The Struggle of a Dream
Disclaimer : Naruto Mashashi Kishimoto
Author : Namikaze Fansboy
Rated : T
Genre: Romance/ Friendship/ Other
Pair : [Naruto X Sakura]
.
.
.
~XXX~ Chapter 1 ~XXX~
Tampak dua orang remaja yang usianya sekitaran 15 tahun sedang membicarakan sesuatu yang penting.
"Apa kau yakin dengan keputusanmu Sakura?" Tanya pemuda yang biasanya bersikap kalem kini tampak gelisah karena mendengar berita bahwa sahabatnya ini akan pindah Kota.
"Tentu saja Naruto, aku tidak bisa menolak keinginan orang tuaku lagipula di Akihabara nanti aku ingin ikut seleksi idol groub yang bernama Catalyst yang sedang pencarian generasi pertama yang di bawah naungan Akira-sensei" Jawab Sakura yang tampak bersemangat karena menjadi member dari sebuah idol groub adalah impiannya dari dulu.
"Jika itu sudah menyangkut apa yang kau impikan aku sudah tidak bisa melakukan apapun selain mendukung apa yang menjadi keputusanmu" Naruto nampak menghela nafas karena sejujurnya ia tidak ingin Sakura pergi.
"Terimakasih Naruto, kau memang sahabat terbaikku" Pekik Sakura yang langsung reflek memeluk Naruto, Naruto sendiri yang diperlukan seperti itupun tak dapat menahan rona merah yang ada dipipinya.
"Maafkan aku Naruto, tadi aku terlalu senang" Ucap Sakura sedikit gugup karena kelakuannya barusan.
"Tidak apa-apa, tapi jika kau harus berjanji satu hal padaku jika kau pergi" Ucap Naruto yang disambut tatapan tanya dari Sakura.
"Apa itu?" Tanya Sakura penasaran.
"Kau harus janji bahwa kau akan masuk dalam idol groub itu dan jangan pernah lupakan masa kita saat kita masih bersama seperti sekarang ini" Ucap Naruto mengacungkan jari kelingkingnya pada Sakura yang disambut riang oleh Sakura.
"Aku janji, tapi kamu juga harus berjanji tidak akan pernah melupakanku" Balas Sakura.
"Tentu saja, mana mungkin aku bisa melupakanmu. Gih kita kembali mungkin orang tuamu mencarimu" Ucap Naruto yang dibalas anggukan oleh Sakura.
Dan hari itu adalah hari dimana mereka terakhir bertemu karena keesokan harinya keluarga Sakura sudah pergi ke Akihabara, karena ayah dari Sakura mendapat promosi kerja ke Akihabara tentu saja ia tidak menyia-yiakan kesempatan itu.
~XXX~ The Struggle of a Dream ~XXX~
Tiga tahun sudah terlewat sejak perpisahan itu tampak Naruto sedang menatap langit sore sambil duduk di hamparan rumput ditaman, biasanya tiga tahun yang lalu ia selalu ditemani untuk menunggu datangnya sunset tapi tidak untuk sekarang karena ia menunggu sendiri.
"Apa kau tidak lelah melakukan kegiatan yang merepotkan ini setiap hari Naruto?" Terdengar sebuah suara dari belakang yang membuat Naruto menoleh yang kemudian ia dapati sahabatnya yang berambut nanas.
"Lalu aku harus bagaimana lagi Shika?" Tanya Naruto tenang, tapi Shikamaru tahu dari nada bicaranya Naruto saat ini sedang dalam keadaan yang kurang baik.
"Akupun tak tahu karena aku juga tidak tahu tentang apa-apa perihal wanita, karena bagiku wanita itu merepotkan" Ucap Shikamaru dengan nada malas kemudian mengambil tempat duduk disamping Naruto.
"Apakah mungkin dia sudah melupakan persahabatan kami selama ini?" Tanya Naruto pada Shikamaru berharap ia dapat memberikan jawaban yang membuat hatinya tenang.
"Mungkin, mungkin dia sudah lupa padamu mengingat dia sekarang sudah menjadi public figur yang terkenal, apalagi sekarang dia memiliki kekasih" Jawab Shikamaru yang semakin membuat Naruto tersenyum miris.
"Kau mungkin ada benarnya, padahal aku sering mengiriminya email yang tertera jelas namaku tapi sekalipun ia tidak pernah menjawab" Ucapnya dengan nada yang terdengar sendu.
