Hahaha...iseng ah bikin. Udah lama aku nggak bikin fic nih. Terakhir kayaknya fic yang kubuat sbagai Franbergh I, Autumn yah?! Sekarang pengen bikin baru lagi. Idenya kluar gara-gara nonton FTV di sbuah stasiun tv swasta. Plotnya standar banget en gampang ditebak. Kenapa nggak bikin plot yang langsung bisa ditebak tapi penuh kejutan aja? Hehe... akhirnya terjadilah fic ini.
Di fic ini bakalan banyak yang maen. Walopun masalah utamanya tentang sasusaku, tapi cerita ini nggak akan monoton mbahas hubungan mereka kok^^.
Baca ajalah.
Sumary: Ini adalah kisah tentang Sasuke dan Sakura, dua murid paling populer di Konoha High. Mereka berdua bersaing demi menjadi nomor satu kemudian saling jatuh cinta. Plot klasik? Oke, coba lihat sampai mana tingkat keklasikannya :D
Naruto masih punyanya om Masashi^^
Demi..
-Plan A-
Kelas XII-A.
Populasi tetap: 30 jiwa.
17 laki-laki dan 13 perempuan.
Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura, dua orang diantara mereka. Duduk di bangku terdepan. Sasuke dengan nyaman duduk di sisi jendela sedangkan Sakura duduk di dekat pintu. Mereka selalu dengan serius memperhatikan guru yang mengajar di depan kelas.
"Tahukah kalian di bagian bumi mana yang tidak pernah terjadi badai tropis?"
"Saat tubuh mulai kehabisan darah, ke mana darah akan berkumpul?"
"Sampai berapa derajat Celcius suhu aman untuk penyulingan eter?"
"Ada yang bisa menjelaskan antiderivatif?"
Dua buah tangan terangkat. Satu di atas kepala hitam dan satu lagi di atas kepala pink. Mata hitam dan hijau menatap laki-laki berambut putih keperakan di depan kelas dengan bernafsu. Laki-laki itu menatap dua orang di bangku depan kemudian mengingat-ingat sebentar, diapun menghela nafas.
"Yak, Sakura!" si pink bermata hijau cerah tersenyum dengan wajah penuh kemenangan. Si pucat berambut hitam dengan enggan menurunkan tangannya dan melirik si pink dengan tatapan penuh kebencian. 28 murid lain di dalam kelas menghela nafas.
Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura. 3 tahun berada di kelas yang sama. Keduanya selalu memiliki nilai sempurna dan selalu bersaing menjadi nomor satu. Dunia serasa hanya milik mereka berdua, dalam arti: selain Si Uchiha/Si Haruno, tidak ada murid lain yang patut dikhawatirkan (akan merebut posisi nomor satu). Dua orang itu terlalu jenius untuk menjadi murid SMU. Kuis yang dilemparkan oleh guru-guru di kelas mereka lama-kelamaan menjadi selevel kelas "Master". Semua bukan masalah hingga mereka bertemu dengan seorang guru yang merubah hidup mereka.
Hatake Kakashi. Guru matematika. Wali kelas XII-A. Umur 30 tahun. Ganteng, single dan tentu saja miliuner.
Bukan!
Sasuke bukan satu dari beberapa murid gay yang tiba-tiba naksir gurunya, bukan juga Sakura yang tiba-tiba jatuh hati pada wali kelasnya. Mereka berdua terlalu terbuai dengan kondisi 'dunia milik berdua' hingga tidak berminat dengan hal-hal berbau romantisme. Tidak dengan ke-28 murid lainnya. Kehadiran Hatake Kakashi di tengah-tengah mereka merupakan suatu anugrah. Menjadi 1 dari 18 kelas paling beruntung di Konoha High adalah cita-cita mereka sejak masih di kelas X.
"Masalahnya, kalau ada Sasuke dan Sakura kita tidak bisa apa-apa," seorang murid berambut coklat kopi panjang menyuarakan pendapatnya dan dijawab dengan anggukan setuju dari 27 anak lain (pada suatu sore di dalam ruangan 6x6 meter bertatami di salah satu ruangan di dalam kediaman Hyuuga).
"Hih! Mereka berdua seharusnya tidak perlu masuk SMU," komentar seorang cewek berambut pirang panjang ekor kuda.
"Aku penasaran dengan isi otak mereka," gumam si rambut merah bertato 'ai' datar membuat ke-27 yang lain bergidik ngeri, "Gaaraaa..." gumam mereka sambil menelan ludah. Kemudian semuanya diam sejenak. Masing-masing sibuk berpikir. Dan,
"Kita harus membuat mereka mengalihkan perhatian mereka," akhirnya seorang cowok tinggi besar berambut spike pirang strawberry yang sedari tadi hanya diam bersuara juga.
