Tittle : BOSS and ME
Cast : HunHan
ChanBaek - ChanSoo
KaiSoo
Rating : M
GS, Romance, Drama, Hurt , TYPO (s)
.
.
.
.
hunhan731
Happy reading!
.
.
.
.
.
Xi Luhan,gadis cantik asal beijing yang sedang melanjutkan studynya di korea selatan. Seoul National University, menjadi universitas pilihan luhan yang memang notabenenya adalah wanita pintar. diterima disana tentu membuat luhan berbangga hati ,pasalnya dulu luhan hanya iseng mendaftar, tapi ternyata keisengannya itu berbuah hasil yang menakjupkan juga.
Saat ini luhan telah memasuki semester terakhir, yang mewajibkannya harus magang di kantor yang telah dosennya atur. disana memang mengharuskan mahasiswa dan mahasiswinya magang bila telah di semester terakhir, bisa dibilang itu adalah tugas terakhir yang wajib dilakukan, bila tidak ya... jangan pernah berharap kau akan menyandang gelar sarjana itu.
Berlari tergesa wanita cantik itu hampir saja terjatuh karna sepatu tingginya. high heels setinggi 15 cm berwarna hitam itu terpasang dengan baik di kedua kaki-kaki jenjang indahnya. sampai didepan lift, luhan segera tekan tombol disana.
TING
Tombol lantai 20 ia tekan, menunggu dia sampai pada lantai teraras kantor yang dipilih dosennya untuk menuntaskan tugas terakhir pada semester akhirnya. luhan netralkan detak jantungnya yang sempat berdetak tak karuan karna habis berlari. tangan rambingnya ia buat menata riasan rambut sekaligus wajahnya. lipstik merah mudanya diolehkan tipis pada bibir mungil itu, tidak perlu tebal..karna bibir luhan juga sudah berwarna pink pada dasarnya.
" Huh..semoga aku tidak mendapat atasan yang menyebalkan " doanya pada tuhan. yaa..setidaknya orang yang akan menjadi atasan luhan nanti tidak menyebalkan, cerewet ,jelek ,bertubuh tambun ,penuh uban ,dan pemarah walaupun dia sudah tua. tidak tau saja luhan pada siapa dia akan bekerja ...
TING
Pintu lift itu terbuka, yang artinya luhan telah sampai di lantai yang ditujunya. berjalan dengan agak tergesa, luhan dekati pintu yang menjadi tujuannya dan sekaligus tempatnya bekerja - magang.
Tok tok tok..
" Sajang-nim mian saya terlambat " ujarnya setelah masuk dan berdiri didekat meja atasannya itu. kusri tertinggi yang pasti membuat siapa saja yang mendudukinya selalu dan akan selalu diagung-agungkan. kursi itu masih membelakangi luhan, membuat rasa penasaran yang sejak kemarin membuat luhan tidak bisa tidur.
' Seperti apa sajang-nim nya itu? tua? menyebalkan? bertubuh tambun? cerewet? jelek? pemarah? rambut yang beruban? atau... '
Kursi itu bergerak, memutar hingga akhirnya berhadapan dengan luhan.
' Tampan ' itulah kesan pertama yang luhan lihat dengan mata rusanya. menatap dengan sorot memuja, luhan pandang sosok laki-laki tampan didepannya itu tak berkedip sekalipun dan penuh minat.
" Jadi kau mahasiswi magang itu? " ugh..bahkan suaranya bisa membuat bulu kuduk luhan meremang. terdengar tegas dan - mendominasi. entahlah luhan juga tidak mengerti kenapa dia bisa berpendapat seperti itu. tersadar dengan lamunannya, luhan segera anggukan kepalanya sebagai jawaban.
" Bahkan dia masih sangat muda dan tampan untuk menjadi seorang direktur " ujar luhan dalam hati. mata rusanya masih setia memandang sajang-nim nya tanpa ada niat berkedip.