"Mungkin kau juga harus belajar melupakan Sakura, kau tahu semakin kau memikirkan Sakura aku semakin dapat melihat perubahan pada dirimu" Ucap Shikamaru cemas mengingat Naruto yang sering melamun, mungkin ia karena ia sudah sangat merindukan Sakura.
"Aku tahu Shika, tapi paling tidak sebelum aku pergi aku ingin bertemu dengan Sakura dan menjalani hari-hari seperti dulu, lagipula aku tidak akan pernah menarik ucapanku, dan jika aku sudah berjanji maka sekuat dan semampuku akan kutepati" Ucapnya sendu, dan pelak itu membuat Shikamaru tersentak.
"Apa maksudmu pergi?" Tanya Shikamaru.
"Kau akan tahu nanti, tapi bukan sekarang mungkin lain kali" Ucap Naruto yang langsung berdiri bersiap untuk pulang mengingat hari sudah gelap meninggalkan Shikamaru yang masih duduk termangun ditempat mereka tadi.
"Naruto" Panggil Shikamaru yang membuat Naruto menoleh dengan muka penuh tanda tanya.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Shikamaru sedikit cemas dan curiga mengingat ucapan Naruto tadi
"Kurasa baik" Jawabnya kemudian langsung melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.
Naruto kini sedang berjalan menuju kerumahnya, ditengah perjalanan ia membuka ponselnya untuk mengecek pemberitahuan dan decakan kecewa langsung ketara diwajah Naruto, karena email yang sudah sekian kali ia kirimkan pada Sakura tak satupun mendapat balasan dari Sakura.
"Apa mungkin kau lupa padaku Sakura?, atau kau mungkin melupakan janji diantara kita Sakura?" Tanya Naruto entah pada siapa.
"Apa mungkin yang diucapkan Shikamaru bahwa sekarang Sakura sudah melupakanku?" Naruto berpikir apakah memang yang diucapkan Shikamaru itu benar atau hanya asumsi saja.
"Aku harus mencari tahu kebenarannya sendiri, aku harus pergi ke Akihabara untuk bertemu Sakura" Ucap Naruto yang bertekad untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya, kemudian sesegera mungkin ia harus sampai kerumah untuk membicarakan masalah ini pada kedua orang tuanya.
~XXX~ The Struggle of a Dream ~XXX~
"Tadaima" Mendengar suara panggilan dari luar seorang Wanita baya berambut merah yang sedang duduk santai di ruang keluargapun menengok yang kemudian mendapati sosok Naruto.
"Okaeri, bagaimana harimu Naru?" Tanyanya pada Naruto.
"Seperti biasa Ibu, tidak ada yang menarik" Jawabnya seraya duduk disamping sang ibu.
"Ada apa denganmu, apa ada yang ingin kau bicarakan dengan Ibu" Terka Kushina karena mendapati wajah sang putra yang nampak bimbang.
"Darimana ibu tahu?"
"Ini hanya insting tentang seorang ibu, dan biar ibu tebak pasti ini karena Sakura kan?" Tanyanya Kushina yang dibalas anggukan oleh Naruto.
"Ya, lagi-lagi ia tidak menanggapi pesanku, atau mungkin dia sudah lupa padaku karena sekarang ia sudah terkenal?" Tanyanya pada sang ibu.
"Aku tidak tahu, tapi percayalah pada hatimu karena hati tak pernah bisa berbohong" Jawabnya langsung membuat Naruto tersenyum simpul.
"Kalau begitu bolehkan meminta izin?" Tanya Kushina heran.
"Ibu menyuruhku untuk percaya pada hatiku, dan kini hatiku berbicara bahwa aku harus pergi ke Akihabara" Jawabnya yakin.
"Tapi bagaimana kondisimu disana?" Tanya Kushina cemas.
"Aku tidak akan apa, lagipula aku juga ingin melanjutkan kuliah di Akihabara, dan juga jika aku merasa tidak mampu maka aku akan berhenti" Jawabnya memohon agar sang ibu mengizinkan karena jika Kushina mengizinkan maka tidak ada alasan bagi sang ayah untuk berkata tidak.
"Huh, baiklah sepertinya ibu tidak bisa melarangmu jika ini menyangkut hati" Ucap Kushina yang langsung membuat Naruto tersenyum cerah.
"Ada apa ini, sepertinya ada pembicaraan yang penting?" Naruto dan Kushina menoleh dan mendapati pria dewasa yang fisiknya sama dengan Naruto.
