capter 1
Naruto dan One piece bukan punya saya.
Rate : T
Warn : occ . Gj . typo
Please don't read if you don't like
it"JUST FOR FUN"
Happy Reading
Naruto pow
Halo, perkenalkan namaku adalah Uzumaki D Naruto. Kalian pasti heran, kenapa namaku memiliki .D. di tengahnya?. Kalau kalian bertanya soal itu, aku juga tak tau.
Umurku sekarang 12 tahun, dan mulai minggu lalu aku hidup sendiri. Ya, aku dulu tinggal di sebuah panti asuhan di dekat pantai. Kata mereka aku di temukan di sebuah perahu kecil saat tahun baru, bertepatan saat laut di penuhi kabut dan aurora di atasnya.
Aku di temukan di sebuah perahu kecil, bersama dengan secarik kertas bertuliskan nama Uzumaki D Naruto. Ya, mereka menamaiku dengan sebuah nama yang mereka temukan di dalam secarik kertas yang datang bersamaku.
Sekarang aku tinggal di sebuah rumah kontrakan di pesisir pantai. Para pengurus panti hanya menyewakan 1 bulan rumah kontrakan, dan uang hidup untuk satu bulan. Dan sekarang, aku harus mencari uang sendiri, untuk kehidupanku kedepannya.
Aku sekarang bekerja sebagai nelayan. Sebenarnya sih aku cuma asisten nelayan. Tapi hari ini, kebetulan nelayan yang aku bantu sedang sakit. Jadi, aku berlayar sendiri untuk hari ini.
"Yos semuanya sudah siap" Ucapku, setelah mengecek semua peralatan yang harus aku bawa sudah siap.
Akupun berlayar seorang diri untuk pertama kalinya. Sebenarnya aku ragu untuk berlayar seorang diri. Tapi kalau tidak berlayar untuk mencari ikan, aku akan makan apa.
~X~
Sekarang aku tengah berada di lautan lepas. Aku cukup lama menjaring ikan di sini, dan aku juga telah cukup bayak mendapatkan hasil tangkapan.
Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa hari sudah sore, dan Aku memutuskan untuk pulang sebelum malam tiba.
Setelah menyimpan hasil tangkapan, aku membereskan jaring yang telah ku pakai. Namun tiba tiba angin berhembus kencang, dan hujan turun dengan derasnya.
Aku yang sedang membereskan jaringku, terpaksa merelakannya untuk hanyat. Aku tak punya pilihan selain melepaskan jaringku tersebut, jika tidak aku akan ikut hanyut terbawa ombak.
Obak semakin lama semakin besar, dan aku hanya dapat pasrah tak punya pilihan. Dan saat sebuah gelombang setinggi 10 meter menabrak perahuku, aku pun tak sadarkan diri.
Naruto pow end~
~xXx~
Other pow~
Matari bersinar dengan gagahnya, di temani beberapa awan kecil di atas langit yang cerah.
Di wilayah calm belt, tepatnya di sebuah pulau tak berpenghuni di dekat pulau wanita amazon lili. Seorang anak laki laki, kira kira berumur 12 tahun tengah terdampar dalam keadaan tak sadarkan diri.
"ennggghh" Terlihat pemuda tadi mulai mengerkan tanganya, tanda ia akan sadar.
Tak lama pemuda itu sadar dari acara tidurnya. " Uhuk uhuk" Pemuda itu terbatuk batuk saat ia merasakan tenggorakanya penuh dengan air.
"Sial, kenapa tiba tiba badai datang. Dan sekarang dimana aku" Ucap pemuda itu melihat ke arah perahunya yang hampir hancur. " Mana kapalku hancur, tidak bisakah lebih buruk dari ini" Sewot pemuda pirang itu aka Naruto.
Goarr
Mungkin tuhan mengabulkan doa bocah pirang itu, tiba tiba terdengar suara auman binatang buas dari tengah hutan.
Sialan, suara apa lagi itu. Kenapa harus doa menyedihkanku yang terkabul.. Siall" Gerutu Naruto, meratapi nasib sialnya.
Setelah mendengar suara menakutkan tadi, Naruto memutuskan bersembunyi. Tapi setelah hampir setengah jam ia menungu, tak ada seekor hewanpun yang ia lihat.
Dengan perlahan, Naruto keluar dari persembunyiannya. " Sepertinya hewan tadi tak datang ke sini" Naruto melirik ke segela arah.
Setelah memastikan aman, ia langsung melihat kondisi perahu miliknya. "Bagaimana ini, perahuku hancur. Bagaimana aku bisa pulang" Ratap Naruto memandang kapalnya yang malang.