Tampan. muda. tubuh tinggi tegap langsing. mata tajam yang membuat siapa saja akan takut sekaligus bertekuk lutut. suara tegas. dan aura pria dominan yang mengeluar, membuat pria berumur 26 tahun itu menjadi direktur muda tersukses di korea selatan. Oh Sehun, pria tegas dan dingin yang tidak segan-segan menghabisi para pembisnis penghalangnya enyah dari hadapannya itu memandang luhan dengan tajam. sorot mata tajam dan tak bersahabatnya seolah ingin melubangi kepala luhan didepannya.
" 30 menit 12 detik. kau terlambat " suara tegas sehun membuat luhan tersadar, pria dihadapannya itu adalah sosok tegas yang tidak suka dengan keterlambatan para pekerjanya - tidak terkecuali mahasiswi magang dihadapannya itu.
" Ma..maafkan saya sajang-nim. sa..saya tidak akan mengulaginya lagi "
" Sebaiknya begitu. karna kalau ya, aku tidak segan-segan melemparmu kembali ke universitasmu dengan nilai E ditanganmu " tolong ingatkan luhan kalau sajang-nim nya ini juga menakutkan, jadi sebaiknya kau jangan main-main dengannya luhan.
" N..ne sajang-nim, aku akan berusaha tidak mengulanginya lagi " selesai dengan itu luhan segera bungkukan tubuhnya dan berjalan menuju meja yang telah disediakan didalam ruang direktur bersama sajang-nim tampan tapi menakutkan itu.
Berjalan mendekati mejanya, luhan sudah bersiap untuk menarik kursi itu sebelum sebuah intruksi ditangkap indra pendengarnya.
" Namamu? " ujar sehun dibalik meja agungnya. mata tajamnya sibuk meneliti tiap deretan huruf sekakigus angka disana. menimang apakah berkas itu berharga atau hanya sekedar sampah tak berguna.
" N..ne? " bingung. tentu saja luhan bingung, intruksi yang diterimanya kurang jelas. ' Sajang-nim itu bertanya atau memerintah sih? ' tanya luhan dalam hati. aduh luhan... kaya ga tau sifatnya sehun aja sih -_-
" Kau tidak dengar? aku tanya siapa namamu " mata tajam itu kini menatap luhan yang masih berdiri dibalik mejanya. memandang bingung sajang-nim nya, luhan baru sadar kalau tadi dia belum memperkenalkan namanya. issh..dasar pelupa - keluhnya dalam hati merutuki salah satu kecerobohannya.
Berdiri tegak, luhan segera membungkukan tubuh langsingnya. " Xi Luhan imnida, sajang-nim bisa memanggilku luhan " dan untuk pertama kalinya mata sehun dan luhan saling bertubrukan, memandang satu sama lain dengan penuh pemujaan, namun itu hanya sebentar karna sehun segera mengalihkan pandangannya kembali pada tumpukan kertas yang memberinya kekuasaan dan kekayaan.
.
.
.
Saat ini luhan tengah konsentrasi mengatur semua jadwal sajang-nim nya itu, mengetik dan mengeceknya dengan hati-hati, jangan sampai ada yang terlewat dan tidak diketahuinya.
" Sajang-nim sore ini anda ada rapat di busan bersama klien dari jepang anda " suara lembut nan merdu luhan membuat sehun berhenti mengetikan huruf dan angka disana. berhenti sejenak untuk mendengarkan ocehan sekretaris magangnya lalu kembali fokus dengan kerjaannya.
" Siapkan semua berkasnya, selesai makan siang kita berangkat " perintah sehun yang langsung luhan lakukan. meminta berkas-berkas yang dibutuhkan sajang-nim pada para pekerjanya. luhan langkahkan kedua kaki jenjangnya keluar dari ruang direktur, meninggalkan sehun yang terfokus pada laptopnya. setidaknya sebelum luhan benar-benar meningkalkan ruanganya dan sehun tentu saja.
