Timeline: yuk kita ingat kembali scene saat ujian chuunin Gaara vs Lee.

Disclaimer: sumpah,Naruto bukan punya gw!


Huh?


.

.

Ujian chuunin telah memasuki babak ketiga.

Ini sudah kesekian kalinya Lee tersungkur dengan tenaga yang hampir habis, nyawa tinggal sehelai, dan wajah seperti dirajam. Namun ia masih belum menyerah. Dengan susah payah, Lee mengatur napasnya yang sudah terputus-putus. Kuda-kudanya melebar, bersiap melakukan balasan serangan untuk sang lawan. Sementara Sabaku no Gaara menyeringai tajam, tangannya bergerak membentuk segel dan merapalkan mantra.

Dalam sekejap mata, pasir yang berserakan di tanah bergerak naik melayang ke udara. Sekilas Lee dapat menangkap kilatan kemarahan penuh hasrat membunuh dalam mata hijau pucat Gaara. Tatapan mengerikan yang nyaris membuat semua orang yang melihatnya pasti akan merasa ingin mati saat itu juga.

Namun tidak untuk seorang Rock Lee.

Pemuda beralis super tebal dan berambut helm itu masih mengingat apa yang pernah Naruto ceritakan mengenai Gaara sesaat sebelum ia melewati ujian. Ada hal yang harus ia luruskan, dan hal itu membuat semua ketakutan dan keraguannya sirna. Semua itu terpancar jelas dari kedua mata besarnya, sorot mata tanpa rasa takut dan kepercayaan diri yang Gaara menggeram marah, merasa diremehkan.

.

"Ingat itu, Lee. Hahaha…"

.

Kalimat terakhir Naruto kembali terngiang-ngiang di kepala Lee.

Pasir-pasir yang bergerak di sekeliling Lee menyadarkan dirinya bahwa ia masih berada di tengah arena. Dengan secepat yang ia bisa, bocah beralis tebal itu berlari menghindar sambil membuka balutan kain putih di tangannya.

Set!

Bwet!

Wet! Wet! Wet! Wet!

Dalam sekejap, Gaara terbalut gulungan kain putih Lee. Bagaikan mumi, Gaara tergeletak kaku di tanah.

Semua penonton dan pengawas ujian sulit mempercayai apa yang tengah mereka lihat. Bagaimana mungkin Gaara bisa dikuasai sedemikian rupa?

"GRAAAAAH!"

Gaara mencoba bergerak sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Namun semakin ia berontak, semakin erat ikatan putih yang menyelubungi tubuhnya. Ia benar-benar naik pitam, apalagi tatapan Lee seakan mengejek dirinya.

Gaara semakin marah, dan mengamuk. Sayangnya ia tidak mampu melepaskan diri. Belum, pikirnya penuh dendam.

"Gaara-san…" Lee menatap Gaara dengan penuh perasaan, yang justru membuat Gaara merasa terhina. "Aku sudah dengar dari Naruto, Gaara-san."

BRUUUSSSHH!

Naruto menyemburkan soda yang tengah ditenggaknya di pinggir lapangan dengan wajah pucat. Kenapa mendadak namanya disebut-sebut? "Wott? A-aku?"

Persetan dengan apa yang didengar dari Naruto oleh Lee, Gaara tidak peduli. Ia berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga. Namun apa yang tengah dilakukan Lee turut membekukan kinerja otaknya dalam seketika.

"Turun dari atas tubuhku!" teriak Gaara. Lee tetap bersikeras menduduki Gaara dan memegang kedua bahu pengendali pasir yang berada di bawahnya.

"Kumohon Gaara-san!"

Tes.

Setetes air asin menjijikan menyentuh pipi Gaara, terjatuh dari mata Lee. Dan hal itu benar-benar membuat Gaara kebingungan. Situasi yang tengah terjadi sekarang jauh lebih menyeramkan daripada menatap wajah Shukaku berjam-jam. Apa maksud air mata itu?

Semua penonton semakin tercengang. Beberapa muntah darah menyaksikan adegan mengharu-biru tersebut.

"Aku… hik… mohon jangan percaya gosip yang beredar!"

Kulit cokelat Naruto mendadak putih seketika mendengar teriakan Lee, karena sepertinya ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh temannya yang satu itu.

"AKU BERSUMPAH GAARA-SAN, AKU TIDAK PERNAH MENCURI ALISMU!"

"Huh?"