Chapter 1. Aku merindukanmu Yoon...
"Aaaa... capeknyaa..." peluh Jimin. Hari ini ia menghadapi banyak pembeli. Wajar saja, warung kopi atau istilah kerennya cafe dikelola olehnya sendirian. Mulai dari menyapu, mengepel, mengantar pesanan, membuat pesanan, dan pekerjaan lainnya dikerjakan olehnya sendiri. Jin sang ibunda Jimin sudah pernah menyarankannya untuk mempekerjakan seorang karyawan untuk membantunya. Namun, Jimin tidak mengindahkannya. Karena ia merasa semua pekerjaan masih bisa ia kerjakan. Ditengah istirahatnya itu, tiba tiba terlintas di pikirannya mengenai mantan terindahnya sewaktu sekolah menengah. Masih terekam jelas suara gadis itu dalam memori otaknya. Wajahnya yang seputih kapas membuat Jimin kembali menangisi mantan yeoja chingunya tersebut. Tangan mungilnya meraih ponsel yang terletak di atas tempat tidurnya. Telunjuknya singkat mencari foto yeoja yang berhasil membuat Jimin tidak bisa melupakan sosok gadis itu.
"Kenapa sulit sekali untuk melupakanmu?Apa yang telah kau lakukan ? Hah! Kau harusnya bertanggungjawab! Bukannya pergi begitu saja tanpa ada kata pamit padaku!" Seru Jimin seakan akan ingin memarahin gadis itu.
"Yoongi-ya. Sebenarnya kau ada di mana? Bogosipeo." Tangisan Jimin sudah tak terbendung lagi. Tangan mungilnya menutupi matanya yang kini banjir lantaran menangis.
Ddrreeeetthh
Ponselnya bergetar. Pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Jimin pun segera membuka pesan yang ternyataaa...