" Hanya melihatnya tapi tubuhnya bereaksi. astaga, ada apa denganku? " gumamnya pada dirinya sendiri. menyandarkan tubuhnya pada kursi, sehun bawa tanyannya menutupi matanya. konsentrasinya terpecah hanya karna melihat mata rusa luhan beberapa jam yang lalu, mata yang entah bagaimana membuat tubuhnya bereaksi.
Cklek
Beberapa menit setelahnya luhan kembali bersama dengan berkas-berkas yang diminta sajang-nim nya. sehun yang tahu luhan telah kembali hanya menegakan tubuhnya dan disingkirkannya tangan itu dari mata tajamnya. mata tajam sehun terpaku kala melihat sekretaris pribadinya- luhan, kembali dengan rambut yang ia cepol, mempertontonkan leher putih nan jenjangnya yang membuat siapa saja hanya bisa menelan saliva.
" Jauhkan pikiran kotormu sehun. " ujar sehun dalam hati. sungguh,ingin rasanya sehun jilat, gigit, dan hisap leher itu. namun sehun masih punya otak untuk berpikir akan melakukannya dengan sekretaris pribadi magang itu.
" Letakan dimeja, nanti akan ku lihat " otak jenius sehun telah kembali. menyuruh luhan untuk kembali pada mejanya dan mengecek berkas-berkas untuk rapatnya nanti sore.
.
.
.
.
Kini mereka sedang berada di dalam mobil mewah sehun, mobil mewah yang pastinya mahal itu membawa mereka ke tempat tujuan. Busan. butuh waktu sekitar 5 jam untuk kesana, dan dalam waktu selama itu pula hanya mereka isi dengan keterdiaman masing-masing. Heel..ingat luhan baru tadi pagi menjadi sekretaris magang di peruhaan sehun tapi kini ia sudah menemani direkturnya itu untuk menghadiri sebuah rapat diluar kota.
The Westin Chosun Busan Hotel, hotel no 7 dari 118 hotel terbaik di Busan. hotel yang langsung menghadap pantai. hotel dengan 10 lantai ini menjadi pilihan sehun untuk rapat sekaligus menginap, sehun sengaja memilih The Westin Chosun karna memang hotel ini juga salah satu hotel miliknya di busan. pemandangan yang langsung dihiasi dengan keindahan pantai Haeundae yang menawan. Hotel kedua yang tak kalah bagus adalah Paradise Busan Hotel- hotel sehun satunya lagi. Di Busan, tempat ini dijuluki sebagai pusat kehidupan malam paling keren. Terdapat sebuah klub malam, spa dengan pemandangan dari ketinggian dan restoran yang mewah. sehun memang memiliki jiwa pembisnis kuat yang diturunkan langsung dari ayahnya, jadi jangan heran kalau seseatu yang dikelolanya secara langsung atau tidak pasti akan membawa kesuksesan nantinya.
Berhenti di depan hotel, seorang laki-laki dengan seragam kerjanya menghampiri mobil mewah sehun. membuka sisi kakan pintu mobil, memperlihatkan sepatu mengkilat dari Oh Sehun yang turun dari mobil mewahnya.
Sehun dan Luhan berjalan memasuki hotel, memesan dua kamar untuk mereka guna membersihkan diri atau sekedar cuci muka dan ganti pakaian atau mungkin mereka ingin menginap?
" aku pesan dua kamar " ucap sehun pada wanita yang berada dibelakang meja resepsionis. luhan hanya memandang keduanya tanpa minat, karna jujur saja 5 jam duduk dimobil membuat tubuhnya agak pegal.
" Maaf sajang-nim tapi hanya tersisa satu kamar, mengingat akhir-akhir ini banyak turis domestik maupun non-domestik menginap disini karna- " belum selesai dengan penjelasannya sang direktur itu memotongnya. sehun juga capek loh ya..
" tidak masalah. mana kunci cardnya ? " wanita resepsionis itu menyerahkan kunci card pada sehun. berjalan menuju lift, sehun berjalan tanpa minat - mengingat ia lelah dengan luhan yang setia mengikuti dibelakangnya.
