Pertama kali aku melihat wajahnya, hanya satu yang aku tahu.

Masa depan ku ada di sorotan kelam kedua belah matanya.


Slice of Life

===OO===

Slice of Life project

Story © Rie Kawamuri

Naruto © Masashi Kishimoto

Genre: Romance / Angst

Warning: OC (not as main and side character), OOC, AU. Future warnings will be added.

Rate: T

Chapter 1: Prolog

===OO===


Bisa dikatakan remaja wanita senang menggemari model tampan, aktor yang berkharisma dan sejenisnya. Jujur saja aku tertarik, namun aku mencoba untuk tidak terlihat seperti gadis-gadis yang senang membicarakan lelaki.

"Sakura, lihat majalah ini! Sasuke Uchiha akan menjadi aktor dalam drama selanjutnya!"

Ino, sahabatku sekaligus penggemar berat Sasuke, dengan berisik menunjukkan foto Sasuke di majalah. Akhir-akhir ini, pria tersebut sedang naik daun. Wajahnya ada di majalah, televisi, maupun papan iklan. Banyak wanita muda yang menginginkannya, tak terkecuali aku. Namun aku hanya bisa membayangkan saja, menikmati kehidupan bersama seorang aktor terkenal dan tampan. Pastinya, impian semua wanita.

"Duduk, semua! Pelajaran akan dimulai." Kakashi-sensei memberi jeda di tengah pembicaraanku dengan Ino. Kami berdua menghela nafas berat, dan saling melempar senyum. Setelah membuka buku tes Sejarah, aku melayangkan pandanganku ke arah Ino yang sedang asyik membaca artikel mengenai Sasuke Uchiha di bawah kolong mejanya. Aku hanya terkikik geli ketika Kakashi-sensei mendapati salah satu murid didiknya tidak memperhatikan pelajaran.

Ah, masa-masa sekolah memang mengasyikkan. Seandainya saja aku bisa lulus dan diterima di universitas yang dituju, mendapatkan seorang kekasih, dan bermain bersama teman-teman.

===OO===

"Bagus, Sasuke! Naikkan matamu sedikit… Sempurna!"

KLIK

Pemotretan bagi Uchiha bungsu terlihat sibuk dan padat. Kameramen sibuk mengarahkan dirinya, sementara manajer yang mengurus mengenai drama terbarunya sudah gerah menunggu pemotretan yang tidak kunjung selesai.

"Maaf, namun Tuan Uchiha juga memiliki perjanjian di lokasi lain. Kami akan melakukan syuting untuk drama terbarunya."

"Ah, maafkan kami Mizuki-sama. Hanya tinggal tiga take lagi dan bawalah Uchiha muda ini

bersama Anda."

Sasuke terlihat lelah namun ia merasa bersyukur bisa menjadi terkenal seperti sekarang —terimakasih untuk Itachi Uchiha yang merupakan seorang idola di masa lalu— dan Sasuke berjanji akan mendalami pekerjaan sebagai seorang idola dengan sebaik mungkin.

"Minumlah dulu, Tuan Uchiha. Tuan Gaara selaku sutradara sudah menunggu di studio."

"Hn." Sasuke meneguk minuman ringan pemberian manajernya dan mulai menyimak jadwal syuting yang dibacakan. Di dalam hati, ia merasa lega karena bisa menjadi terkenal dan membawakan uang untuk kedua orangtuanya dengan cara yang cepat namun halal. Ia akan bekerja lebih keras lagi, demi keluarganya tercinta.

===OO===

"Ne, Sakura. Aku ingin tahu apa yang sedang dilakukan Sasuke sekarang." Ino menarik lengan kiriku dan menengadahkan kepalanya ke sebuah papan iklan telepon genggam yang dibintangi oleh Sasuke. Aku tersenyum simpul dan menjawab pertanyaan sahabatku dengan ringan.

"Mungkin sedang ada pemotretan, melakukan iklan, atau syuting untuk drama terbarunya."