"Aku harus memperbaiki perahuku, minimal agar aku bisa keluar dari pulau ini dan meminta bantuan. Sepertinya aku melihat sebuah pulau tak jauh dari sini." Tekad Naruto.
Setelah memastikan keberadaan sebuah pulau yang berpenghuni, tak terlalu jauh dari tempatnya. Naruto memutuskan untuk menangkap ikan, sebagai bahan makananya malam ini.
Naruto menyelam di lautan sudah sekitar setengah jam. Tapi tak ada satupun ikan yang ia dapat. Ia hanya menemukan sebuah buah aneh. Buah tersebut berbentuk seperti manggis, berwarna merah dengan pola seperti petir.
Dengan penuh emosi, Naruto memutuskan untuk menyudahi acara mencari ikannya, dan pasrah harus memakan buah aneh yang ia temukan. "Kenapa aku selalu sial, bahkan tak seekorpun ikan yang aku temukan. Dan buah macam apa ini, sangat aneh dan sepertinya beracun" Naruto mengomel akan Nasib sialnya.
kruk... kruk
Suara perut Naruto yang berhard core ria, meminta jatahnya untuk di isi. "Sial.. Aku sangat lapar, apakah aku terpaksa harus memakan buah aneh ini. Tapi kalau beracun aku akan mati, apa aku mencari makan ke dalam hutan saja?. Tidak tidak, aku tak siap menjadi santapan hewan liar di hutan sana, tapi aku sangat lapar" Perdebatan logika Naruto terus berlanjut.
"Ahh terserahlah, aku akan memakan buah ini. Jika buah ini beracun, setidaknya aku akan langsung mati. Dan jika tak beracun, aku tak kelaparan lagi" Naruto memakan buah aneh yang ia dapatkan.
"huek huekk... Kusoo, kenapa buah ini sangat tak enak. Tapi terserahlah, aku sangat lapar dan sepertinya tak beracun" Ucap Naruto menghabiskan buah aneh yang ia dapat tersebut.
Setelah memakan buah aneh yang ia dapat, Naruto memutuskan untuk segera tidur. Dan bersiap untuk hari esok yang melelahkan.
~X~
Malam telah berlalu, dan matahari kembali bertugas menyinari hari seperti biasanya.
Tak tak
duak
prang
klontong.
Terlihat tokoh utama kita sedang mengukur, memotong, mutar.. Putar balikan, kencangkan... Kita bekerja sama, semuanya memperbaiki.. Eh magsudnya dia hanya sedang memperbaiki perahunya.
"Hah sangat melelahkan, tapi sepertinya tinggal sedikit lagi" Naruto mengusap kringat yang mengucur di dahinya.
kriuk. kriukk
Sepertinya perut Naruto sudah meminta kembali jatahnya. Ya karena dia belum makan apapun lagi selain buah aneh yang ia makan kemarin.
"Ah aku sangat lapar, aku belum memakan apapun selain buah aneh kemarin. Dan entah kenapa, aku jadi tak bisa berenang sekarang. Setiap kali aku masuk ke air laut, tubuhku akan langsung lemas dan tak berdaya" Curhat Naruto pada dirinya sendiri.
"Apakah aku harus masuk ke dalam hutan" Pikirnya. Namun, ia melihat sebuah asap yang mengepul dari pulau yang ia lihat kemarin.
"Sepertinya pulau itu benar benar berpenghuni. Aku harus ke sana, aku tak mau mati muda di sini" Pikir Naruto. Ia bergidik ngeri, membayangkan ia akan mati muda di pulau itu.
Setelah mempertimbangkan 99 kali, Naruto memutuskan untuk nekad pergi. Ia mendorong perahunya sedikit ke tangah, lalu segera meloncat ke atasnya.
"Ya tuhan, mudah mudahan aku sampai dengan selamat ke pulau itu" Harap Naruto. Ia mendayung dengan sekuat tenaga yang ia punya, agar segera sampai ke pulau tujuannya.
Setelah hampir 20 menit ia mendayung, akhirnya dia sampai di pulau yang ia tuju. "Sukurlah aku sampai sebelum perahuku tenggelam. Jika tidak, aku pasti mati di dasar laut" Ucap Naruto bersyukur.
Naruto sampai di sebuah pulau yang cukup normal menurutnya. Dia masih bergidik ngeri, saat mengingat suara suara mengerikan dari dalam hutan, tempatnya terdampar kemarin.
