Disclaimer : Tite Kubo

Rate : T

Genre : Family & Drama

Ini Fic ke-2 aku di Fandom ini, jadi kalo misalkan ceritanya abal sama gajelas maklumin aja ya ^^

Jadi kalo gak suka mohon banget langsung aja DIBACK secepat-cepatnya, dari pada nanti matanya rusak :B

Warning : Typo bertebaran dimana-mana, OOC, Tanda Baca gak Sesuai, EYD yg berantakan, DLL.

.

.

.

Rukia P.O.V

Aku dulu memang seorang Nerd, tapi masa itu sudah berlalu. Karnamu aku menjadi tau apa itu yang namanya cinta…

Tapi kenapa kau meninggalkan aku? Hanya demi sebuah harta tanpa gelar. Bagaimana dengan janjimu? "Aku akan kembali." Mana janji mu? Disini aku menunggumu tanpa adanya berita. Dan disini pula aku menunggu tanpa kepastian. Kau telah menodaiku dulu, mencemarkan nama baikku. Lalu meninggalkanku seperti sampah. Kau tahu bagaimana perasaan ini? Apakah kau bisa merasakannya?

Tapi Hari demi hari aku mencoba bangkit, Kakaku selalu ada disampingku, menjagaku…

Apakah kamu melakukan itu saat masa itu tiba? Tidak! Melahirkan seorang malaikat kecil yang selalu kau dambakan, tapi kau tidak ada disana? Bagaimana bisa? Ayah macam apa kamu itu? Merusak segala imajinasi yang telah kususun dengan rapih, dan sekarang kamu hanya bisa menghancurkannya saja.

Disini, Aku dan Aniki memulai hidup baru. Dimana saat aku berencana untuk membuat sebuah Restaurant kecil-kecilan, Dan Gagal. Tapi ada awal dimana karirku mulai menanjak. Walaupun itu tidak sebesar dengan karirmu itu.

Bagaimana perjuangan yang aku tumpahkan, dengan mengandung malaikat kecilku aku membangunnya, mendapat cemooh dari orang-orang. Dan terbuang dari rasa kehormatanku. Aku tahu kita sudah menjalin hubungan sebagai pasangan yang layaknya. Tapi apakah semudah itu kamu meninggalkanku? Demi seorang yang bagimu itu tidak berguna, tapi kau membutuhkannya.

Sudah Perkenalannya ya…

Sekarang,

Selamat Datang di Acara Kami…..

Simplexity...

Bersama Rukia Kuchiki…

Selamat Menikmati Tayangan ini…..

.

.

.

Normal P.O.V

"Rukia! Manager ingin menemuimu." Laki-laki berumur, yang memiliki warna rambut sepertiku, tapi kali ini rambutnya lebih pendek dari pada yang lalu.

"Baik Aniki! Tolong Jaga Yuki di ruanganku ya! Dia sedang tidur." Aniki hanya menganggu mengerti lalu berjalan menuju runganku berada.

"Rukia! Kamu kemana aja sih? Manager tadi mencarimu. Sekarang dia pergi untuk mengadakan beberapa acara yang harus ditanganinya." Assistantku sekaligus sahabatku ini seperti biasa hanya bisa memarahiku karna telat.

"Ah! Inoue maafkan aku! Tadi Yuki menangis, karna menggantuk. Jadi aku memutuskan untuk menidurinya dulu." Inoue hanya bisa mengangguk mengerti dan mulai menarik tanganku untuk memasuki Café dimana aku dan Inoue sering mengabiskan waktu disini.

"Rukia, kenapa sih? Kamu gak nyewa baby sister aja?" Tanya Inoue to the point.

"Malas, mahal biayanya." Aku memakan Cheese cake yang ku pesan tadi, tapi sepertinya Inoue menunggu jawaban yang pasti dariku.

"Sudahlah Inoue, mendingan kamu habiskan saja Red Velvet yang kamu pesan itu." Ujarku sambil melahap satu potongan kecil kueku.

"Jangan mencoba untuk menghindar Rukia, aku tahu." Inoue menatapku dengan tajam, sepertinya Inoue ingin jawab jujur dariku.

"Baiklah Inoue jika ini yang kamu mau. Aku gak mau dilacak lagi olehnya. Mengerti?" Inoue hanya bisa mengangguk puas.

Lalu Inoue mengeluarkan sebuah majalah, dan Bingo! Manusia yang baru aja tadi kita bicarakan muncul dalam sebuah majalah Bisnis terkenal.

"Bukannya ini Ich-"

"Bukan!" aku memanggil pelayan untuk memberiku bill. Aku membayarnya, tanpa peduli untuk mengambil kembaliannya lagi. Lalu meninggalkan Inoue yang sedari tadi hanya menatapku dengan takut.

Aku berjalan, tapi lama kelamaan aku berlari… kenapa memori itu teringat kembali?

.

.

.

' Siapa sangka, ternyata seorang Nerd bisa menyanyikan lagu nakal?'

' Lain kali, cobalah untuk memakai lensa kontak. Pasti itu cocok untukmu.'

' Kamu bisa saja, dasar laki-laki hidung belang haha!'

' Jangan pernah tinggalkan aku sendiri!'

