Seorang anak perempuan berusia enam tahun memiliki rambut hitam sepanjang punggung dan mengenakan dress berwarna merah, terlihat tengah asyik dengan bermain dengan mainannya. Sebuah karpet berwarna merah marun yang ukurannya cukup besar menjadi alasnya bermain. Ia bermain dengan boneka beruangnya sebelum ahkirnya ia meletakan boneka itu di sampingnya. Kemudian beralih memainkan cangkir dan teko plastik yang berwarna-warni, seakan sedang mengadakan acara minum teh.
Sedangkan tidak jauh darinya terdapat sebuah sofa single berwarna cokelat kemerahan dimana seorang laki-laki berusia dua puluh tahunan berambut putih Spike, mengenakan jubah biru yang dikenakannya untuk melapisi baju dan celana panjang berwarna hitam tengah duduk dan membaca buku dengan menyilangkan kaki kanannya. Di samping kirinya terdapat sebuah meja kecil bundar dimana terdapat teko dan cangkir keramik asli yang berisikan teh disana.
Keduannya asyik dengan kegiatannya masing-masing. Dan gadis kecil itu pun sesekali menggumamkanlagu. Ketika ia tengah asyik dengan mainannya tanpa sengaja kakinya menyenggol sesuatu.Ia pun melihatnnya dan mengambil benda itu.
Sedangkan pria berambut putih itu tidak melakukan banyak gerakan, kecualimembalik halaman buku yang ia pegang sesekali.
"Kakak…." panggil gadis kecil itu. Ia pun mengalihkan buku yang dipegangnyadarihadapannya,dan menatap gadis kecil itu datar.
"Ada apa?" tanyanya. Dengan polosnya gadis kecil itu mendekatinya.
"Ayo kita main!" ajak gadis kecil itu. Sesaat ia melihat sisi belakangnya, atau lebih tepatnya melihat pada mainan gadis kecil itu dan ia mendelik dibuatnya.
"…Aku tidak ingin bermain, kau saja…." jawab pria itu lalu menutupi wajahnnya dengan buku bacaannya. Melihat sikap laki-laki dihadapannya, membuat si gadis kecil mendengus kesal.
"Hmph! Selalu saja begitu… kakak menyebalkan!" keluh anak itu sambil menggembungkan pipinya.
"Sudahlah, jangan ganggu aku…." kata laki-laki itu sinis tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya. Seketika itu juga raut wajah gadis kecil itu berubah menjadi murung, pria berambut putih itu melirik pada anak itu sesaat. Kemudian menyingkirkan buku yang ia pegang dari wajahnya. Pria itu mengangkat tangan kanannya kemudian ia menepuk pelan dan mengusap puncak kepala gadis kecil itu, membuatnya agak tersentak. Lalu gadis itu menatap wajah laki-laki didepannya.
"Aku mau saja bermain denganmu, tapi tidak sekarang." katanya.Tanpa berkata apapun, si gadis kecil mengalihkan pandangannya kesamping dengan acuh dan terlihat jelas kalau ia kecewa mendengar jawaban itu. Melihatnya pria berambut putih itu menghela napas.
"… Lagi pula… kau ingin bermain apa?" tanya laki-laki berambut putih itu. Sang gadis kecil menunjukan sebuah buku dengan sampul Hard Cover berwarna hitam padanya.
"Aku ingin bermain Marionette!" jawabnya dengan tersenyum lebar. Sontak ia terkejut melihat buku dan juga mendengar pernyataan anak itu. Tangannya pun mengambil buku yang dipegang gadis kecil itu, terdiam sesaat sebelum ahkirnya ia membuka halaman pertamannya.
"Kau ingin memainkan cerita seperti apa?"
Sesaat anak itu berpikir.
"Um… aku… ingin… ngg aku… aku tidak tau…." jawabnya lesu. Mendengarnya, pria berambut putih itu pun terkekeh.
"Baiklah, aku tanya padamu. Sekarang… jika kau adalah salah satu Marionette itu, apa yang akan kau lakukan?" tanya pria itu lagi. Seakan menimbang-nimbang sesuatu, anak perempuan itu berpikir sebelum ahkirnya menjawab.
"… Aku… ng, aku ingin melawan moster raksasa yang jahat!" jawabnya antusias.
"Hemm… benarkah?"