"Kemarin aku melihat asap berasal dari sini. Aku harap pulau kecil ini memiliki penghuni" Naruto mulai berkeliling melihat pulau tempatnya sekarang. "Dan aku harap, di sini tak ada hewan mengerikan." Tambah Naruto.
Setelah lama berkeliling di daerah bibir pantai, ia menyimpulkan bahwa ia sekarang berada di bagian belakang pulau tersebut. Karena ia melihat, ada asap mengepul di bagian lain pulau tersebut. Dan saat ia ingin ke sana, dia terhalang sebuah tebing yang sangat tinggi.
"Ah sial, kenapa aku malah menepi di bagian belakang pulau ini. Dan kenapa harus ada tebing, setinggi itu menghalangi." Naruto menggerutu akan nasib sialnya yang tak hilang hilang.
Setelah memastikan tak ada jalan untuk sampai di bagian pulau yang lain, ia memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan mencari makanan. "Sebaiknya aku mencari makan di dalam hutan, aku harap aku bisa mengisi perutku yang demo ini" ucapnya.
Naruto memutuskan untuk masuk ke dalam hutan. Ia berjalan dengan waspada dan hati hati, ia tak mau sesuatu yang ia tak inginkan terjadi padanya.
Setelah masuk cukup jauh ke dalam hutan, ia melihat semak semak di depannya tiba tiba bergoyang. Ia sangat takut, dan mengira ngira apa yang ada di balik semak itu.
"Aku harap, itu bukan binatang buas" Naruto berbicara dengan tubuh yang bergetar ketakutan..
Roarr
Dari balik semak yang bergerak gerak tadi, muncul seekor beruang hitam yang cukup besar. "Aaaaaa " Naruto ketakutan setengah mati, melihat seekor beruang yang tiba tiba muncul di depannya.
Naruto yang ketakutan setengah mati, langsung berlari menghindari beruang tadi. Namun beruang hitam itu juga berlari mengejar Naruto. "Sial, kenapa dua hari ini aku selalu sial." Naruto berucap kesal bercampur rasa takut.
Semakin lama, beruang yang mengejar Naruto semakin mendekat. Dan Naruto semakin panik dan ketakutan, karena beruang tersebut terus berusaha mencakarnya.
srett srett
Namun tiba tiba muncul percikan petir berwarna merah dari seluruh tubuh Naruto. Dan saat itu pula, Naruto merasakan seluruh tubuhnya sangat ringan.
Srett
Naruto yang dari seluruh tubuhnya mengeluarkan percikan petir, langsung menghilang dengan kecepatan yang menyamai kecepatan cahaya. Meninggalkan si beruang dengan tatapan tak percaya.
Srett
Naruto menghentikan larinya. Ia menatap takjup, akan apa yang terjadi pada tubuhnya. " Ap-apa yang barusan terjadi. Kenapa aku bisa secepat itu. Dan kenapa dari tubuhku, muncul percikan petir berwarna merah?." Batinya bertanya tanya.
Naruto terus memerhatikan seluruh tubuhnya, ia masih tak mengerti akan apa yang terjadi barusan.
"Sebaiknya aku coba sekali lagi" Pikir Naruto. "Aku harap, tadi itu bukan imajinasiku saja" Tambahnya
Sreet sreet srett
Naruto meselat dari satu tempat ke tempat lain dengan sangat cepat. Dan Ia hanya meninggalkan sebuah kilatan merah, saat ia bergerak.
Namun, sepertinya Naruto belum terlalu menguasai kekuatan yang baru saja ia dapatkan itu. Terbukti dengan ia yang berakhir menabrak sebuah pohon.
Duukk
Naruto terbentur sebuah pohon besar dengan cukup keras, dan iapun berakhir pingsan.
~X~
"Apa kau mendengar suara itu." Ucap seorang gadis berambut kuning, dengan pakaian minim.
"Ya, sepertinya dari arah timur" Jawab teman dari wanita tadi.
"Ayo kita lihat,"
Tak jauh dari tempat Naruto pingsan. Terlihat tiga orang gadis, dengan pakaian cukup terbuka dan membawa sebuah panah.
Tap tap
Tiga orang gadis tadi sampai di tempat Naruto pingsan. " Lihat ada seorang anak perempuan yang pingsan" Ucap teman wanita si gadis kuning pada si kuning.
"Kau benar, ayo kita tolong dia" Jawab perempuan berambut kuning tadi, membawa Naruto pergi.
