Naruto © Masashi Kishimoto ǀ Naruto Uzumaki x Hinata Hyuuga ǀ I take no material profits from writing this fanfiction.
Warning: AU. Drabble Vampfic! M for save.
Naruto menggigit tepat di lehernya, menancapkan gigi taringnya dalam-dalam di sana.
Membuat Hinata meringis kesakitan.
"Arrgghh," teriakan itu teredam oleh telapak lebar Naruto yang melingkupi bibirnya, mencegahnya untuk mengeluarkan suara lebih keras.
Lelaki bersurai pirang itu menghisap, menghisap dan terus menghisap. Membuat korbannya tak mampu memberontak lebih jauh lagi.
Menyesap darah Hinata merupakan suatu kebutuhan bagi pemuda itu. Rasanya yang manis bagaikan zat ekstasi bisa membuatnya mati gila apabila berhenti mengkonsumsinya.
Bagi vampir origin sepertinya, sangat sulit untuk menemukan asupan yang tepat. Tapi gadis ini mampu memberinya kesegaran yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Sudah beratus tahun lamanya ia mencari yang seperti ini, sayang baginya harus menunggu berabad terlebih dahulu baru menemukan. Namun itu sudah tak menjadi masalah lagi sekarang.
Merasa cukup, lelaki itu melepas gigitannya. Membuat Hinata yang kini telah lemas terjatuh ke dalam pelukannya dan segera ia tangkap.
Naruto mengusap bagian bibirnya yang ternodai oleh warna merah, sebelum ia melingkarkan tangannya untuk mendekap tubuh mungil si gadis yang terasa sangat pas untuknya.
Hinata memejamkan mata, mencoba meresapi kenyamanan dari hangat tubuh yang mengungkunginya. Meski ia merasa sangat lelah saat ini, namun ia mati-matian menjaga kesadarannya.
Walaupun ia harus merasakan sakit berulang-ulang, tak apa, asal untuk Naruto.
Hinata sendiri paham betapa tersiksanya sang pemuda apabila tidak mendapatkan jatah darinya. Seringkali, Naruto akan kehilangan kendali dan mengamuk bagaikan hewan liar. Maka dari itu, si gadis lavender sama sekali tak keberatan menyumbangkan sedikit miliknya pada lelaki itu.
"Naruto-kun..." gadis itu bergumam lirih. Entah kenapa, matanya terasa semakin berat.
Naruto membelai lembut belakang kepalanya, "Sst... tidurlah."
Karena Hinata mencintai pemuda itu, sangat. Hinata tak ingin melihatnya menderita bahkan biarpun cuma sedetik. Tak peduli meski Naruto hanya menganggapnya sebagai mangsa.
Ia bagaikan sebongkah gula mencintai seekor semut yang melumat habis dirinya.
A/N: heyyo im back xoxo pengen buat cerita tentang vampir-vampiran gitu eheh
