permulaan,

Derasnya hujan seperti menemani senjaku yang kelabu ini. Aku yang tidak seperti mereka. Aku yang lemah ini. Bisakah seperti mereka. Aku harus bisa. Aku harus bisa, walau sebagian diriku menjerit bahwa aku lelah, aku capek, aku ingin menyerah, aku tidak sekuat itu.

Kehidupan yang menuntukku seperti, aku pernah berharap untuk seperti dicerita cinderellah dimana aku bisa bahagia setelah bertemu "pangeranku". Ya pangeran, kalian jangan berharap aku adalah tuan puteri yang cantik, yang sering disiksa, disuruh ini- disuruh itu oleh saudara tiri dan ibu tiriku, dibantu oleh peri. Ayolah peri saja tidak mungkin mau membantu ku, untuk emndapatkan pangeran ku, kalian tahu kenapa? Ya aku ini pemuda, iya pemuda. Tahu kan? Pemuda yang berharap pangeranku datang. Oelhkarena itu, aku sangat sangsi ketika berharap ada ibu peri yang akan membantuku mendapatkan pangeran ku.

OH iya namaku Rai, dan aku gay. Aku seorang mahasiswa semester 4 disalah satu perguruan tinggi negeri. Jangan heran, se dewasa ini aku masih berharap untuk mendapat pertolongan ibu peri dan berharap hidupku seperti cinderella. Salahkan saja ibu ku yang membuatku benar-benar tergila-gila dan sangat gila berharap dengan cerita itu. Eiiiits, hanya karena aku bilang aku berharap seperti cinderella. Bukan berarti aku suka mengoleksi dan berdandan ala cinderella di siang bolong. Hohoho

Kalian berharap aku seperti uke-uke yang katanya cantik, imut dan lain-lain. Ayolah walau aku ini uke dan berharap ada pangeran yang datang. Bukan berarti aku seperti itu. Lihatlah kotak-kotak diperutku ini sudah ada 6, yang telah aku dapat dengan susah payah. Aku keren. Aku tampan. Dan aku cool. Jangan naksir aku plissss. Karena aku hanya berharap dengan pangeranku. Tidak sembarang pangeran kok. Pangeran ku ini ya pangeran kampus di fakultasku, eh malah se kota kwkwkwkw alaynya diriku. Pangeran ku namanya Radit. Huruf nama kami saja sama aku benar-benar jodoh dengannya.