Tittle : Love Sick

Rate : T.

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Angst, Friendship.

Pair : DaeLo, MyungLo, MyungLu, JongLo.

Cast : Zelo, Daehyun, Jongup, Luhan, Kris, Myungsoo, Daeryong, Soryong, Youngjae.

Disclaimer : TS, Wollim, SM Entertainment.

Author : Skinner Choi.

Warning : BL, DLDR, Yaoi, Bisa jadi Incest, Miss Typo(s), AU, OOC, Crack Pair, RnR.

Chapter 1 : Nyctalopia.

#Junhong Pov.

Aku tidak tau kenapa. Tapi semua yang kuinginkan selalu kudapat.

Aku bukan orang yang beruntung….

Tapi aku menyadari bahwa semua itu kudapat bukan dari jerih payahku,

Melainkan pemberian orang lain karena keadaanku.

Mereka memang teman-temanku,

Tetapi aku takut jika alasan di baliknya adalah kasihan padaku.

Aku tidak membenci mereka sedikitpun.

Aku hanya ingin melakukan semuanya sendiri,

Dengan usahaku sendiri,

Untuk mendapatkan semua yang kuinginkan…

.

.

.

.

.

Aku berlari dengan panik, sesekali kulihat jam tanganku. Pukul 6 lewat 15 menit. Aku harus segera sampai di rumah sebelum gelap.

" Junhongie!." Kudengar suara Jongup hyung memanggil, dia menungguku di depan rumah ternyata. Aku mempercepat lariku. Aku segera memeluknya saat akhirnya aku sampai.

" Ya! ini sudah pukul berapa?." Tanyanya, suaranya terdengar sangat khawatir.

" Mianhae! Mianhae! Mianhae! Mianhae! Mianhae! Mianhae!." Kataku.

" Aigoo… Syukurlah kau sudah pulang. Ayo kita masuk." Katanya sambil menggandeng tanganku.

" Sudah kubilang, biar aku jemput saja." Katanya.

" Anieyo hyung, aku bisa pulang sendiri. Tadi hanya ketinggalan bus." Kataku.

" Aishh… lain kali aku akan menjemput." Katanya memaksa.

Aku menghela nafas panjang. Selalu seperti itu, aku masih bisa melakukan semua itu sendirian.

" Tapi hyung—"

" Ssstt… cepat ganti baju, makan malam sudah menunggu." Katanya kalem sambil tersenyum padaku, dan aku hanya bisa menurut.

Namaku Choi Junhong, dan dia adalah Moon Jongup, kakak tiriku. Sebelum ibunya menikah dengan ayahku, ibunya memiliki suami ke-2 sehingga dia punya kakak tiri juga, namanya Xi Luhan, dia sedang berkunjung ke kampung halamannya di China. Kami hanya tinggal bertiga. Dan Jongup hyung sangat memanjakanku, dia bilang itu adalah kewajibannya sebagai kakak. Tapi, aku sudah ingin menghentikan semua itu. Aku ingin mandiri. Aku tidak ingin merepotkan orang lain.

" Luhan hyung besok akan pulang." Kataku ditengah makan malam.

" Jinjja? Dia tidak menghubungiku." Tanya Jongup hyung.

" Mungkin kau belum membaca pesannya." Kataku.

" Baiklah, besok setelah menjempunya di stasiun aku akan menjemputmu." Kata Jongup hyung.

" Mungkin besok aku pulang bersama Daeryong dan Soryong. Jadi hyung tidak perlu menjemputku." Kataku.

" Baiklah. Pastikan kau pulang sekolah bersama Daeryong dan Soryong sampai disini, dan aku melihatnya." Katanya.

" Hyung!." Kataku sedeikit marah.

" Wae?." Tanyanya bingung.

" Hyung, nan gwaenchanayo… " Kataku sambil memelankan nada suaraku, " aku sudah 18 tahun. Hyung tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku pasti pulang dengan selamat. Aku janji tidak akan terlambat lagi. Aku pasti baik-baik saja." Lanjutku.

Dia menghela nafas panjang. " Aku adalah hyungmu. Aku tidak mau kecelakaan itu kembali terulang. Dan itu tidak hanya satu atau dua kali Junhongie… aku yakin kau sangat tau bagaimana aku sangat khawatir padamu. Aku tidak meresa terbebani karenamu." Kata Jongup hyung.

" Tapi melihatmu seperti itu… akulah yang terbebani." Kataku pelan.

Kami terdiam agak lama, kemudian Jongup hyung berkata, " Junhongie…" panggilnya.

" Nde?." Sahutku pelan.

" Aku akan membelikanmu tongkat jika kau mau. Kau bisa keluar sendiri kapanpun kau mau, asalkan seseorang ada bersamamu, dan kau bisa pulang dengan selamat." Kata Jongup hyung.

Aku menatapnya dan tersenyum senang. " Terimakasih banyak hyung! Saranghae!." Kataku senang.

#Junhong Pov End.

.

.

.

.

.

#Jongup Pov.

