Chapter 1: Tidak ketersengajaan

Haiii ini pertama kalinya aku nulis ff di FFn '-'

Kali ini lagi bikin ff hunhan genderswitch buat Big Event HunHan Indonesia yang di adain ama kak rere hehehe.

Moga aja menang lah dan semua pada suka ama nih cerita :v

Chapter 1

This is genderswitch fanfiction: Luhan as girl and Sehun as boy.

RATE: M

Yang belom cukup umur di larang keras buat baca ff ini dan dosa ditanggung masing-masing pembaca.

Romance, Hurt/Comfort, semi-blood/? (Lumayan banyak ada adegan berdarahnya nanti), School-life, action, Genderswitch, AU

Chaptered, NC-17

Cast: HunHan and slight Kaisoo and chanbaek.

Other cast: SuLay, Yoona SNSD, Vernon SEVENTEEN and another OC.

All plot story is mine and please don't copy or be plagiarism without permission.

Happy Reading, and enjoy it ^-^

.

.

.

.

.

.

Tidak ketersengajaan

"Hah~~~" yeoja itu mendesah nafas bosan. Ini sudah 3 jam dia menunggu sahabatnya tapi belum datang juga.

Yeoja itu melirik sekitar, sepi sekali. Terlebih diluar mulai mendung, sepertinya akan turun hujan- ujarnya dalam hati. Hari ini dia sendirian lagi. Coffe latte yang dipesannya sudah mulai mendingin, sedangkan isinya baru habis belum ada setengah.

Dia meneguk sedikit coffe lattenya -sekedar menghilangkan jenuh yang ada dipikarnnya.

Hari mulai gelap, awan cembung makin menampakkan wujudnya. Hujan deras pasti akan datang. Yeoja itu mengecek arloji di tangannya. Jam 15:08. Mulai sore rupanya.

Yeoja itu sekali lagi menghembuskan nafas bosan. Dia lelah menunggu.

Ddrtt.. ddrrtt...

Handphone yeoja itu bergetar disamping waffel yang tinggal setengah. Dia mengambil handphonenya dan terlihat sebuah pesan masuk.

From: Baekki bunny

Lulu~~ apa kau menunggu lama?

Tentu saja bodoh!. Rutuknya dalam hati.

Aku tidak bisa datang... mianhae~~~ ibunya Chanyeol memintaku untuk menemaninya ke mall dan sampai sekarang aku masih terjebak di mall bersama ibunya Chanyeol. Miannnnn lulu T_T aku tidak bisa melawan mertua sendiri T_T

Kau boleh marah kepada ku :"

03/16/16 at 15:12

Lulu-yeoja itu mendengus kesal. Sekarang tinggal satu orang yang tidak ada kabarnya. Kyungsoo. Yeoja bermata bulat ada itu, entah kemana. Biasanya dia selalu on time. Lelah menunggu, Lebih baik dia pergi dan mengerjakan tugasnya dirumah. Yeoja itu membersihkan benda-benda di atas meja dan memasukkan barang-barangnya di dalam tas selempang kecil. Sedikit merapihkan baju kaos biru pastel dan cardigannya berwarna putih gading dan melangkah keluar.

Hembusan angin kencang di musim gugur benar-benar mengerikan. Tubuhnya langsung kedinginan. Segera dia berjalan ke arah halte bus terdekat untuk pulang sambil menenteng tas selempang kecilnya dengan erat.

Cuacanya tidak begitu bagus. Begitu juga dengan suasananya. Dirinya benar-benar kacau akhir-akhir ini. Dia merasa risih dan sangat tidak nyaman semenjak beberapa hari lalu.

Ini hari minggu, seharusnya dia senang dan bisa menikmati liburnya bersama sahabat-sahabatnya. Tapi, sepertinya meraka sibuk dengan pasangannya masing-masing dan menantu yang ribet minta ini minta itu. Dan dia? Jangan ditanya, dia ingin sendiri dulu tidak mau berhubungan menjalani suatu ikatan yang di sebut pacaran atau segala macamnya. Hanya saja dia malas melakukannya.