"Hm! Aku ingin melawan monster dan melindungin orang-orang! Aku ingin seperti saudara kakak yang bisa melawan anjing raksasa berkepala tiga itu!" jawab gadis kecil itu dengan semangat. Dan pria berambut putih itu langsung terlihat kesal mendengar pernyataannya.
"Ah… dia…."
"…? Ada apa kak?" tanya anak itu polos.
"Tidak… jadi, Marionette yangingin kau mainkan tentang seseorang yang melawan monster dan melindungi orang-orang…." ucapnya memperjelas.
"Iya! Tapi…. aku tidak tau bagaimana mengawali ceritanya…" jawab anak itu yang kemudian terdengar lesu.
"Aku akan membuat cerita awalnya…dan kau bisa melanjutkannya setelah itu, bagaimana menurutmu?" tanya pria itu sambil mengambil pena yang terletak diatas meja.
"Baiklah!"
"Baik kalau begitu kita mulai. 'Pada suatu hari ada…'." ucapannya pun terhenti dan melihat pada gadis kecil itu, yang langsung di jawab olehnya.
"Pemuda!"
Sesaat ia terdiam sebelum ahkirnya menuliskan rangkaian kata di buku hitam itu.
" 'Pada suatu hari ada seorang pemuda…' tunggu, siapa namanya?"
"Ung… ettō…."
.
Communicator
Sengoku Basara © CAPCOM
.
Ini adalah sebuah cerita… cerita yang telah disusun…
Dan 'Marionette', kini telah dimainkan oleh seorang gadis kecil…
.
.
.
Chapter 1 : First Step
.
XXX
"YUKIMURA!"
"H-ha'I! ittekimasu!" seru seorang pemuda berambut cokelat panjang yang terikat, ia mengenakan sebuah ikat kepala berwarna merah. Pakaiannya seragam berwarna putih dengan celana panjang berwarna hitam, layaknya siswa SMU. Dengan membawa tas selempang dan sebuah roti yang digigitnya, ia berlari keluar rumah dengan terburu-buru. Beberapa saat kemudian seorang laki-laki sebaya dengannya yang memiliki rambut cokelat berlari keluar menyusul orang sebelumnya.
"Danna, tunggu dulu!"
Pemuda berambut cokelat yang ia panggil 'Danna' atau lebih tepatnya bernama Sanada Yukimura berhenti dengan berlari di tempat dan menghabiskan roti yang ia makan.
"…Tidak ada waktu Sasuke! Kita bisa terlambat!" katanya lalu berlari lagi. Sedangkan orang yang bernama 'Sasuke' itu hanya tertawa kecil lalu mengikutinya.
Sengoku High School merupakan tempat yang mereka tuju. Sesampainya disekolah, Yukimura berlari menyusuri koridor yang sudah sepi itu bersama dengan Sasuke. keduanya berlari sampai ahkirnya menuju salah satu ruang kelas yang bertuliskan 2-2.
Sraaakkk!
Dengan kasar Yukimura membuka pintu kelasnya kemudian langsung membungkuk kearah dalam ruangannya.
"Sensei! Maaf, saya terlambat!" kata Yukimura.
Hening, tidak ada jawaban. Yukimura pun mulai mengangkat wajahnya ketika menyadari seseorang berdiri dihadapannya.
"Iie-dono?" gumam Yukimura saat mengetahui seorang wanita berambut hitam polytail yang tengah berdiri didepannya.
"Ah! Iya-iya Yukimura aku memaafkanmu kok…. Pffth!" kata wanita yang lebih tepatnya bernama Naotora Iie sambil menahan tawa. "Eh?"
Tawa pun pecah seketika saat melihat kepolosan Yukimura.
"Eh? Kenapa?... sensei?" gumam Yukimura agak rancu.
"Hahaha! M-matsunaga sensei belum datang… hahaha!" kata seorang laki-laki berambut cokelat yang mengenakan Hoodie tanpa lengan berwarna kuning untuk melapisi seragamnya dan duduk di atas salah satu meja. Ia adalah Tokugawa Ieyasu.
Dengan perasaan bingung Yukimura hanya bisa mengedipkan matanya.
"Tapi bukankah seharusnya sensei…."
"Ada apa kau mencariku?" tanya sebuah suara dibelakangnya. Seketika suasana kelas menjadi hening dan Yukimura menengok kebelakang.
"Ma-matsunaga sensei!" pekik Yukimura terkejut.
"Kembali ketempatmu…." perintah Matsunaga.
"Ha'i!"
