MY FIRST LOVE

Author : Lady Luck

Main Cast : Lu Han (GS)

Oh Se Hun

Park Chanyeol

Choi Jin Ri

Support Cast : Wu Yi Fan

Do Kyungsoo

Huang Zi Tao (GS)

Genre : Romance, Hurt

Length : T, twoshoot

Disclaimer : Cast belong to God and their parents, cerita murni dari pemikiran ku sendiri. Don't be silent readers

Saat kau merasa simpati dan khawatir dengan seseorang, itu berarti dia sudah benar-benar ada di hatimu.. Meskipun itu adalah seseorang yang tidak pernah kau duga sama sekali..

Chapter 1

At Genie School

Pagi itu SMA Genie terlihat ramai tidak seperti biasanya, ini karena adanya rumor tentang datangnya guru baru pengganti guru lama yang telah menikah.

" Katanya seonsaengnim baru itu seorang namja tampan " kata seorang murid yeoja.

" Jeongmal? Hwaaa.. Aku tidak sabar melihatnya.. " sahut murid yeoja yang lain.

Banyak murid yeoja yang berkumpul di depan ruang guru karena tidak sabar menunggu guru baru mereka. Termasuk Lu Han, yeoja manis yang selalu ingin tahu itu pun juga ikut berkumpul dengan murid-murid yang lain.

" Aish.. Kenapa seonsaengnim baru itu belum datang? " tanya Luhan pada sahabatnya, Sehun.

" Tunggu saja di dalam kelas " jawab Sehun yang berdiri bersender di dinding ruang guru, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana. Sehun adalah namja bersikap dingin pada siapapun termasuk kepada Luhan, namun sebenarnya dia sangat memperhatikan sahabatnya itu.

" Aku tidak ingin kalau murid-murid yeoja yang lain tahu dulu wajah seonsaengnim baru itu " kata Luhan.

" Aish.. Ya sudahlah, aku tunggu di dalam kelas " Sehun meninggalkan Luhan ke dalam kelas, dia malas kalau harus menunggu sesuatu yang tidak penting. Luhan dan Sehun bersahabat sejak kecil, mereka selalu berada di satu sekolah. Mereka sering berangkat dan pulang sekolah bersama karena rumah mereka berdekatan.

Tak lama, seorang namja berkulit putih, tinggi dan tampan masuk ke dalam ruang guru. Semua mata tertuju pada namja yang baru saja masuk itu.

" Apa itu seonsaengnim baru kita? " tanya Luhan pada murid yeoja yang ada di sampingnya.

" Sepertinya begitu.. Dia.. Sungguh.. Tampan.. " jawab murid yeoja itu.

" Hwaaa.. Tampan.. " kata para murid-murid yeoja kompak. Namja itu terlihat masih muda, ada lesung pipit ketika dia tersenyum dan giginya juga tertata rapi. Luhan terus memperhatikan namja yang akan menjadi seonsaengnimnya itu. Dia terpesona dengan ketampanan namja itu. Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, pertanda waktunya untuk masuk kelas. Tapi para murid yeoja itu masih tetap berada di depan ruang guru, tidak mau beranjak dari tempatnya.

" Ya! Apa kalian tuli?! Bel masuk baru saja berbunyi, kenapa kalian masih ada di sini?! Cepat masuk! " bentak Leeteuk ssaem, guru olahraga yang terkenal galak. Para murid yeoja itu pun kaget dan berlarian menuju kelas masing-masing, kecuali Mirae dia msih betah melihat seonsaengnim baru itu. Hingga akhirnya,

" Ya! Lu Han, cepat masuk! " teriak Leeteuk ssaem sambil menarik telinga Luhan.

" Ah! Appo! Ssaem, jebal lepaskan..! " teriak Luhan berusaha melepaskan tangan Leeteuk dari telinganya.

Luhan sudah berada di kelas, dia duduk di samping Sehun yang sedang tidur di bangkunya.

" Aish.. Padahal aku masih belum puas melihat seosaengnim baru itu! " gerutu Luhan.

" Diamlah, kau mengganggu tidur ku " kata Sehun yang terbangun karena mendengar ocehan Luhan. Akhirnya Luhan pun diam sambil mempoutkan mulutnya. Tak lama, seorang namja yang tadi membuat heboh para murid yeoja masuk ke dalam kelas Mirae. Semua murid yeoja yang ada di kelas, membelalakan matanya tidak percaya.

