MY LOVE

Hei! Halilintar, kau mau berangkat sekolah kah? Tanya seorang gadis berhijab merah jambu. Yaya namanya.

Hn; Halilintar hanya menjawab hal itu dengan gumaman. Dia pun mempercepat langkahnya tidak mau terus bersama gadis yang menurutnya cerewet ini.

H...hei! T...t...tunggu Halilintar! Yaya pun ikut mempercepat langkahnya.

Kau kenapa sih? Tanya Yaya yang sudah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Halilintar. Hati-hati Hali, ini itu jalan raya. Nanti kalau kamu tertabrak bagaimana? Ucap Yaya lagi.

Tapi, Halilintar tak mengindahkan seruan Yaya. Yang ada di pikirannya hanyalah menjauh dari gadis itu.

KORA! Ucap Yaya. Gadis itu masih saja mengejar-ngejar Halilintar.

Akhirnya terjadilah kejar-kejaran antara Halilintar dan Yaya.

Yaya masih saja berlari, hingga tanpa sadar Halilintar pun berhenti mendadak di depannya. Yaya yang melihat itu, langsung saja memperlambat larinya sebelum menabrak Halilintar.

Ada apa sih? Tanya Yaya kesal karena Halilintar berhenti mendadak.

Kau tidak lihat? Tanya Halilintar sembari menatap ke arah Yaya.

Yaya yang masih merunduk untuk menetralkan laju nafasnya pun mulai mendongak.

Dilihatnya gedung ber cat krem dan hijau dengan tulisan:

SEKOLAH MENENGAH PULAU RINTIS.

Kita sudah sampai; ucap Halilintar lalu dia berjalan memasuki gerbang sekolah.

Yaya pun menyusul Halilintar. Dia berjalan menuju kelasnya.

(Tambahan: disini Yaya dan Halilintar sekelas)

Sesampainya di kelas...

Pagi semua! Sapa Yaya dengan ceria.

Pagi Yaya! Sapa Ying dan Gopal.

Hei, Gopal sudah mengerjakan PR matematika belum? Tanya Yaya.

Ehehehehe! Sudah lah tu Yaya.

Masa? Coba ku lihat? Tanya Yaya ragu.

Ini, ucap Gopal sambil menyodorkan buku matematika nya.

Eh?! Betul kah kau yang buat nih?

Ey! Yaya, masa' kau nggak percaya sama aku sih? Tanya Gopal murung.

Hm, yelah! Halilintar kau sudah mengerjakan PR nya belum? Tanya Yaya sambil menghampiri meja Halilintar.

Sudah, ucapnya dingin sambil mengeluarkan aura intimidasi miliknya. Membuat siapapun bergidik ngeri.

Hish! Ini anak nggak bisa apa ramah dikit gitu?! Tanya Ying rada kesal.

Hei! Sudahlah Ying. Duduk yuk! Ajak Yaya.

TING! TING! TONG(?)!

Bel masuk pun berbunyi.

Tak lama berselang, seorang guru bergaya heroik pun masuk kekelas Yaya.

SELAMAT PAGI WAHAI MURID-MURID KEBENARAAAAN! Sapa guru tersebut. Yup! Siapa lagi kalau bukan parabola(?) Eh! Maaf maksud saya papazola. Adakah kalian semua sudah mengerjakan soalan kebenaran?! Lanjut papazola yang masih dalam gaya heroik nya.

SUDAH CIKGU! Jawab semua murid.

BAIKLAH! KALAU BEGITU KUMPULKAN BUKU KALIAN DI MEJA KEBENARAAAAN! Teriak guru tersebut sampai kuahnya muncrat.

Setelah mengumpulkan. Papazola pun memulai pelajaran matematika dengan cara yang heroik.

SKIP AJA! (Author lemah dalam pelajaran matematika)

Saat bel istirahat...

Halilintar, ke kantin yuk! Ajak Yaya ramah.

Tidak! Kau saja sana. Ucapnya dengan aura intimidasi, namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi seorang Yaya.

Owh! Ayolah... ajaknya masih setengah memaksa.

Yaya hanya bisa memanyunkan bibirnya saat dia menerima tolakan Halilintar.

Hu-uh! Baiklah kalau begitu. Aku ke kantin aja.

Saat berjalan melewati meja Halilintar kaki Yaya tersandung dan untunglah cepat di tangkap Halilintar.

Wajah Yaya kini memerah semerah cabai. Wajahnya kini begitu dekat dengan Halilintar.

Yaya melihat iris Ruby itu kini tengah menatapnya uhuklembutuhuk.

Te...terimakasih. ucap Yaya setelah berdiri dari tangkapan Halilintar.

Kini Yaya tengah menjauh dari Halilintar dengan jantung yang berdegup kencang.

.

.

.

~TBC~

Review bila berkenan

Salam manis.

Author: coklatkeju