Naruto©Mr Masashi Kishimoto

You're beautiful

SASUHINA

Rate T

Ooc,typos, dan berbagai kekurangan melengkapi fict ini.

Two shoot

Fict ringan di tengah penatnya melanjutkan fict multichapter, aku persembahkan fict ringan ...hope you like...

Di sarankan saat membaca fict ini kalian mendengarkan You're beautiful song by James Blunt...enjoy this fict...

Happy reading

Pertemuan pertama di stasiun kereta bawah tanah, aku terpesona melihatnya, aku tidak tahu semua bisa berlanjut sampai hari ini.

Angin yang menerbangkan bunga Sakura, kelopak bunga dengan warna indah itu beterbangan seolah menjadi latar betapa cantiknya pemandangan yang tengah kulihat.

Senyuman yang begitu manis, selalu menghiasi pagi dan sehangat mentari, membuat dadaku juga terasa menghangat, helaian panjangnya yang menebarkan wangi bunga, terbang melewati wajahku, wangi tubuhnya yang lembut juga hinggap di indra penciumanku.

'Cantik'

Dia begitu cantik, gadis yang kusuka, saat melihatnya aku merasa berada di dalam dimensi lain dunia ini, perutku terasa berdesir dan melilit, hh, terdengar seperti seorang pujangga yang sedang menulis syair cinta.

Gadis itu sudah beberapa kali kulihat, tapi akhir-akhir ini entah kenapa dia sering muncul di hadapanku, bersama teman-temannya, kadang dia juga sendirian, tapi mereka 'dia dan temannya' juga terkadang lewat di depan kelasku.

Gadis paling istimewa yang pernah kutemui, hn, mungkin karena aku jatuh cinta padanya jadi kukatakan dia begitu istimewa.

"Hinata..kau baru datang?" tanya seorang teman gadis yang kusukai.

"Ya...Sakura, apa kau berangkat bersama Ino?" jawab gadisku, ahh...suaranya saja begitu lembut.

Berbagai pujian dalam berbagai bentuk ku tujukan hanya untuknya, separuh dari jiwaku ini sudah di ambil olehnya, aku rela jika rasanya seindah ini, begitu indah sehingga aku tidak ingin menghancurkanya.

'Dari jauh'

Ya...cukup dari jauh aku melihatnya, hanya dengan memandanginya hatiku dan bibirku sudah bisa tersenyum, bukan seperti stalker karena aku selalu memperhatikanya, salahkan mataku ini yang selalu gelisah bila tidak menemukan sosoknya, salahkan juga mata dan hatiku karena mereka selalu kompak yang selalu menginginkan tubuh ini untuk bertemu dengan gadis manisku.

Perpustakaan, aku berterima kasih pada tempat ini yang sudah menjadi tempatku di sapanya untuk pertama kali.

"Sulit sekali, rak bukunya terlalu tinggi." gadisku sepertinya ingin mengambil salah satu buku namun tubuhnya yang mungil mempersulitnya.

"Ini..." dengan mudahnya kuambil buku yang dia inginkan, gadisku terkejut namun dengan segera dia tersenyum padaku, duniaku terasa jungkir balik, dilihat dari dekat seperti ini dia semakin terlihat begitu...eer...menawan.

"Thank u..." ucap gadisku setengah berbisik, bisikan yang membuat perutku bergejolak.

"Hn...any time." jawabku dan berlalu dari hadapanya, aku takut tidak bisa mengendalikan diri jika berlama-lama dekat denganya.

Aku tidak tahu, takdir atau bukan, gadisku semakin sering menampakan dirinya di hadapanku, bahkan di tempatku bekerja, kulihat dia dan temannya lagi, bercengkrama gembira, bercanda, layaknya pertemanan para gadis pada umumnya.

"Permisi, aku pesan 4 minuman dingin, 2 eskrim dan 2 strobery cake dan cinamon roll." suara lembutnya menggelitik telingaku yang berjaga di meja kasir tempatku bekerja.

"H-Hai...kau bekerja di sini? A-aku dan teman-temanku baru pertama kali ke sini, emm, s-senang bertemu denganmu." gadisku berkata dengan terbata, apa dia gugup?.

"Hn.." jawabku, hh..bodoh, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, gadisku menunduk.

"S-sampai jumpa" gadisku pergi aku tak rela, tapi kepalaku malah mengangguk benar-benar payah.

Semakin hari perasaanku semakin tak menentu, hatiku merasakan cinta yang semakin tumbuh dan berbunga, aku semakin merindukanya, tapi bunga cintaku tumbuh berduri, sehingga kurasakan sakit saat duri bunga cintaku menusuk hatiku, gadisku sering terlihat berjalan dengan seorang pemuda, mereka berduaan, mungkinkah?.