Banyak pasangan di hari ini. Semuanya sibuk dengan dunia meraka sendiri. Ada yang jalan bergandengan tangan, bergelayut manja, duduk berhadapan di suatu cafe atau ada juga yang sedang bertengkar dan- oh... bahkan ada yang CIUMAN!

Luhan-gadis itu mengerjapkan matanya berulang kali. Bukannya tadi habis bertengkar? Si namja berusaha memegang erat tengkuk yeoja dihadapannya. Dan si yeoja berusaha mendorong namja itu tapi sia-sia dan malah dia terhanyut dan ikut permainan yang lebih intim. Hell! Ini di trotoar umum! Ck! Merusak pemandangan saja!

Pangutan itu makin intens dan kasar. Keduanya memejamkan matanya dan menikmati sensasinya tanpa peduli tempat dan ada yang melihat mereka yang sudah mukanya sudah berubah jadi merah padam.

Akhirnya Luhan memilih memutar balik mencari jalan lain dari pada mengusik pasangan itu yang bahkan sudah bertukar saliva di trotoar umum, mending dia pergi walau harus menempuh waktu yang lebih lama.

Luhan berjalan sambil mengumpat dalam hati. Sial! Kenapa dia mengalami hal yang aneh dan menyebalkan di hari liburnya? Huh! Sudah di omelin ibu, sahabat tidak ada yang datang, sekarang malah ketemu dua orang aneh plus gila yang bercumbu di trotoar umum. Untung sepi!

Akhirnya setelah berjalan sekitar 20 menit dia sampai di halte dan duduk di ujung bangku dengan tenang.

Hujan mulai turun. Sedikit demi-sedikit mereka turun membasahi bumi. Luhan termangu diam menikmati alunan merdu dari hujan yang turun ke tanah. Seketika wangi tanah berhembus tercium oleh Luhan. Ini yang dia suka, wangi tanah saat hujan atau sehabis hujan membuatnya terasa tenang. Dia memandang ke atas, langit sangat hitam dan gelap. Hujan mulai makin deras banyak yang berlarian mencari tempat teduh dan halte mulai ramai banyak diisi orang-orang yang ingin berlindung dari hujan.

Luhan tersenyum saat beberapa ada yang menggerutu hujan turun dengan tidak tepat waktu, ada juga yang kesal tidak bisa pulang karena hujan. Luhan makin tersenyum lebar saat melihat ke atas. Baginya hujan itu penenang. Penenang yang sangat jitu untuknya.

Saat sedang asik melihat hujan, tiba-tiba saja ada yang duduk diseblahnya. Seorang berbaju serba hitam dan celana Levis biru dongker, dia duduk di samping Luhan.

Luhan masih asik dengan dunianya dan karena terlalu lelah akhirnya dia memutuskan tidur dan bersender dengan papan disampingnya.

Hari ini sungguh berat. Kepalanya sangat sakit memikirkan hal-hal yang tak terduga dalam hidupnya. Luhan mengambil posisi nyaman dan tenggelam dalam tidurnya.

Seseorang itu-disamping Luhan- mengambil sesuatu. Seperti amplop berukuran persegi se-cd, dimasukkan kedalam tas kecil selmpang milik Luhan. Sosok itu berkali-kali menarik tangannya kembali dan melihat Luhan yg tenang tidur. Sempat ada rasa ragu dan akhirnya saat dia lihat samping jalan ada rombongan lelaki berbadan besar dan setelan jas mulai turun dari mobil, dengan terpaksa dia memasukkan benda itu ke dalam tas Luhan dan segera pergi dari halte berharap dia bisa bebas.

Maafkan aku.. maafkan aku... Aku berjanji akan menjagamu selalu.

.

.

.

.

.

.

Luhan membuka matanya, sedikit merenggangkan tubuhnya. Hujan sudah mulai reda, dan penghuni di halte sudah mulai sedikit. Luhan mengecek arlojinya, sedikit lagi bis nya akan sampai.