~X~
Di dalam istana kerajaan Amazon lily, tepatnya di ruang singgasana. Wanita berambut kuning yang tadi menemukan Naruto, tengah melapor pada ratu kerajaan tersebut. "Ratu, kami ingin melapor. Kami bertiga menemukan seorang anak perempuan pingsan di hutan, Saat kami sedang berburu." Jelas perempuan dengan rambut kuning tadi.
"Boleh aku melihatnya?" Tanya Hancock
"Tentu ratu"
Gadis tadi memberi isyarat pada teman temannya, agar membawa anak yang mereka temukan.
tap tap.
"Dialah anak itu ratu." Jelas si gadis bertubuh tinggi besar yang mengendong Naruto.
"Turunkan dia, aku ingin melihatnya lebih jelas" Perintah Hancock.
Tap.
Si gadis raksasa tadi menurunkan Naruto. "Bagaimana menurut anda Ratu" Tanya nya.
Hancock menyipit, melihat anak itu. Ia yakin bahwa anak itu, bukanlah seorang perempuan. "Dia bukanlah seorang peperempuan. Dia seorang anak laki laki... Dimana kalian menemukannya" Jelas dan tanya Hancock.
Ehhh
Semua wanita yang ada di ruangan tersebut terkejut.
"Seorang anak laki laki?. Tapi bagaimana mungkin" penasaran si gadis berambut kuning.
"Ya aku sangat yakin, bahwa dia adalah seorang anak laki laki. Coba kau buka celananya" Intruksi Hancock.
Semua orang bingung akan magsud Hancock. " Kenapa celananya harus di buka?"
"Jangan banyak tanya, lakukan saja apa yang aku suruh. Kau lihatlah, apakah ada benda aneh yang menempel di bagian selangkangannya atau tidak. Jika ada, berarti dia seorang laki laki" Jelas Hancock
Karena penasaran, merekapun membuka celana Naruto.
"Be-benar ratu, ada benda aneh yang menyembul. Be-bentuknya seperti anak burung, tapi belum ada bulunya :v" Ucap gadis berambut kuning tadi.
Hancock melirik ke arah objek yang belum ada bulunya tadi :v " Yaa itu adalah tanda bahwa dia seorang laki laki" Ucap hancock
"Tapi di gunakan untuk apa benda ini, kok aneh ya" Ucap beberapa perempuan di ruan itu.
" Lihatlah, saat pertama benda ini lembek dan agak kecil. Tapi sekarang dia jadi agak keras dan membesar." Jelas perempuan berambut kuning yang membawa naruto tadi.
"Bagaimana mungkin"
"Aku hanya mengelusnya"
"Coba elus lagi, aku ingin lihat"
"Aku elus ya. Lihat dia membesar"
"Aku ingin mencobanya"
Dan akhirnya terbentuklah antrian yang sangat panjang.
Saat kegiatan tabu tadi berlangsung, dan di lanjut kegiatan selanjutnya. Terlihat Naruto mulai akan sadar, mungking karena merasa risih akan kegiatan tabu itu :v.
Naruto sedikit menggerakan tubuhnya dan mengerang. "eerrghhh" Dan sedikit demi sedikit, mata biru seindah lautan itu mulai terbuka. Dan si empunyapun mulai sadar dari alam mimpinya.
"Hoam, dimana aku" Naruto yang setengah sadar, melihat ke segala arah kecuali depannya. Ia melihat seorang wanita cantik di belakangnya. Wanita itu terlihat jengkel, dan ia hanya dapat mengira bahwa kehadirannyalah yang membuat wanita itu jengkel. Tapi sebuah sensasi geli di bagian depannya, membuat ia mengalihkan penglihatannya ke depan.
5%
20%
50%
80%
99%
Eehhh
Naruto yang pikirannya telah mencapai 100%, akhirnya menyadari sebuah kegiatan tabu yang menjadikan dia sebagai objeknya.
Merasa keperjakaannya terancam, Naruto langsung lari untuk menyelamatkan harta berharganya itu.
"Huaaa, aku sudah tak suci lagi" Teriaknya dengan air mata yang mengalir deras, seperti seorang gadis yang baru saja di perk*sa.
Merasa tak ada jalan untuk keluar dari ruangan itu, Naruto memutuskan mencari peruntungan pada satu satunya wanita yang tak ikut mengantri di depannya. "Ne-san, aku mohon selamatkan aku" Mohonnya pada Hancock yang menatapnya datar.
Naruto yang panik setengah hidup, menghambur memeluk Hancock di depannya.