Yukimura langsung saja bergegas kembali pada tempat duduknya yang terletak di sudut kiri ruangan, dekat dengan jendela.
"Ah! Maaf permisi…." kata Sasuke yang langsung menyelonong melewati Matsunaga. Sedangkan guru pemilik marga 'Hisahide' itu mendelik dibuatnya. Tidak mau ambil pusing, Matsunaga langsung saja menutup pintu kelas dan berjalan kearah meja guru.
"Keluarkan buku kalian. Kita lanjutkan pelajaran kemarin…." perintah Matsunaga yang kemudian membuka buku Fisika dan mulai menulis di papan tulis itu. Semua murid di kelas itu mengikuti instruksi Matsunaga, begitu pula Yukimura.
"Tidak seperti biasanya kau terlambat, Sanada." ujar seorang laki-laki yang duduk disebelah kanannya, semeja dengan Yukimura. Orang itu memiliki rambut cokelat sebahu dan mengenakan Eye patch dimata kanannya, namanya Date Masamune.
"Eh…ettō…."
"Itu karena Danna semalam sibuk bermain Shoji…." sela Sasuke yang duduk dibarisan sebelah kanan Masamune.
"Huh?" Masamune terlihat heran mendengarnya, pandangannya kemudian kembali pada Yukimura yang terlihat tersenyum canggung.
"Itu… Sasuke bilang akan mentraktiku Dango jika aku bisa menang darinya…." kata Yukimura. Masamune yang mendengarnya tertawa.
"Stupid as usual, heh..." ujar Masamune.
"Jika kalian masih mengobrol di kelasku sebaiknya kalian keluar saja. Sanada Yukimura, Date Masamune. " sela Matsunaga sarkatis. Mendengarnya Masamune langsung menopang wajahnya dengan tangannya, melihat kearah lain dengan mendengus kesal. Sedangkan Yukimura hanya diam.
.
Tengg! Tennggg! Tennggg! Tennnggggggg!
Bel panjang pun berbunyi. Pertanda bahwa seluruh pelajaran usai dan semua siswa di ijinkan untuk pulang. Sedangkan dikelas 2-2, semua murid dikelas itu sudah pulang. Sementara itu Yukimura masih membereskan barang-barangnya dengan Sasuke menunggunya.
"See you tomorrow, Sanada." kata Masamune lalu berjalan keluar kelas dan Yukimura hanya membalasnya dengan lambaian tangan. Sasuke yang mulai bosan pun berjalan pintu keluar.
"Cepatlah, Danna… Oyakata-sama bisa marah jika kita pulang terlambat nanti…."
"Ah, iya-iya. Tunggu sebentar…."
Dengan segera Yukimura memasukan buku-bukunya secara asal. Lalu, berlari kecil menyusul Sasuke. Mereka berdua bersama berjalan keluar gedung sekolah. Hingga kini mereka sampai lapangan olahraga sekolah mereka dengan Sasuke yang berjalan di depan Yukimura. Sedangkan Yukimura yang berjalan mengikuti Sasuke menggenggam erat tali tasnya sebelum ahkirnya berhenti berjalan.
"Sasuke…."
Sasuke berhenti berjalan begitu mendengar tuannya memanggil. Ia pun menengok kebelakang, melihat Yukimura dengan wajah bingung.
"Sepertinya ada satu yang mengikuti kita…." kata Yukimura kemudian berbalik dan melihat pada sesosok topeng putih yang berada tepat di hadapan wajahnya. Tubuhnya seperti ular raksasa berbadan setengah manusia yang mengenakan rompi layaknya bandit juga memiliki empat tangan, dan setiap tangannya membawa sebilah pedang. Yukimura menatapnya datar, sedangkan Sasuke mengikuti arah pandang tuannya tapi ia tidak melihat apapun kecuali lapangan kosong. Tangannya merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah wireless shure headset sebelah kiri, yang terdapat tambahan sebuah kaca seukuran eye patch. Lalu mengarahkan bagian kacanya kearah Yukimura, sehingga ia bisa melihat sosok mahluk itu.
"Wohaaa! Ukurannya besar juga Danna…." ujar Sasuke.
"Maka dari itu…" ucap Yukimura terhenti, kemudian ia melepas tasnya dan melempar tas itu ke sisi kebelakangnya.