"Naruto, ia ingin melanjutkan pendidikannya ke Akihabara" Ucap Kushina yang membuat Minato terbelalak.
"Apa? Kau tahu itu kota yang jauh dari Konoha, lalu bagaimana dengan kondisimu?" Tanya Minato keberatan.
"Aku tidak akan apa, lagipula ibu sudah memberi izin" Ucap Naruto penuh kemenangan, sementara Minato langsung mengalihkan pandangannya kearah sang istri dan mendapatinya memandangi dirinya penuh maaf.
"Jika ibumu sudah berkata demikian maka aku tidak bisa berbuat apa-apa, tapi ada syaratnya" Ucap Minato yang membuat Naruto menaruh atensi penuh pada Minato.
"Apa itu?"
"Aku akan meminta Karin untuk menemanimu di Akihabara" Mendengar itu Naruto terbelalak, bagaimana mungkin ayahnya menyuruh kakaknya yang super proktektif padanya itu menjaga dirinya.
"Tapi ayah tahukan bahwa saat ini Karin-nee sedang berada di London" Ucap Naruto berusaha menolak syarat dari sang ayah.
"Karin akan mendarat dijepang besok, karena sekolah S1 kedokterannya sudah selesai lagipula dia ingin melanjutkan di jepang karena ia merindukanmu, maaf jika ibu tidak memberitahumu" Ucap Kushina memberikan jawaban yang tadinya ditunjukan pada Minato.
"Huah, sepertinya tidak apa-apa yang aku ucapkan tadi rasanya tidak mungkin jika ada Karin-nee" Ucap Naruto yang langsung lemas sambil bersandar disofa, melihat sang putra yang sepertinya tidak bisa menolak syarat itu membuat Minato tersenyum.
'Hanya ini yang bisa aku berikan pada Naruto terimakasih Kami-sama karena memberiku kesempatan, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika nyatanya kau lebih menyayangi Naruto' Batin Minato yang sedikit cemas pada Naruto.
"Lalu kapan kau ingin berangkat ke Akihabara?" Tanya Minato.
"Penerimaan mahasiswa baru kemungkinan baru akan dibuka hari rabu, jadi aku akan berangkat Lusa" Jawab Naruto.
"Kuharap kau baik-baik disana, dan ingat jangan pernah mengambil kerja part time disana karena kami bisa mentransfer uang untuk kepeluanmu dan check up rutinmu selama tiga minggu sekali" Nasehat Kushina yang dibalas anggukan bosan oleh Naruto.
"Kau tidak boleh mengeluh seperti itu Naru, kami melakukan semua itu karena kami menyayangimu, dan kau harus ingat bahwa saat ini kau sedang sakit jadi jangan terlalu memaksakan diri" Nasehat Kushina lagi yang lagi-lagi dibalas anggukan malas, tapi dalam hati ia senang karena ini artinya kedua orang tuanya menyayangi dan memperhatikan dirinya.
~XXX~ The Struggle of a Dream ~XXX~
Dilain tempat nampak seorang gadis bersurai pink nampak sedikit kesal setelah tadi menerima telepon dari seseorang.
"Ada apa Sakura?" Tanya gadis berambu pirang dengan ikat pony tail pada gadis bernama Sakura.
"Sasuke-kun, dia tadi menelponku dan memberitahu bahwa acara dinner kita nanti malam ditunda karena sepertinya ia masih memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan Ino" Jawab Sakura pada Ino yang merupakan teman satu tempat belajar yaitu Cataliyst Idol Groub yang dibawah naungan Akira-sensei dan Universal Music Japan.
"Dia membatalkan dinner kalian lagi? lalu apa alasannya sekarang?" Tanya Ino memberikan penekanan pada kata lagi.
"Aku juga tidak tahu apa urusannya yang pasti ini menyangkut sebuah program media yang harus ia lakukan" Jawab Sakura yang nampak sedih karena ini sudah kesekian kalinya Sasuke membatalkan acara kencan mereka.
"Dia itu selalu saja, aku tidak mengerti dirinya ia selalu protektif padamu jika sedang berbincang dengan fanboy tapi ia juga sering mengacuhkanmu" Ucap Ino yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sasuke.
"Aku juga tidak tahu Ino, tapi yang pasti aku mengetahui bahwa ia juga mencintaiku seperti halnya diriku yang mencintainya" Balas Sakura.
"Terserah padamu Forehead" Ucap Ino acuh.