Sebagai siswa teladan aku sering mendapat tugas tambahan dari sang guru, seperti sekarang guru nyentrik berstatus sebagai guru olah raga itu memberi tugas mengambil bola-bola yang bertebaran di lapangan basket indoor sekolahku.

'Sakit'

Tiba-tiba rasa sesak kurasakan didadaku, gadisku tengah di tarik ke tengah lapang yang sudah kosong oleh pemuda itu, pemuda yang paling populer di sekolah ini, pemuda bersurai putih yang namanya selalu di elu-elukan para gadis, Otsutsuki Toneri.

Gadisku menangis, entah kenapa dia menangis, mungkinkah dia bertengkar dengan pemuda itu? apa mereka tidak menyadari kehadiranku?...tidak...karena gadisku menatap ke arahku.

"Maafkan aku...Toneri" gadisku terdengar minta maaf pada pemuda itu, mungkin gadisku membuat kesalahan pada pemuda itu, air matanya semakin turun, pertengkaran antara kekasih huh?, pemandangan itu membuatku sakit.

Pemuda itu pergi, gadisku tinggal sendiri dia menatapku dengan tetap meneteskan air matanya, dia berjalan perlahan kearahku, aku tidak mau seperti ini, aku tidak mau melihatnya melihatnya menangis karena pemuda lain.

Gadisku menyentuh keranjang bola yang kupegang dan secara bersamaan aku melepaskan peganganku pada keranjang bola tersebut.

Aku berbalik dan menjauhinya, semakin kudengar isakan tangisnya membuat hatiku seperti teriris, gadisku menangis karena orang lain.

Seminggu berlalu, aku tak melihatnya lagi, tidak...sebenarnya mata dan juga hatiku kompak tak ingin melihatnya, aku menghindarinya, walaupun rasa rindu ini sungguh menyiksa, tapi sudah cukup aku memikirkan dia yang memikirkan orang lain, aku harus bisa mengakhiri ini.

'Melupakannya?'

Jalan satu-satunya, aku harus melupakan gadis itu, gadis yang kusuka, gadisku, ratu di hatiku, haruskah kuucapkan selamat tinggal untuk sesuatu yang tidak pernah kumulai.

"Sasuke...bisakah kau membantu ibu?" itu ibuku tercinta, seorang penjual kue buatanya sendiri, jika ada yang memesan ibu bisa mendapatkan untung, bukan tanpa alasan, ibuku ingin membantu ayah yang hanya seorang karyawan pabrik.

"Hn...apa yang bisa kubantu?" jawabku kepada wanita nomor satu dalam hidupku.

"Tolong antarkan kue pesanan ini, dan ini alamatnya!" jawab ibuku tercinta.

Takdir atau kebetulan, aku masuk pintu gerbang rumah mewah itu, beberapa mobil yang mengkilap dan terlihat mahal berjajar di halaman rumah itu.

"Apa ibu tidak salah dengan alamat rumahnya...Jl Violet no 12?"

Rumah semewah ini, kenapa pemiliknya tidak memesan kue di tempat mewah seperti Tachibana's bakery, toko kue terbesar dan paling terkenal di negri sakura ini, kenapa malah memesan di toko ibuku yang sangat kecil.

Aku tidak peduli yang penting ibuku mendapat sedikit keuntungan untuk menyambung hidup keluargaku.

'Ting-tong'

Bel sudah kutekan, seorang wanita lanjut usia membuka pintu.

"Permisi,...aku mau mengantarkan kue pesanan nyonya Hyuuga." wanita lansia itu tersenyum ramah.

"Masuklah dulu anak muda, lagi pula nyonya tidak ada, tapi nona muda ada, biar kupanggil dulu."

"Tidak terima kasih, aku akan menunggu di sini saja"

'Lima menit'

Sudah berlalu, aku masih menunggu, aku berbalik dari pintu.

"Permisi,..." kenapa suara lembut itu yang kudengar.

"Apa anda mengantar pesanan ibuku.?" Benar itu suaranya, tatapanya berubah terkejut, sedangkan diriku hanya diam seperti orang bodoh.

Aku menyerahkan kue pesanan padanya, kalau bukan demi ibuku aku tidak akan menerima uang yang di berikanya, tanpa bicara lagi aku pergi, dapat kulihat gadis itu masih berdiri di depan pintu rumahnya.

Beberapa waktu memang berlalu, tapi rasa di hatiku masih tetap sama, aku rindu, rindu padanya, tapi perasaanku akan segera berakhir, gadisku akan pergi meninggalkan negara ini untuk melanjutkan pendidikanya, dan diriku akan tetap di sini.

