. mana mungkin dia melewatkan kabar terbaru tentang Sakura. Wanita yang sangat dicintainya selama 12 tahun 10 bulan itu. Jangan tanya kenapa Ino bisa mengetahui hal itu.. Naruto bermulut emberlah penyebabnya.
"Hn.. dia baik-baik saja" jawab Sasuke meminum kopinya lagi.
"Syukurlah.. apa dia berhasil mengejar cita-citanya?" tanya Ino lagi.
"Hn.. dia berhasil" Sasuke menaruh cangkir kopinya di atas meja perlahan. Sakura kini telah menjadi seorang asisten dokter terkenal di Kumo city dan Sasuke mengenal dokter yang menjadi bos Sakura sekarang. Seorang dokter senior yang berbakat dan Sakura beruntung diangkat menjadi asisten pribadi oleh dokter itu. Meskipun Sasuke akan lebih bersyukur bila Sakura menjadi asisten pribadinya. Mungkin dia akan bersujud sebanyak 1000 kali bila hal itu terjadi.
"Sakura-chan memang hebat! Pantas saja aku menyukainya!" sahut Naruto mengepalkan tangannya bersemangat dan langsung dibalas dengan sebuah tatapan menusuk dari Sasuke. "Eh.. maksudku.. dulu waktu SMA… aku tidak bermaksud seperti itu Teme!"
"Hahaha.. Sasuke pasti akan beraksi kalau ada yang merebut Sakura-chan ya?" tanya Ten-ten menggoda Sasuke. Topik kini telah berganti.. dari menggoda Ino menjadi menggoda Sasuke Uchiha.
"Sasuke-kun sangat mencintai Sakura-chan.. Romantis sekali.." goda Ino yang ikut-ikutan dalam permainan menggoda Sasuke.
"ya.. bisa dilihat dari Sasuke yang bertahan sampai sekarang.." sahut Shikamaru, bahkan sekarang orang malas itu mengikuti permainan ini.
"Diamlah.." kata Sasuke kesal. Terlihat kerutan di dahinya yang menunjukkan dia tidak senang digoda meskipun dia merasa sangat malu diperlakukan begitu oleh teman-temannya.
"Kalau begini bisa-bisa posisi yang menikah duluan akan tergantikan! Ino.. berhati-hatilah dengan Sasuke!" Naruto memegang pundak Ino sambil memasang wajah yang didramatisir hingga membuat teman-temannya tertawa kecuali Sasuke tentunya.
"Ah.. aku jadi kangen dengan Sakura-chan! Andai dia bisa berkumpul dengan kita saat ini" Ino menghapus air mata yang keluar akibat tertawa terlalu keras. Biarpun dulu Ino menyukai Sasuke dan menganggap Sakura sebagai saingan cintanya.. dia tetap merindukan Sakura yang selalu menyebutnya 'pig' atau bertaruh akan sesuatu untuk memperebutkan Sasuke. Ya.. Meskipun Ino yang selalu menang dan terlihat mendapatkan perhatian dari Sasuke.. tetap saja Ino mengetahui bahwa dari awal Sakura-lah yang memenangkan hati Sasuke.
"Hn.." Sasuke mengangguk sekilas kemudian melihat keluar jendela. Andai saat ini Sakura ada disampingnya hingga Sasuke bisa melihat perubahaan pada dirinya. Andai Sakura mempunyai alat teleport canggih yang dapat membuatnya berpindah tempat dalam sekejap. Atau andai Sakura mempunyai pikiran untuk menemui Sasuke saat ini..
Tapi, semua itu hanya khayalan Sasuke. Menjadi seorang dokter belum tentu bisa membuatnya berpikir secara rasional mengenai Sakura. Dan bahkan sepertinya dia terkena sebuah penyakit parah yang tidak bisa disembuhkan oleh dirinya sendiri.
Penyakit 'rindu'
***
"Hei Sasuke-kun! Apa kabarmu hari ini? Akhirnya aku bisa mengirimkan sebuah email padamu di akhir pekan seperti biasanya hahaha, pekerjaanku semakin banyak apalagi dokter yang kudampingi (aku sudah menceritakan tentang dokter Tsunade di emailku sebelumnya kan?) dia selalu menyuruhku melakukan pekerjaannya disana-sini! Aghh.. sungguh melelahkan. Eh.. sepertinya aku belum mengucapkan selamat pagi! Ohayou Sasuke-kun! ^_^"
.
