Hai semuanya, salam kenal aku anak baru di FFN.. Hehe
Ini Fic pertamaku, mohon bimbingannya ya.. Dan semoga readers suka dengan ficnya yah :D
Note : Italyc : kata-kata asing (terutama bahasa inggris)
Salam manis
Pink Gummy
NARUTO © Masashi Kishimoto
Story © Pink Gummy
Pairs : SasuSaku, SaiSaku, dll
Genre : Friendship, Romance, Crime, Angst
Rate : T
WARNING : OOC, AU , OC, Typo(s), EYD amburadul, Abal, gak mutu karena fic pertama, dll
Don't Like Don't Read
.
.
MY NEW LIFE
Summary :
Aku hanyalah seorang anak yatim piatu yang dipungut untuk dijadikan pembantu dirumah sebuah keluarga kaya raya –Keluarga Shimura. Bekerja tanpa dibayar karena kesalahan orang tuaku dimasa lalu. Sekarang umurku genap 16 tahun. Walau aku hanyalah seorang pembantu, tapi kecerdasanku dapat diperhitungkan. Kini hari-hariku makin bertambah berat karena sepulang anak dari Keluarga Shimura, aku harus menjadi pelayan pribadinya.
CHAPTER 1 : DAILY ACTIVITIES
Di sebuah rumah yang bisa disebut istana, tampak semua berjalan seperti biasa. Para pelayan rumah itu tampak mengerjakan pekerjaan mereka dengan sungguh-sungguh. Dari semua pelayan dirumah itu tampak seseorang berambut bubble gum yang sedang repot membawa buku-buku sambil berteriak agar orang-orang –para pelayan menyingkir dan memberinya jalan.
"Aaa- permisi! Permisi!" teriaknya pada pelayan-pelayan yang sedang menyapu kebun. Tampak diwajahnya peluh yang membasahi pipi halusnya, dengan cepat ia berjalan menuju sebuah pintu didekat kebun.
"Aaah, akhirnya… Genma-san! Ini yang terakhir, aku bisa istirahat, kan?" Ujarnya pada seseorang dibalik pintu yang tadi dimasukinya. Sakura, nama gadis yang tadi membawa buku-buku itu, dia adalah salah seorang pelayan dirumah ini –rumah keluarga Shimura. Dia sudah bekerja selama 6 tahun pada keluarga ini, tanpa dibayar pula. Karena masa lalunya yang mengharuskan dia bekerja seperti ini. Walau berat gadis ini tetap tegar karena banyak teman-teman pelayannya yang menyemangatinya.
"Kerja bagus, Sakura. Sekarang kau bisa istirahat, jangan lupa tentang persiapan penyambutan tuan muda minggu depan." Sahut laki-laki paruh baya yang merupakan kepala pelayan sekaligus senior Sakura ini, Genma namanya. Setelah mendapat izin dari sang kepala pelayan, Sakura bergegas menuju dapur untuk mendapatkan lemon tea kesukaannya. Kemudian Sakura duduk disebuah kursi dekat jendela, meminum lemon tea-nya dan menatap keluar jendela.
'Tuan muda Sai, ya? Seperti apa ya dia? Selama aku bekerja disini, aku tak pernah bertemu dengannya. Ah- semoga dia orang yang ramah.' batin sakura sambil senyum-senyum sendiri, tidak sadar seseorang sedang memperhatikannya dari pintu. Sakura kembali membatin sesuai keinginannya.
"Haayoo, Sakura-san sedang memikirkan apa?" Goda seseorang diambang pintu yang membuat Sakura tersadar dari lamunannya. Sakura menoleh dan mendapati sahabat karibnya sedang tersenyum geli melihat tingkah Sakura. Sakura mengernyit kesal, dia tidak suka digoda seperti tadi.
"Uhh, Shion-san jangan menatapku seperti itu donx!" titah Sakura pada sahabatnya, Shion. Shion hanya menanggapinya dengan tawa kecil. Diraihnya minuman Sakura dan diminumnya hingga tak bersisa.
"Aaah Shion-saaan..kenapa menghabiskannya?" keluh gadis beriris emerald pada sahabatnya. Shion hanya terkekeh dan berlari disertai kejaran dari Sakura. Mereka berlari keluar dari dapur menuju lantai atas. Sakura terus mengejar Shoin dan berlari di tangga.
"Shion-saan..Aaa-" teriak Skura pada gadis dihadapannya yang sedang berlari. Refleks Shion menoleh ketika Sakura berteriak. Mata Shion membulat sempurna kala melihat Sakura akan terjatuh kebawah.