Mereka telah sampai dikamar yang telah sehun pesan tadi, terdapat satu ranjang king size dan sebuah sofa disampingnya.
" Kau bisa membersihkan dirimu, aku ingin tidur sebentar. nanti akan ku pesankan makanan " sehun kini telah berbaring diranjang itu, memejamkan matanya agar lebih rileks. luhan hanya bisa menganggukan kepalanya walaupun pasti sajang-nim nya itu tidak tau. berjalan menuju kamar mandi, sebenarnya luhan kurang nyaman harus satu kamar dengan laki-laki, mengingat dia seorang perempuan dan laki-laki itu adalah atasannya di tempat ia magang. menggidikan bahu luhan bawa tubuh telanjangnya ke dalam bathub yang telah terisi air hangat.
" Ahh.. setidaknya dengan beremdam dengan air hangat pegalnya agak hilang " guman luhan. ia pejamkan matanya saat kehangat air itu membuat rasa pegal di tubuhnya berangsur hilang.
" Ya.. baiklah, aku akan segera menemuinya " saat ini sehun telah bersiap untuk bertemu dengan kliennya. tak perduli cuci muka atau mandi, sehun pikir tidak ada yang tau, sedikit parfum maka kau terlihat wangi.
Cklek
Bertepatan saat luhan membuka pintu kamar mandi, sehun juga telah keluar dari kamar itu. mata luhan melihat sekeliling, saat ini ia hanya menggunakan handuk yang hanya bisa menutupi tubuh atas dan bawah yang hanya sampai pahanya. berjalan takut-takut kalau sajang-nim berada disana. tapi - ' sepi ' gumamnya dalam hati. mungkin sajang-nim memesan makanan.
Berjalan di kolidor hotel, kaki sehun tiba-tiba saja berhenti. astaga.. sehun lupa memberitahu luhan kalau dia akan menemui kliennya dulu dan dia belum memesan makanan. berbalik dan sehun berjalan menuju kamarnya dan luhan lagi.
Luhan bingung harus memakai apa, pasalnya dia tidak membawa baju ganti dan bajunya yang tadi basah gara-gara kecerobohannya. melihat sebuah almari besar luhan pikir disana pasti ada baju. tanpa berpikir panjang luhan lepas handuk yang menutupi tubuh telanjangnya - ini kebiasaan luhan kalo mau ngambil baju dan memakainya, berjalan ke arah almari bersiap membukanya.
Cklek - itu bukan suara almari dibuka tapi...
" Lu aku harus menemui klien ku kalau kau lap.. " sehun berhenti bicara saat melihat pemandangan didepannya. tubuh telanjang luhan, memperlihatkan payudara sintal dan kewanitaannya yang tak terbungkus kain apapun. Oh shit.. sehun kembali eraksi hanya karna melihat tubuh telanjang luhan, yang demi tuhan it's so sexy dimata sehun. luhan hanya kedip-kedip dan saat ia sadar kalau dia sedang telanjang, refleks cepat-cepat luhan buka pintu almari itu, setidaknya ia bisa menutupi tubuh telanjangnya - walaupun udah telat.
" Ss sa sajang-nim " ujar luhan lirih. malu. tentu ia dapatkan, bagaimana tidak jika atasanmu melihatmu sedang telanjang tanpa sehelai kainpun dan ditambah atasanmu itu adalah..
LAKI-LAKI... mau ditaruh mana harga diri luhan sebagai wanita?
" Maaf.. aku tidak tau kalau kau " sehun tidak melanjutkan kalimatnya saat ia melihat wajah memerah padam dan bendungan air mata di mata luhan. " aku akan menemui klien dulu, kalau kau lapar pesan saja dulu, aku masih akan lama bersama klien ku, untuk saat ini aku akan menemuinya sendiri " ujar sehun membicarakan tujuannya kembali ke kamar dan menemukan luhan dengan tubuh telanjangnya. " dan ... kau bisa memakai kemeja yang ada didalam sana kalau kau mau " luhan palingkan kepalanya kesamping kiri dan bisa luhan lihat ada sebuah kemeja putih disana. " Hanya itu yang ingin ku sampaikan, sampai nanti " itu adalah kalimat terakhirnya sebelum sehun benar-benar pergi menemui kliennya. meninggalkan luhan yang sudah nyaris pingsan karna malu.
