Disclaimer : Death Note hanya milik TO dan TO.

Warning : gaje, ancur, garing, mungkin OC dan OOC, gak jelas, bahasa campur-campur, aneh, dan membingungkan.

Dalam cerita ini, tangannya Light dalam posisi gak diborgol sama L. Jadi dia bisa bergerak-gerak sesuka hati.

Hanya humor semata, jangan diambil hati. Ini adalah fic humor di fandom DN pertama saya, kalau jelek, jangan ceburkan saya ke comberan yaa!


Boyband

Siang yang panas, kering, gersang, dan bau asem, emang bisa membuat semua orang jadi gak pengen ngorek kuping, eh, maksudnya gak pengen ngapa-ngapain, alias jadi males. Tak terkecuali pemuda berambut coklat madu ini. Selain jadi males, dia juga jadi uring-uringan sendiri gara-gara bedaknya luntur mulu karena keringetnya yang turun sederas air jadi tak seindah wajah spongebob lagi. Dan parahnya lagi, sekarang dia harus tetep kerja di warteg sebelah, eh, markas detektifnya L, mencari petunjuk-petunjuk baru tentang kasus kira. Tapi sudah berhari-hari lamanya, tak juga perkembangannya.

"Ryuzaki, apa kau tidak merasa bosan dengan semua ini? Berhari-hari sudah kita mencari, mencari, dan mencari, tapi tak ada perkembangan yang tampak. Mana kamu belum bayar gajiku bulan ini, jadi kere deh gue ( sebenernye emang udah kere dari dulu seeeh)." Kata Light sembari melempar (satu trek) telur busuk, eh, berkas-berkas kasus kira yang sudah ada.

"Sebenernya aku juga bosan, Light-kun. Tapi apa yang bisa aku lakukan agar aku tak bosan? Tentang gajimu, akan kuberikan asalkan ada petunjuk penting yang kau dapatkan. Kalo gak ada, ya wes, sampek tuwek kayak bangkek juga gak bakal aku kasih." L menjawab sambil berputar-putar ala artis India di kursi rodanya. Lalu dia menatap tajam wajah Light.

"Huhhh, ya wes. Tapi agar tak bosan, mending kita undang adek-adekmu yang ada di Wammy House kesini. Terus kita... bermain, melompat di udara. Scoot Emulsion, kutumbuh sehat!" Light jadi nari-nari gak jelas mengikuti lagu scoot emulsion sambil ngesot-ngesot di lantai.

"Oke, akan kutelepon mereka. Tapi tolong hentikan tari ngesotmu itu Light!" kata L. Lalu dia segera mengambil hape esia warna pink ber-glitter milik Light (buseet, girly juga tuh orang).

"Woy, kenapa hape gue yang dipake?" Light yang udah sadar dari ke-gilaan sesaatnya itu jadi ngamuk-ngamuk.

"Wes tala, pulsaku entek, pisan iki wae kok (translate : udah lah, pulsaku abis, sekali ini aja kok)."

"Tapi jangan lama-lama ya."

"Oke."


Tut...tut...tut...broot...preet... sebuah bau busuk mampir ke idungnya L.

"Woi, bau apaan nih?" L cepet-cepet nutup idungnya pake panci (?)

"Eh, kak Ryuzaki. Baunya bisa jalan-jalan kesana yaaa? Hebat!" Matt jadi bangga dengan bau kentutnya yang busuk buanget.

"Sialan loe!"

"Sori kaka'.. hehehe. Emang kak Ryuzaki ada apa kok telepon?"

"Kamu kesini dong, aku dan Light bosen. Kurang hiburan. Sekalian ajak Near sama Mello ya!"

"Kalo kita mau kesana, apa bayarannya?" Emang dasar Matt, mata duitan.

"Pancene arek jaman saiki, peleh (translate : dasar anak jaman sekarang, aneh). Ya wes, ntar aku ajak jalan-jalan ke Korea. Mau gak?"

"Mau bangeeet. Kapan kita berangkat kesana?"

"Besok jam 7 pagi waktu Jepang ya. Nanti akan kupesankan tiket pesawat."