" Annyeong haseyo.. Perkenalkan nama ku Park Chanyeol, aku akan menggantikan seonsaengnim kalian yang telah pindah. Di sini aku akan mengajarkan Bahasa Inggris, mohon bantuan kalian " kata seonsaengnim yang bernama Chanyeol itu memperkenalkan diri.

" Bangapseumnida, Chanyeol ssaem.. " jawab para murid. Luhan tersenyum bahagia karena seonsaengnim tampan itu mengajar di kelasnya.

" Baiklah, kita mulai pelajaran hari ini. Buka halaman 101 buku kalian " kata Chanyeol, murid-murid pun menuruti apa kata Chanyeol. Selama pelajaran berlangsung, tatapan Luhan tidak lepas dari Chanyeol. Dia tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh Chanyeol, Sehun melempar kertas ke kepala Luhan karena dari tadi dia melihat Luhan tersenyum sendiri.

" YA! " teriak Luhan yang mengagetkan seluruh kelas, Luhan langsung menutup mulutnya karena telah berteriak. " J-Jeongseohamnida.. " ucap Luhan sambil berdiri dan membungkukan badannya meminta maaf. Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya, lalu meneruskan pelajarannya. " Ya! Kau membuat ku malu.. " bisik Luhan pada Sehun.

" Pabbo.. " bisik Sehun sambil menahan tawanya.

" Kau yang di sana! Apa kau tidak menyukai pelajaran ku?! " teriak Chanyeol tiba-tiba yang membuat Luhan terkejut. " Kalau kau tidak menyukai pelajaran ku, kau bisa keluar! " bentak Chanyeol lagi. Luhan takut mendengar Chanyeol membentaknya, dia pun keluar dari kelas. Ketika Chanyeol akan melanjutkan pelajaran, tiba-tiba Sehun berdiri. " Apa kau juga ingin keluar? " tanya Chanyeol.

" Ne.. Aku mengantuk " jawab Sehun lalu mengikuti Mirae keluar dari kelas. Chanyeol tidak habis pikir dengan kelakuan kedua muridnya itu.

Luhan mengernyitkan dahinya melihat Sehun keluar kelas juga.

"Ya! Wae kau juga ikut keluar? " tanya Luhan.

" Aku ingin tidur " jawab Sehun lalu pergi meninggalkan Luhan.

" Ya! Sehun-ah, kau mau kemana? " Luhan mengikuti Sehun pergi. Ternyata Sehun menuju lantai paling atas di sekolahnya, dia duduk dengan bersandar di balkon. " Hmm.. Udaranya sejuk di sini.. " kata Luhan memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus. Sehun yang ingin melanjutkan tidurnya terdiam sejenak melihat Luhan. Jantungnya berdegup kencang setiap melihat senyuman di wajah Luhan. Sehun sendiri tidak tahu sejak kapan dia mulai merasakan sesuatu yang berbeda saat berdekatan dengan Luhan. Tiap malam pun dia selalu memikirkan Luhan hingga tertidur. Tapi Sehun berusaha menepis semua anggapan jika dia mulai menyukai sahabatnya itu.

" Apa yang kau lihat? " tanya Luhan tiba-tiba yang membuat Sehun salah tingkah.

" A-ani.. Aku ingin tidur " jawab Sehun lalu memejamkan matanya mencoba tidur. Luhan memandang aneh pada Sehun yang salah tingkah, lalu dia teringat dengan wajah Chanyeol. " Chanyeol ssaem.. Aku rasa, aku mulai menyukaimu " gumam Luhan.

Pulang sekolah

Seperti biasa, Sehun dan Luhan pulang bersama. Sehun membonceng Luhan dengan sepedanya, Luhan tidak duduk di belakang karena tidak ada tempat duduk di sana. Luhan terbiasa berdiri di belakang saat dibonceng oleh Sehun.

" Sehun-ah, bagaimana menurut mu dengan Chanyeol ssaem? " tanya Luhan di tengah perjalanan mereka pulang.

" Hmm.. Telinganya aneh " jawab Sehun santai. Luhan memukul kepala Sehun dari belakang.