"Benar juga. Haaah, enak sekali ya menjadi idola! Terkenal dan wajahmu ada dimana-mana. Seandainya aku juga seorang artis sepertinya, mungkin akan enak sekali. Sekaligus, bisa dengan lebih mudah mendekatinya. Mau menggantung mimpiku untuk bersanding dengannya, menggunakan statusku sebagai pelajar biasa, sama saja seperti ingin meraih bintang dan membawanya pulang."

"Tidak mustahil, Ino. Ia adalah bintang, dan bisa kita bawa pulang. Maka dengan itulah kita memohon pada bintang untuk mengabulkan keinginan kita, bukan? Lagipula, apa kau tidak suka pada kehidupanmu yang sekarang?"

"Aku hanya bercanda, baka!"

Kami berdua pun tertawa. Jalan pikiranku sesungguh sama dengannya. Mungkin malam ini aku akan berandai-andai menjadi kekasih Sasuke.

"Aku pulang dulu, Sakura! Besok kubawakan kau artikel terbaru mengenai Sasuke!"

Aku melambaikan tangan dan tersenyum kecil. Angin berhembus, dan dengan intens aku menatap wajah tampan Sasuke di papan iklan.

Kulangkahkan kakiku menjauhi tempat ini, tanpa sadar bahwa mata Sasuke di papan iklan tersebut memandangi punggungku yang kian menjauh.

===OO===

Bulan sudah naik hingga benar-benar ke puncak. Meskipun sudah tengah malam, namun entah mengapa aku tidak mengantuk. Soal-soal matematika ini lebih menarik daripada kasur tidurku yang lembut. Beberapa soal lagi saja, …ya, satu soal lagi… selesai! Waktunya aku mematikan lampu dan menarik selimut.

Kupandangi foto Sasuke yang aku gunting dengan rapi dari sebuah majalah remaja perempuan. Sasuke tengah memegang sebuah gitar yang terlihat mahal sembari memakai sebuah jam perak dengan detail yang begitu fokus. Ah, iklan gitar atau jam tangan? Aku sendiri sudah lupa, toh aku tak perduli. Namun ia terlihat begitu bersinar.

Cukup dengan memandanginya, Haruno. Kau harus segera tidur.

Aku merutuki suara hatiku sendiri. Ingin rasanya masih terjaga, jika bisa ia akan menggantikan bulan dengan matahari dan kembali beraktivitas di bawah langit siang yang cerah, namun tubuhnya sudah lelah.

Malam ini, ia ingin memimpikan Sasuke.

Mimpi bukan sekedar mimpi. Mimpiku akan segera menjadi nyata, meski dengan segala pahit-manis percintaan yang harus aku terima.

===OO===

.

.

.

"Aku takkan melepasmu, Sakura."

.

.

.

"Sasuke, kumohon…"

.

.

.

"Sakura, berjanjilah kau akan selalu melihatku saja."

.

.

.

"Happy Anniversary, sayang…"

.

.

.

"Sasuke, tidak tahukah kau dengan rasa sakit ini…"

.

.

.

"Pergilah. Lupakanlah aku. Sesulit itukah melupakan semuanya? Aku lelah dengan semua ini. Pergilah dariku."

.

.

.

"Ino, mencintai seorang idola… Tidak seperti yang kubayangkan."

.

.

.

"Wanita menyebalkan! Kau pikir kau pantas bersanding dengan seorang Uchiha?"

.

.

.

"Cukup, Sasuke… Aku akan mencoba melupakanmu, melupakan semuanya. Namun ingatlah, aku tidak akan lupa bahwa aku pernah mencintaimu."

.

.

.

"Kami sudah berakhir."

.

.

.


Bagaimana, minna-san? Sedikit intipan untuk fic ini. Apakah konsepnya bagus? Keep, delete or should I improvise this fic? Would like to receive any comments, concrits and flames. :D

Akhir kata, REVIEW. XD