"Siip. Daaaaa." Matt langsung memutuskan sambungan ususnya,eh, teleponnya.

"Gimana? Mereka mau gak?" tanya Light.

"Mau, tapi kita musti ngajak mereka ke Korea."

"Weleh-weleh. Korea mana? Selatan atau utara?"

"Selatan." Tanpa disadari Light, hape pink ber-glitter nya udah dimasukin L kedalam teko tehnya.

"Light, aku tidur duluan. Biar besok gak ngantuk. Jangan lupa, besok kita harus ke bandara jam 8 pagi." L berjalan menuju kamarnya sambil mengeluarkan iPhone dari sakunya dan menelpon agen tiket. Light jadi kaget.

"Ryuzaki? iPhone itu punya siapa?"

"Punyaku, emang kenapa? Sirik? Hehehehehe."

"Gak sih, Cuma mau nanya doang. Tapi tadi katamu, pulsamu entek, tapi sekarang kok bisa nelpon?"

"Tadi pulsaku emang entek, tapi sekarang udah keisi lagi. Soalnya kau dapet hadiah pulsa dari momogi (?)."

"Trus hapeku mana?"

"Meneketehek." L berlalu ke kamarnya tanpa memerdulikan Light yang sedang guling-guling sambil manjat komputer(?) gara-gara hapenya ilang. Sampek mewek juga.


Kukuruyuk...kukuruyuk...kukuruyuk... temennya ryuk lagi pidato(?) diatas kandangnya.

"Wah, udah pagi nih. Aku harus cepet-cepet mandi." L segera menuju kamar mandi yang jadi satu di dalam kamar tidurnya. Setelah selesai mandi dan berpakaian, dia segera menuju dapur dan mempersiapkan "sarapan istimewa" nya. Secara gak sengaja, L nginjek badannya Light yang terbuang, salah, tergeletak di lantai dengan sangat (tidak) mewah dan elit. Dengan pipi penuh dengan bekas iler, beberapa benjolan merah karena gigitan nyamuk menyebar di tangan, dan juga suara "ngorok"nya yang bisa membuat nyamuk-nyamuk disekitarnya budek(?). Tapi suara itu bisa dihentikan oleh L (prok prok prok, tepuk tangan buat L ^^) karena injakan L yang tepat mengenai mulut Light.

"Aww, sakit. Siapa seeh? Bisa jontor nih bibir." Keluh Light yang akhirnya bangun dari tidurnya.

"Ohh, maaf Light. Aku tidak sengaja. Lagian, ngapain kamu tidur disini?"

"Pancene, aku tidur disini itu yo gara-gara guling-guling kemaren. Kamu sih, pake ngilangin hapeku. Ganti sekarang!"

"Yo wes, ambil ae iPhone ini." Kata L sembari memberikan iPhone nya pada Light.

Tumben baek nih orang, mana digantinya pake iPhone lagi. Tau gitu, sering-sering aja dia nyolong hape gue. Batin Light.

"Makasih Ryuzaki." Light sampek sembah sujud tujuh kali sama L.

"Tidak usah begitu, itu kan hasil usahamu sendiri." Kata L datar.

"Eh? Bagaimana bisa?" Light jadi o'on sesaat.

"Iya, itu adalah gajimu untuk seabad kedepan."

"UAPAAAA!" Light langsung lemes.

Sekali lagi, L membiarkan saja Light tergeletak sedemikian rupa. Dia segera menuju garasinya dan mempersiapkan mobilnya. Setelah selesai, dia langsung "ngewes" menuju bandara, Light ditinggal.

"Woy! Tungguin aku!" Light yang akhirnya sadar dari pingsannya langsung menjerit kayak emak-emak kecebur comberan(?) sambil berusaha ngesot(?) ngejar mobilnya L. Tapi apa daya, Light gak bisa ngejar mobil L (ya iyalah). Akhirnya dia memutuskan menunggu saja di disana sambil terus meratapi nasibnya yang malang, semalang bawang bombay(?).