Cuaca mulai cerah, tidak semendung tadi. Untung lah, dia tidak basah-basahan pulangnya nanti. Bis datang dan orang secara teratur memasuki bus dengan rapi dan tenang. Luhan duduk di tengah dekat jendela.

Luhan termenung melihat pantulan sebagian wajahnya di kaca jendela bus. Tidak tahu apa yang dipikirkannya saat ini. Luhan kembali menghembuskan nafasnya. Di menegakkan tubuhnya ke depan dan bersandar di bangku bisa sambil tidur. Sedikit tidur mungkin akan meringankan bebannya. Akhirnya tak lama dia tertidur pulas ditandai dengan nafasnya mulai teratur.

Tanpa disadari, seseorang dibelakangnya terus mengawasi gerak-geriknya. Terus melihat gadis itu dengan seringai miliknya. Seseorang itu mengambil handphone dan mengetik sesuatu dan mengirimnya. Senyum puas terukir di wajahnya dibalik masker yang dia gunakan.

Aku sudah mendapatkannya, tunggu saja aku akan bawa benda itu.

Dentuman keras musik ala diskotik langsung terdengar begitu saat seorang pria tegap dengan setelan jas dan kaos berwarna merah maroon masuk dan berjalan menuju suatu tempat. Dia berjalan dengan gagahnya memasang wajah datarnya. Dia tidak peduli dengan beberapa orang pekerja disana yang mencoba menggonya. Dia terus berjalan dan sampai disebuah tempat lumayan jauh dan tempatnya terpencil. Tanpa mengetuk, dia langsung masuk begitu saja dan mendapati boss nya sedang asik bercumbu berciuman panas dengan sang wanita duduk di atas pangkuan bossnya dan boss nya memeras buah dada si wanita sambil mendesah ria. Dia hanya memasang wajah datar. Dia sudah terbiasa mendapati boss nya yang selalu bercumbu ria dengan para orang pekerja disini. Yang harus dia lakukan hanya menunggu boss nya selesai dengan aksinya.

"Ahn... Tuanhh.." desah sang wanita.

Pria yang hampir kepala 4 itu menyeringai dan semakin menambah kekuatan perasan di buah dada si wanita itu. Bukannya sakit, malah dia terangsang dan mengeluarkan suara desahannya yang menggoda.

"Ahn... ah.. terushh.." si wanita mendongak dan memejamkan matanya, sedikit membuka mulutnya dengan tampang ala bitchy.

Kemudian si pria tua itu mencium dan mengigit tengkuk leher si wanita meninggalkan bekas-bekas yang membiru dan ciuman itu terus menurun hingga ke bagian belahan dada yang terekspos dan langsung si pria tua itu mencium dan si wanita malah mendesah makin keras.

"Ahn.. yeahhh.. ah.. tuanhh.." tidak diam tangannya bergerak ke arah bawah, memeras bokong berisi dengan sensual.

Si pria tua itu terus beraksi hingga sosok yang ada depannya mendengus jengah. Tidak sabar lagi akhirnya dia berdehem keras untuk menyadarkan boss nya itu.

"EKKHMM"

Si pria tua tua itu langsung sadar, dan melihat di balik punggung wanitanya. Dia tersenyum dan membisikkan sesuatu kepada wanitanya untuk menunggunya di ruangannya. Sedikit menggerutu yang hasratnya belum terpuaskan, dengan terpaksa si wanita berjalan ke ruangan yang di maksud pria tua itu. Tinggal dia dan pria tua itu saja.

"Ah.. kau sudah lama menunggu ya? Maaf aku baru saja dapat yang baru kekeke" ucap pria tua itu dengan kekehan yang tidak jelas.

Dia hanya mendengus pelan dan memasang wajah datarnya. Tanpa basa-basi dia mengeluarkan sebuah amplop coklat berukuran sedang dan di hempasan ke meja bossnya.

"Polisi itu sudah mendapatkan rekamannya..."