" Pabbo! Aku tidak bertanya tentang telinganya! Aish.. Apa menurut mu dia tampan? " tanya Luhan lagi. Sehun memutar bola matanya malas menjawab pertanyaan bodoh Luhan. " Ya! Wae kau tidak menjawab?! Sehun-ah?! " teriak Luhan. Tiba-tiba Sehun mengayuh dengan cepat sepedanya, membuat Luhan hampir jatuh. " Y-Ya! Pelan-pelan! " teriak Luhan sambil berpegangan kuat di bahu Sehun.

" Sudah sampai, cepat turun! " kata Sehun. Luhan turun dari sepeda Sehun lalu memukul kepala Sehun sekali lagi. " Ya! " bentak Sehun sambil memegangi kepalanya.

" Michyeosseo?! Aku tadi hampir jatuh, pabbo! " kata Luhan.

" Karena kau cerewet sekali! " jawab Sehun.

" Aish! Apa kau tidak mampir dulu? Eomma membuat kue hari ini " Luhan menawarkan Sehun untuk masuk ke rumahnya.

" Tidak bisa.. Aku harus membantu Kris hyung di kedai " jawab Sehun. Sehun hanya tinggal berdua dengan Hyungnya karena orang tuanya sudah lama meninggal. Mereka membuka kedai ramyeon untuk mencukupi kebutuhan mereka berdua dan biaya sekolah Sehun.

" Oh.. Baiklah.. Aku akan membawakan kuenya nanti ke rumahmu. Titipkan salam ku pada Kris oppa.. Aku masuk dulu, eoh.. " kata Luhan lalu masuk ke dalam rumahnya. Sehun diam sebentar di depan rumah Luhan, lalu dia pun mengayuh sepedanya dan pulang.

" Aku pulang..! " teriak Luhan saat masuk ke dalam rumah.

" Wasseo?! Gantilah baju mu dan bantu eomma membuat kue! " jawab Eomma di dapur.

" Ne.. " kata Luhan lalu masuk ke dalam kamar untuk berganti baju. Selesai berganti baju Luhan segera menuju dapur. " Hmm.. Baunya enak sekali.. " ucap Luhan ketika mencium aroma kue yang dibuat oleh eommanya.

" Dimana Sehun? Dia tidak mampir dulu? " tanya Eomma.

" Tidak, dia membantu menjaga kedai bersama Kris oppa. Nanti aku akan mengantarkan kuenya ke sana " jawab Luhan. Eomma Luhan sudah menganggap Sehun dan Kris seperti anaknya sendiri.

" Ah iya, bawakan yang banyak juga nanti. Sepertinya Appa mu akan ikut menjaga di sana. Dari kemarin dia tidak pulang karena sibuk membantu Kris " kata Eomma Luhan sambil menaruh adonan kue ke dalam oven, Luhan hanya mengangguk mengiyakan.

Sore harinya..

Luhan pergi ke kedai ramyeon Sehun bersama namdongsaengnya, Lu Fan. Namdongsaeng Luhan berusia 13 tahun. Mereka ke sana dengan bersepeda, sampai di kedai Luhan segera menghampiri Kris yang tengah menyiapkan ramyeon untuk pelanggan. " Kris oppa.. " sapa Luhan. Kris menoleh ke sumber suara

" Oh.. Luhan-ah.. Fan-ah.. Kalian datang? " jawab Kris.

" Ne.. Kami membawakan kue, eomma yang membuatnya. Dimana Sehun? " tanya Luhan.

" Dia mencuci piring di belakang. Ah iyaa, Appa mu juga ada di belakang dia membantu Sehun " jawab Kris.

" Aku akan membantu Kris hyung " kata Lu Fan.

Luhan pun meletakan kue buatan eommanya di meja lalu pergi menemui Sehun dan Appanya. Ketika akan menyapa Sehun dan Appanya di dapur, langkah Luhan terhenti. Dia mendengarkan percakapan Sehun dengan Appanya.

" Sehunnie.. Bagaimana kau dengan Luhan? " tanya Appa Luhan sambil membantu Sehun mencuci piring.

" Ne? Maksud abeonim? " tanya Sehun tidak mengerti.

" Aish.. Kau dan Luhan sudah lama bersahabat, kalian berdua juga normal.. Apakah tidak ada sesuatu yang kau rasakan,sesuatu yang berbeda mungkin? " jawab Appa Luhan. Sehun terkejut mendengar pertanyaan Appa Luhan, tiba-tiba wajahnya memerah. Dia malu mengakui kalau dia memang merasakan sesuatu yang berbeda pada Luhan. Bahkan sudah lama dia merasakannya, saat masih duduk di bangku SMP.