"…Tolong jaga situasi sekitar." kata Yukimura lagi. Dari sakunya kemudian ia mengeluarkan shure headset merah yang mirip dengan milik Sasuke, yang membedakan tidak ada kaca eye patch pada headset Yukimura, lalu mengenakannya.
"Ha'I-ha'i." jawab Sasuke yang kemudian mengenakan shure headsetnya, kemudian mengeluarkan sebuah buku yang cukup tebal.
"Moeyō!"
Udara sekitar Yukimura perlahan berubah menjadi percikan api yang semakin lama semakin besar.
"…waga tamashii!"
Kobaran api itu terus membesar hingga membentuk pusaran dan menutupi Yukimura. Ketika api itu menghilang, tubuh Yukimura terhuyung kebelakang dan dengan segera Sasuke menangkapnya. Jika orang biasa melihat Yukimura mungkin akan menganggap ia tidur atau pingsan. Namun, yang sebenarnya roh Yukimura baru saja terpisah dari tubuhnya, yang artinya Yukimura MATI.
Sasuke membaringkan tubuh Yukimura kemudian membuka buku tebal yang dipegangnya yang sebenarnya adalah sebuah Notebook. Setelah Notebook itu menyala, ia mengalihkan pandangannya kedepan. Dari balik kaca eye patchnya ia tersenyum melihat sosok Yukimura yang merupakan roh kini berpenampilan lain. Sebuah tuxedo hitam yang lengkap dengan dasi berwarna merah dan juga ikat kepalanya yang tak luput ia kenakan, dilengan kirinya terdapat sebuah armband berwarna merah yang bertuliskan kanji "Hi"火yang artinya api.
Sosok ular raksasa itu mulai menyerang dengan mengayunkan dua pedangnya kerah Yukimura. Dua tombak merah yang ada ditangannya berhasil menangkis pedang itu.
Trangg!
"Danna… sebaiknya selesaikan ini dengan cepat, sebentar lagi makan malam…." ujar Sasuke sambil mengutak-atik Notebooknya.
"Tanpa kau katakan aku juga tau!" saut Yukimura yang kemudian menerjang kearah ular itu dan mulai beradu pedang dengannya. Tiga pedang yang dibawa ia arahkan pada Yukimura, tapi dengan cepat Yukimura berhasil menangkis pedang itu. Kini giliran Yukimura yang menyerang, ia menebaskan tombaknya kearah ular itu. Setiap serangannya berhasil ditangkis, tidak menyerah sampai situ Yukimura terus menyerang hingga berhasil menggores ular itu dan membuatnya bergerak melingkar, mundur menghidari Yukimura.
Sementara Yukimura sibuk bertarung, Sasuke dengan santai mengawasi setiap angka dan tulisan yang ada di Notebooknya, meskipun sesekali melihat kearah Yukimura yang sibuk bertarung.
Plip! Plip!
Bunyi ponsel Sasuke mengalihkan perhatiannya, ia mengambil ponsel dari saku celananya kemudian megangkat telpon itu lalu menempelkannya pada telinga kanannya.
"Halo?... ah, Taichō…. Iya, sedang diatasi…. Eh?... ohh, baiklah akan saya sampaikan…."
Sasuke kemudian memutus telponnya dan tangannya beralih menyentuh headsetnya agar mini microphonenya lebih dekat menagkap suaranya.
"Danna…."
Yukimura yang tengah menahan ayunan pedang ular itu tetap berfokus melawannya.
"Ada apa Sasuke?"
"Oyakata-sama bilang makan malam kali ini yakiniku… jika bisa selesai dengan cepat Danna bisa dapat bagian ekstra…."
Yukimura yang mendengarnya menegok kearah Sasuke, melihatnya bengan mata berbinar.
"Benarkah itu Sasuke?" tanya Yukimura antusias.
Melihat Yukimura mengalihkan pandangannya, ular itu mundur kemudian bergerak memutar dan memukul Yukimura dengan ekornya.
BUGH!
"Uagh!" Yukimura terlempar terkena pukulan itu karena fokusnya tehadap musuh yang ia lawan teralihkan. Sasuke yang melihat itu tertawa pelan dibuatnya.
"Oya-oya… Danna, seharusnya kau lebih fokus lagi…." ejek Sasuke. Yukimura bangkit kembali dan melihat Sasuke dengan wajah kesal.
"Itu karena kau mengajakku ngobrol!" protesnya.
"Hehe…."