"Hinata apa benar kau akan melanjutkan kuliahmu di London?" si gadis pirang bertanya pada gadisku, tubuhku tiba-tiba terasa lemas, apa yang harus kulakukan?.

"Y-ya,...!" gadisku hanya menjawab singkat.

Gadisku dan teman-temannya sedang berada di cafe tempatku bekerja, beberapa hari ini dia dan gengnya selalu mengunjungi cafe ini untuk makan siang.

"Lalu kapan kau berangkat?" temannya yang lain juga bertanya, hatiku terasa semakin berdenyut nyeri, jangan, kumohon jangan pergi!.

"Dua hari lagi, karena aku menunggu seseorang" semua harapanku sirna seperti abu terbakar dan tertiup angin.

"Bagaimana kalau dia tidak datang?" lagi-lagi temannya bertanya.

"Aku akan menunggunya dan jika memang 'dia' tidak datang aku akan menyerah!" keempat gadis itu terdiam, sedangkan aku, hanya mampu mencengkram sesaknya dadaku saat ini.

Siapa diriku?, mengharap seseorang yang hanya akan menjadi impianku untuk selamanya, kenapa jatuh cinta bisa seindah dan sesakit ini.

Aku memang tak layak untuk gadisku, harapan yang terlalu tinggi membuatmu terjatuh kembali, aku bahkan tak berani menyebut namanya.

Senyum di balik wajah malaikat itu, akan menjadi kenanganku untuk selamanya, bahwa aku pernah merasakan indahnya cinta, sakitnya rindu dan menyiksanya perasaan berdebar karena dirinya.

"Sasuke,...kenapa belum tidur?" ibuku tercinta masuk ke kamarku.

"Aku belum mengantuk." aku memang tidak mengantuk.

"Tapi ini pukul 01:00 dini hari?" usapan di rambutku terasa nyaman.

"Lalu ibu sendiri kenapa tidak tidur lagi?"

"Aku melihat lampu kamarmu masih menyala."

"Tidak apa-apa, aku hanya takut menghadapi hari esok."

"Kenapa?" ibuku menatap wajahku.

"Separuh hidupku akan pergi, rasa ini sakit sekali." cengeng, satu tetes air mata lolos dari mataku, ibuku tercinta mengusapnya dengan lembut.

"Jika separuh jiwamu akan pergi, kejarlah dan dapatkan dia."

Ucapan seorang ibu adalah pengobat segala luka, demi ibuku aku rela melepas pergi separuh jiwaku yang tak akan kembali lagi, aku tidak akan melihat senyumnya, mendengar suaranya, tawanya, segala tentangnya harus kuhapuskan, cinta yang kandas tanpa terjalin, rasa yang tak tersampaikan akan ku simpan selamanya.

'Selamanya'

"Oy...Sasuke, ini untukmu" temanku si blonde menyerahkan sesuatu padaku.

"Apa ini?" aku bertanya untuk apa amplop biru ini.

"Seorang gadis menitipkanya padaku, katanya itu untukmu!"

"Hn,..." Bolehkah ku lihat apa isinya?.

Aku tidak peduli yang harus kulakukan adalah berlari, saat ini aku hanya ingin menjemput kebahagianku, tidak peduli bulir keringat berjatuhan dan membasahi bajuku, setitik harapan akan segera kudapatkan, separuh jiwaku akan kembali, suara tawa itu akan kudengar lagi, senyuman itu akan kulihat lagi, semua itu akan kumiliki, akan kujaga selalu, tak akan kulepaskan selamanya karena aku ...

'Mencintaimu...'

Segala tentangmu adalah yang terindah...

'Hai...'

'Namamu, Uchiha Sasuke kan?'

'Sasuke, bolehkah ku panggil seperti itu?'

'Aku Hinata, kau tahu siapa aku?'

'Hm...aku tidak tahu harus memulai dari mana'

'Kereta bawah tanah, bunga sakura, perpustakaan, cafe, cinamons roll, lapangan basket, keranjang bola, kue'

'Kau tahu berapa lama aku harus menunggu?'

'Maaf mungkin aku sudah lancang tapi...'

'Aku menyukaimu!'

'Selamat tinggal, kuharap kau mendapatkan tambatan hatimu'

'I love u so much, it hurt'

'Hinata Hyuuga'

Fin...

Chap 1 sudut pandang Sasuke, chap 2 sudut pandang Hinata,..

So...keep following my fiction...

Sweet love for you all...

Love in silent segera menyusul...

I love you...

Salam aisyaeva...