BRUUKK
Dengan tidak elitnya Sakura tergeletak dilantai karena terjatuh, kaki dan tangannya terlihat memar karena terjatuh dari jarak yang lumayan dari tangga. Shion bergegas turun dan menghampiri tubuh Sakura yang tergeletak. Diraihnya tangan Sakura lalu ia berjongkok menyamakan tinggi tubuhnya dengan gadis malang itu.
"Aaah, s-sakiiit…" rengek Sakura entah pada siapa, beruntung karena lukanya hanya pada kaki dan tangannya, itupun tidak terlalu parah. Sakura meringis merasakan sakit dikakinya. Shion yang melihat Sakura kesakitan segera membantunya berdiri dan berjalan menuju kamar mereka yang jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka berpijak sekarang.
"Ano.. . Sakura-san, maafkan aku." Sesal Shion pada gadis disampingnya. Mereka tengah berjalan menuju kamar mereka berdua. Sesekali terdengar rintihan Sakura menggema diruangan tersebut.
"Tidak apa-apa Shion-san, maafkan aku juga. Kecerobohanku selalu merepotkanmu, dan sekarang mungkin aku mendapat ganjarannya." Ujar Sakura sambil nyengir kuda. Disambut dengan gelak tawa dari kedua gadis yang memang sudah bersahabat 6 tahun lamanya sejak Sakura baru menjadi pelayan.
~FLASHBACK~
"Shion, sekarang kau sekamar dengan gadis ini. Dia pelayan baru, jadi tolong ajarkan semua hal yang dia belum bisa kerjakan" Ujar seseorang bersuara berat pada gadis yang kira-kira usianya masih kanak-kanak, sekitar 11 tahun. Sedangkan si gadis yang diperintahkan mengangguk mengerti seraya berkata mengerti pada majikannya. Lalu sang majikan berlalu pergi meninggalkan Shion dan seorang gadis kecil berrambut pink bermata hijau emerald yang sedang ketakutan. Tak bisa dipungkiri bahwa kedatangannya berdasarkan paksaan, karena kedua orang tuanya telah meninggal, sedangkan mereka mempunyai hutang pada keluarga Shimura yang bisa dibilang tidak sedikit jumlahnya. Gadis kecil itu bernama Sakura, Sakura Haruno. Diumurnya yang masih 10 tahun, dia terpaksa harus bekerja sebagai pelayan dirumah yang sangat besar ini. Dia terlihat sangat ketakutan, lalu Shion merangkulnya seraya tersenyum lembut padanya. Sakura tersenyum ragu untuk membalasnya.
"Siapa namamu?" ujar Shion pada teman barunya itu, Shion merasa kasihan pada gadis ini. Dia masih polos dan lugu, sekarang dia terlihat ketakutan. Tapi Shion segera menghiburnya dan mengajarkan segala hal pada teman barunya –Sakura. Hari demi hari berlalu, sudah 3 bulan sejak Sakura bekerja dirumah itu. Sakura yang ceroboh, selalu mengundang tawa Shion yang hanya ditanggapi cengiran kuda oleh Sakura. Mereka pun merasa cocok dan mengikat hubungan mereka dengan yang namanya 'Persahabatan'
"Nah, Shion-san. Aku ingin kita menjadi sahabat…" Ucap gadis kecil pada temannya. Mengulurkan kelingking kecilnya.
"Sahabat…" Gumam Shion seraya mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Sakura.
~END OF FLASHBACK~
My Life
.
.
Hari baru telah tiba. Sang suryapun keluar dan menampakan cahaya nya untuk menyinari dunia. Kini tampak seorang gadis tengah terpincang-pincang berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, bersiap untuk pekerjaan yang menunggunya. Lalu keluarlah gadis itu setelah selesai dari mandinya, memakai seragam pelayannya dan segera merapikan kasurnya. Teman sekamarnya –Shion ternyata sudah bangun lebih dulu darinya. Segera saja ia berjalan keluar menuju ruang makan khusus pelayan.
"Ohayou Sakura-san. Bagaimana keadaan kakimu?" sapa Shion yang sedang menyiapkan sarapan, Sakura tersenyum lalu duduk dimeja makan.
"Sudah baikan kok, terimakasih ya…" sahut Sakura. Kini Sakura, Shion, Konan, Kisame, Sara, Guren, Genma, dan pelayan lainnya sedang menikmati sarapan pagi mereka. Sakura senang dengan lengkapnya keberadaan keluarganya –keluarga barunya. Sosok Shion yang baik dan ramah, Konan yang pandai dan murah senyum, Kisame yang jahil dan pemarah, Sara yang keibuan dan kelewat baik, Genma yang sosoknya bagaikan seorang ayah baginya, dan pelayan lainnya yang selalu menerima keberadaannya dengan senang hati. Memberikan suasana baru bagi Sakura, dulu dia membayangkan betapa sulitnya bekerja disini, tapi ditepisnya jauh-jauh bayangan itu. Karena sudah terbiasa, Sakura jadi merasa senang, setidaknya ada tempatnya untuk pulang sepeninggal ayah dan ibunya.