.
.
.
.
.
.
"Uhn… " Sasuke membuka matanya perlahan sambil mengerang kecil. Dia menarik kedua tangannya ke atas sembari menguap lebar. Dia masih merasa ngantuk apalagi setelah pesta reuni yang tidak sengaja kemarin malam membuatnya pulang larut malam.
Dengan 'gerakan malas' dia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja kerjanya yang terletak di depan beranda kamarnya.
Kreeeek~
Sasuke membuka pintu beranda kamarnya yang terbuat dari kaca bening tanpa debu secuilpun dan segera menyalakan komputernya. Mata onyxnya menatap tajam ke arah monitor dengan rasa tidak sabar.
"Aneh.." gumam Sasuke pelan. Dia tidak mendapatkan hal yang selalu ditunggunya setiap akhir pekan. Sebuah surat elektronik yang dapat mengatasi rasa kerinduaannya kepada seorang gadis meskipun hanya sedikit. Sebuah e-mail dari Haruno Sakura yang sudah selama 7 tahun berada di tempat yang sangat jauh darinya.
Setiap akhir pekan Sakura selalu mengirimkan sebuah e-mail ke Sasuke. Entah itu hanya mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar, atau bahkan bercerita tentang kejadian-kejadian yang dialaminya sampai kursi yang diduduki Sasuke hampir sepanas kompor. Namun, Sasuke senang dengan hal itu. Dia suka membaca e-mail Sakura, mengetahui kejadian apa yang menimpa gadis yang dicintainya dan bahkan mengetahui kabarnya saja sudah membuat Sasuke dapat berlega hati sampai minggu depan.
Mungkin kalian akan bertanya mengapa Sasuke tidak menelepon saja?
Sasuke pernah menyarankan hal itu kepada Sakura, tapi dengan cepat Sakura menolaknya. Sakura tidak mau Sasuke menghabiskan biaya yang mahal hanya untuk meleponnya, "biaya telepon internasional itu sangat mahal Sasuke!" Itulah yang tertulis di dalam e-mailnya.
Sebaiknya jangan membahas masalah biaya telepon atau mengapa Sakura lebih suka berE-mail ria, karena saat ini Sasuke sedang gelisah karena Sakura tidak mengirimkan sebuah e-mail seperti biasanya. Jantungnya mulai berdegup kencang sambil memeriksa kotak masuk di emailnya, dan.. 'tidak ada email baru'
'Apa dia lupa?' batin Sasuke mengira-ngira namun dengan cepat dia membantahnya. Tidak mungkin Sakura lupa mengirimkan e-mail kepadanya. Selama 7 tahun ini Sakura tidak pernah lupa mengirimkan e-mail kepadanya, sama sekali tidak pernah. Jadi..
'Dia sudah melupakanku?'
Sasuke menggeleng kepalanya keras kemudian mengacak-acak rambut emonya. Kenapa dia bisa berpikiran seperti itu dia saat dia benar-benar rindu kepada gadis itu. Selama 7 tahun baru kali ini dia merasa kerinduan yang amat sangat kepada Sakura. Mungkin karena acara reuni dengan teman-temanya tadi malam yang secara tidak sengaja membuatnya ingat kepada Sakura. Tentang semua kenangannya bersama Sakura dulu.
Sasuke masih ingat betapa dia sangat menyukai senyuman manis Sakura di pagi hari. Ketika gadis itu menyapanya dengan suara merdu dan nyaring saat Sasuke keluar dari mobil sport mewahnya. Dan sebutan 'tuan pelit kata' yang selalu dilontarkannya kepada Sasuke.
Sasuke sangat merindukan hal itu. Hal-hal kecil di masa lalu yang menjadi sangat langka di masa sekarang.
"Kurasa aku harus meneleponnya.." gumam Sasuke sambil mengambil handphonenya yang berada di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Dengan cepat dia mencari nama Sakura di kontak Handphonenya dan menekan tombol hijau.
5 detik.
15 detik.
17 detik.
"Ah! Sakura?"
"Maaf nomer yang anda tuju sedang berada dalam jangkauan atau tidak aktif, silahkan tinggalkan pesan setelah nada Biip~"
Sasuke langsung mematikan panggilannya ketika mengetahui bahwa yang menjawab panggilannya ada suara mailbox. Suara mailbox itu tidak semerdu suara Sakura.