Bagaimanapun aku selalu tidak bisa menolak keinginan Junhong. Aku mencintainya, bukan sebagai adik. Sebelum ibuku menikah dengan ayahnya, aku bertemu dengannya dan hanya dia seorang yang bisa membuatku jatuh hati. Tak lama setelah itu ternyata kami harus bersatu sebagai sebuah keluarga. Tak ada yang tau tentang perasaanku bahkan kakak tiriku Luhan hyung.

Meskipun begitu, aku tidak bisa menghapus rasa cintaku padanya. Dan apapun yang terjadi, sebisa mungkin aku akan melakukan apapun yang dia inginkan, dan menjaganya dengan baik.

Malam itu aku menelfon Luhan hyung. Saat aku resah aku akan bercerita padanya, dia sangat bijak menurutku, dan benar-benar seperti kakak yang baik.

" Hyung…" sapaku.

[[ Kau belum tidur? Waeyo?.]] Tanya Luhan hyung, suaranya memang serak karena sepertinya di tengah tidurnya dia menerima telfonku.

" Junhong bilang kau besok akan pulang." Kataku.

[[ Geurae… Aku sudah mengirimu pesan, apa kau belum membacanya?]]

" Baru saja kubaca…" jawabku.

Kudengar dia menghela nafas panjang. [[Lalu kenapa kau menelfonku? Aku harus bangun pagi untuk bisa pulang tepat waktu ke Seoul…]] Katanya lirih.

Aku tersenyum kecil, Luhan hyung tidak akan bisa marah. Dia sangat sabar pada siapapun, khususnya aku dan Junhong. " Aku hanya resah hyung. Apa kau pikir aku sudah sangat keras menjaga Junhong?." Tanyaku.

Luhan hyung terdiam agak lama, sepertinya dia mulai memperhatikan topik yang kuceritakan.

[[ Sebenarnya maksudmu pada Junhong itu baik. Aku sangat mengerti hal itu…]] kata Luhan hyung. Aku terdiam menunggunya melanjutkan kalimatnya. [[ Apa kau ingat saat Junhong mengalami kecelakaan?.]] tanyanya.

" Nde, aku sangat ingat." Jawabku singkat.

[[ Aku juga merasakan hal yang sama, tapi kau jauh bisa mengekspresikan semua emosi itu dengan mudah. Karena hal itulah kau semakin ingin melindungi Junhong. Tapi cobalah untuk menahan semua itu. Biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan. Dia sudah mulai beranjak dewasa, dan yang pasti dia akan memiliki seorang kekasih yang bisa menjaganya.]] kata Luhan hyung dengan suara lembutnya.

Aku sedikit tidak menyukai saat dimana Junhong pasti akan memiliki seorang kekasih. Karena aku masih mencintainya.

" Baiklah, aku akan mencobanya." Kataku pelan.

[[ Boleh kau mencobanya, tapi kau harus benar-benar bisa melepasnya, aku yakin kau masih belum bisa melakukannya sekarang. Aku sangat mengerti tentangmu Jongupie. Dan aku tidak mau melihatmu menyalahkan dirimu sendiri seperti dulu.]]

Aku ingin menyangkal, tapi memang perkataan Luhan hyung sangat benar. Aku selalu mengatakan aku bisa melakukannya, tapi sebenarnya aku masih belum rela melakukannya, apalagi hal ini menyangkut Junhong.

" Kau selalu tau aku hyung… Kita coba lihat hasilnya seperti apa." Kataku pelan.

[[ Araseo… sekarang, apa masih ada sesuatu yang kau risaukan, dan ingin kau ceritakan?." Tanya Luhan hyung.

" Aniya… Kurasa aku akan tutup telfonnya. Mian, mengganggumu malam-malam begini. Sampai jumpa besok hyung." Kataku, lalu aku menutup telfonnya.

Memang benar, hal paling membuatku menyalahkan diriku adalah, diasaat Junhong mengalami kecelakaan 5 tahun yang lalu, seharusnya aku menjemputnya dan tidak membiarkannya pulang sendiri. Kecelakaan bus itu terjadi tak jauh dari sekolahnya. Dia selamat, tetapi sesuatu melukai matanya, dan dia menderita Nyctalopia atau rabun senja. Dia tidak bisa melihat pada malam hari. Sejak itu aku terus menjaganya dengan ketat. Kemanapun dia pergi aku harus bersamanya.

Dia memang tidak mengalami trauma, tapi hal itulah yang menjadi trauma terbesarku, aku tidak ingin terjadi apapun pada Junhong, meski dia terus memaksa untuk bisa melakukan semua sendirian.

Dia pernah tidak pulang semalaman karena terlambat, dan dia tidak bisa menemukan jalan pulang pada malam hari, hingga keesokkan harinya dia pulang dengan keadaan lusuh, dan itu terjadi beberapa kali, atau terkadang dia terjebak disuatu tempat hingga malam dan dia baru bisa pulang pada keesokkan harinya. Sehingga kami membawanya ke pusat rehabilitasi, dan mengajarinya apa saja yang bisa dilakukan orang buta dengan tongkatnya. Dan di rumah kami tidak pernah mematikan lampu pada malam hari, karena Junhong ingin terus melihat.