.
.
Sehun sudah selesai dengan rapatnya sejak setengah jam yang lalu. dilihatnya jam pada smartphonenya, pukul 19.30.. itu artinya club malam disana sudah dibuka, berjalan tergesa sehun masuki club malam itu guna menghilangkan bayangan tubuh telanjang luhan yang demi tuhan membuat sehun tidak bisa konsentrasi saat rapatnya tadi. memesan segelas alkohol kadar sedang, sehun sembunyikan wajahnya sembari menunggu minumannya selesai diracik. bayang tubuh itu muncul lagi, layaknya sebuah film yang telah terprogram secara otomatis di otaknya. menegakan tubuhnya secara tiba-tiba bertepatan dengan sebuah gelas yang sehun yakini adalah miliknya, sehun teguk minuman itu tergesa hingga membuat kepalanya agak pusing.
' Bukannya aku tadi memesan alkohol kadar setengah? kenapa kepalaku jadi pusing begini ' ujar sehun dalam hati.
" Maaf tapi apa anda meminum minuman yang berada di gelas ini? " tanya seorang bartender membuat sehun berguman hanya untuk menjawabnya, kepalanya terlalu pusing untuk sekedar menegakan kepala dan berbicara. " Itu bukan minuman anda tuan, astaga minuman tadi bukan hanya alkohol dengan kadar sangat tinggi tapi tadi saya juga mencampurnya dengan obat perangsang " lanjut bartender itu membuat sehun terkejut. Apa? obat perangsang?
" Arghh .. oh shit obat itu mulai bekerja " maki sehun. berjalan lunglai keluar club menuju kamarnya.
Cklek
Pintu kamar itu dibuka sehun dengan tergesa, dia sudah full eraksi dan ia ingin segera menuntaskannya didalam toilet. memasuki kamarnya, sehun langsung menuju pintu kamar mandi.
" Sajang-nim kau sudah selesai? " mendengar suara itu membuat sehun berhenti sejenak, matanya ia bawa pada sosok yang memanggilnya. dan sehun baru ingat kalau ada seseorang yang bisa membantunya menuntaskan full eraksinya dengan cara yang lebih menyenangkan dibanding harus bermain solo. " Sajang-nim gwenchana? kenapa sajang-nim berkeringat seperti itu? " tanya luhan dengan polos. bahkan saat sehun berjalan menghampirinya luhan tidak mencium gelagat seekor srigala yang menyeriang karna telah mendapatkan mangsanya.
Sehun berjalan mendekati luhan, seringainya juga makin lebar saat tangan kekarnya berhasil mencengkram kedua bahu sempit luhan. luhan terkejut dengan tingkah laku atasannya itu, apalagi saat bibir tipis sehun yang kini menciumnya dengan kasar, seolah ia sudah berada diujung tanduk.
"Mmmpptt... sangjammppt-nim " panggil luhan disela-sela lumatan ganas sehun. tak menyia-nyiakan kesempatan saat bibir luhan sedikit terbuka segera sehun masukan lidahnya, meneliti satu persatu, mengabsen benda-benda yang terdapat didalam mulut luhan. luhan sedari tadi terus saja berontak saat lumatan-lumatan pada bibirnya kian memanas dan mereka yang berdiri membuat sehun cekup kualahan karna luhan tak mau berhenti memberontak sama sekali. mulai melangkahkan kakinya, sehun giring luhan pada ranjang luas tak jauh dari mereka.