Walau tidak dibayar, tapi Sakura sadar dan tahu diri. Dia tidak pantas untuk mengeluh dan terus menerus, sekarang yang dia pikirkan adalah bagaimana untuk terus berusaha lebih baik dan tegar, itu yang dia pelajari selama disini bersama keluarga barunya. Walau terkadang Sakura merasa sedih karena diumurnya yang masih 16 tahun seharusnya dia mengenyam pendidikan formal selayaknya remaja normal, tapi walaupun Sakura tidak bersekolah dia sangat rajin belajar dan membaca diperpustakaan majikannya. Bahkan sang majikan memberinya fasilitas laptop untuk menunjang pendidikannya. Sakura senang, sang majikan masih mempunyai hati untuk memberikannya benda itu. Yah, inilah kehidupannya.
My Life
.
.
"Genma-san, sekarang kan kakiku sudah lebih baik. Jadi, aku akan membantu kalian lagi." Tutur Sakura pada semua pelayan. Ditanggapi dengan senyuman dan anggukan dari yang lain. Senang sekali rasanya, Sakura seperti tidak terbebani dengan pekerjaannya yang melelahkan. Tapi yang ada dipikirannya sekarang adalah tentang penyambutan tuan mudanya –Shimura Sai.
"Ahh iya, tentang penyambutan tuan muda. Memangnya apa yang harus kita lakukan?" dengan polosnya Sakura bertanya pada teman-temannya. Semuanya saling berpandangan dan bertanya satu sama lain. Genma pun menjelaskan tentang penyambutan yang dijawab 'oh' serentak oleh semuanya.
"Haaah haah… semuanya. Aku baru diberitahu tuan besar. Katanya penyambutannya lusa..haah haah." Sosok yang sedang terengah-engah tadi membawa berita yang membuat seisi ruangan terkejut. Mereka harus mempersiapkan penyambutan –pesta dalam 2 hari.
"Jangan bercanda Kiba!" sahut Kisame sang tukang kebun. Wajah seluruh pelayan terlihat agak panik. Lalu mereka bergegas pergi dari ruangan dan segera melakukan pembersihan total, mempersiapkan alat-alat pesta, mendekor ruangan, dan sebagainya.
Sakura dan Shion tak kalah repotnya, mereka berdua bergegas keluar dari rumah itu dan berbelanja disupermarket diantar oleh deidara, supir keluarga Shimura. Dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang pelan, mobil itu melesat menuju supermarket terdekat. Lalu Sakura dan Shion segera turun dan membagi tugasnya dengan rata dan berjanji bertemu lagi ditempat ini. Sakura pergi ke bagian bahan makanan. Sedangkan Shion pergi ke bagian bahan dekorasi. Merekapun memulai pencariannya
SAKURA POV
'Sungguh merepotkan, kenapa dimajukan sih jadwalnya. Membuat kami repot saja.' Batinku pada diri sendiri. Tapi memang sudah tugas kami yah. Dengan pasrah aku melangkahkan kaki jenjangku menuju bagian makanan.
"Tomat, kentang, wortel, cherry kalengan, brokoli, daun bawang…" Aaku menyebutkan satu persatu bahan-bahan yang harus kubeli seraya berjalan. Dan….
BRUKK
"Sumimasen, aku tidak sengaja." Ujarku meminta maaf pada orang yang kutabrak tanpa melihat orangnya. Yang dimintai maaf hanya menjawab 'hn'.
'Kata itu' batinku seraya mendongakkan kepala dan mendapat seorang laki-laki berwajah stoic dan bermodel rambut pantat ayam.
"Pantat ayam!" gumamku dengan agak kencang, mataku membelalak. Membuatku menjadi pusat perhatian orang-orang yang mendengar suaraku, membuatku malu dan menunduk.
"Heh, baka pinky, kenapa kau ada disini?" tanyanya –Sasuke , padaku. Aku hanya diam dan menatapnya.
Mereka berdua saling tatap menatap tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya…
"TEMEEEEE! HOOII TEMEE!"
END OF SAKURA POV
My Life
NORMAL POV
Seorang laki-laki berambut blonde pirang dengan model durian berlari menghampiri Sakura dan Sasuke. Ia terengah-engah dan berhenti diantara Sakura dan Sasuke. Ia mulai mengatur nafasnya.