Tetapi karena kami sekarang hidup berdua, aku tidak mengizinkannya memakai tongkat, karena dia bisa pergi kemanapun, aku ingin menjadi tongkatnya, aku tidak ingin dia sendirian. Tetapi aku menyadari bahwa mungkin aku semakin posesif padanya, setidaknya aku tidak ingin membuatnya terbebani gara-gara aku, karena itulah aku mengizinkannya menggunakan tongkat lagi.

Apapun yang kulakukan aku hanya bisa memilikinya sebagai seorang adik. Dan saat dia sudah memiliki seseorang yang dia sukai, aku harus bisa melepaskannya. Setidaknya pada orang tepat.

" Hyung." Panggil Junhong setelah sarapan pagi.

" Nde?." Tanyaku.

" Hyung tidak bohongkan tentang yang tadi malam?." Tanyanya.

Aku tersenyum padanya. " Tentu saja tidak. Hari ini kau akan mendapatkannya setelah pulang sekolah." Jawabku.

" Terimakasih banyak hyung. Baiklah, aku berangkat sekarang." Katanya.

" Aku akan mengantarmu!." Sahutku cepat sambil berdiri dari kursiku dengan cepat.

" Aniyaa. Aku bisa berangkat sendiri" katanya.

" Tapi—"

" Daeryong dan Soryong ada di depan hyung." Katanya sambil tersenyum kecil.

" Oh. Ba.. baiklah. Hati-hati." Kataku.

Setelah itu Junhong pergi. Aku segera mengintip dari jendela, memang benar teman kembarnya itu ada disana menunggu Junhong.

Aku menghela nafas panjang, selalu seperti ini. Meskipun aku ingin melepaskan Junhong, dengan sendirinya aku selalu mengatakan hal yang mengikat Junhong. Jika aku memang menyayanginya, tidak seharusnya aku seperti ini. Luhan hyung benar, aku harus berusaha keras untuk berubah. Setidaknya itu hal terbaik yang bisa kulakukan untuk Junhong saat ini.

#Jongup Pov End.

.

.

.

.

.

" Nanti Luhan hyung jadi ke rumahmu kan?." Tanya Soryong sambil menendang kerikil kecil di depannya saat mereka hampir sampai di sekolah.

" Nde, dia tadi mengirimiku pesan. Dia akan datang." Kata Junhong memerhatikan kemana berhentinya batu yang di tendang Soryong tadi.

" Kau terlihat senang hari ini, museuniriya?." Tanya Daeryong.

" Jongup hyung, memperbolehkanku menggunakan tongkat lagi." Jawab Junhong senang.

" Jinjja? Tidak biasanya dia seperti itu? Tapi syukurlah jika kau bisa menggunakan tongkat lagi." Kata Daeryong.

" Lagipula, aku sudah dewasa sekarang, ini sudah waktunya dia tidak lagi mengkhawatirkanku lagi." Kata Junhong.

" Biasanya dia selalu menjemputmu, dan mengantarmu kemanapun kau pergi. Tapi, kemarin kenapa dia tidak menjemputmu?." Tanya Soryong.

" Aku yang memaksa, kemarin aku ingin pulang sendiri, dan sedikit pulang terlambat." Kata Junhong.

" Hmmm, kurasa aku tau kemana kau pergi." Kata Daeryong menggoda.

" Kalian tau sendiri kan? Kalau Jongup hyung tau, nanti dia bisa melarangku. Jadi rahasiakan ini dulu, aku akan memberitahukannya sendiri kalau waktunya tepat." Kata Junhong.

" Kau benar-benar tidak bisa melupakan sunbaenim itu ya?." Tanya Soryong.

" Nde, aku masih suka padanya." Kata Junhong tersipu.

" Tapi, untunglah kau bisa sampai di rumah sebelum gelap. Setidaknya ajak kami juga saat kau ingin melihatnya bermain baseball di kampusnya." Kata Daeryong.

" Aku tidak ingin merepotkan kalian." Kata Junhong.

" Aisshh… kita ini sudah lama berteman kan?." Tanya Daeryong.

" Benar. Mungkin kita bisa membantumu dekat dengannya." Kata Soryong diakhiri dengan tawa kecil.

" Tapi, dia sangat pendiam dan cuek. Kau yakin masih akan terus mengejarnya Junhongie? Dia terlihat sangat tidak ramah." Kata Daeryong.

" Molla, tapi entah kenapa aku masih menyukainya." Kata Junhong.

" Kalau tidak salah, dia lulus dari sekolah tahun kemarin kan? Dan kenapa kau tidak tanya Luhan hyungmu itu? Dia juga satu kampus dengannya kan sekarang?." Tanya Soryong.

" Dia beda fakultas dengan Luhan hyung." Junhong.

" Mungkin kau bisa minta bantuan pada Luhan hyung." Kata Soryong.

" Benar juga! Hari ini dia kembali dari China kan? Tanyakan saja." Kata Daeryong.

" Baiklah kalau begitu." Sahut Junhong.

.

.

.