"Appa..! Apa maksud Appa?! " tanya Luhan tiba-tiba yang mengagetkan Appanya dan Sehun.

" Luhan-ah.. Kau mengagetkan ku! Kenapa kau tiba-tiba muncul seperti hantu? " tanya Appa Luhan.

" Eoh, aku memang hantu. Wae? Appa, aku dan Sehun sudah bersahabat dari kecil. Tidak mungkin ada sesuatu yang berbeda yang kami rasakan. Dulu, sekarang, atau mungkin sampai nanti semua akan sama. Benar kan Sehun? " Luhan mengalihkan pandangannya pada Sehun.

" Eoh… " jawab Sehun singkat lalu membalikan badannya dan meneruskan mencuci piring.

" Hmm.. Kau hanya belum merasakannya Luhan.. " jawab Appa Luhan.

" Itu tidak akan mungkin terjadi Appa. Aku sudah punya seseorang yang aku suka " kata Luhan dengan wajah berseri-seri. Sehun yang mendengar jawaban Luhan menghentikan aktifitasnya sebentar. Dia sudah tahu siapa namja yang dimaksud Luhan, pasti Chanyeol ssaem.

" Nugu?! Siapa namja itu?! " bentak Appa Luhan.

" Ya, Appa! Tidak usah berteriak! Aish.. Dia seonsaengnim baru di sekolah " jawab Luhan. Sehun menghela nafas panjang lalu melanjutkan mencuci piring.

" Kenapa kau suka dengan seorang ahjussi?! " bentak Appa lagi.

" Dia bukan ahjussi.. Dia masih muda, yang jelas dia tampan dan pintar " jawab Luhan lalu pergi meninggalkan Appa dan Sehun.

Luhan kembali menghampiri Kris dan Lu Fan. Tak lama pintu kedai terbuka dan bel tanda pelanggan masuk berbunyi.

" Annyeong hase- " Luhan seketika terdiam ketika melihat pelanggan yang datang itu adalah seseorang yang tidak asing baginya. " Cha-Chanyeol ssaem? " kata Luhan terbata-bata.

" Luhan, layani pelanggan itu aku masih sibuk menyiapkan ramyeon untuk pelanggan lain " suruh Kris.

" N-ne.. " jawab Luhan lalu menghampiri Chanyeol yang sudah duduk. " Annyeong haseyo.. " sapa Luhan ramah sambil memberikan menu pada Chanyeol.

" Hmm.. Sepertinya aku mengenal mu.. " kata Chanyeol saat menatap Luhan.

" Aku murid di SMA Genie, Lu Han imnida.. Aku adalah muridmu Chanyeol ssaem.. " jawab Luhan sambil membungkukkan badannya.

" Ah.. Kau murid yang aku usir tadi pagi kan? Hahaha.. Mianhae, aku tidak bermaksud kasar padamu. Hanya aku ingin suasana tenang di kelas saat aku mengajar. Gwaenchana? " tanya Chanyeol.

" Ne.. Ingin pesan apa ssaem? " jawab Luhan.

" Hmm.. Kimchi ramyeon.. Ini kedai milik keluarga mu? " tanya Chanyeol lagi.

" Aniyo.. Ini milik Oh Sehun, dia juga satu kelas dengan ku. Baiklah ssaem, tunggu sebentar pesanan akan segera datang " jawab Luhan lalu pergi meninggalkan Chanyeol.

" Dia manis juga " gumam Chanyeol lalu tersenyum.

" Huffttt.. " Luhan menghela nafas panjang.

" Wae? " tanya Kris.

" Kau tahu oppa? Aku tidak pernah sedekat ini dengan kematian.. " jawab Luhan. Kris mengernyitkan dahinya tidak mengerti. Lalu Appa Luhan datang menghampiri Luhan,

" Wae? Siapa yang mati? " tanya Appa. Lu Fan menunjuk Luhan yang tengah memperhatikan Chanyeol dari kejauhan. " Ya, Luhan-ah.. Apa yang kau lihat? " tanya Appa.

" Cheonsa.. " jawab Luhan singkat lalu tersenyum. " Dia adalah namja yang aku sukai, Appa.. " kata Luhan. Appa melihat namja yang dimaksud dengan Luhan,

" Namja itu yang disukai Luhan? Sehun tidak kalah tampan dengannya " batin Appa Mirae.