"APA?!" Ucap pria tua itu memotong perkataan pria lebih muda didepannya dengan tatapan 'kenapa bisa?!'

"Maaf boss, saya memang salah. Tapi, sepertinya saya tahu dimana dia menaruh rekamannya." Ucapnya setenang mungkin.

Kemudian si pria tua itu membuka amplop coklatnya, dan melihat beberapa foto seorang gadis. Di lihat foto selanjutnya, gadis itu lagi, di lihat lagi foto gadis itu lagi dengan berbagai ekspresi. Geram, si pria itu melempar asal foto gadis itu.

"APA MAKSUD MU INI?! KENAPA KAU MEMBERIKU INI?!" Tanya si pria tua itu dengan amarah yang sudah tersulut.

"Gadis itu memiliki rekamannya, dan rekaman itu sekarang berada di rumahnya. Jika anda mau saya akan mengambil rekamannya dan membunuhnya agar dia tidak tahu siapa kita," Jelas si pria muda dengan tenang. Pria tua itu mengambil salah satu foto gadis itu dan seketika menampilkan seringai liciknya.

"Tidak, jangan bunuh dia. Bawa gadis itu kesini dan pastikan rekamannya ada pada tanganku secepatnya. Mengerti?"

"Baik boss." Ucapnya sedikit membungkukkan badannya dan saat melangkah pergi, bossnya memanggilnya.

"Tunggu, gadis ini masih sekolah bukan? Kau.., lusa kau akan menyamar menjadi siswa baru di sekolah gadis ini dan lakukan apa yang tadi ku ucapkan." Perintah si pria tua itu dengan senyum licik andalannya.


PLAKK!

Suara tamparan keras menggema di sebuah ruang rapat kecil yang sedang berlangsung.

Setelah mendengar pengakuan langsung dari bawahan yang sangat dia percayai berbuat ceroboh dengan alasan keadaan yang sangat mendesak hingga harus menitipkan barang bukti itu kepada seorang gadis yang tidak tahu apa-apa. Membuat Choi Siwon menggeram kesal kepada bawahannya. Pasalnya kasus ini bukan main-main yang hanya dituntaskan beberapa minggu ataupun hari selesai dan dalam kasus ini hanya melibatkan tenaga ahli kepolisan yang mampu membereskan kasus ini. Dan barang bukti itu adalah kuncinya. Kunci agar semua masalah yang ada bisa tertuntaskan dan bisa menangkap dalang dari kasus ini yang sudah bertahun-tahun belum terselesaikan juga.

Bawahan Choi Siwon itu berusaha untuk tetap tegap dan membungkukkan badannya mengucapkan maaf beberapa kali tanda bahwa ia menyesal. Siwon hanya menghela nafas kasar dan duduk di bangku nya, para peserta rapat lainnya juga kelihatan sama, menghela nafas berat. Terasa beban risiko yang akan di tanggung lebih berat lagi. Menambah satu orang yang mau tidak, mau harus keseret dalam kasus ini.

Orang itu dari tadi hanya menunduk belum juga mengangkat wajahnya. Dia sungguh menyesal dengan perbuatannya. Dengan cerobohnya dia begitu saja memutuskan untuk menaruh barang bukti yang sangat berharga itu kepada gadis asing yang sedang tertidur pulas di pojok halte.

Omong-omong soal gadis itu, dia teringat betapa manisnya dia tertidur di pojok halte. Tidak peduli orang menatapnya aneh saat memandang hujan dengan senyumannya saat pertama kali dia datang dan duduk di sampingnya tanpa sepengetahuan si gadis, gadis itu tetap saja asik dengan dunianya dan itu sungguh membuat wajah gadis itu menjadi sangat manis. Tiba-tiba saja darah berdesir di wajahnya, serasa panas berada disekitar wajahnya. Apa ini? Baru memikirkan yang begitu saja dia langsung merasa gejolak aneh. Dia yakin sekarang mukanya merah padam, oh tidak tidak. Kenapa di saat seperti ini dia malah memikirkan betapa manisnya gadis itu. Sekarang fokuslah ke kasus ini bodoh! Rutuknya dalam hati dan sedikit menggelengkan kepalanya agar bisa melupakan tentang gadis itu, sebentar saja.