Jarum jam di arloji L sudah menunjukkan pukul 07.10 WNJ (Waktu Negara Jepang), tapi Matt, Mello, sama Near belum muncul batang lidahnya(?). Sambil menunggu mereka dateng, L jadi pengen mampir ke stand Rotiboy dulu (emang di Jepang ada ya?). Tapi akhirnya dia gak jadi kesana. Kenapa? karena disana udah rame banget, antriannya aja udah sampe kutub utara (?). Akhirnya L Cuma bisa muter-muter aja di bandara yang luas itu sambil nyanyi-nyanyi sak karepe dewe.

Hello, hello, nareum daero yongil naesseoyo
Hello, hello, jamshi yaegi hallaeyo
Hello, hello, naega jom seotuljin mollado
Who knows eojjeom urin jal dweljido molla

"Woy! Nyanyi opo to? Kok ra ngerti aku (taranslate: nyanyi apa sih? Kok aku gak ngerti)." Seru Near dari belakang WC (?).

L jadi kaget setengah matek, tapi dia tetep pasang muka datar.

"Itu lagu korea, peleh." Jawab L.

"Owalah. Tapi suara kak Ryuzaki bagus loh. Aku jadi tersepona." Near jawab lagi.

"Iya, bagusan suara kak Ryuzaki daripada sinta-jojo (?)" Jawab Matt yang sibuk sama PSP nya.

"Tapi aku masih lebih suka JB (kagak nanya). JB kan keren abis." Jawab Mello rada gak nyambung.

"Ealah, JB. Jabon Bieber. Seleramu jelek banget seh." Ejek Near.

"Enak aja, JB itu bukan Jabon Bieber, tapi Jayus Boy(?)." Mello makin gak nyambung.

"Ya wes, kalian kok malah debat. Oke, sekarang ayo cepetan berangkat ke markas."

"OK" seru mereka serempak.

Ding dong...dong ding...ding dong... L mencet bel.

"Iya, bentar. Gue masih pake daster neh, belom ganti." Suara Light yang jadi mirip sama banci perapatan menggema sampai di depan markas. Akhirnya setelah selesai mengganti dasternya sama baju pink nyala plus sarung polkadot warna pink (?) dia membuka pintu dan mempersilahkan mereka semua masuk.

"Silahkan."

"Yo." Jawab L,Near,Matt n Mello bebarengan.

"Kamu lagi ngapain Light?" tanya Mello.

"Lagi nonton tipi."

"Wealah, lha kok sinetron 'arti babu' yang diliat." Near jadi sweatdrop.

"Suka-suka gue dong. Lagian yang jadi babu cakep banget lho(?)" Light jadi makin serius ngeliatin aktor yang jadi babu itu, sambil sesekali senyum-senyum ala emak-emak yang seneng dapet arisan.

"Payah loe. Sini gue ganti." Mello ngerebut remote dari tangan Light. Light rasanya mau nabok Mello, tapi Matt ama Near udah nodongin pacul(?) ke Light.

"Ini baru sinetron yang bermutu." Ucap Mello puas.

"Ini sih sama aja. Masa 'kemilau botak Pak RT' dibilang bermutu?" Matt sama Near jadi sweatdrop.

"Biarin, awas kalo diganti. Gue mau ke WC dulu." Mello ngancem Matt, Near ama Light pake goloknya pak RT(?).

"Eh, kak Ryuzaki mana? Kok ilang?" Near akhirnya nyadar kalo Ryuzaki gak ada.

"Iya ya? Ayo kita cek ke kamarnya. Light, taruh barang-barang kita bertiga ya! Awas kalo nggak!" kali ini Matt yang ngancem pake' cluritnya.

"Iya iya." Light langsung ngacir dari situ.

Dasar anak-anak bandel. Gue sumpahin jadi cacing baru tau rasa loe. Light menggerutu dalam hati.

...TBC...


Yey! Akhirnya jadi juga. Maaf kalo garing, jelek, aneh dsb. Maklumi saya, saya orang baru disini. maaf juga kalo gak sesuai sama summary nya. Lain kali saya bakal buat yang lebih baik lagi.

Setelah baca diharap review. Maturnuwun.. :)