Nun Mul

Jadi anak baru di sekolah nggak menyenangkan. Sepertinya nggak ada yang mau berteman denganku. Aku langsung menaruh wajahku di meja. Apa sih yang salah sampai tak ada yang mau…,"Uwaa…,"teriakku pelan saat ada yang menempelkan minuman dingin di wajahku.

"Hahaha,"seorang cowo berambut panjang dengan model yang cukup unik menurutku, memberiku sekaleng cola dingin,"Masa cemberut sih? Semangat dong! Oh ya, namaku Kim Jong Woon tapi anak-anak lebih sering memanggiku Yesung,"ia segera memutar kursi dihadapanku agar bisa duduk berhadapan denganku.

Aku berfikir sejenak, Yesung? Dari nama sebelah mana ya?"Aku Kim Ryeowook. Kau boleh memanggilku Ryeowook atau Wookie,"Aduh, orang ini kenapa sih? Kok ngeliatinnya gini banget?"Hmm…kau sekelas denganku?"

"Bukan aku kelas 3 IPA,"ujarnya sambil tersenyum.

Uups, berarti dia kakak kelas dunk,"Sunbae, kok bisa ada disini?"

"Hahaha kamu itu lucu ya ternyata?"Yesung hyung langsung mencubitiku dengan gemas, sakit T.T."Tadi nggak sengaja lewat kelas ini dan ngeliat kamu yang lagi nggak semangat. Wae geureoseyo?"

"Hyung, nggak ada yang mau berteman denganku. Memang apa yang salah denganku?"Aku langsung terisak kembali di atas meja. Bisa kurasakan Yesung hyung membelai kepalaku perlahan.

"Aku temanmu. Jangan bersedih lagi, oke!"Yesung hyung langsung mengecup keningku dan segera berlari keluar kelas.

Sunbae yang aneh. Hahahaha

***

"Umma sudah plang?"aku segera menuju ruang tamu dan meninggalkan masakan yang sudah siap di dapur.

"Sudah kubilang jangan panggil aku umma!"wanita paruh baya di hadapanku ini terus menhisap rokoknya sama sekali tak mau menoleh ke arahku.

Selalu saja kata itu yang kudengar,"Umma kenapa?"aku langsung menyesal berkata seperti itu karena wanita itu langsung melancarkan tinjunya ke arah wajahku.

"He. Anak kurang ajar! Sudah berapa kali kubilang? Jangan panggil aku Umma!"wanita itu kini mendaratkan kakinya di dadaku.

"Mianhae~,"ucapku menahan nyeri yang mendera dadaku.

"Sekali lagi kau panggil aku Umma. Kau akan ku hajar sampai babak belur,"wanita itu menurunkan kakinya dari dadaku.

"Tapi kenapa?"aku ingin penjelasan. Aku bukan anak kecil yang akan menurut saja.

"Kau hanya anak haram,"wanita yang selama ini aku panggil Ummapun menyebutku demikian. Apa aku tak pantas untuk mendapatkan kasih sayang?

"Lalu kenapa ka uterus mengasuhku dan menjagaku?"bagus sekali Wookie. Sekarang kau benar-benar akan membuatnya sangat marah.

"Huh, aku baru saja mau mengusirmu. Besok siang bereskan barang-barangmu!"wanita itu langsung pergi begitu saja meninggalkanku.

Sekarang aku harus tinggal dimana?. Dengan langkah gontai aku berjalan ke kamar dan berniat membereskan barang-barangku.

Author pindah ke rumah nao aj!!*ditimpuk yg baca karena tiba-tiba nongol*

***

"Wookie…kau selalu bersedih ya!?"Yesung hyung tiba-tiba dating mengagetkanku yang duduk sendirian di bawah pohon saat istirahat siang.

"Sunbae, aku tak punya tempat tinggal,"aku langsung merebahkan kepalaku di pundaknya begitu ia mengambil tempat di sebelahku.

"Wookie, jangan memanggilku sunbae! Panggil hyung saja. Hmm…selama ini kau tinggal dimana?"ia mulai membelai rambutku perlahan.

"Aku diusir hyung. Kini namaku tinggal Ryeowook,"nggak mungkin aku menceritakan soal anak haram. Dia orang pertama yang mau mendengar keluh kesahku.

"Kau bisa tinggal di apartemenku!"Yesung hyung langsung melingkarkan tangannya di bahuku.

"Aku tak mau merepotkan hyung,"seketika aku langsung menundukkan wajahku.

Yesung hyung mencolek-colek tulang pipiku,"Tidak akan merepotkan kok. Justru aku senang ada kamu".

"Aku nggak tanggung ya kalau hyung merasa kerepotan,"ucapku setengah menggodanya. Langsung kusesali karena dia mencubiti pipiku dengan gemas,"Sa..kit".

Yesung hyung malah tertawa mendengar rintihanku."Kau tahu? Wajahmu sangat lucu,"tangan Yesung hyung berpindah ke pinggangku dan memelukku.

"Hyung,"bisa kurasakan wajahku saat ini memanas. Aku yakin wajahku pasti sudah semerah tomat.

"Wah, wajahmu memerah,"Yseng hyung terus saja menggodaku."Jadi kau tinggal denganku kan?"

Akupun mengangguk,"Lagipula, apa aku punya pilihan lain?"