"Serahkan Sasuke-kun padaku!" cewek berambut merah panjang berkaca mata mengepalkan tangannya bersemangat otomatis mendapat serbuan lirikan tajam.
"Bah! Apa yang bisa kau lakukan? Sasuke sama sekali tidak menganggapmu, Karin! Kau berteriak-teriak di samping kupingnya juga orang itu cuma bakalan bilang berisik. Kau peluk-peluk sampai gepeng juga dia cuma bakalan bilang mengganggu. Dia itu tidak tertarik sama perempuan! Mungkin dia itu narsis. Sai! Kau kan yang paling mirip dengan dia, coba kau dekati dia siapa tahu.."
"SUIGETSUUUU!!!" dengan sukses pemuda berambut putih itu terpuruk di pojokan karena ditendang beramai-ramai. Dan ke-27 lainnya kembali berkonsentrasi membahas cara me-nonaktifkan Sasuke.
"Tapi mungkin kata-kata Suigetsu ada benarnya juga,"
"Nee..jii..." Suigetsu berbinar-binar menatap Neji, sedangkan yang lain siap-siap memasang kuda-kuda untuk menghajar Neji, terutama pemuda yang disebut 'agak mirip dengan Sasuke'.
"Bukan begitu maksudku!" sergah Neji agak panik saat Sai membunyikan kepalan tangannya sambil tersenyum. "Mungkin bagus juga kalau dia jatuh cinta pada seseorang, jadi mungkin perhatiannya akan sedikit mengendur," lanjut Neji menerangkan. Yang lain mengangguk-angguk tanda setuju.
"Tapi, kalau begitu sama saja kita membuat Sakura menang telak dong!" komentar cewek berkuncir empat kembali disambut anggukan yang lain.
"Ya kalau begitu hal yang sama juga harus berlaku pada Sakura,"
"Serahkan Sakura-chan padaku!" si jabrik berambut pirang dengan bersemangat mengangkat tangannya.
"APA?! Tidak! Kau tidak boleh melakukan apa-apa pada Sakura-chanku!" alis tebal dengan ngotot menyembur si pirang.
"APA?! Sakura-chanmu?! Sejak kapan kau punya hak milik atas Sakura-chan?!" bantah si pirang.
"Sejak dulu lah! Sakura-chan yang bersemangat dan selalu ceria itu akan semakin bersinar kalau dia bersamaku!" komentar alis tebal bangga.
"HAH! Kau dan semangat masa muda bodohmu itu hanya akan membuat Sakura-chan ketakutan!" hina si pirang.
"APAH! Kau beraninya menghina semangat masa mudaku! Pemuda macam apa kau?!" geram alis tebal.
"Tolong seseorang singkirkan dua orang bodoh itu sebelum aku salah memasukkan sesuatu ke gelas mereka," cowok rambut merah lain dengan bosan menopang dagunya dan melirik tajam pada dua orang yang berdebat seru di tengah-tengah mereka. Akhirnya dengan senang hati mereka menendang Naruto dan Lee keluar dari ruangan. Setelah dua orang tadi disingkirkan, ruangan kembali tenang. Semua menghela nafas.
"Dengar sendiri kan?! Akan banyak yang tidak terima kalau rencananya seperti yang kau bilang," akhirnya cowok berambut nanas di pojok ruangan yang bosan dan hanya tiduran bersuara. Diam-diam semua menyetujuinya. Sasuke dan Sakura adalah dua orang dengan fan base terbesar di sekolah. Mengutus seseorang menjadi pendamping mereka sama saja dengan mengumpankan sang pendamping ke kandang singa kelaparan.
"Um..bagaimana kalau kita satukan saja mereka. Dengan begitu kalau fans Sasuke berusaha mengganggu Sakura, fans Sakura yang akan melawan mereka. Begitu juga sebaliknya," terang seorang cewek berkaca mata tebal dengan serius, seolah menyusun strategi perang. Semua menatapnya dengan serius.
"Kau memang jenius Shiho! Kalau ini berhasil, ajak aku ya!"
Guk!
"Huuuu...!!!"
"KIBAAA!!! Yang fair dong!" semua dengan sebal berusaha melempari si cowok bertato merah yang sejak tadi hanya bermain dengan anjingnya. Shiho hanya menunduk dan tersenyum kecil, tahu kalau pendapatnya sudah pasti adalah jalan keluar masalah 'besar' mereka.