" Igo.. Antar pada namja itu " kata Kris sambil memberikan semangkuk kimchi ramyeon pada Lu Fan, dengan segera Luhan merebutnya dan mengantarkannya pada Chanyeol.

" Ini ssaem.. Selamat menikmati.. " ujar Luhan. Chanyeol hanya tersenyum lalu mencoba kimchi ramyeon itu. " Hmm.. Mashita~ " gumamnya.

" Kalau kau menyukainya datanglah setiap hari ke sini ssaem.. Atau aku akan membawakannya untuk mu " tawar Luhan. Chanyeol tertawa melihat tingkah Luhan

" Kau menyuruh ku memakan kimchi ramyeon setiap hari? Hahahaha.. ".

" A-aniyo.. Ah sudahlah.. Selamat menikmati Chanyeol ssaem.. " kata Luhan lalu kembali ke dapur. Di dapur, terlihat Sehun sedang menata mangkuk di atas rak.

" Sehun-ah.. Coba lihat siapa yang datang.. Chanyeol ssaem! Dia ke sini! " Luhan berteriak kegirangan, Sehun mengedarkan pandangannya dan ternyata benar ada Chanyeol yang sedang menikmati ramyeon di sana. " Sepertinya aku benar-benar berjodoh dengannya~ " Luhan menggenggam tangannya sendiri sambil mengedip-kedipkan mata.

" Ha? Lucu. " komentar Sehun lalu meninggalkan Luhan.

Sehun menuju ke rumahnya yang terletak di samping kedai ramyeon miliknya. Dia masuk ke dalam kamar lalu menutup pintunya. Sehun merebahkan tubuhnya di atas ranjang miliknya. Mata Sehun menatap langit-langit " Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya pada Luhan? Aku benar-benar menyukainya.. Ani.. Mungkin aku sudah mencintainya.. Apa perasaan ku ini salah? Eotteokkhae? ".

Esok paginya

Seperti biasa, Sehun menunggu di depan rumah Luhan untuk berangkat bersama. Setelah menunggu, akhirnya Luhan keluar dari rumah.

" Ya! Wae kau menyuruh ku menjemput mu pagi sekali?! " bentak Sehun karena merasa jam tidurnya berkurang.

" Akan ku jelaskan nanti! Kajja, kajja..! " jawab Luhan lalu naik ke sepeda Sehun.

Dalam perjalanan, Luhan menjelaskan alasan dia menyuruh Sehun datang pagi sekali. Luhan ingin memberikan sesuatu pada Chanyeol sebelum Chanyeol sampai di sekolah.

" Kalau aku berangkat seperti biasa, rencana ku akan gagal! " kata Luhan. Sehun tiba-tiba menghentikan sepedanya, dan membuat Luhan hampir saja terjatuh. " Ya! Apa yang kau lakukan?! " teriak Luhan.

" Jadi kau menyuruh ku datang pagi sekali hanya gara-gara rencana bodoh mu itu?! " bentak Sehun.

" Wae?! Sehun-ah, palli kita harus segera berangkat! " Luhan menepuk-nepuk pundak Sehun agar segera berangkat. Sehun menghela nafasnya lalu mengayuh sepedanya dengan kencang.

Sampai di sekolah

Sehun memarkir sepedanya, Luhan segera turun dan berlari masuk ke dalam sekolah. Luhan menuju ruang guru sambil membawa sebuah coklat yang dibungkus dengan cantik. Sampai di ruang guru, dia mencari meja milik Chanyeol ssaem.

" Omo! Aku telat..! Banyak sekali coklat di meja Chanyeol ssaem " batin Luhan melihat banyak sekali coklat di atas meja Chanyeol.

Luhan pun keluar dari ruang guru dengan lesu, dia masuk ke dalam kelasnya. Ternyata Sehun sudah ada di sana, Luhan pelan-pelan duduk di bangkunya. " Ternyata sudah banyak coklat di atas meja Chanyeol ssaem.. Aku telat.. Ternyata yeoja-yeoja itu sudah datang duluan.. " kata Luhan lemas. " Sehun-ah, besok kita harus datang lebih awal lagi! Aku tidak mau kalah dengan yeoja-yeoja itu! Eoh? " Luhan mulai merasa sejak tadi tidak ada respon dari Sehun. Luhan pun menoleh ke bangku Sehun yang ada di sampingnya, ternyata Sehun tengah tertidur. " Aish.. Ternyata dia tidur.. " gumam Luhan. Tak sengaja Luhan terus memperhatikan wajah sahabatnya yang telah tertidur itu. Wajah polos Sehun yang sedang tidur menyita perhatian Luhan. " Ternyata Sehun.. Tampan juga.. " batin Luhan sambil terus memperhatikan Sehun.