Greep
Naruto memeluk Hancock dan menangis sejadi jadinya. Meski bagaimanapun, dia hanyalah seorang anak 12 tahun yang baru saja mengalami hal hal yang sangat sulit untuk anak seumurannya. Jadi jangan salahkan dia, jika dia mengalami sedikit guncangan pada dirinya, apalagi di tambah kegiatan yang tak seharusnya ia lihat di umur belianya itu.
Hancock yang tiba tiba di peluk oleh Naruto memerah, ini adalah pertama kalinya seorang laki laki memeluknya. Walaupun laki laki yang memeluknya sekarang, hanyalah seorang anak yang sedang terguncang dirinya.
Huaa hiks hiks
Hancock yang entah kenapa jiwa keibuaanya sedikit tergugah. Ia merasa sedikit iba kepada keadaan Naruto sekarang. Hancockpun membalas pelukan Naruto yang tengah bergetar hebat.
"Tenanglah kau tak perlu takut, sekarang kau telah aman" Ucap Hancock menenangkan Naruto. ia mengelus surai kuning Naruto untuk menenangkannya.
Setelah beberapa menit dalam keadaan saling memeluk, Hancock tak lagi mendengar suara tangisan Naruto. Dan tubuh Naruto sudah tak bergetar seperti saat awal ia memeluknya.
"Hei apakah kau baik baik saja?" Tanya Hancock memastikan. Namun hanya sebuah dengkuranlah balasan dari pertanyaanya.
Hancock menatap ke semua perempuan yang ada di ruangan tersebut. "Bubar, biarkan anak ini untuk beristirahat. Sepertinya dia mengalami hal yang sulit, dia sedang terguncang" Jelasnya
"Hai"
~x~
Keesokan harinya Naruto sadar, dan ia menemukan dirinya di sebuah kamar yang cukup besar. "Hoam, sepertinya aku ketiduran kemarin. Tapi di mana aku sekarang, apakah aku masih berada di tempat kemarin." Naruto bergidik ngeri mengingat kejadian kemarin.
"Apakah kau sudah bangun?. " Ucap sebuah suara dari arah pintu, sedikit mengagetkan Naruto.
"Ya... Terimakasih untuk kemarin Ne-san. Dan maaf karena tiba tiba memeluk Ne-san kemarin" Ucap Naruto membunkuk.
"Tak apa.. Aku punya beberapa pertanyaan untukmu, apakah kau bersedia untuk menjawabnya" Tanya Hancock
"Hmm ya tentu saja, memang pertanyaan apa yang akan ne-san tanyakan?" Naruto bertanya dengan sedikit memiringkan kepalanya.
Blushh
"Ka-kawai.." Bantin Hancock melihat kepolosan anak umur 12 tahun tersebut. "Ehem.. Ba-baguslah, apakah aku boleh masuk?" Tanya Hancock menghilangkan kegelisahannya.
"Ya silahkan ne-san. Tapi sebelumnya izinkan aku mengenalkan diri dulu. Nama saya Naruto, Uzumaki D Naruto tepatnya. salam kenal" Naruto memperkenalkan dirinya dengan sebuah cengiran di akhir kalimatnya.
Hancock sedikit salah tingkah melihat cengiran Naruto, dan seburat merah terlihat menghiasi pipi putihnya. "Namaku Boa Hancock, aku adalah ratu di kerajaan ini. Salam kenal." Balas Hancock, ikut memperkenalkan dirinya.
"Emm, dan pertanyaan apa yang ne-san ingin tanyakan tadi?." Tanya Naruto
"Ah iya, aku hanya ingin bertannya beberapa hal padamu. Aku harap kau menjawabnya dengan jujur" Jelas Hancock
"Ya tentu saja, apakah itu?."
"Bagaimana bisa kamu di temukan di hutan belakang pulau, dengan keadaan pingsan?. Dan Bagaimana bisa kamu bisa sampai ke pulau ini?." Hancock menatap Naruto dengan seksama.
"Emm bagaimana ya.. Sebenarnya aku terdampar di pulau yang tak jauh dari pulau ini. Tapi karena di sana tak ada penghuninya, aku memutuskan untuk mencari pulau yang berpenghuni. Dan aku melihat asap berasal dari pulau ini, dan dengan perahu yang hampir karam aku memaksakan berlayar ke sini." Jelas Naruto.
"Terdampar?... Bagaimana mungkin kamu bisa terdampar di tengah tengah calm belt?." Hancock tentu saja bingung, bagaimana mungkin ada orang yang terdampar di calm belt?. Bahkan di sini tak ada ombak ataupun angin sedikitpun.