' Tidak, aku gak akan meninggalkan kamu sendiri.'

' Bisa kupegang kata-katamu?'

' Ya. Aku akan kembali.'

' Aku menyangimu Rukia…'

' Aku juga menyangimu Ichigo….'

' Beersedia kamu menjadi pendamping hidupku?'

' Ya! Aku bersedia.'

' Selamat atas pernikahan kalian!'

' Selamat ya!'

' Jauhkan Ichigo! Dia milikku.'

' kamu hanyalah sampah yang baru saja dipunggut oleh Ichigo.'

' Diam Rukia! Mama, tidak pernah berkata begitu!'

' Tinggalkan aku sendiri Ichigo!'

' Belalah saja Ibu Tirimu yang menyukaimu itu!'

' jangan pernah pedulikan aku! '

' Tapi Ruki-'

' PERGI!'

.

.

.

Kacau! Kenapa aku mengingatnya! Kami-sama bantulah aku untuk melupakannya! Jauhkan aku dari kenangan itu! Aku tidak butuh lagi yang namanya kenangan bersama dia, sudah cukup aku untuk disakitinya.

Mataku memanas, pandanganku mulai memburam. Apakah aku menangis? Tck. Gak ada gunanya juga. Seandaikan aku menangis pasti tak adakan ada yang berubah? Jadi apa gunanya aku menangis? Menyia-nyiakan air mataku untuk seseorang yang tak ada gunanya lagi bagiku.

Bruk!

" Huaaa! Mamaaaaaa~ " Aku melihat kebawah, ternyata Yuki sedang bergelayutan di kakiku sambil menangis, biasa sehabis bangun tidur dia selalu menangis jika tidak ada aku disampingnya. Aniki, past sedan bingung mencari Yuki sekarang, hahaha.

" Cup, Cup! Malaikat kecil mama yang manis, kenapa menangis?" tanyaku seraya mengendong buah hatiku yang berusia 3 menuju 4 tahun itu.

" Cyup, Chup! Mammaaku yhang cyanthik, kenapha menyhangis?" Aku tersentak saat mendengar penuturan kata yang baru saja Yuki katakan. Yuki kamu membuatku mengingat ayahmu kembali, kenapa rambut dan matamu sama seperti miliknya?

" Yu….Yuki…Yuki!" Aku memeluk Yuki erat, menumpahkan seluruh perasaan dan airmataku pad buah hatiku yang tidak tau menau tentang hal ini!

" Paman! Tolong Mama!"

"Paman!"

Pandanganku buram seketika, samar-sama aku mendengar Yuki berteriak tapi aku tak bisa berbuat apa-apa setelah itu menjadi hitam sempurna.

Byakuya P.O.V

Aku mencari Yuki yang sedari tadi mencari Rukia, Yuki memang seperti itu setiap bangun dari tidurnya. Tapi kali ini anehnya, kenapa Yuki terburu-buru mencari Rukia? Firasatku sudah kacau? Pikiranku entah kemana adanya.

Sejak dimana aku mengenali Yuki dengan foto ayahnya, Yuki selalu bersikap aneh. Tapi apa salahnya jika aku mengenalkan ayahnya, tanpa sepengetahuan Rukia? Pasti Rukia tidak akan setuju dengan itu, yakan?

" Paman! Tolong Mama!"

"Paman!"

Yuki? Itu suara teriakannya Yuki!

" Yuki! Kamu dimana?" aku berlari mengikuti arah suara berasal, tapi lama kelamaan suar Yuki berubah menjadi tangisan yang kencang.

Panik, hanya itu yang dapat ku rasakan sekarang. Bagaimana tidak, Yuki menangis dan Rukia pingsan.

Apa yang harus kulakukan?

" Byakuya, apa yang terjadi?" Inoue tersentak saat melihat Rukia pingsan, lalu Inoue menggendong Yuki dan aku mengangkat Rukia dan membawanya ke ruangan.

.

.

.

" Ini salahku, Byakuya! Seharusnya aku tidak menunjukan majalah itu!" Inoue hanya bisa menanggis, aku hanya bisa menenangkannya, dan Yuki hanya duduk di samping Rukia.

" Paman…., apakah mama mau bertemu ayah?" Tanya Yuki seraya menatapku dengan mata yang masih berarir akibat menangis tadi.

" Eh?!" Inoue tersentak kaget, lalu segera memeluk Yuki.

" Yuki, kita ke taman saja ya? Mama sepertinya mau istirahat." Yuki hanya menangguk lalu berjalan keluar bersama Inoue

Rukia Maafkan aku…..

-To Be Continued -

A/N

Yuki ; AAyigatou Minnyaa! mudah-mudahann mama sama papa bisa kembayi kayak duyuu;3 aminn

Author ; Yuki kalo ngomong gausah di imutin ngapaa-_-

Yuki ; Yuki kan anak mama yang unyuk se unyuk-unyuknyaa -_-

Author ; ngomong unyu aja masih salah, lucuan author dari pada mamamu ;b

*Author kaburrr, sebelum di gampar sama rukiaaa. Ja NEE!*

Yuki = Salju (mudah-mudahan berkat adanya yuki deres deh reviewnya sama banyak yang baca amin! biar kayak badai salju ;b)

-Arigatou~