Bel pulang sekolah berbunyi, Daeryong yang pertama selesai mengemasi barang-barangnya, karena dia paling malas menata buku ke dalam tasnya. " Soryong palli!." Katanya pada adik kembarnya itu.

" Sebentar. Tunggu Junhong juga." Sahut Soryong.

" Aku sudah selesai kok, kajja!." Kata Junhong.

" Kau tidak ingin pergi menemui sunbaenim itu dulu?." Tanya Soryong sambil berjalan bersama menuju Daeryong di depan pintu kelas.

" Boleh." Jawab Junhong senang.

" Baiklah kalau begitu. Daeryongie! ayo kita temui sunbaenim yang ditaksir oleh Junhong dulu sebelum kita main ke rumahnya." Kata Soryong.

" Jinjja?." Tanya Daeryong senang.

" Nde. Kurasa akan seru jika kalian juga menjadi creeper, hahahaha." Sahut Junhong.

Merekapun segera berjalan menuju keluar koridor.

BRUKK!

Tiba-tiba seorang siswa menabrak Junhong, karena badannya yang lebih tinggi membuat Junhonglah yang jatuh.

" Ya!." protes Soryong sambil membantu temannya itu.

" Mianhaeyo. Gwaenchanayo?." Tanya namja itu.

Disaat Soryong sibuk membantu Junhong, Daeryong memandang siswa itu dengan tatapan menelisik. Dia terlihat tidak nyaman dengan siswa itu karena terlihat tidak rapi dengan seragam yang semua kancingnya di buka memperlihatkan kaos hitam yang ia kenakan, dia memakai headset dan tidak terlalu memperhatikan jalan mungkin itulah sebabnya saat di tikungan koridor dia menabrak Junhong. Selain itu Daeryong sepertinya tidak pernah melihat namja itu sebelumnya.

Junhong kembali berdiri dengan Soryong dan namja itu membantunya. " GwaenchanaGwaenchana…" kata Junhong mencoba untuk tidak mengkhawatirkan namja yang menabraknya.

" Maaf, aku yang salah memang." Kata namja itu.

Junhong memandang mata tajam namja itu, lalu tersenyum. " Aku baik-baik saja. Aku hanya jatuh kok. Ini hal yang biasa terjadi." Kata Junhong, dia menyadari suara namja itu yang terdengar sangat khawatir meski wajahnya benar-benar dingin.

" Aku benar-benar baik-baik saja kok." Kata Junhong lagi.

" Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu." Kata namja itu setelah mengetahui Junhong baik-baik saja sambil membalas senyum Junhong lalu beranjak pergi.

" Haish… aku tidak pernah melihat namja itu sebelumnya? Murid pindahan kah?." Gumam Daeryong sambil melanjutkan jalannya.

" Tunggu!."

Tiba-tiba namja itu memanggil kembali setelah beberapa langkah di belakang Junhong. Junhong menoleh karena merasa terpanggil.

" Nde?." Tanya Junhong bingung.

" Siapa namamu?." Tanyanya dengan suara datarnya, kali ini tidak tersirat rasa cemas itu lagi.

" Junhong. Choi Junhong. XII-A." jawab Junhong sambil memberitau kelasnya juga.

" Oh. Gomawo." Sahut namja itu sedikit lebih ramah dari nada sebelumnya, lalu melanjutkan pergi.

Junhong berbalik dan melanjutkan jalannya dengan Daeryong dan Soryong. " Terimakasih untuk apa? Dia kan hanya Tanya nama." Gumam Junhong.

" Sepertinya memang siswa pindahan." Kata Soryong membenarkan kata-kata Soryong.

.

.

.

.

Soryong menyadari senyum Junhong yang tak berhenti sejak mereka meninggalkan sekolah, sepertinya Junhong senang akan melihat orang yang disukainya bermain baseball, karena senyumnya tak pernah berhenti saat namja yang ia sukai sedang bermain.

" Uri Junhongie benar-benar jatuh terlalu dalam pada Sunbaenim cuek itu." Goda Soryong.

" Kurasa setelah ini mereka akan mengakhiri permainannya." Kata Daeryong.

" Hmmm… Hari ini mereka hanya berlatih sebentar." Kata Junhong kecewa.

" Baiklah, ayo kita pulang, hyungmu bisa marah jika kita tidak segera pulang." Kata Daeryong.

" Tunggu! Kurasa mereka belum selesai. Lihat mereka masih tetap bermain." Kata Soryong, dan membuat Junhong kembali menoleh ke lapangan.

" Tapi kenapa dia tidak ada?. Sepertinya hanya dia yang pulang lebih dulu, aish… padahal aku masih ingin melihatnya." Kata Junhong masih kecewa mendapati orang yang disukainya tidak kembali ke lapangan.

" GeuraeKajja kita pulang." Lanjut Soryong.

Merekapun segera pulang sebelum ketinggalan bus. " Hari ini bagimana kalau kalian menginap di rumahku? Besok hari minggu kan?." Kata Junhong.

" Jinjja? Boleh! Aku mau!." Sahut Soryong.

" Baiklah, karena Soryong menginap, aku juga akan menginap." Kata Daeryong, mereka terlihat kompak sekali.