Naruto menjelaskan tentang dirinya yang adalah seorang Yatim piatu yang bekerja sebagai nelayan di pinggiran jepang, dan bagaimana dirinya terbawa badai saat pelayaran pertamanya untuk mencari ikan, serta berahir di pulau yang penuh suara mengerikan.
"Kau seorang nelayan?. Dan Dimana itu jepang?." Hancock sangat tak mengerti dengan penjelasan Naruto. Jepang.. Badai dan berahir di Calm belt.. Itu tak masuk akal bung, dan nama pulau apa itu jepang?..
"Eehh masa ne-san tak tau jepang, dan magsudnya Calm belt apa ne-san" Naruto juga malah ikut bingung akan pernyataan Hancock.
"Ya aku tak pernah mendengar sebuah pulau dengan nama jepan sebelumnya. Dan calm belt adalah sebuah wilayah yang tak pernah ada ombak ataupun angin di dalamnya" Jelas Hancock
"Pulau.. Jepang itu sebuah negara ne-san. Bahkan seluruh dunia tau dimana itu jepang. Tapi aku juga tak pernah mendengar daerah dengan nama calm belt sebelumnya, daerah yang tak pernah ada ombak di dalamnya." Ucap Naruto semakin bingung.
"Negara?.. magsudmu?... Bagaimana mungkin aku seorang shicibukai tak tau tentang jepang, jika itu di ketahui seluruh dunia." Jelas Hancock semakin tak mengerti arah pembicaraan Naruto.
Naruto semakin bingung dengan semua istilah baru yang di ucapkan oleh Hancock.. Shicibukai.. Calm belt.. Dia baru pertama kalinya mendengar istilah istilah itu. "Tunggu dulu" Batin Naruto mulai mengingat hal penting yang ia lupakan.
"Aku ingat satu hal penting yang hampir aku lupakan. Pada saat aku terhempas obak dan tenggelam. Di Saat aku hampir tak sadarkan diri, aku melihat sebuah portal di depanku dan sepertinya aku masuk ke dalam portal aneh itu." Batin Naruto agak kabur... "Jangan jangan aku terdampar di dunia lain" Tambahnya mulai sedikit mengerti keadaan.
"Kau tak apa Na- Naruto-kun" Tegur Hancock, sedikit gugup karena menyebut nama Naruto secara langsung.
"Ehh.. emm.. eto.. Y-Ya aku baik," Jawab Naruto salah tingkah. "Sepertinya aku harus menyembunyikan apa yang terjadi. Lagipula sepertinya dunia ini cukup menarik. Mungkin aku akan tinggal di dunia ini, lagipula sepertinya tak ada jalan untuk pulang" Batin Naruto.
"Jadi dimana itu jepang" Tanya Hancock.
"Hahaha, tak perlu di pikirkan. Lagipula aku tak terlalu ingat" Elak Naruto.
"Baiklah.. Bagaimana jika kau tinggal di pulau ini, bukankah kau bilang kau yatim piatu. Walaupun ini adalah pulau wanita, tapi aku yakin mereka akan menerimamu." Tanya Hancock
"Benarkah aku boleh tinggal" Tanya Naruto memastikan.
"Tentu saja, kenapa tidak" Jawab Hancock
Grep
Naruto memeluk Hancock sangat erat. Ia sangat senang dengan apa yang Hancock tawarkan, karena ia tak punya apapun lagi di dunia barunya ini.
"Arigato Ne-chan.. Honto arigato" Ucap Naruto
Blushh
"Y-ya tak perlu sungkan Na-Naruto-kun" Jawab Hancock. "kenapa aku selalu gugup saat di dekatnya, dan kenapa dadaku berdebar" Batinnya.
"Hmm" Jawab angguk Naruto, melepaskan pelukannya.
~X~
Saat ini Naruto dan Hancock tengah berada di ruang singgasana. Hancock baru saja mengumumkan, bahwa Naruto akan tinggal di pulau wanita. Dan semua orang setuju, kecuali seorang nenek tua yang merupakan ratu terdahulu. Namun ia berakhir di lempar dari jendela oleh Hancock.
Sebuah pesta besar di langsungkan untuk menyambut Naruto, sebagai penghuni Pulau wanita yang baru. dan semua orang tak terkecuali, ikut berpartisipasi dalam pesta. Termasuk nenek tua yang menentang kehadiran Naruto sebelumnya.
Terlihat Naruto sedang sibuk memperkenalkan dirinya, pada setiap orang yang datang padanya. Namun Kerumunan itu bubar, saat Hancock datang menghampiri Naruto bersama seorang anak perempuan seumuran Naruto.