"Ngg...ituu.. Masalahnya, bagaimana? Mereka berdua kan bermusuhan!" hampir semua sekarang mengalihkan tatapannya pada cewek berambut hitam keunguan panjang yang duduk di samping Neji. Tetapi satu di antara mereka tersenyum lebar.
"Kalian lupa ya padaku?" cewek berambut coklat panjang pura-pura berwajah jengkel tetapi mata coklatnya kelihatan bersemangat.
"Tamakiiii...!!!"
"Kau adalah dewi penolong kamiii...!!!" sambut semuanya bersorak.
Masalah sudah selesai.
-----Keesokan harinya di salah satu bangku halaman Konoha High, jam istirahat-----
"AH! Maaf Sasuke-kun! Maaf! Maaf! Aku tidak sengaja! Aku akan menggantinya! Tunggu di sini aku akan segera kembali!" Karin dengan wajah berpura-pura merasa saaangat bersalah sudah dengan sukses menyenggol Sasuke dan menumpahkan jus tomat favoritnya. Sasuke hanya menatapnya dengan sebal seakan-akan berniat mengunyah si rambut merah itu hidup-hidup, untung ada Neji yang mengalihkan kesebalannya.
"Sudahlah, dia juga akan menggantinya. Proyek Asuma-sensei yang kemarin itu mau dikerjakan di mana?" Sasuke dengan malas menghela nafas tidak menghiraukan Neji yang sedang menghabiskan sekotak susu coklatnya.
"Buat saja di rumah Shika, bukannya dia yang paling siap dengan tugas-tugas Asuma-sensei?!"
"Masalahnya Shika menolak. Katanya ibunya tidak mengijinkan kita membawa-bawa barang berbahaya seperti itu ke rumahnya,"
"Rumahmu!"
"Sudah dibooking Hinata," jawab Neji singkat. Dia melirik Sasuke yang mengernyitkan alisnya, langsung tahu kalau artinya ada Sakura di sana. Dia tidak mungkin berada di tempat yang sama dengan rivalnya.
"Baiklah, di tempatku," Sasuke pasrah. Karin masih belum datang juga dan dia sudah mulai sebal lagi.
Di dalam kelas XII-A di waktu yang sama.
"Aku kepingin minum jus nih! Aku ke kantin dulu ya!" cewek bercepol dua mengumumkan dengan gaya yang agak berlebihan.
"Ah! Tenten! Boleh nitip jus melon?" tanya si cewek berambut pink.
"Boleh," jawab Tenten menyembunyikan seringainya. Ternyata dia tidak perlu sengaja bertanya. Setelah keluar dari kelas, Tenten berlari sampai di tangga dan menemukan Karin bersama Tamaki. Karin dengan gelas plastik dengan isi berwarna merah dan Tamaki dengan gelas plastik dengan isi berwarna hijau.
"Oke, tolong pegang ini Tenten!" Tamaki menyerahkan gelasnya pada Tenten kemudian mengeluarkan botol sebesar kelingkingnya dari kantong roknya. Botol itu transparan dengan cairan berwarna bening keemasan di ujungnya dan bening keperakan diujung lainnya. Tamaki mengocok botol itu hingga dua cairan itu menyatu, kemudian cepat-cepat dia membukanya dan membagi cairan itu ke dalam kedua gelas sama rata. Setelah mengaduk isi gelas, mereka menggumamkan 'oke' dan kembali ke pos masing-masing.
Tenten kembali ke kelas dan Karin ke halaman ke tempat Sasuke.
"Ini Sasuke-kun! Sekali lagi maaf yaa.."
"Hnn.."
"Ini Sakura. Maaf lama, aku sampai bisa menghabiskan punyaku sendiri waktu mengantri jus melonmu,"
"Wah! Terima kasih!"
Neji menatap Karin dan menaikkan alisnya bertanya saat Sasuke meminum jusnya. Karin tersenyum pada Neji, dia membuat bulatan dengan ibu jari dan telunjuknya sambil menggerakkan mulutnya membentuk kata 'oke'.
Bahasa isyarat yang sama juga dipraktekkan di dalam kelas XII-A oleh Ino dan Tenten.
---------Kelas kembali dimulai--------
Semua berkali-kali melirik Sasuke dan Sakura di bangku paling depan. 30 menit berlalu, keduanya masih terlihat bersaing menjawab pertanyaan guru berambut pirang sebahu di depan kelas. Sebuah gulungan kecil kertas mendarat di hadapan Tamaki saat Tamaki sedang asik menggambar seekor kucing polka dot di halaman belakang buku catatannya. Kepala Tamaki berotasi ke kiri dan kanan. Di kanannya, Neji mengangkat kedua tangannya bertanya. Di depan Neji, Ino menunjukkan raut wajah yang sama. Shino yang selalu cool di belakang Neji rupanya juga penasaran dan ikut-ikutan menatap Tamaki dengan raut wajah bertanya. Tamaki membuka gulungan kertasnya.