"Hey Sehun, angkat wajahmu dan kembali ketempat dudukmu." Ucap Siwon sang kepala kepolisian sektor 8 di Seoul.

"Baik Pak." Jawabnya dan mengangkat wajahnya kembali ke tempat duduk semua setelah mempresentasikan hasil kerjanya dan pengakuan yang sangat buruk dan menambah parah kasus yang dihadapi. Ah.. menyebalkan.

"Donghae, apa kau sudah dapat informasi tentang gadis itu?" Ucap Siwon kepada ketua informasi pusat penyelidikan, Lee Donghae. Donghae memganggukkan kepalanya dan tetap fokus mengetik, mencari informasi mengenai gadis itu.

"Aku baru mendapatkan sedikit informasi sedikit tentang gadis itu, nama lengkap Kim Luhan. Lahir pada tanggal 24 april 1991. Bersekolah di Hansol High School, berada di tingkat 2 semester 1. Dia merupakan anak angkat dari pasangan Kim Joon Myeon dan Kim Yi Xing." Ucapnya membaca keterangan yang ada di layar laptop hasil pencariannya.

"Hanya itu?" Ucap Siwon bertanya tanda tidak puas.

"Ya, aku baru dapat segitu. Kurasa orang ini cukup tertup dengan dunia luar." Jelas Donghae masih terus berusaha mencari gadis bernama Kim Luhan itu.

Siwon memijat pelan pelipisnya. Sejujurnya dia sedikit lelah karena kasus ini belum terselesaikan sejak dulu. Sangat susah sekali menguak satu demi satu kasus ini. Kasus pembunuhan keji yang tak mengenal siapa korban dan anehnya setiap korban ditemukan selalu hilang salah satu organ tubuhnya. Contoh, kasus pembunuhan seorang perempuan yang bekerja sebagai bartender di temukan tak bernyawa di dekat club dia bekerja. Dengan keadaan cukup mengenaskan. Semua tubuhnya bekas tusukan dan dia kehilangan 2 ginjalnya. Kasus ini sama seperti sebelumnya, dengan keadaan sama hanya organnya hilang sering kali berbeda. Dan lebih anehnya, motif ini tidak jelas. Korbannya sangat tidak ada sangkut paut dengan korban sebelumnya. Seperti di lakukan ada kesempatan, tapi Siwon tidak bisa memutuskan begitu saja.

Akhirnya dia mengirim Sehun untuk terjun langsung kelapangan. Dia tahu pasti akan susah menemukan pelakunya walau sudah terjun di lapangan lansung, karena semua kejadian pembunuhan ini berlangsung sangat cepat dan sangat halus -tanpa ada yang tahu- dan si pelaku dengan hebatnya tidak meninggalkan jejak sama sekali. Hanya meninggalkan korban yang sudah tak bernyawa di tempat.

Sehun yang mendapatkan tugas seperti ini, sangat paham apa yang ia harus lakukan. Dia terus menyamar menjadi orang yang berbeda di tiap tempat dan waktunya. Sehun tanpa henti sedikit demi sedikit mengorek informasi dari berbagai kenalan selama dia menyamar, tentu tanpa di ketahui orang lain kecuali beberapa petugas yang mendampinginya. Hasil yang didapat juga memuaskan tinggal beberpa langkah dan barang bukti yang kuat untuk menguak identitas pelaku. Dan saat Sehun berhasil dengan penyamarannya, dia melakukan sesuatu yang bodoh.

