Disclaimer : Ouran High School Host Club © Bisco Hatori

WARNING! : monologue, semi-canon, OOC (banget), BUKAN SHO-AI, pointless, plotless, terdiri dari dua chapter drabble yang tidak berkorelasi sama sekali, ngga jelas-_-, nggapenting, maksa, penuh dengan keabalan, etc.

A/N: maaf udah nyampah lagi di fandom ini, maaf ;_;

.

Bonus fic, dedicated for my beloved daughter, Carnadeite's birthday :)

.

An Ouran High School Host Club fanfiction by karin-mikkadhira-,

Liefde

.

.

Bagian satu: Sangat Mencintai

.

.

.

Kau menatap rembulan sendu. Bukan hanya hari ini kau merasa hatimu kelu. Sementara kau bertanya: Ada apa denganku? angin meniup keningmu. Berhembus lesu; mengibarkan ponimu pun ia tak mampu.

Euforia di dadamu bukannya tanpa arti. Debar kencang jantungmu bukannya tak mau berhenti. Namun kau sendiri tidak mau mengakui—bahwa kau ingin memiliki. Bibirmu tak kuasa berucap: "Hanya kau yang berarti."

Kau mencintai—tanpa sadar bahwa kau dicintai.

Yang kau lihat hanya punggungnya yang menjauh pergi. Meninggalkan dirimu—di dunia kalian—sendiri. Bukannya kau bermaksud menyakiti hati—baik hatinya maupun hatimu sendiri. Namun jika nanti dirinya benar-benar pergi, jika nanti hatimu mati, jika nanti kau tinggal sendiri—

.

—kau takkan mampu lagi berdiri.

.

Tak pernahkah sekali pun kau mengatakan dengan gamblang? Bahwa bagimu ia lebih indah daripada bintang Vega yang bersinar terang? Terkadang kau menolak hakikatnya sebagai kembaranmu yang cemerlang. Dan kau menolak untuk mengakui, setiap malam kau gamang. Kau takut duniamu menjadi lengang. Padahal kalbumu yang paling tahu: ikatan kalian takkan lekang.

Tentu kau menyadari, bahwa kau dan dia berbeda pribadi. Tapi kau juga tahu, bahwa apapun yang ia lakukan, kau tak berhak melakukan intervensi. Kau tahu perasaannya kepada gadis bermanik cokelat itu bukan sekadar ilusi. Maka kau memutuskan untuk menahan euforia yang meledak-ledak dalam sanubari. Karena bagimu, ialah yang paling berarti—dan takkan terganti.

Akhirnya kau melangkah lebih dahulu. Sebelum matahari terbenam di ufuk barat, dengan lantang kau menyuarakan isi kalbu.

Semesta mendukungmu.

Kau kecup pipi gadis berambut cokelat itu sampai bersemu. Nafasmu tidak menderu. Pada kenyataannya kau menyakiti hatimu. Kau lakukan ini hanya untuk dirinya—saudara kembarmu—yang selalu ada di benakmu.

.


"Aku mencintaimu, Haruhi—"


.

Kau mencintainya.

.

Manik cokelatnya bagai potongan karamel yang memantulkan cahaya senja. Di mata cokelat keemasanmu, senyumnya yang tulus bak bianglala. Dunia yang tadinya hanya berisi kau, saudara kembarmu, dan orang lain; dengan mudah disusupinya.

Kau yang paling mengerti bagaimana hatimu adanya. Kau mencintainya, dan kau hanya sekadar mengungkapkannya.

Tentu saja.

Cintamu pada saudara kembarmu tanpa cela.

.


"—tapi, kenyataannya Hikaru masih lebih penting bagiku."


.

Kau (selalu) mencintainya, tanpa lelah.

.

Belasan tahun kau mengurung diri dalam dunia yang pongah. Lalu gadis itu datang, hampir membuatmu lengah. Saat gadis itu mulai jauh melangkah, kau hanya bisa pasrah. Ada waktunya kau harus melepas saudara kembarmu, membiarkannya melangkah. Namun kau selalu mencintainya, tanpa lelah. Meskipun kau selalu bertanya, masihkah ia mencintaimu? Masihkah?

Awalnya kau tak mengerti arti cinta, kau tak mengerti seperti apa dunia.

Namun dia yang selalu bersamamu, menjagamu, memberi tahu semua.

Bahwa ikatan kalian takan putus sebagai saudara sedarah.

.

Kau mencintainya.

.


"Aku mencintai Haruhi. Tapi aku akan lebih bahagia jika Hikaru bisa mencintai seseorang dan memperluas dunianya. Bahkan jika aku sudah tahu ini adalah jawabannya sejak lama ... berpisah mungkin akan membuatku kesepian. Aku berpikir akan baik-baik saja jika hubungan kami saat ini bisa bertahan selamanya. Tapi aku tahu jika ini terus berlanjut, Hikaru tidak akan pernah menemukan kebahagiaan. Aku berpura-pura menjadi dewasa, menjadi orang yang memahami orang lain. Namun nyatanya, aku masih sama seperti sebelumnya ... tidak konsisten seperti anak manja, yang bergantung pada Hikaru lebih dari orang lain. Itu sebabnya, kumohon ... Hikaru, kau harus menjadi orang yang memutuskan hal itu. Aku ingin melihat senyum tulus Hikaru ... bukan senyum palsu penuh kekhawatiran. Aku hanya ingin Hikaru bebas."


.

—Liefde; Bagian satu © karin-mikkadhira : OWARI—

.

A/N: OOC -_- setting canon dan kalimat Kaoru diambil dari chapter 52 Bagian satu memfokuskan pada perasaan Kaoru, yang walau juga mencintai Haruhi, namun tetap lebih mencintai Hikaru sebagai saudara kembarnya dibandingkan siapapun Bagian dua sama sekali tidak memiliki korelasi dengan Bagian satu.

.

| Review, Critics, or Concrit? |