"Halo Ne-chan" Sapa Naruto dengan sebuah cengiran sehangat matahari, membuat Hancock berbulshing ria.
"Ha-Halo Naruto-kun. Perkenalkan dia adalah Marguerite, orang yang telah menemukanmu di hutan belakang pulau" Jelas Hancock
"Benarkah itu, arigato telah menolongku. Perkenalkan Namaku Naruto, Uzumaki D Naruto tepatnya." Ucap Naruto membungkuk.
"Ya, salam kenal juga. Jadi kau benar benar laki laki ya, boleh aku bertanya sesuatu" Balas Marguerite
"Tentu, apakah itu" Jawab Naruto
"Aku cuma ingin tau, apa kegunaan benda aneh yang ada di antara selangkanganmu itu?. Kemarin saat aku mengelusnya, kok makin besar yah" Tanya polos Margurite.
Naruto sangat bingung bagaimana cara menjelaskannya. "Em ano.. Kamu bisa tanyakan pada Hancock ne-Chan, aku juga belum terlalu paham" Elak Naruto.
Margarite mengalihkan pandangannya pada Hancock, membuat Hancock juga salah tingkah. "Kau akan tau saat kau dewasa nanti" Jawab Hancock.
"Baiklah" Margarite hanya bernafas tak puas.
"Ne-chan, apakah aku boleh minta sesuatu" Tanya Naruto, merubah pembicaraan.
"Apa itu Naruto-kun" Ucap Hancock
"Bisakah ne-chan menceritakan semua hal yang ne-chan tau tentang dunia ini" Tanya Naruto.
"Tentu saja, kau juga bisa mendengarkan Margarite" Seru Hancock mengambil posisi duduk.
Hancock menceritakan semua yang ia tau tentang dunianya. Bajak laut.. Angkatan laut... Harta One piece.. Buah iblis.. haki.. dan lain lain.
"Begitulah Naruto-kun" Jelas Hancock.
"Wow sugoi.. Sepertinya menyenangkan jika aku jadi bajak laut. Aku sudah memutuskannya. Aku akan menjadi Bajak laut dan menemukan One piece." Ucap tegas Naruto.
"Ehh kenapa mendadak Naruto-kun. Kau harus cukup kuat untuk itu, atau kau hanya akan mati di lautan" Nasehat Hancock
"Jangan meremehkanku ne-chan. Asal ne-chan tau, aku ini cukup kuat. Dan setelah ne-chan menjelaskan tentang buah iblis tadi, aku mengerti satu hal. jelas Naruto.
"Ya aku tau kau kuat Naruto-kun, tapi aku tak mau kau mati sia sia. Dan memangnya ada dengan buah iblis" Tanya Hancock.
"Sepertinya aku telah memakan buah itu" Jawab Naruto membuat Hancock dan Margarite Terkejut.
"Be-benarkah... Buah apa yang kau makan?." Tanya Hancock.
"Entahlah, tapi dari penjelasan ne-chan, sepertinya aku memakan buah iblis tipe paramecia. Aku akan memberi namanya buah Red Goro Goro. Karena kekuatan yang kudapat, adalah menjadikan aku bisa secepat petir dan melapisi tubuhku dengan petir berwarna merah. " Jelas Naruto.
"Benarkah itu, boleh aku melihatnya" Tanya Hancock.
"Tentu, tapi aku belum terlalu menguasainya. Aku sangat sulit mengatur gerakanku, saat aku bergerak sangat cepat." Jelas Naruto. Ia langsung melapisi tubuhnya dengan petir merah, lalu melesat secepat petir.
Dukkk
Naruto berakhir dengan menabrak Dinding, dan terkapar tak sadarkan diri.
"ffttt" Hancock dan Margarite menahan tawanya melihat Naruto terbentur dinding. Dan setelah cukup puas melihat penderitaan Naruto, baru mereka menolongnya.
~xXx~
Satu tahun telah berlalu, sejak pertama kali Naruto menjadi penghuni pulau wanita.
Selama satu itu, Naruto berlatih mengendalikan kekuatan buah iblisnya. Dan juga sedikit belajar tentang haki.
Ada hal yang sangat mengejutkan saat Naruto belajar haki. Ternyata Naruto memiliki 3 jenis haki sekaligus. Dan itu sangat mengejutkan Hancock.
Dan setelah satu tahun berlatih mengendalikan buah iblisnya, dan belajar tentang haki. Naruto telah terbiasa dengan kekuatan buah iblisnya itu.