Tanpa disengaja tubuhnya terpeleset dan menabrak meja setelah mengopy semua video cctv di sebuah kaset dan lansung berjalan begitu saja hingga menginjak sesuatu hingga dia terjatuh menabrak meja dan menimbulkan bunyi yang cukup keras dari ruangan cctv. Suara yang di timbulkan cukup keras dan terdengan hingga keluar ruangan. Beberapa bodyguard lansung kesumber suara berlari menangkap si pelaku pembuat kebisingan. Dengan sekuat tenaga dia berlari keluar mencari jalan keluar, para bodyguard lansung berlarian mengejar sehun, tapi sayang para bodyguard itu sempat terkoceh denga taktiknya dan Sehun berhasil lolos. Sampai akhirnya Sehun tiba di halte bertemu dengan gadis itu dan dengan bodohnya dia menaruh barang bukti itu ke dalam tas gadis itu hanya melihat senyumannya. Bodoh! Ya, memang. Orang bodoh mana yang lansung mempercayai sesuatu dengan taruhan banyak nyawa kepada gadis yang bahkan belum sama sekali ia kenal bahkan sapa? Heol~~ atasannya benar-benar mengamuk. Dan benar saja itu terjadi sekarang.

"Permisi pak.." seseorang mengangkat tangan saat keheningan suasana rapat berlangsung.

"Ya, Rye. Ada apa?" Ujar Siwon.

"Saya ingin berpendapat. Karena kasus ini semakin tambah rumit, terlebih ditambah ada nya orang terlibat, bagaimana kalau Sehun-ssi menyamar menjadi anak sekolahan yang satu sekolah dengannya?" Saran orang tadi bernama lengkap Ryewook.

"Apa aku bisa ku percaya lagi Sehun?" Tanya Siwon denga tatapan tajamnya.

Sehun hanya menghela nafas. Begitulah karakter atasannya. Jika sekali saja kau berbuat kesalah dan tidak bisa mempertahankan kepercayaannya maka dia tidak akan bahkan susah untuk sekedar menitip sesuatu padamu. Atasannya itu benar-benar sangat teliti dan perfeksionis.

Sehun mengangkat wajahnya dan menegakkan tubuhnya, menatap atasannya dengan mantap. "Kau kuberi kau kesempatan, jangan sampai gagal kali ini. Pastikan kau melakukannya dengan hati-hati dan mulai lusa kau akan melakukan tugasmu." Ucap Siwon dengan sedikit penekan terhadap katanya.

.

.

.

"Baik, pak akan saya lakukan" ucap mantap kedua pria dengan sorot mata tajam di waktu yang sama, ditempat berbeda.

The game is not started.


23:07

Luhan melihat jam dinding di kamarnya. Sudah hampir tengah malam, tugasnya juga sudah selesai. Luhan merentangkan badannya yang terasa pegal dan mengusap matanya yang terasa perih di balik kacamatanya setelah 5 jam mengerjakan tugas dan mengkaji ulang yang telah dipelajarinya.

Luhan membereskan tempat belajarnya dan segera ke tempat tidur. Luhan langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan saat tiduran dia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di punggungnya. Dia meraba dan mengambil sesuatu iti di balik selimutnya. Ah... ternyata tasnya. Dia menaruh tasnya di atas nakas dekat tempat tidurnya dan mengambil handphone di tas itu.

Terlihat ada beberapa sms masuk dan beberapa panggilan tak terjawab dari sahabaf-sahabatnya. Dia buka sms yang tertera disti, kebanyakkan dari Kyungsoo.

From: kyungie owl

Luhann~~~ apa kau marah? Maafkan aku baru bisa mengabarimu sekarang. Kuharap kau sudah pulang dan beristirahat. Kau tahu ada kejadian tidak menduga dirumahku tadi. Sungguhhhh aku minta maaf :"

13/16/16 at 16:05

Luhan melihat pesan yang lain, ternyata itu dari ibunya menanyakan kabarnya dan selalu istirahat dan jangan lupa makan. Kemudian dia melihat log telpon masuk, ternyata dari Baekhyun -baekki bunny- dan Kyungsoo -kyungie owl-.