"Sial!" Sasuke membuang Handphonenya ke atas tempat tidur king size miliknya, kemudian tak beberapa lama dia juga merebahkan badannya menyusul handphone mahalnya yang berwarna hitam kebiruan.
Mata Onyx-nya mengamati langit-langit kamarnya yang berwarna kelabu seperti hatinya sekarang ini. Meskipun langit-langit itu bisa di cat pink tapi hati Sasuke tidak dapat menjadi pink sebelum menerima atau mendengar suara Sakura.
Sepertinya Sasuke harus berdoa kepada Tuhan, Semoga semua orang sehat hari ini.
Jangan berpikiran 'betapa baiknya Sasuke mendoakan semua orang sehat'. Alasannya hanya satu.. kalau semua orang sehat, dia tidak perlu pergi bertugas di rumah sakit dan menjalani hari ini dengan rasa rindu di hatinya.
Tapi.. sepertinya Malaikat di kepala Sasuke telah mengalahkan setan dengan mutlak.
Sasuke bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi dengan malas. Meninggalkan komputernya yang masih menyala tanpa sebuah e-mail yang masuk.
***
Sasuke-kun!! Ada yang aneh dengan Dokter Tsunade ! Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu dariku. Kira-kira apa ya? Aku takut terjadi sesuatu padanya.. Hh~ Ups! Sepertinya aku lupa mengucapkan selamat pagi lagi!! Hehehe.. Ohayou Sasuke-kun! ^^
.
.
.
.
.
.
.
Dengan perasaan yang bercampur-aduk Sasuke keluar dari rumahnya dan menuju garasi rumahnya. Dia menekan remote kecil untuk membuka gerbang rumahnya yang kini hanya ditinggali dirinya seorang akibat Itachi yang harus dinas di luar negeri selama beberapa tahun.
'Kring Kring'
Sasuke berhenti berjalan menuju mobilnya. Dengan cepat dia berbalik dan menghadap ke arah gerbang yang terbuka lebar itu.
'Ah.. Kau ini mandi seperti apa sih? Lama sekali!!'
Mata Onyx Sasuke melihat sosok Sakura yang sedang berada di atas sepeda kayuhnya dengan seragam SMA kesayangannya. Dia terlihat kesal dan menggembungkan kedua pipi-nya. Ekspresi yang sangat disukai Sasuke.
"Sakura.."
'Cerewet'
Dari belakang Sasuke muncul seorang anak laki-laki dengan ekspresi datarnya dan berjalan santai ke arah Sakura.
'Cih! Masih untung aku menjemputmu! Cepat gonceng aku!'
Sakura turun dari sepedanya dan melipat kedua tangannya di depan dada sambil memandang anak laki-laki itu dengan kesal.
'Diamlah'
Anak laki-laki itu langsung naik ke atas sepeda kayuh milik Sakura dan tanpa menunggu Sakura naik dia mengayuh sepeda itu meninggalkan Sakura.
'Kusoooooo!!!!!'
Sakura berteriak kesal dan menghentakkan kakinya dengan kesal di depan gerbang rumah Sasuke. Dan tanpa di duga oleh Sasuke, Sakura menoleh ke arahnya. Memandangnya dalam diam selama beberapa detik, Emerald dan Onyx.
'Ohayou Sasuke-kun..'
Sebuah senyuman lembut diarahkan kepada Sasuke yang masih berdiri mematung menyaksikan itu semua. Dan beberapa detik kemudian Sakura berlari mengejar anak laki-laki yang membawa kabur sepedanya. Anak laki-laki yang berusaha mencari perhatiannya karena anak laki-laki itu sangat menyukai Sakura.
Sasuke Uchiha.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke-kun!! Aku menemukan sebuah arsip di meja dokter Tsunade . Aku tidak sengaja menemukannya dan karena penasaran aku membukanya. Kau tahu itu isinya?!
Dokter Tsunade divonis mati….
TBC
A/n :Nyoooooo!!! Akhirnya fic ini dipublish juga!!!!! Senangnya!! XD Sebenarnya udah lama mau publish fic ini. Tapi.. kagak sempat-sempat! =="
Mungkin Fic ini akan menjadi beberapa chappie.. semoga saja tidak lebih dari 4? XD
Chappie ini cuman semacam prolog yang panjang! –buset-
Eh.. maksudnya.. semacam permulaan dari masalahnya ntar.. pokoknya tunggu ja Chappie 2 XD oce?
R&R?