" Sepertinya karena Luhan hyung datang, kita akan makan banyak malam ini." Kata Junhong senang.

" Luhan hyung benar-benar kakak yang baik. Aku jadi iri padamu Junhongie…" kata Soryong.

" Hahahaha, Jongup hyung juga baik, hanya saja dia sangat posesif." Kata Junhong.

" Tapi, kalian begitu akrab, padahal dari 3 keluarga yang berbeda. Baru kali ini aku melihat keluarga yang unik seperti kalian." Kata Daeryong.

" Aku juga tidak menyangka saat pertamakali aku tau bahwa Luhan hyung adalah kakak tiri Jongup hyung." Kata Junhong.

" Kalian terlihat seperti saudara kandung." Tambah Soryong yang dibalas dengan tawa kecil dari Junhong.

" Tunggulah di halte. Aku ingin membeli minum sebentar." Kata Junhong sambil berjalan menuju mini market.

Junhong sibuk memilih minuman yang akan di belinya.

" Ya! kau datang dan tidak memberitauku?... Kau harus menemuiku." Didengarnya seseorang berbicara di ponsel disebelahnya.

" Aish! Aku tidak peduli, kau sudah lama pergi kan?... Aku yang akan traktir." Kembali di dengarnya percakapan yang terdengar oleh Junhong.

Diapun menoleh hanya ingin melihat siapa yang ada di sebelahnya. Dan Junhong begitu kaget saat dia melihat ternyata adalah sunbaenim yang disukainya itu!.

Junhong terlihat panik dan sangat berdebar. Dia menunduk, dan segera mengambil minuman yang dia pilih, dan segera membayarnya.

Junhong berjalan cepat keluar dari mini market itu, dia duduk di samping Soryong dan Daeryong yang menunggunya di halte.

" Eh? Cepat sekali?." Kata Daeryong.

" Kau kenapa? Seperti baru saja berlari. Wajahmu juga merah begitu." Kata Daeryong bingung.

Junhong meminum minumannya dengan cepat hingga habis. " Ya! Choi Junhong, museuniriya?." Tanya Daeryong lagi.

" Tadi aku… bertemu dengannya! Aku hanya shock karena sudah lama tidak melihatnya sedekat itu." Kata Junhong, senyum lebarnya tidak bisa hilang dari wajahnya.

" Jeongmalyo?! Sunbaenim itu?." Tanya Soryong yang dibalas anggukan keras dari Junhong.

" Hahahaha, padahal hanya bertemu dengannya, kau sudah seperti ini." Kata Daeryong.

" Karena memang aku sudah tidak melihatnya sedekat tadi sejak dia lulus dari sekolah kita." Sahut Junhong.

" Hari ini hari keberuntunganmu berarti." Kata Soryong.

.

.

.

.

.

.

" Hyung! Aku pulang!." Seru Junhong saat dia tiba di rumah.

" Kau terlambat lagi Junhongie." Kata Jongup yang sudah sedari tadi menunggu di balik pintu..

" Mianhae hyung, tapi aku bersama Soryong dan Daeryong kan?." Kata Junhong.

" Tetap saja, hari sudah hampir gelap, jika sesuatu ter—"

" Jongupie, gumanhae… Adik kecil kita juga ingin bermain-main kan? Lagipula tidak terjadi apapun padanya hingga dia sampai di rumah." Tiba-tiba suara Luhan menginterupsi.

" Hyuuungg!." Seru Junhong senang sambil berlari memeluk kakak tiri ke-2nya itu.

Luhan harus menahan berat dari Junhong saat memeluknya dengan keras. " Adik kecilku ini benar-benar merindukanku ternyata…" kata Luhan sambil tersenyum lebar.

" Hyung, kau bilang hanya 3 minggu, tapi sudah satu bulan lebih kau baru kembali." Gerutu Junhong.

" Mianhae. Keluargaku tidak ingin aku pulang tepat waktu ternyata." Kata Luhan sambil mengelus punggung Junhong.

" Aku tidak marah kok. Tapi malam ini ktia harus makan enak. 2 temanku juga akan menginap disini." Kata Junhong.

" Tentu saja. Bersiaplah, aku dan Jongup sudah menyiapkan semuanya." Kata Luhan.

" Arachi. Gumawo hyung." Kata Junhong lalu mencium pipi Luhan dengan cepat.

" Daeryong, Soryong, kajja. Setelah ganti baju kita akan makan malam enak!." Seru Junhong sambil berlari ke kamarnya.

" Junhongie! Jangan berlari seperti itu!." Seru Jongup khawatir.

Luhan menghampiri Jongup sambil tersenyum. " Kau masih saja sangat posesif, cobalah tahan sedikit saja. Dia punya teman-teman yang baik yang bisa menjaganya." Kata Luhan.

" Tapi hyung—"

" Dia sudah bukan anak kecil." Kata Luhan.

" Hyung bicara seperti itu seolah kau tidak khawatir padanya. Aku tau kau juga memanjakan Junhong kan?." Ledek Jongup.

" Geurae… Tapi aku kan tidak separah dirimu. Kalau kau khawatir cobalah lihat saja, jangan terlalu mengekspresikan semuanya seperti itu." Kata Luhan.