Bosan dan kantuknya tiba-tiba menghilang, Luhan memutuskan untuk membuka salah satu akun sosialnya yang sudah lama ini ia telantarkan. Dia membuka pesan masuk dari grup khusus untuk ia, baekhyun, kyungsoo. Beberapa percakapan tentang dulu dan masalah cowo yang ada di obrolan itu. Iseng-iseng Luhan memyapa sahabatnya. Sekedar mengusir rasa bosan.

Luhan: Hi! :)

Kyungsoo: Luhannnnn~~ akhirnya kau muncul *^^*

Baekhyun: uh.. kau sudah selesai meditasinya?

Luhan: hehehehe (^-^)v

Luhan: aku rindu kalian~~(T^T)

Baekhyun: aigoo~~~ baru tidak bertemu sehari sudah rindu?

Kyungsoo: aku juga Luhan :"" kita sehati :"

Baekhyun: hey kyung kau juga?

Luhan: kenapa eoh? Kau iri :3

Baekhyun: maksud mu apa lulu -_-

Kyungsoo: bilang saja kau rindu kan?

Baekhyun: iya aku rindu :"

Luhan: ah~~ kau rindu padaku?

Baekhyun: ya, aku rindu pada tugas yang kau kerjakan, sudah belom? Aku ingin lihat ._.

Luhan: sialan kau baek -,-

Kyungsoo: kkkkk~~~

Luhan: hey kenapa kalian tidak datang huh? Aku menunggu berjam-jam tidak ada yang datang dan kalian mengasih kabar sangat lama. Membuatku bosa setengah mati tau :3

Baekhyun: maaf lulu~~ tadinya aku mau pergi setelah mengantar ibunya Chanyeol ke mall tapi malah aku tidak bisa pergi dan terjebak disana.

Luhan: huhuhuh padahal aku ingin kita berkumpul bersama ㅠ_ㅠ

Kyungsoo: bukannya kita selalu berkumpul bersama?

Luhan: itu kan disekolah... di luar kita jarang bukan?

Baekhyun: baiklah bagaimana minggu depan?

Luhan: yoshhh! Ok minggu depan↖(^o^)↗

Luhan: ngomong-ngomong kenapa kau tidak datang kyungie?

Baekhyun: kyungie tidak datang? Kenapa?

...

Tidak ada jawaban, kyungsoo hanya me-read obrolan kami.

Baekhyun: hey kyung jawab eoh jangan di read doang ―,.―

Luhan: hey kyung kau masih melek kan?

Kyungsoo: em.. ya besok aku akan kasih tau...

Luhan: uh? Kenapa tidak sekarang saja?

Kyungsoo: aku sudah mengantuk Luhan...

Baekhyun: bilang saja menghindar -.

Kyungsoo: tidak, besok janji aku akan lasih tau kepada kalian (^-^)v

Luhan: baiklah besok kasih tau kita, hah~~ lagi pula aku juga sudah ngantuk.

Baekhyun: baiklah aku juga jaljayo~~~ (^ 3^)

Kyungsoo: jaljayo... jangan lupa kunvi pintu dan jendela!

Luhan: yes, miss! Kkkkk~~

Setelah itu, Luhan mematikan handphonenya dan pergi tidur menyelam mimpi indah menantinya. Sempat terbesit tentang kejadian yang akhir-akhir ini menjadi sorotan. Pembunuhan keji yang terjadi akhir-akhir ini. Jujur saja itu membuat Luhan takut karena yah... dia sering di tinggal sendiri oleh orang tua angkatnya membuat dia selalu was-was jika keluar rumah.

Luhan memutuskan matanya dan mencari posisi nyaman untuk tidur, menyambut esok dengan bahagia.

Who knows,

The death devil is will come.

Yoshhh gimana? Jelek ya kurang suka? :3 maaf ya masih amatir aku ini :v

Oiya maaf ya kalo banyak typo...

Kritik dan saran selalu aku terima untuk mengembangkan ff ini lebih baik lagi *^^*

And last, want to review?

Xoxo,

HanHan1204