" Apa yang kau lihat? " tanya Sehun tiba-tiba, matanya masih terpejam. Luhan terkejut dan langsung mengalihkan perhatiaannya ke arah lain.

" Si-siapa yang melihat mu? Huh! " Luhan lalu pergi keluar kelas.

" Huh.. Dia mengagetkan saja.. " gumam Luhan sambil mengelus dadanya dan bernafas lega.

" Lu Han.. Kau sudah datang? " tanya seorang namja. Luhan menoleh ke namja yang berdiri di sampingnya,

" Ch-Chanyeol ssaem? " Luhan kembali terkejut karena Chanyeol tiba-tiba menyapanya.

" Pagi sekali kau sudah datang? " tanya Chanyeol lagi.

" N-ne.. Se-Sehun menjemput ku lebih awal.. Dia bilang ada tugas yang harus dia selesaikan.. " jawab Luhan berbohong.

" Hmm.. Kau dekat sekali dengan Sehun.. Apa kalian.. " Chanyeol menggantungkan kalimatnya.

" A-aniyo.. Aku dan Sehun sudah bersahabat dari kecil dan kami selalu bersekolah di tempat yang sama. Rumah kami juga dekat.. " Luhan buru-buru menyanggahnya.

" Hmm.. Begitu? Syukurlah.. " ucap Chanyeol tanpa sadar.

" Ne? " tanya Luhan kurang jelas.

" Oh.. A-Ani.. Baiklah, aku masuk ke ruang guru dulu. Persiapkan untuk pelajaran ku nanti, oke? " Chanyeol mengacungkan jempolnya di depan Luhan.

" Oke, Ssaem.. " jawab Luhan sambil mengacungkan jempolnya juga.

Beberapa menit kemudian, murid-murid sudah berdatangan ke sekolah. Luhan duduk di bangkunya, dia mulai belajar Bahasa Inggris untuk mencuri perhatian Chanyeol. Lalu, Sulli seorang murid yeoja dari kelas lain masuk ke kelas Luhan. Perlahan dia menghampiri Sehun yang tidur di bangkunya.

" Sehun-ah.. " Sulli mencoba membangunkan Sehun dengan pelan. " Sehun-ah.. Jebal ireona.. " Sulli mengguncang-guncangkan badan Sehun. Luhan hanya melihat tingkah Sulli yang membangunkan Sehun.

" Wae? " tanya Sehun tanpa membuka matanya.

" Ada sesuatu yang ingin aku katakan " jawab Sulli. Akhirnya Sehun bangun dari tidurnya dengan malas.

" Mwo? " tanya Sehun lagi dengan wajah datarnya. Sulli mengatur nafasnya yang tengah memburu

" JADILAH NAMJA CHINGU KU! " kata Sulli dengan suara yang keras.

Luhan membelalakan matanya tidak percaya dengan ucapan Sulli. Sehun menatap Sulli tajam, lalu menoleh pada Luhan. " Jadilah, namja chingu ku Oh Sehun.. " kata Sulli lagi meyakinkan.

" Shirreo! " jawab Sehun lalu keluar kelas.

Sulli terdiam mendengar jawaban Sehun yang santai itu. " Sulli-yah.. Kau benar-benar yakin menyukai namja dingin seperti dia? " tanya Luhan menghampiri Sulli. " Tentu saja, aku akan berusaha agar dia mau menjadi namja chingu ku. SULLI FIGHTING..! " teriak Sulli, dia mengepalkan tangannya lalu keluar kelas mencari Sehun.

Bel pulang sekolah berbunyi, Luhan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

" Mirae-yah, palli.. " ajak Sehun.

" Kajja! " Luhan dan Sehun pun keluar kelas bersama.

" Lu Han..! " panggil seseorang. Luhan dan Sehun segera menoleh ke sumber suara, ternyata suara itu berasal dari Chanyeol. Ketika Chanyeol mendekat, Sehun dan Luhan membungkukkan badannya.