" Aish… Araseo.. Araseo…" katanya.

.

.

.

.

Setelah makan malam selesai Junhong hendak pergi menyusul Soryong dan Daeryong ke kamarnya, Jongup cepat-cepat memanggil adik tiri kesayangannya itu.

" Junhongie! Iriwabwayo!." Panggil Jongup.

" Nde hyung? Mwonde?." Tanya Junhong.

" Igo… untukmu, seperti yang kujanjikan. Kau bisa keluar dan kembali ke rumah saat gelap dengan selamat." Kata Jongup.

Junhong mengambil tongkat barunya itu dengan hati senang, akhirnya hyung-nya bisa melepaskannya sendiri.

" Aku tidak bermaksud memarahimu saat kau terlambat seperti tadi… Jadi maaf jika selama ini aku sangat po—"

" Gumawo hyung!." Potong Junhong sambil memeluk Jongup. " Aku tau kau sangat khawatir padaku. Aku tidak pernah marah padamu karena hal ini. Kau kakak yang baik! Gumawo!." Lanjut Junhong kemudian mencium pipi Jongup sekilas.

Setelah itu Junhong segera pergi ke kamarnya dan memberi tau kedua temannya tentang tongkat barunya.

Jongup menyentuh pipinya yang memerah. Dia tersenyum lebar dan senang. Meskipun sedikit sedih karena Junhong selalu menganggapnya sebatas kakak, tapi dia senang jika melihat Junhong bahagia.

.

.

.

.

.

Malam itu Soryong dan Daeryong sudah tidur lebih dulu. Sedangkan Junhong masih terjaga, dia sangat risau. Lalu dia memutuskan untuk pergi ke kamar Luhan.

" Hyung?." Panggil Junhong di pintu.

" Masuklah!." Sahut Luhan dari dalam.

Junhong segera masuk kesana, dan duduk disamping Luhan.

" Ada apa Junhongie?." Taqnya Luhan.

" Hyung, aku buatkan makan, aku lapar." Kata Junhong pelan.

" Malam-malam seperti ini? Tidak biasanya." Kata Luhan.

" Hu'um… A.. aku lapar..." kata Junhong.

" Kau pasti ingin mengatakan sesuatu, memangnya ada apa? Aku tidak akan bilang siapa-siapa jika itu rahasia." Kata Luhan mencoba bersikap bijaksana.

" Hyung, emmm… se.. sebenarnya aku sedang menyukai seseorang. Sudah sangat lama aku menyukainya." Kata Junhong pelan.

" Jinjja? Nuguji?." Tanya Luhan bersemangat.

" Dia dulu adalah sunbaenim di sekolahku ketika aku masih siswa baru. Mungkin dia adalah adik kelasmu, karena saat kau lulus dia baru kelas 3 dan aku baru masuk ke kelas satu. Dia suka sekali baseball." Cerita Junhong sambil tersipu.

" Kau sudah lama menyukai seseorang, dan kenapa baru bilang padaku sekarang? Jika dia sunbaenim-mu di sekolah berarti sekrang dia sudah lulus?." Tanya Luhan.

" Nde, dia satu kampus denganmu hyung." Kata Junhong.

" Jinjja? Siapa namanya?." Tanya Luhan penasaran.

" Namanya… Kim Myungsoo." Jawab Junhong.

" Ki.. Kim Myungsoo?." Tanya Luhan terkejut.

" Nde, apa kau kenal dengannya?." Tanya Junhong.

" Emm… Kurasa aku kenal dengannya, dia memang sering bermain baseball.." Tanya Luhan.

" Aku sangat-sangat menyukainya hyung, dan aku juga sering melihatnya bermain baseball di kampusmu. Aku memang sangat jauh darinya, bahkan dia tidak akan mengenaliku sebagai adik kelasnya dulu, karena aku tidak pernah berani bicara dengannya. Dan entah kenapa aku masih sangat mencintainya. Aku senang sekali tadi siang aku tidak sengaja bertemu dengannya di mini market." Kata Junhong.

Luhan mencerna cerita-cerita Junhong agak lama, raut wajahnya sedikit berubah dari yang tadi. Lalu menghela nafas panjang, sedangkan Junhong menanti dengan sabar jawaban dari kakak tiri ke-duanya itu. " Mungkin aku bisa membantumu." Kata Luhan.

" Terimakasih banyak hyung. Tapi jangan bilang ini pada siapa-siapa dulu nee?."

" Araseo…"

" Baiklah, aku kembali tidur dulu." Kata Junhong.

Sepeninggalan Junhong, Luhan menggapai ponselnya dengan cepat, dan menelfon orang yang memang sudah lama ia kenal.

" Myungsoo…" kata Luhan cepat saat Myungsoo mengangkat telfonnya.

[[ Waeyo? Kenapa malam-malam begini telfon?.]] Tanya Myungsoo dengan suara mengantuk.

" Aku berubah pikiran. Besok aku akan datang untuk ngobrol denganmu." Kata Luhan.