"Hooi! Teme, kau meninggalkan- Aaa- S-sakura-chan ?" mata Naruto terbelalak dan mulutnya menganga menatap Sakura tidak percaya, kemudian Naruto mulai meraba-raba rambut Sakura, lalu jidatnya kemudian bahunya. Sakura yang merasa risih segera menepis tangan Naruto, dia tidak suka disentuh seenaknya oleh seorang lelaki, sekalipun itu sahabatnya dari kecil.
"N-naruto!" sakura tak kalah kagetnya dengan Naruto, setelah tadi bertemu Sasuke dan sekarang bertemu dengan sahabatnya yg lain.
"Teme! Kenapa kau hanya diam? Ini Sakura-chan teme! Padahal dulu saat dia menghilang kau terlihat sangat kacau dan mencarinya kemana-mana sampai-sampai kau pernah tidak pulang karumah!" ketus Naruto pada Teme-nya. Yang di tanya hanya diam sambil menatap Naruto dengan deathglare terbaiknya, Naruto membungkam mulutnya tidak berani berkata-kata karena dihadiahi tatapan 'membunuh' Sasuke. Sakura yang keheranan hanya mengernyitkan dahinya bingung.
"Aaa! Durian, pantat ayam! Aku harus segera pergi. Maaf , Jaa!" ujar Sakura seraya berlari dengan kencang meninggalkan Sasuke dan Naruto yang terdiam tanpa kata.
"Teme, kenapa kau tidak mengakui bahwa…" gumam Naruto pada Sasuke. Sasuke hanya menatapnya dengan sangat dingin. Lalu mereka melenggang pergi menuju sebuah game center.
SASUKE POV
Aku melangkah setapak demi setapak menuju sebuah game center bersama si dobe, rasanya sangat tidak bersemangat. Bertemu dengannya membuat hatiku seperti tertusuk ribuan jarum sekaligus seperti ada banyak kupu-kupu beterbangan didalamnya. Perasaan ini, sungguh membuatku sakit dan senang dalam waktu bersamaan.
Perasaanku sekarang benar-benar… sedih, senang, kesal, sangat rindu, melebur jadi satu. Andai ego sebagai Uchiha tak pernah ada, pasti aku sudah memeluknya, sangat erat. Dan tidak membiarkan dia pergi. Aku ingin dia menjadi milikku… seutuhnya.
'Aku merindukanmu, Sakura…' batinku dalam hati.
Kini aku dan dobe berjalan menuju sebuah restoran, banyak orang menatapku –terutama wanita. Mereka menatapku dengan tatapan menggoda, sungguh memuakkan. Aku hanya berjalan dengan santai dan bersikap seperti biasa. Seperti topeng, menyedihkan bukan?
END OF SASUKE POV
My Life
.
.
NORMAL POV
Sakura berlari secepat yang ia bisa, betapa bodohnya ia, lupa dengan tujuannya datang kesini. Kemudian dia berlari kelantai atas dan segera melesat ke bagian sayuran dan buah-buahan, lalu bergegas ke tempat bahan yang lainnya. 1 jam berlalu, Sakura baru selesai berbelanja dan berjalan sambil mendorong kereta belanjaannya yang berjumlah dua. Terlihat beberapa orang sedang memperhatikan Sakura dengan pandangan aneh dan semacamnya. Bisa dibayangkan, kau membawa dua kereta dorong yang isinya hanya bahan makanan. Tapi Sakura hanya diam dan terus menuju kasir. Setelah membayarnya Sakura bergegas menuju parkiran tempatnya janjian dengan Shion.
.
.
~Di bagian Sasuke dan Naruto~
"Dobe, kau main sendiri saja, aku sedang tidak mood" ujar Sasuke pada Naruto, Naruto hanya mengangguk pasrah dan meninggalkan Sasuke disebuah restoran dekat game center. Sasuke kemudian duduk disebuah kursi dan memejamkan mata sambil menghela nafas pasrah.
Diujung restoran seorang gadis sedang memperhatikan Sasuke dengan tatapan rindu. Gadis itu duduk ditempatnya dan terus menatap Sasuke.
"Sasuke-kun…" gumam sang gadis ditengah kegiatan memperhatikannya itu.
.
.
To Be Continued
Heeehe, selesai deh minna chapter pertama.
Semoga suka yah.. Tolong review nya yah, karena aku anak Baru di FFn.. :D *please jangan flame #jeduakk*
Ok Salaam untuk para readers .. :D
REVIEW