Mana? Kok mereka masih sama aja?!
Tamaki melemparkan kertas itu ke dalam lacinya kemudian merobek pinggiran halaman belakang bukunya dan mulai menulis.
Hey! Mreka tu musuhan! Kan udah kubilang, harus ada kontak mata! Mataaa..O_O! Jalankan Plan B!
Tamaki menggulung kertasnya dan melemparkannya ke meja Neji. Sebelum Neji menerimanya, Ino sudah menyambarnya. Neji dengan tidak sabar menggoyang-goyang punggung kursi Ino dan Ino memberikan kertas Tamaki padanya.
"Apa Plan B-nya?" bisik Ino penasaran pada Neji.
"Tau nih!" balas Neji berbisik dengan gusar. Sekarang setengah kelas menatap Neji. Tanpa menghiraukan lirikan yang lain Neji cepat-cepat menulis lagi di kertas Tamaki.
Apa Plan B-nya?
Tamaki membaca kertasnya dan menatap ke depan ke arah Samui yang sedang berbicara panjang lebar tentang susunan kromosom. Murid berambut hitam panjang di depan Tamaki menengok ke belakang dan menarik kertasnya kemudian menanyakan hal yang sama.
"Plan B apaan?" bisiknya ikut penasaran. Tamaki menggaruk kepalanya dengan telunjuknya dan menatap Sai di belakang Sasuke yang juga sedang meliriknya, pikirannya bukan pada Sai. Tapi pada tulisan 'Plan B'. Beberapa saat kemudian Tamaki membalik kertasnya dan menulis di baliknya.
Ya gimana kek. Pegangin mreka biar saling tatap gtu tow bikin mreka tubrukan kek di sinetron2 gtu! Apa kek tserah kalian!
Tamaki menggulungnya lagi dan melemparkannya pada Neji. Kali ini Neji cepat-cepat menyambarnya sebelum Ino mengambilnya. Dia membacanya dan Ino langsung menariknya dari tangan Neji. Senyuman terkembang di bibir Ino dan dia menaikkan ibu jarinya pada Tamaki 'sip!'. Kemudian Ino bersandar di kursinya dan meminta Neji mendekat agar bisa mendengarnya berbisik. Setelah selesai, keduanya tersenyum dan mereka melakukan toast kecil di atas meja Neji.
Masalah kedua sudah selesai.
-----Siang itu setelah bel pulang berdering-----
Seperti biasa setelah kelas selesai Sakuralah yang paling cepat meninggalkan kelas. Sebelum Sakura meninggalkan koridor kelas XII Ino bertanya,
"Sakura, daftar barang untuk tugas Asuma-sensei yang harus kita beli ada padamu kan?!"
"Heh? Ah! Sebentar!" Sakura yang baru saja ingat meninggalkan daftar itu di lacinya bergegas kembali ke kelas.
"Sisanya kuserahkan padamu Neji!" batin Ino sambil berjalan lambat-lambat di belakang Sakura. Sebelum sampai di depan pintu, Sakura mendengar suara tertawa yang dikenalinya. Kemudian sosok berambut pirang mencuat dengan senyuman lebar berlari keluar sambil tertawa mengangkat sebuah benda di tangannya. Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan saat Sakura hendak masuk ke dalam kelas, sosok lain yang membuat Naruto berlari melesat dan menubruknya hingga terjatuh.
"KAU APA-APAAN SIH?" suara marah Sakura melengking memenuhi koridor.
"KAU SENDIRI NGAPAIN ADA..." suara Sasuke yang menggelegar tiba-tiba terputus seolah seseorang membungkam mulutnya rapat-rapat. Kedua alis mereka yang mengkerut bertaut perlahan melonggar. Sakura terduduk di lantai dan Sasuke berlutut di hadapannya. Keduanya hanya diam saling tatap. Pelan-pelan Neji menyelinap lewat di belakang mereka, menghampiri Ino yang menatap dua orang itu dengan tatapan setengah cemas dan berharap. Tiba-tiba sesuatu membuat Ino dan Neji membelalakkan mata.
"Maaf. Apa aku menyakitimu?" Sasuke mengulurkan tangannya pada Sakura dan membantunya berdiri.
"Tidak, aku tidak apa-apa," Sakura tersenyum, tidak melepaskan tangan yang membantunya berdiri. Keduanya hanya bertatapan seolah baru pertama kali melihat yang lain.