[[ Eh? Jinjja? Mendadak sekali, padahal kau sangat menolak tadi.]]

" ingin bertemu dengankku tidak?."

[[ Araseo. Akan kujemput.]]

" Ani. Aku akan berangkat sendiri. Jangan perlakukan aku seperti lebih muda darimu dan jangan bersikap seolah kau namjachinguku." Kata Luhan dengan suara lembutnya.

[[ Aish.. araseo.. araseo..]]

" Baiklah, akan kututup. Maaf mengganggumu." Kata Luhan.

Setelah percakapan mereka Luhan menghela nafas berat " Eottohkaji?." Gumamnya.

.

.

.

.

.:: To Be Continued ::.

.

.

.

.

Spoiler Next Chapter :

.

" Junhongie, kau kenapa? Apa yang terjadi? Kau sakit?."

.

" Berhenti menyukaimu? Ani. Aku tidak bisa. Dan aku tidak mau."

.

" Hanya keindahan ini yang bisa kulihat. Aku sudah sangat lama ingin melihat lagi bagaimana indahnya gemerlap bintang di malam hari."

.

" Aku tau seberapa jauh kau mengikutiku dan mencoba untuk memilikiku. Tapi, kurasa aku sudah tidak bisa lagi menggantungkanmu seperti ini."

.

Ya aku anak yang sangat badung, karena aku sangat absolute pada apa yang kuinginkan, dan sangat sensitive pada peraturan.

.

" Ke tempat dimana aku tidak bisa melihatmu."

.

" Mana ada orang yang ingin punya kekasih memiliki penyakit Nyctalopia? Tidak bisa mengatakan sesuatu yang indah yang dilihat di malam hari, dan menggunakan tongkat saat hari mulai gelap?."

.

" Hmm… Aku bahagia dimana aku menghendaki untuk bahagia. Aku melakukan sesuatu sesuai kehendakku. Hanya seperti itu."

.

" Bagaimana jika beberapa pukulan bisa memuaskanku?."

.

" Biar aku yang bicara dengan Junhong."

.

" Aku tidak bisa melihat hyung…" kata Junhong pelan.

" Ma.. maksudmu? Kau tidak bisa melihatku saat ini?." Tanya Jongup panik.

.

" Cih… Baru saja aku berniat mencarimu. Dan kau datang disaat yang tepat."

.

.

.

.

.

A/N : kalau kalian menemukan FF dengan judul I Know dengan cast anak Topp Dogg, iya itu punya saya. Karena peminat Topp Dogg masih sedikit, dan aku lagi suka sama FF ini, jadi aku bikin versi B.A.P-nya…

Dan dikarenakan member B.A.P Cuma 6, jadi terpaksa aku pake EXO dan infinite juga disini. Dan akhirnya aku bikin FF dengan Pair MyungLo lagii! Hayo siapa yang pernah baca FF-ku yang Never Give Up? Itu juga ada MyungLo dan DaeLo lhoo… *gak Tanya*

Semoga kalian suka, dan mau support FF ini. Mungkin chapter 1 sampe beberapa chapter kedepan isinya sama kyak yang di Topp Dogg, tapi ntar endingnya beda sama yang I Know itu.

Lumayan lah buat ngurangin list judul lagu B.A.P buat aku jadiin judul FF-ku…

Dan mungkin yang udah baca FF terbaruku, pasti ada promosinya… jadi kalian akan bosen lagi baca woro-woro yang aku copy-paste ini. Jadi aku katakan secara official lagi, ini semua disuruh ibu CEO untuk promosi. Dan yang berminat silahkan hubungi aku yaa xD

[PENGUMUMAN PENTING] (promosi dikit gpp kan?)

Kami dari Global Seiren Academy (GSAc) menyelenggarakan acara K-POP pada tanggal 8-9 November 2014 di DOME UMM Malang, bertema ; KOREA INDONESIA CULTURE dengan nama ; Step To The Next Level [STONEL] K-VILLE. Selain mengadakan lomba Dance Cover, Dance Contemporer, Mading 3D, photography, Sing Cover, Seminar tentang Korean Culture, dll *aku juga lupa lombanya apa aja* tiba-tiba ibu CEO mencetuskan lomba baru, yaitu lomba FANFICTION! *jreng jreng jreeeng*

Jadi kalian yang dari luar kota juga bisa ikut tanpa harus datang ke Malang! Kalo ada readers dan author sunbae yang ingin ikut monggo segera daftar! Bisa daftar ke aku di : 08976447225. Secepatnya yah, ntar keburu ditutup pendaftarannya. Untuk info lebih lanjut bisa sms ke aku.