" Kalian mau pulang? " tanya Chanyeol.

" Ne.. " jawab Sehun singkat.

" Hmm.. Apa aku boleh mengajak Luhan pulang bersama? " tanya Chanyeol. Sehun hendak menolaknya, tapi Luhan segera menyelanya.

" Bo-boleh ssaem.. Dengan senang hati.. " jawab Luhan. Sehun menatap Luhan, hatinya terasa sakit. Dia tidak mau Luhan dekat dengan namja lain.

" Baiklah.. Kajja.. " ajak Chanyeol.

" Annyeong, Sehun-ah.. " pamit Luhan. Sehun memandang lurus pada Luhan yang bahagia di sisi Chanyeol, Sehun menundukkan kepalanya dan menyandarkan punggungnya di dinding. Namun seulas ide terlintas di benak Sehun, dia harus mengejar Luhan.

Sehun mengambil sepedanya di parkiran, dia melihat mobil Chanyeol yang membawa Luhan melintas di depannya. Sehun segera mengayuh sepedanya dengan kencang. Chanyeol dan Luhan yang berada di mobil tidak sadar kalau Sehun mengikuti mereka. Sehun terus berusaha megikuti mobil Chanyeol, namun dia tidak tahu kalau ada lubang besar di depannya.

BRAKKK..!

Sehun terjatuh, tangan dan kakinya berdarah. " Luhan-ah.. " lirihnya. Dilihatnya, mobil Chanyeol sudah melaju jauh ke depan hingga tidak terlihat.

Di perjalanan

Luhan senang sekali karena Chanyeol mengantarnya pulang. Dia terus memperhatikan Chanyeol yang tengah menyetir. " Wae? Kau melihat ku seperti itu? " tanya Chanyeol tiba-tiba membuat Luhan salah tingkah.

" A-aniyo, Ssaem.. Jeongseohamnida.. " Luhan mengalihkan perhatiannya ke depan.

" Lu Han, apa kau sudah makan? " tanya Chanyeol. Luhan hanya menggelengkan kepalanya,

" Baiklah, di sekitar sini ada café milik teman ku. Kau mau ke sana? " tanya Chanyeol lagi. Luhan menjawabnya dengan mengangguk.

Sampai di café

Luhan mengikuti Chanyeol di belakang, mereka memilih tempat duduk. " Duduklah.. " Chanyeol menyeret kursi agar Luhan bisa duduk. Pelayan menghampiri mereka dan membawa menu, setelah memesan terlihat seorang yeoja menghampiri Chanyeol.

" Chanyeol-ah.. " panggil yeoja itu. Chanyeol menoleh ke sumber suara

" Noona? Kau di sini? " tanya Chanyeol pada yeoja yang dipanggil Noona itu.

" Eoh.. Ya! Aku dengar kau menjadi Seonsaengnim di SMA Genie? Hwaaa~ Chukae~ " kata yeoja itu. " Hmm.. Nugu? " tanya yeoja itu ketika melihat Luhan.

" Ah.. Dia.. Murid ku.. " jawab Chanyeol malu-malu. Luhan berdiri dari duduknya dan memperkenalkan diri.

" Annyeong haseyo.. Lu Han imnida.. ".

" Annyeong haseyo.. Huang Zi Tao imnida.. Senang bertemu dengan mu Luhan-ssi. Baiklah aku harus pergi dulu. Aku belum tahu apartemen mu yang baru, hubungi aku nanti, eoh? Bye Chanyeol-ah.. " pamit Tao lalu pergi meninggalkan Luhan dan Chanyeol. Luhan melihat Chanyeol yang terus menatap kepergian Tao.

" Hmm.. Chanyeol Ssaem.. Apa dia teman mu? " tanya Luhan.

" Eoh.. Dia teman ku.. Dia cantik bukan? " jawab Chanyeol.

" Oh? N-ne.. Neomu yeppeo.. " Luhan mengacungkan jempolnya. Sebenarnya Luhan cemburu melihat kedekatan Tao dengan Chanyeol.

Setelah makan di café itu, Chanyeol kembali mengantarkan Luhan pulang. Sampai di depan rumah Luhan, Chanyeol turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Luhan.

" Kamsahamnida, Ssaem.. " ucap Luhan, Chanyeol hanya tersenyum. " Mau mampir dulu, Ssaem? " tawar Luhan.