"Aku baru tahu kau punya kilau perak di matamu," gumam Sakura menyentuh tulang pipi Sasuke dan Sasuke hanya tersenyum.
"Kau juga. Ada kilau keemasan di matamu," balas Sasuke berbisik. Dua orang yang menatap mereka yang tadinya berpegangan tangan bersemangat karena menyadari mereka berhasil, sekarang mulai mual mendengar keduanya mulai menggombal.
"Ayo kita pergi dari sini," gumam Neji.
-----Hari berikutnya-----
Konoha High gempar.
Rombongan cewek dan cowok yang selalu setia menunggu di depan pintu gerbang tiba-tiba mengalami serangan jantung. Mereka (hampir) pingsan berdiri dengan mulut menganga saat sebuah corvette berwarna hitam mengkilat (yang sudah dinanti-nanti para Uchiha FG) memasuki halaman sekolah. Rombongan cewek di salah satu sudut langsung sibuk menyisir rambut mereka dengan jari dan memasang senyuman paling manis versi mereka saat pintu terbuka menampilkan pemuda berambut hitam legam dengan kulit putih pucat yang kontras. Kehisterisan mereka meningkat saat melihat pemilik mobil itu keluar dengan tersenyum. Jarang sekali melihat si tampan misterius Uchiha itu tersenyum, melihatnya saja sudah merupakan berkah tersendiri, apalagi kalau sampai makhluk itu melemparkan senyumnya.
Senyuman mereka sedikit memudar saat Sasuke memutari mobilnya, dan akhirnya senyuman mereka menghilang saat Sasuke membuka pintu penumpang kemudian mengulurkan tangannya ke dalam. Wajah-wajah para FG langsung berubah menjadi horor saat melihat tangan ditarik keluar oleh Sasuke. Sekarang semua yang sedang berada di halaman dan lapangan parkir berhenti dari aktivitas mereka. Wajah-wajah horor bertambah saat pemilik tangan itu terlihat. Cewek berambut pink keluar dari dalam mobil kemudian merangkul pinggang Sasuke sementara tangan Sasuke berpindah merangkul bahunya. Mereka berdua lewat begitu saja diantara rombongan manusia yang sedang shock sambil berangkulan mesra dan berbisik-bisik.
"Uchiha dan Haruno?"
"Mereka kenapa?"
"Apa yang terjadi?"
"Tidaaak!!! Sasuke-samaaaa...!!!"
"Saku-chaaan!!! Apa yang kau lakukan dengan makhluk dingin itu?!"
Pagi itupun dipenuhi oleh tangisan dan konspirasi mulai tersebar di seluruh sekolah. Semua hanya karena dua musuh bebuyutan tiba-tiba saja muncul bersamaan sambil memancarkan wajah penuh cinta.
"Hebat sekali. Kalau tidak melihatnya sendiri aku tidak akan percaya. Seberapa besar dosis yang kau berikan pada mereka?" tanya pemuda berambut putih sebahu sambil melipat tangannya di depan jendela. Mata hijaunya menatap dua orang di bawah sana memasuki bangunan sambil berangkulan. Cewek berambut coklat panjang di sebelahnya hanya tersenyum lebar.
"Yah, karena mereka musuhan, nenek memberiku yang dosisnya kuat," jawab Tamaki sambil ikut-ikutan melongok keluar jendela.
Ya, seluruh Konoha High gempar dengan kedekatan Sasuke dan Sakura yang tiba-tiba dan sama sekali tidak terduga. Semua, kecuali kelas XII-A.
16 laki-laki dan 12 perempuan.
Sekarang mungkin rencana mereka akan berjalan dengan mulus.
Hmm.... bersambung? Entahlah... tergantung mood nih hehe...*Dikeroyok readers*
Di sini skarang malah kayaknya si Tamaki ma Neji yahh tokoh utamanya?
Hehehe.... Siapa Tamaki? Oww... Dia memang nggak terlalu populer ya?! Tamaki emang cuma muncul sekali di shippuden sih, tapi dia tokoh original dari manganya lhoo.. tamaki adalah cucunya nenek kucing.
Ini susunan bangku di kelas XII-A
1. Sasuke - Rin - Hinata - Shiho - Sakura
2. Sai - Matsuri - Haku - Kin - Ino
3. Tenten - Naruto - Kiba - Tamaki - Neji
4. Kankurou - Suigetsu - Temari - Shion - Shino
5. Kimimaro - Karin - Tayuya - Lee - Sasori
6. Juugo - Chouji - Sakon - Gaara - Shikamaru
Hmm... Yah begitulah! Bayangan kelasnya udah kebayang kan?!^^
So, mind to review? :D