"Oh ya, apakah Catalyst akan mengadakan tour concert?" Tanya Ino pada Sakura.
"Ya, Tapi sepertinya aku tidak akan mengikuti tour concert itu" Jawab Sakura.
"Kenapa?"
"Tidak semua member ikut Pig, lagipula juga aku masih memeliki acara dorama" Jawab Sakura yang dibalas anggukan oleh Ino.
"Tapi sayang sekali padahal aku ingin menikmati pemandangan yang indah nantinya" Lanjutnya yang membuat Ino terkekeh.
"Kau sendiri apakah kau akan ikut dalam tour concert besok?" Tanya Sakura.
"Tidak, kemarin aku sudah meminta persetujuan pada Akira-sensei, lagipula masih ada generasi 2 dan 3kan? kalau perlu generasi 4 yang masih trainee, tidak perlu generasi 1" Jawab Ino.
"Rencananya sih mayoritas tour concert akan diikuti kebanyakan generasi 2 dan 3 karena sebagai sarana untuk memperkenalkan mereka, dan kemungkin generasi 1 yang akan ikut adalah Shion, Sara, dan Hinata" Balas Sakura.
"Menurutku juga seperti itu, karena kebanyakan dari generasi satu banyak kepadatan sendiri terutama acar media yang ditawarkan pada Catalyst" Tanggap Ino.
"Yap, dan sekarang Kurasa aku merasa lapar, mau menemaniku mencari makanan?" Ajak Ino yang mendapat anggukan dari Sakura, setelah itu mereka melangkahkan kakinya untuk mencari makanan diluar dan kemudian mereka menemukan restoran yang menurut mereka cocok.
"Oh ya Sakura kau akan melanjutkan keperguruan tinggi mana?" Tanya Ino pada Sakura disela acara makan mereka.
"Sepertinya aku akan mendaftar sebagai Mahasiswi di Akihabara University di fakultas kedokteran, aku dengar disana fakultas kedokterannya sangat bagus" Jawab Sakura pada Ino.
"Benarkah? aku juga ingin mendaftar disana dan kurasa kita bisa satu kampus" Ucap Ino senang.
"Ya, tapi untuk mapel kuliah, kita harus menyesuaikan dengan jadwal dari Catalyst" Ucap Sakura pada Ino.
"Siap, nyonya general manager" Ucap Ino sembari mendengus yang mendapat kekehan dari Ino.
Setelah itu mereka terlibat obrolan ringan kadang tertawa karena ucapan humor yang dikatakan oleh lawan bicaranya.
~XXX~ The Struggle of a Dream ~XXX~
Tampang seorang pemuda berambut pirang yang dibelakangnya terdapat dua orang paruh baya sedang duduk di Konoha International Airport denagn tampang yang tidak menunjukan bahwa keadaannya sedang baik.
"Sebenarnya kapan Karin-nee akana datang, kita sudah menunggu hampir dua jam" Ucap Naruto bosan.
"Kakakmu baru saja memberitahu dalam beberapa menit lagi dia akan mendarat" Jawab Kushina pada Naruto.
"CK, kenapa juga aku harus ikut menjemput Karin-nee" Ucap Naruto menggerutu.
"Jangan seperti itu, itu permintaan dari kakakmu ia berkata bahwa ia sangat merindukanmu maka ia ingin kau datang kesini" Jawab Minato pada Naruto.
"Benar, lagipula kau jangan terlalu menggerutu dan marah-marah seperti itu karena itu bisa memicu kambuhnya penyakitmu" Ucap Kushina yang sedikit khawatir pada putranya ini.
"Tidak apa, aku tidak apa-apa Ibu" Balas Naruto yang berusaha menenangkan ibunya yang selalu khawatir padanya mengingat penyakit turunan namun penyakitnya ini memarah sejak dua tahun belakangan ini.
Tak lama berselang Naruto dapat melihat sosok yang fisiknya mirip dengan ibunya yang membedakan ia hanya memakai kacamata.
"Lihat, Karin-nee sudah sampai" Ucap Naruto, sedangkan Minato dan Kushina menengok kearah direksi yang Naruto tunjukan.
"Karin" Panggil Kushina sambil melambaikan tangannya yang membuat Karin menyadari ada yang sedang memanggilnya.
"Ayah, Ibu, Naru" Panggil balik Karin yang berjalan cepat menuju arah keluarganya.