" Hmm.. Ani.. Aku harus segera pulang, namdongsaeng ku akan ke apartemen ku. Mungkin lain kali.. " jawab Chanyeol.

Tak jauh dari depan rumah Luhan terlihat Sehun berjalan tertatih-tatih sambil menuntun sepedanya. Tangan dan kakinya terluka karena terjatuh tadi. Sehun melihat Chanyeol dan Luhan di depan rumah Luhan, seketika dia menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding di dekat sana. Sehun terus menatap pemandangan yang sebenarnya tidak ingin dia lihat. Luhan dan Chanyeol terlihat sangat akrab.

" Baiklah.. Aku pulang dulu.. Hmm.. Sampai ketemu besok, Luhan-ah.. " pamit Chanyeol.

" Oh.. Ne, Chanyeol Ssaem.. Hati-hati di jalan.. " Luhan melambaikan tangannya pada Chanyeol yang sudah masuk ke dalam mobil.

Ketika mobil Chanyeol sudah tidak terlihat, Sehun meneruskan perjalanannya untuk pulang. Luhan yang hendak masuk ke dalam rumah, melihat Sehun yang tengah berjalan tertatih-tatih.

" Sehun-ah? Wae? Sepeda mu rusak? " tanya Luhan khawatir.

" Ani.. " jawab Sehun berusaha menyembunyikan lukanya. Luhan melihat tangan dan kaki Sehun yang berdarah. " Ya! Sehun-ah?! Wae?! Tangan dan kaki mu.. Kau kenapa?! " Luhan meraih tangan Sehun.

" Gwaenchana.. " jawab Sehun seraya melepaskan tangannya dari Luhan. " Kajja! Kau harus diobati! " Luhan menarik Sehun agar mengikutinya masuk ke dalam rumah.

" Kenapa kau bisa seperti ini, eoh?! Apa ada yang menabrakmu?! " teriak Luhan yang membuat Sehun menutup telinganya.

" Obati saja dan diamlah.. " kata Sehun. Luhan pun meneruskan mengobati Sehun dengan hati-hati.

" Aahh..! " teriak Sehun.

" Mian.. Apakah sakit? " tanya Luhan.

" Menurutmu?! " bentak Sehun. Luhan kembali mengobati luka Sehun dan memberi perban. Tiba-tiba Luhan menundukkan kepalanya dan menangis.

" Ya! Wae geurrae? " tanya Sehun bingung melihat Luhan tiba-tiba menangis.

" Aku tidak suka melihat mu terluka seperti ini.. Aku tidak mau melihat mu sakit.. Harusnya aku pulang dengan mu tadi.. Jadi kita jatuh bersama.. " kata Luhan. Sehun menggelengkan kepalanya, tangannya meraih dagu Luhan sehingga Luhan menatap Sehun.

" Gwaenchana.. Aku kurang hati-hati tadi, kau tak perlu menangis. " jawab Sehun sambil mengusap air mata Luhan.

" Sehun-ah.. Berjanjilah kau akan berhati-hati.. " kata Luhan,

" Eoh.. " jawab Sehun lalu tersenyum.

Akhirnya, Sehun pulang ke rumahnya. Kris melihat Sehun terluka dan sepedanya rusak.

" Ya! Kau kenapa? " tanya Kris.

" Jatuh.. " jawab Sehun singkat lalu mencoba memperbaiki sepedanya yang rusak.

" Apa Luhan juga ikut terjatuh? Apa dia terluka? " tanya Kris lagi.

" Ani.. Dia tidak pulang bersama ku. Dia bersama guru baru itu " jawab Sehun. Kris menangkap kesedihan di wajah Sehun, dia tahu kalau selama ini Sehun menyukai Luhan. Kris mengelus punggung Sehun lembut untuk menenangkan adiknya itu.

TBC

Annyeong, ini ff lama ku yang baru aku post di sini. Ini ff yang terinspirasi dari MV nya EXO- Miracle in December di scene nya Sehun naik sepeda sambil bawa bunga kkkk~. Untuk ff ku yang sebelumnya, " MY ANSWER " belum bisa aku update chapter selanjutnya, masih belum ada ide juga. Jadi untuk mengisi waktu sambil menunggu kelanjutannya, aku post ff yang ini. Semoga kalian suka, jangan lupa review setelah membaca. Don't be siders, oke ? *bow