Naruto bisa bergerak sangat cepat dengan kekuatan petirnya, tanpa harus takut terbentur dinding lagi. Dia juga telah melatih teknik bertarungnya, dengan menggunakan kecepatan dan kekekuatan petirnya.
Haki Naruto juga cukup bagus, dia bisa mengunakan kenbunshoku no haki dan bosoushoku no haki cukup baik, walau masih sangat lemah. Sedangkan untuk haohshoku no haki masih belum dia kuasai.
Selama satu tahun itu juga, Naruto semakin akrap dengan Hancock dan margarite. Dan Hancock telah mengidap sebuah penyakit mematikan, yang selalu menyerang ratu pulau wanita setiap generasi. Yaitu cinta, ya hancock mencintai Naruto. Tapi Tentu saja ia tak memberi tahu itu pada Naruto.
Selain hal di atas, hal lain tak kalah mengejutkan juga di terjadi pada Margarite. Dia memutuskan untuk ikut Naruto dalam kru bajak lautnya kelak, Dan ia sudah bulat dengan keputusannya itu. Dan akhirnya Naruto menerimanya sebagai Nakama pertama kru bajak lautnya.
~X~
Tibalah hari pemberangkatan Naruto. Naruto akan memulai kehidupan barunya, sebagai seorang bajak laut.
Berbekal sebuah kapal bajak laut, buatan pembuat kapal Pulau Wanita. Dan di temani nakama pertamanya, Naruto akan memulai petualangannya sebagai bajak laut.
Hancock sebenarnya ingin ikut dengan Naruto, Namun ia tak mungkin membuang gelar Shicibukainya dan membahayakan pulau wanita. Jadi dia hanya mengantar kepergian Naruto sampai perbatasan Calm Belt dan laut lepas.
Seluruh penghuni pulau wanita, mengantar kepergian Naruto dan Margarite dengan haru. Dan sebuah ucapan " Kembalilah dengan selamat"
Naruto hanya melambaikan tanganya, dan menunjukan cengiran secerah mataharinya. Pada seluruh keluarganya di pulau wanita.
Hancock tak henti hentinya memberi nasehat pada Naruto. Dan Naruto mendengarkan dengan patuh.
Laut lepas telah terlihat, dan mereka telah sampai di perbatasan Clam Belt dan laut lepas. Hancock memeluk Naruto untuk terakhir kalinya, sebelum Naruto pergi sebagi bajak laut.
Tangis Hancock pecah Saat dia melepaskan pelukannya pada Naruto, dan kembali memeluk Naruto untuk kedua kalinya.
Naruto hanya tersenyum wajar, dengan sikap wanita yang telah ia anggap sebagai orang terpenting dalam hidupnya itu.
"Sudahlah ne-chan, aku akan baik baik saja.. Percayalah padaku.. " Ucap Naruto.
Hancock melepas pelukannya, dan menghapus air matanya. Di gantikan sebuah senyuman menawan.
Cup
Hancock memberi sebuah ciuman di pipi Naruto. " Itu sebagai keberuntunganmu" Jelasnya.
"Arigato... Aku akan selalu merindukanmu ne-chan" Ucap Naruto.
"Aku juga.. Tapi bisakah kamu memanggil ku dengan namaku saja, untuk sekali ini Naruto-kun." Minta Hancock.
"Baiklah... Hancock-chan... hehehe" Ucap Naruto.
Blushh
Hancock tiba tiba lemas, dengan blush di kedua pipi putihnya. "Arigato" ucapnya.
Naruto mengangguk, dan memamerkan cengiran secerah mentarinya. "Baiklah.. Aku dan Margarite akan segera pergi" Ucap Naruto.
"Ya, semoga berhasil.." Jawab Hancock
"Sampai jumpa" Ucap Naruto dan Margarite pindah ke kapal bajak laut mereka.
Hancock dan para Bajak laut suku amazon melambaikan Tangannya sebagai perpisahan.
~X~
"Kita berangkat" Teriak semangat Naruto.
Akhirnya kapal bajak laut Naruto membuka layarnya, dan memulai pelayarannya.
Tbc.
yo. Other coba bikin ffn baru dengan crossover Naruto x one piece. mudah mudahan ada yang suka.
Entah kenapa tapi ide baru muncul di otak Other, dan ffn kli ini bakal agak beda dari Cannon..
Baca aja deh sampe tamat nanti. hehe
Akhir kata... Tolong Riview.
Wassalam.. indrakun
