Luhan menatap lurus ke luar jendela, menatap bagaimana butir-butir air hujan jatuh membasahi tanah yang kering. Seakan tenggelam dengan pikirannya, hingga tak menyadari sahabatnya yang terus saja berceloteh panjang lebar mengenai betapa sulitnya tugas matematika yang diberikan sang guru.
"Lalu bagaimana dengan nomor ini?" Tanya seseorang di sebelahnya –Baekhyun-. Luhan bergeming, masih asik tenggelam dengan pikirannya. Sampai sebuah tangan menyentuh pundaknya. Ia tersentak kaget.
"Ada apa?" Tanya Luhan dengan kening berkerut.
"Kau tidak menyimak ku? Sebenarnya apa yang ada dipikiranmu?" Jawab Baekhyun sarkastik dengan tangan terlipat didepan dada.
"Nope. Memangnya kau bertanya apa?" Tanya Luhan lembut. Baekhyun merenggut, lalu menghela napasnya pelan.
"Tidak jadi. Aku lapar ayo kekantin"
Kriett
Bunyi itu ditimbukan Baekhyun saat ia menggeser kursinya dan berdiri dari posisi duduknya. Tangannya terjulur kehadapan Luhan, bermaksud mengajaknya juga. Luhan yang melihat hal itu langsung saja menyambar tangan Baekhyun tak lupa tangannya yang lain mengambil novel yang tergeletak di mejanya.
Mereka berjalan beriringan. Tak jarang salah satu dari mereka memulai percakapan mengenai pelajaran ataupun tentang sesuatu yang konyol yang mampu membuat mereka tertawa. Tak terasa mereka sudah mulai memasuki aula kantin bak restoran mahal itu. Art Perfoming High School sekolah bertaraf International, dengan tata pengajaran yang setara dengan pengajaran di Luar sana serta dengan bantuan pengajar asing, juga berhubungan langsung dengan kementrian pendidikan Korea Selatan.
Baekhyun menolehkan kepalanya mencari meja kosong untuk diduduki dirinya dan Luhan. Lalu kepalanya menatap satu meja yang masih kosong. Letaknya dipojok ruangan kantin. Segera dirinya menarik tangan Luhan agar mengikuti nya ke meja tersebut. Setelah sampai ia segera mendudukan Luhan di kursi.
"Kau ingin pesan apa?" Tanya Baekhyun. Luhan berpikir sejenak. "Mungkin Bubble Tea dan French fries saja" Jawabnya cuek. Baekhyun mengangguk kemudian berjalan menjauhi meja menuju antrian panjang di depan sana.
Selagi menunggu Baekhyun memesan makanan Luhan lebih memilih membaca novel yang ia bawa. Ia pun larut dengan bacaannya sampai tak menyadari Baekhyun datang dengan nampan di tangannya.
"Lu, apakah kau akan terus bergelut dengan dunia mu itu?" Tanya Baekhyun dengan wajah cemberut. Luhan menengadahkan kepalanya menatap Baekhyun kemudian dirinya terkekeh pelan. "Baiklah maafkan aku ne? chaaa ayo kita makan" Luhan mengambil French friesnya, lalu memakannya perlahan.
"Ku dengar saat kelas seni nanti kelas kita akan bergabung dengan kelas 2-1" Baekhyun memecah hening yang sempat terjadi. Luhan hanya bergumam pelan dan dibalas decakan oleh Baekhyun. Setelah percakapan tersebut –sebenarnya hanya Baekhyun yang berbicara- Baekhyun mulai bercerita tentang hari ulang tahun ibunya lusa nanti. Entah itu hadiahnya ataupun surprise yang akan ia berikan. Tak terasa waktu bergulir cepat hingga suara bel memekakan telinga.
Baekhyun dan Luhan berdiri dari kursinya, lalu berjalan berdampingan keluar dari kantin.
Dari luar samar-samar terdengar suara bising dari ruang kesenian yang mulai ramai karna kelas 2-1 bergabung dengan kelas 3-2 -kelas Luhan-. Saat memasuki ruang kesenian Baekhyun dan Luhan segera mengisi tempat kosong di dekat jendela. Masih asik bercerita tiba-tiba Baekhyun merasakan dirinya ingin buang air kecil. Lalu ia menoleh menghadap Luhan.
"Lu sepertinya aku harus ketoilet sebentar. Kau tunggu sini, okey?" Ujar Baekhyun. Setelah melihat Luhan menganggukkan kepalanya Baekhyun segera bernjak ke toilet dengan langkah cepat. Luhan yang melihatnya pun hanya menggeleng maklum. Setelah dirasa Baekhyun sudah hilang dari pandangannya ia segera meronggoh sakunya mengeluarkan earphone dan memasangkannya di kedua telinganya, lalu ia segera melanjukan kegiatan membaca novelnya yang sempat ia tunda karena bel tadi.
Saat sedang asik dengan dunianya ia merasa bahwa hawa disekitarnya mulai agak dingin dikarenakan diluar sedang hujan, segera ia merapatkan cardigan yang ia pakai. Lalu matanya melirik kearah pintu 'Baekhyun lama sekali?' pikirnya. Segera ia alihkan lagi pandangannya kebukunya. Belum sempat matanya tertuju pada buku ia melihat seorang siswa menatap tajam dirinya dengan seksama.
TBC
Terima kasih udah nyempetin baca FF ini. FF nya pendek? Sengaja aku mau liat respon kalian dulu, kalau responnya bagus aku bakal lanjutin. Btw ini FF pertamaku maaf jika penulisan dan bahasa yang dipakainya kurang rapih^^
Gak usah cuap-cuap mulu ya.. –padahal gak tau apa yang mau diomongin-
Last tolong tinggalkan review yaa..
Gomawooo