Mahluk itu menghunuskan tiga pedang secara bersamaan kearah Yukimura. Dua diantaranya berhasil dihindari Yukimura, yang kemudian melompat menghindari pedang ketiga dan mendarat diatas pedang itu. Ia berlari sekencang mungkin diatas pedang hingga mencapai salah satu tangan ular itu, ia melompat lebih tinggi saat pedang lain mengarah padanya. Menggunakan tumpuan pedang yang mengarah padanya, Yukimura kembali melompat lebih tinggi dari ular itu. Di udara Yukimura memutar kedua tombaknya sekencang mungkin hingga kobaran api menyelimuti kedua tombak itu.
"Rasakan ini!" seru Yukimura yang kemudian dengan cepat menukik turun kearah mahluk itu dengan terus memutar tombaknya.
"Heyaaaa!" tombak itu membelah sekaligus membakar ular itu dari atas hingga bawah menjadi dua bagian, hingga monster itu mati.
Sasuke yang melihat hasil pertarungan tuannya tersenyum dibuatnya, sedangkan Yukimura terengah-engah setelah pertarungan itu selesai.
Langit yang berwarna kejinggaan secara perlahan mulai berubah menjadi gelap, pertanda malam akan segera tiba. Setelah pertarungan tadi kini Sasuke dan Yukimura berjalan pulang. Yukimura yang berjalan bersama Sasuke nampak diam dan memperhatikan kedua tanganya. Sasuke yang mengadarinya bertanya.
"Apa ada sesuatu Danna?"
Yukimura yang mendengarnya agak terkejut, kemudian menengok kearah Sasuke.
"Ah, tidak. Bukan apa-apa…."
Sesaat Yukimura kembali melihat kedua tangannya, sampai ahkirnya ia mengepalkan kedua tangannya itu.
Beep! Beep!
Bunyi polsel miliknya membuat Yukimura mengeluarkan ponselnya saat menyadari kalau ia mendapat sebuah pesan singkat.
'Masamune-dono?'
Subjek : Challenge
From : Masamune-dono
Time : 17:45
Text
Hei Sanada, bagaimana jika kita buat 'Party' saat jam olahraga besok… I challenge you…
Seketika itu juga Yukimura tersenyum lebar, dan terlihat jelas kalau ia sangat senang dan juga bersemangat.
Subjek : re: challenge
To : Masamune-dono
Time : 17:47
Text
Tentu, Masamune-dono!
"Dan aku pasti yang akan menang!" seru Yukimura dengan semangat. Sasuke yang mendengarnya hanya tersenyum miring dibuatnya.
'Sepertinya mereka akan mulai lagi…' pikir Sasuke.
.
To be Continue
A/N: Hai! Hai! Haaaaiiii! Kuro balik lagi~, ada yang kangen? #Ngaaak! Yo wis lah kalau begitu*pundung di pojokan*. Setelah sekian lama berguru dengan aKi Sableng dan bertapa di Goa han-duh!*kena lempar buku*
#Masamune: Durasi oi!*lempar sepatu*
Buset dah lu Te. Ok, lanjut. Kali ini Kuro coba buat fic multi chapter dengan genre Supranatural and Action (meski gak terlalu yakin sama hasilnya) tenang aja gak akan terlalu serius kok.
Mungkin ada yang 'bingung' apa hubungannya bagian yang awal (yang di italic) sama yang bawahnya (yang normal) #Nggak! (kalo gak berarti aku gagal donk Huweee*nangis kacang*). Well, sebenarnya antara awal dan bawahnya gak ada hubungannya. Karena itu jangan terlalu di ambil pusing, ok*kena timpuk Teflon*.
#Masamune: kebanyakan cingcong lu!
Oh my, Date! Jangan timpuk aku pake my lovely teflon napa!*ngomelGaJe*
#Masamune: Terserah dah...
Puih! Date nyebelin. Ya udah deh, Minnaaaa! Tinggalkan kritik dan saran kalian dikotak Review ya! Satu Review sangatlah berarti #plak
#Masamune: kaya orang minta sumbangan.
Kupret lu Date!*bawa teflon ngejar Masamune*
*Ahkirnya Kuro ngamuk dan ngejar Masamune entah sampai kemana*
#Yukimura: Sasuke, apa kita harus tolong Masamune-dono?
#Sasuke: Sebaiknya jangan Danna, bisa-bisa kita kena imbasnya juga.
#Yukimura: ohhh, ok. *lanjut makan Dango yang entah dapet darimana.*