"Wah wah, bagaimana kabar dokter muda ini" Ucap Minato menggoda putri sulungnya ini.
"Ayah apaan sih, lagipula aku masih ingin menyelsaikan S2ku dijepang" Balas Karin dengan wajah memerah karena malu.
"Ngomong-ngomong kau juga datang Naru? apa kau tidak apa-apa wajahmu terlihat pucat tipis" Tanya Karin dengan wajah yang ketara khawatir.
"Aku tidak apa" Jawab Naruto dan didalam hati ia mengerutuki kakaknya yang mengambil fakultas kedokteran yang membuatnya dengan mudah mengetahui keadaan orang yang sedang sakit.
"Apa benar begitu" Naruto hanya dapat menghela nafas karena penyakit son complex yang diderita ibunya kini kambuh lagi.
"Tentu saja Ibu, aku tahu mana orang yang sehat mana yang bukan" Jawab Karin.
"Sungguh aku tidak apa, hanya kepalaku sedikit pusing saja" Ucap Naruto memberikan alasannya.
"Sudahlah lebih baik kita pulang karena tak baik untuk kesehatanmu Naruto, dan soal yang kemarin kita bicarakan nanti dimobil bersama kakakmu" Ucap Minato yang mendapat anggukan dari semuanya.
Kemudian keluarga kecil itu berjalan keluar dari Airport menuju tempat parkir dimana mobil yang akan mereka gunakan untuk pulang diparkirkan disana.
~XXX~ The Struggle of a Dream ~XXX~
Sesampainya dirumah Naruto langsung menuju kekamar dan membaringkan tubuhnya kekasur, karena sebenarnya sedari tadi ia merasakan kepalanya sudah berkunang-kunang dan dadanya terasa sesak tak lupa muka yang pucat tapi beruntungnya ia dapat menyembunyikan itu dari kedua orang tuanya dengan mengoleskan krim pelembab pada wajahnya tapi sayang itu tidak berlaku untuk kakaknya yang merupakan lulusan fakultas kedokteran.
"Rasanya kepalaku mau pecah saja" Gumam Naruto sambil memegang kepalanya yang teramat pusing itu, kemudian ia memutuskan untuk tidur supaya saat bangun nanti rasa sakitnya sudah berkurang.
Tok! Tok!
Terdengar sebuah ketukan pintu yang membuat Naruto harus mengurungkan niatnya untuk tidur.
"Masuk" Setelah Naruto menyuarakan izinnya tampak sang kakak masuk kedalam kamarnya.
"Ada apa?" Tanya Naruto pada Karin yang datang kekamarnya.
"Tidak apa-apa, hanya ingin melihat adikku yang sok kuat dan pandai berakting ini" Jawab Karin membuat Naruto menautkan alisnya bingung.
"Apa maksud Neechan?" Tanya Naruto bingung.
"Kau pikir aku bodoh, kau sengaja memakai krim pelembab untuk menutupi wajahmu yang pucat itu, dan aku yakin kepalamu tadi sangat pusing karena terlihat jelas dari matamu yang nampak selalu berputar-putar, dan juga aku yakin dadamu sesak karena aku melihat nafasmu tidak beraturan seperti habis berlari" Ucap Karin telak.
'Sial' Hanya umpatan batin yang dapat Naruto suarakan karena inilah yang tidak ia suka jika memiliki kakak yang pintar apalagi dibidang kedokteran seperti Karin.
"Yang kau ucapkan memang benar Neechan dan kau selalu tahu tentang dirku, tapi jangan beritahu ayah dan ibu aku tidak ingin membuat mereka cemas dan bisa bisa mereka membatalkan persetujuan mereka untukku agar dapat kuliah di Akihabara" Pinta Naruto pada sang kakak.
"Baiklah, tapi kau harus berjanji saat di Akihabara kau harus berjanji untuk mendengarkan semua ucapanku karena ayah menitipkanmu padaku" Ucap Karing yang dari sorot matanya terdapat rasa cemas pada saudaranya ini.
"Akan aku usahakan tapi aku tidak bisa berjanji" Jawab Naruto yang hanya dibalas helaan nafas dari Karin.
"Sekarang aku tanya, kau ke Akihabara untuk melanjutkan pendidikan atau karena Sakura?" Tanya Karin yang lagi-lagi telak memaku Naruto ditempat.
"..." Naruto tidak bersua dan hanya dapat diam membuat Karin merasa gemas dengan saudaranya ini.