"Kau benar. Pilihanmu adalah tinggal di apartemenku,"Yesung hyung menarik tanganku karena pelajaran berikut akan segera dimulai.

***

"Barangmu hanya segini?"Yesung hyung membawakan koperku yang tak seberapa berat. Tapi dia tetep keukeuh ingin membawanya.

"Iya…aku jarang membeli macam-macam,"tanpa dipersilahkan aku langsung duduk di sofa.

"Kau mau makan apa?"Yesung hyung menghempaskan tubuhnya ke sofa setelah menaruh koperku dikamarnya.

"Terserah hyung saja. Hyung mau makan apa? Biar aku saja yang memasak,"perutku sudah lapar. Setelah pulang sekolah tadi, aku langsung membereskan barang dan pergi ke apartemen Yesung hyung.

"Hmm…ayo ke dapur! Kita lihat ada bahan apa saja,"seperti biasa Yesung hyung langsung menarik tanganku menuju dapurnya.

Apartemen ini sedang ukurannya. Hanya ada satu kamar tidur, kamar mandi, ruang tyamu, dapur, dan satu set meja makan. Sungguh indah dekorasi ruangan apartemen ini.

"Kenapa bengong?"Ysung hyung menangkupkan wajahku."Kau bawa masakanmu ke meja makan dunk! Perutku sudah lapar nih".

Oh, aku lupa membawa hasil makananku."Hyung tunggu di luar saja!"aku langsung membawa panic berisi samgyetang ke meja makan. Kami duduk berhadap-hadapan."Hyung, cepat coba masakanku!"

"Ehm..euh,"ekspresi Yesung hyung berubah-ubah. Aku tak bisa menebak apa yang ia rasakan sekarang.

"Hyung tidak apa-apa? Masakanku tidak enak ya?"aku memasang wajah harap-harap cemas.

"HAHAHAHAHA. Wajahmu lucu sekali. Hahahahmmphh…tentu saja makanan ini enak,"Yesung hyung memegangi perutnya sambil terus tertawa terbahak-bahak.

Mendengar itu aku hanya bisa cemberut. Sial, dia berhasil mengerjaiku lagi. Tapi tak apalah baru kali ini ada seseorang yang benar-benar bisa menerimaku.

Yesung hyung lagi-lagi mencubit pipiku dengan gemas."Ayolah, jangan cemberut! Aku hanya bercanda,"Yesung hyung menangkup kedua wajahku."Tersenyumlah!"

Aku benar-benar tidak bisa marah dengan orang ini. Kali ini aku benar-benar kalah oleh tatapan matanya. Akupun tersenyum kepadanya.

"Ayo cepat habiskan!"

***

"Wookie, a…aku tidak bisa pulang bareng denganmu. Tidak apa-apakan?"Yesung hyung menghampiriku yang sudah menunggunya selama setengah jam setelah bel pulang berbunyi.

"Tidak apa-apa. Memangnya hyung mau kemana?"ah, lagi-lagi aku berbohong. Hyung cape tau menunggumu selama setengah jam.

"Hmm…".

"Yesung. Kenapa lama sekali?"kulihat seorang cewek yang menarik-narik kemeja Yesung hyung. Setelah kuamati ternyata ia teman sekelasku.

"Tiffany?"

"KAU? Kenapa kau dekat-dekat dengan Yesung?".

"Sudahlah, ayo jalan!"Yesung hyung menghentikan aura yang tidak enak antara aku dan Tiffany. Ia langsung menarik Tiffany pergi.

Ternyata dia lebih memilih pulang bareng Tiffany. Oh tidak, perasaan apa ini? Nggak mungkin aku cemburu. Aku dan Yesung hyung sama-sama laki-laki.

"Hei, kamu pasti Ryeowook?!"seseorang yang tak pernah ku kenal menepuk pundakku pelan.

"Hmm…iya. Kamu siapa?"

"Hahahaha tak usah gemetar benar, kau memang lucu,"orang itu kini tertawa ngakak sambil memegangi perutnya."Hmmpphh…aku Cho Kyuhyun. Kau panggil Kyuhyun saja!"

"Aaaa…Kyuhyun hyung,"ucapku masih tidak berhenti berjalan. Begitupun dengan orang yang berada disampingku.

"Kyuhyun saja!"

Aku hanya mengangguk. Setelah itu keheningan menyapa kami hingga sampai di perempatan jalan.

"Kita berpisah di sini ya Wookie?"Kyuhyun mengambil arah ke kiri sedangkan aku ke kanan.

"Annyong-hi gyeseyo,"ucapku sebelum kami benar-benar berpisah.

Kami pun berpisah di perempatan jalan. Apartemen itu dari sini membutuhkan waktu 5 menit. Belum lama aku berbelok ada 5 orang yang mencegatku.

"Kau Ryeowook?"

"Iya. Ada urusan apa denganku?"aku mundur beberapa langkah dan hendak berlari namun 2 dari 5 orang itu segera memgang tanganku dengan kuat. Sisanya memukuliku. Aku tak mengerti, apa salahku? Sa..kit, aku sama sekali tidak bisa melawan.

"Lepaskan dia!"ujar seseorang menepuk pundak salah seorang yang memukuliku. Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Kesadaranku mulai hilang.

***

i hope you like it

hmm please review