Dikarenakan di GSAc aku yang suka bikin FF, dan semua pasti tau kalo Skinner itu tukang bikin FF NC Yaoi, jadi ibu CEO menyuruh saya promosi! *apa-apa'an ibu CEO ini! Aku juga suruh jual tiket stonel sebagai hukuman*

Sayang banget kan kalo kalian punya hobi dan bakat nulis tapi gak ditunjukin? Ikut aja, kali aja bisa menang. Ntar bisa saingan sama aku juga lho! Ibu CEO dan editorku juga ikutan lomba FF-nya…

" Curang banget nih Ibu CEO ikutan juga, makanya dia nyuruh aku juga ikut biar dia juga bisa ikutan. Padahal dia juga masuk panitia kan… tapi gpp, ibu CEO kalo nulis juga belum mahir-mahir amat" *digampar ibu CEO*

Tapi tenang aja chingu soal penilaian, soalnya jurinya ntar novelist beneraaan. Gua juga sebenernya deg-deg-an mau ngirim FF, baru kali ini beroooh dinilai sama yang ahli…

Tapi ini semua juga pasti bikin aku lebih berpengalaman untuk bikin FF yang lebih keren lagi. Jadi jangan malu-malu buat ngirim karya kalian. Siapa tau kalian bisa menang? Untuk info, pendaftaran dkk hubungi aku aja dulu. Jadi kalian yang pingin ikut silahkan daftar. Dan juga kalian bisa lihat detail acara dan lomba di event facebook kita. Ketik aja STONEL K-VILLE ntar juga nemu.

Tapi mungkin disitu buat info FF belum diperbarui, soalnya ibu CEO satu ini kalo nambah rule itu juga dadakan alias roro jonggrang. Jadilah saya yang diberi tanggungan promosi di FFn -,-

Dan kalo ada yang pingin beli tiket STONEL K-VILLE bisa di aku juga. Semoga ada readers Malang yang pingin ikut dan beli tiket. Ayo bantu aku selesaikan hukuman ini… *nangis darah*

Dan buat yang kepo tentang sekolah dance kita, bisa lihat page kita di facebook ; Gsac Ina. Kita selalu ada penerimaan siswa baru tiap 2 bulan, ntar kalian bisa showcase setelah kelulusan kalian. Dan kita juga selalu ada acara rutin tiap 3 bulan sekali untuk Cover Party dan kalin semua bisa ikut flashmob rame-rame bareng kita lho!

Dan nggak Cuma itu, ntar di STONEL K-VILLE kita punya GUEST STAR dari THAILAAANDD! Ayo ayo yang pengen ketemu mereka, langsung beli tiketnya aja!

Dan kita juga ada promo, untuk pembelian 500 tiket pertama jenis All in one di bulan agustus bisa ikut fanmeeting sama mereka lhooo! Dan masih ada bonus lainnya. Lumanjrot lho broo! Kali aja bisa foto ato ngobrol bareng mereka! xD bisa ketemu aku juga *krik krik krik* ya kali aja kalian pingin nge-gampar dan ngehina aku karena sering telat apdet FF.. U.u

Selain itu setelah acara STONEL K-VILLE masih ada acara lanjutan yaitu STONEL ROADSHOW! Jadi kita bakal perform dan ngadain acara dan lomba K-POP di kota-kota di Indonesia. Kalo nggak salah denger sih, ada yang di Bandung, Palembang, Jogja, dll. Jadi kita bakal samperin K-Popers yang ada di luar Malang dengan semua surprise kita. Kali aja ada readers dari kota-kota itu dan kita bisa ketemu… kali aja kalian pingin ngejambak aku secara real dan live karena aku sering bikin FF Sad ending xD

Dan semoga STONEL berikutnya kita bisa datengin guest star dari Korea.. xD

Acara STONEL ini selalu kita adakan tiap tahun kok. Jadi antisipasi perform dari kita dan juga lomba-lombanya.

More info, setelah STONEL ROADSHOW, masih dilanjut lagi nih buat acara puncaknya! STONEL BACK TO BASIC! Yang diadakan di kota kita tercinta, Malang. Jadi umak umak di Ngalam tungguin acara final STONEL kita! xD

Pendaftaran nggak Cuma peserta dari kota Malang kok. Luar kota juga pastinya boleh ikutlah…

Semoga kalian nggak terganggu dengan info ini yang panjang banget. Sebenernya aku apdet FF selain karena kalian sudah sering sms berkali-kali, ibu CEO ini juga sudah keluar taring buat nyuruh aku promosi… jadi daripada aku dikasih kerjaan lagi mending aku selesein ngetik FF dan cepet-cepet posting… Ibu CEO senang, readers senang, author muntah darah… =A="

Jadi teman-teman kabar buruk lainnya adalah, aku nggak tau bisa apdet lagi kapan, soalnya selain jadwal mengerikan menanti, aku juga harus ngurus pendaftaran kuliah yang rumpik, belum ospeknya! Trus latihan tanpa hari libur kyak kerja rhomusa dan mikir kostum, dan tiket, juga acara-acara yang mulai padat sampe akhir tahun. Do'akan semua mulus, dan aku segera punya KTP, agar aku segera sah bikin FF NC *plak*

Jadi harap maklumi saya jika apdet telat… tapi aku selalu mikirin kalian kok, dan FF-ku juga. Masih banyak judul lagi B.A.P yang belum kujadiin judul FF-ku… TAT

Okedeh, thanks buat support dan review kalian. Juga gangguan sms kalian yang menyenangkan. Sampe sini dulu cuap-cuapku, aku kebelet boker soalnya… Assalamu'alaikum!

Mind To Riview?