"Apa ada masalah diantara kalian?" Tanya Karin.
"Aku juga tidak tahu yang pasti ia tidak pernah menghubungi sejak ia masuk ke Catalyst Idol Groub dan sekalipun aku yang menghubunginya ia tidak pernah membalasnya" Jawab Naruto yang tampak sendu, sedangkan Karin tak menyangka adiknya yang biasanya bertampang tenang dan cool ini menampakkan wajah sedih.
"Jadi kau ke Akihabara untuk meminta penjelasan pada Sakura?" Tanya Karin yang mendapat gelengan dari Naruto.
"Bukan itu yang aku inginkan, yang aku inginkan disisa umurku yang mungkin tidak lama ini aku ingin bertemu dengannya dan dapat kembali seperti dulu" Jawab Naruto yang membuat Karin melotot penuh amarah.
Plak!
Rasa panas menjalar kepipi kanan Naruto setelah sebuah tamparan mendapat dipipi yang terdapat tiga guratan halus itu.
"Sekali lagi kau berbicara seperti tadi aku pastikan kau tidak akan bangun selama seharian" Ucap Karin tajam dengan tatapan sengit terarah pada Naruto yang sontak membuat nyalinya menciut seketika.
"Tapi kau juga tahu apa ya-..." Ucapan Naruto terpotong kala Karin menyela dengan cepat ucapan Naruto.
"Kita ini adalah manusia yang tidak akan mengetahui selama apa kita bisa hidup, kita hanya dapat memperkirakan dan tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Kami-sama" Ucapan Karin melembut dengan setetes likuid bening menetes dari matanya.
"Kau benar Neechan maafkan aku" Ucap Naruto sambil menunduk merasa bersalah pada kakaknya ini.
"Bukan masalah, lebih baik kau berkemas untuk besok karena pagi-pagi kita akan berangkat dan secepatnya mendaftar di Akihabara University" Nasehat Karin pada adiknya yang dibalas anggukan.
"Kalau begitu aku keluar dulu, karena aku tidak punya banyak waktu untuk beristirahat karena aku harus mempersiapkan kuliah S2ku" Ucap Karin yang kemudian berjalan keluar dari kamar Naruto, sedangkan Naruto sendiri tak dapat menanahan senyumnya walau kakaknya ini cerewet ataupun apa tapi yang pasti kakaknya itu menyayangi dirinya lebih dari apapun.
~XXX~ The Struggle of a Dream ~XXX~
Naruto dan Karin kini sudah selesai dengan acara packing mereka dan kini mereka sudah berada didepan rumah bersiap untuk berangkat menuju Akihabara.
"Kalian harus berhati-hati, jangan mengebut dijalanan Karin" Ucap Kushina pada kedua anaknya ini.
"Tenang saja Ibu aku tidak akan menyetir dengan kecepatan tinggi lagipula kan ada Naru bersamaku" Ucap Karin pada Ibunya.
"Baiklah, kalau begitu Ibu titip adikmu padamu ya" Ucap Kushina menitipkan Naruto pada Karin.
"Tidak perlu Ibu minta pasti aku akan menjaganya sendiri karena aku menyayangi Naru" Jawab Karin pada sang Ibu yang membuat Kushina maupun Minato bangga pada putri sulungnya ini.
"Kalau begitu kami berangkat dulu" Ucap Naruto yang kemudian menyeret sang kakak untuk memasuki mobil.
Dan mobil itu pergi menjauh dari kediaman Namikaze dan akan menuntun mereka menuju Akihabara untuk menunggu apa yang akan menunggu mereka nanti di kota baru dengan suasana yang baru, tapi yang pasti Naruto mengaharapkan satu hal yaitu Haruno Sakura.
~XXX~ TOBE CONTINUED ~XXX~
Yo Minna ini Fiction baru dari Namikaze Fansboy, menurut kalian bagaimana? kuharap para Reader menyukainya karena Ficition ini yang terinspirasi dari Idol Groub yah untuk Chapter depan saya akan menambahkan lirik dari lagu AKB48 karena tidak mungkin saya menggunakan lagu JKT48 hehe...
Oh ya untuk Ficiton Croscover seperti The Destiny of Hearth dan The White Wolf kemungkinan akan sangat lama sekali updatenya karena saya baru niat melanjutkan nanti setelah ujian Nasional 4 april mendatang jadi Gomennasai :D... Jaa ne
.
.
.
Dont Forget For...
R
E
V
I
E
W