Bruk
Sehun banting tubuh luhan, membuat luhan sedikit meringis sakit tapi tak lama karna setelahnya sehun kembali meraup bibir mungil nan manis milik luhan. mengesplornya, tak tanggung-tangung sehun juga gigit bibir itu. sebelah tangannya sehun gunakan untuk mengunci kedua tangan ramping luhan diatas kepala dan sehun gunakan tangannya yang menganggur untuk membuka kancing-kancing kemeja putih yang dikenakan luhan. senyum sehun mengembang saat tau kalau luhan tidak memakai apapun selain kemeja tadi. tanpa perlu berlama-lama sehun lepas pagutannya dengan luhan, beralih pada leher putih jenjang luhan yang sejak tadi pagi membuatnya berimajinasi kotor. menyesapnya kuat kemudian sehun gigit kecil leher putih itu, menghasilkan sebuah bercak merah yang kontras dengan kulit putih bibir tipis itu turun lagi hingga tertangkaplah dimata tajam sehun payudara sintal luhan. sehun remas payudara sebelah kirinya dan sehun raup payudara sebelah kanannya kedalam mulut. kulum, hisap , jilat. hal itu membuat desahan luhan keluar begitu saja setelah mati-matian luhan menahannya.
" Ahhh.. " desahan itu membuat sehun makin semangat menggrayai tubuh luhan.
" Hiks sajang-nim hiks.. " isakan luhan keluar namun seolah tuli sehun masih saja menggrayai tubuh luhan. full eraksinya kian membuatnya buta, sesak di celananya membuat sehun makin hilang akal. sehun ingin segera menuntaskannya. membuka seluruh pakaian yang ia kenakan dengan terburu, membuat sehun layaknya seperti srigala yang kelaparan dan ingin segera memakan mangsanya.
Tanpa pelumas dan tanpa persiapan. sehun paksa buka kedua kaki luhan agar mengangkang tangis luhan kian pecah saat sehun berhasil membuka kakinya lebar, bahkan hal itu sempat membuat luhan meringis diantara isakannya.
" Sajang-nim andwe hiks... ini salah sajang-nim " sehun tuli, sehun telah dibutakan oleh nafsu birahi obat perangsang. jadi jangan harap kalau sehun akan berhenti.
Sehun bawa tangannya pada daerah selangkangan itu, memijat penis full eraksinya sebentar sebelum masuk ke dalam lubang surga duniawi.
" Ahhh.. " desah sehun saat tangannya sendiri memijit penis besar full eraksinya. setelah selesai sehun segera posisikan dirinya diantara selangkangan luhan, tangannya ia bawa ke bibir lubang surga luhan, membuat luhan mengigit bibirnya menahan desahan.
" Jangan gigit bibirmu seperti itu lu. sebentar lagi aku akan memberikanmu kenikmatan yang tiada taranya " sehun elus pipi luhan yang telah basah oleh airmata, luhan berusaha menghindari tangan sehun yang mengelus pipi basahnya sehun makin tertawa dan bersiap membawa penisnya memasuki lubang vagina luhan.
Menelesakannya secara kasar, hal itu membuat luhan makin terisak dan jeritannya menggema didalam kamar hotel itu. setengah penisnya telah masuk tapi hal itu membuatnya kurang puas, jadi sehun hantam lebih kasar lagi dibarengi dengan teriakan luhan dan tubuh melengkung luhan pada akhirnya penis besar sehun tertanam sempurna dalam vagina luhan. mengoyak dan merobeknya tanpa manusiawi, bau amis dasah luhan membuat luhan makin terisak dan berteriak karna hantaman sehun yang sangat kasar. tak berhenti disitu, sehun mulai gerakan tubuhnya maju - mundur , menghujam lubang luhan dengan kasar. bagi sehun ia harus cepat menyelesainya eraksinya sekarang juga seolah hal itu dapat membuatnya mati.
1...2..3
4..5..6
Terhitung sudah 6 kali sehun mencapai puncaknya. dan desah panjang yang mengantarkannya pada puncak yang ke 7 sehun limbung disamping tubuh luhan yang telah pingsan. menarik selimut, sehun tutupi tubuh telanjangnya tanpa tau selimut itu juga menutupi tubuh telanjang luhan atau tidak.
.
.
.
.
.
.
.
TBC or END
