oO-TamaSa-Oo
Disclaimer: Around Us Ent., and more. But story and plot are mine.
Rated: T
Genre: Romantic
Pairing: JunSeob, DongSeob, and others.
Warning: YAOI, Boyslove, OOC, typo. Don't like don't read!
oO-TamaSa-Oo
Junhyung menyangga dagunya, sambil menatap kosong ke jendela kelas. Ketika semua teman sekelasnya menghabiskan waktu istirahat di luar kelas, Junhyung malah menolak ajakan temannya dan memilih untuk melamun di kelas, duduk di bangkunya. Ada yang sedang ia pikirkan. Ini mengenai seseorang yang selalu membuat ia mati kutu jika berada di dekatnya, sampai-sampai Junhyung enggan jika sosok itu mendekatinya.
Junhyung menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan keras. Tinggal beberapa hari lagi menuju liburan musim dingin. Junhyung kehabisan ide, akan menghabiskan liburan nanti dengan pergi kemana dan dengan siapa. Ia tidak bisa mengajak Hara lagi. Beberapa hari yang lalu ia putus dari Hara, juniornya, padahal mereka sudah pacaran hampir 2 tahun. Hara merasa kecewa padanya, karena ia selalu bersikap dingin, padahal mereka berdua tidak terlalu sering bertemu seperti pasangan lainnya. Mungkin memang salah Junhyung. Selama berpacaran, Junhyung tidak bisa bersikap nyaman dengan Hara. Junhyung merasa... seperti ada pagar kasat mata yang menghalangi ia dengan Hara. Pagar yang ia ciptakan sendiri. Ya, pagar itu adalah orang lain yang telah mencuri hatinya, jauh sebelum ia mengenal Hara. Orang yang selalu menyita perhatiannya. Si pengganggu tidur malamnya. Sosok itu...
"Hei!" Junhyung tersentak ketika ada sesuatu yang dingin mengenai pipinya. Ada minuman kaleng yang ditempelkan di pipinya, sehingga Junhyung buru-buru merebutnya. Junhyung membeku ketika tahu siapa yang sudah mengganggunya. Ia memasang raut wajah datar, tak ingin terlihat gugup di hadapan orang itu.
"Kau ini... melamun saja. Aku bawakan roti dan minuman untukmu," orang itu mengulurkan sebungkus roti dan sebotol minuman pada Junhyung.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Junhyung menggeleng lemah, tidak menjawab apapun. Tangannya menerima roti yang diberikan, dibuka bungkusnya dan memakannya secara perlahan. Junhyung tidak mungkin jujur, kalau orang yang kini duduk di hadapannya ini yang ia pikirkan dari tadi. Si pemicu debar jantungnya. Seseorang yang tadinya hanya ia anggap seperti adiknya. Dia duduk di depan Junhyung, di atas meja. Meja bangku depan Junhyung, bukan tepat di meja milik Junhyung.
"Hoo... aku tahu, kau pasti bingung ingin menghabiskan liburan nanti kemana bukan?" Junhyung mengedikkan alisnya.
"Aku rasa Hara tidak akan menolak kemanapun kau mengajaknya pergi."
"Kenapa begitu?" akhirnya Junhyung terpancing.
"Kurasa dia sangat ingin menghabiskan waktu denganmu," dia menatap Junhyung serius. Tanpa sadar Junhyung terbius, menatap balik kedua matanya yang jernih.
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Junhyung.
"Maksudmu?"
"Kau tidak ingin bersamaku?"
"Eh? Apa?"
"Tidak," Junhyung mengalihkan pandangannya kembali ke jendela, "lupakan pertanyaanku," tambahnya. Hampir saja ia kelepasan.
"Aku pikir menjadi single itu menyenangkan...," tiba-tiba dia membicarakan statusnya. Junhyung jadi sedikit lega karena tidak memperpanjang masalah barusan.
"Sayangnya itu hanya sesaat. Setiap tahun, aku hanya menghabiskan malam Natal dengan keluarga, atau kalau tidak denganmu...," pandangannya menerawang ke depan. Bibirnya tersenyum hampa. Entah apa yang membuatnya mendadak mello begitu.
"Apalagi Natal nanti, aku yakin kau akan kencan dengan y Hara. Dan aku akan menghabiskan malam Natal seperti biasa.
"Kau ingin aku mengajakmu kencan?" Secara tersirat Junhyung memang sedang mengajaknya kencan. Tapi sadarkah dia dengan kode yang diberikan Junhyung?
"Jujur saja, aku lebih ingin diajak kencan Lee Ji Eun daripada kau...," dia menyeringai, tanpa sadar kalau hati Junhyung tidak patah sebagian karena mendengar perkataannya barusan.
"Menurutmu itu akan terjadi?"
"Tentu saja tidak. Dia mana mau denganku? Haha..."
"Sayangnya...," dalam hati Junhyung berkata 'syukurlah', "kau saja tidak berani menjabat tangannya, apalagi mengajaknya kencan duluan...," Junhyung bergumam. Setengahnya menyindir dirinya sendiri yang juga tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.
"Aku... merasa... tidak punya sesuati yang bisa kubanggakan, Junhyungie, sesuatu yang setidaknya bisa membuat ia memilihku..."
Kau benar! Junhyung membenarkan perkataannya. Awalnya Junhyung pun berpikir seperti itu. Tapi lihat, Junhyung sekarang bisa jatuh cinta sampai sedalam ini. Meskipun jujur saja, Junhyung sendiri tidak tahu alasan bisa jatuh cinta padanya. Cinta tidak butuh alasan, bukan? Kalau kau bisa menyebutkan alasan mengapa kau mencintai seseorang, itu artinya bukan cinta, tapi nafsu. Ya kan?
"Jika menurutmu, dia mungkin tidak memilikimu, kenapa kau tak mencoba membuka hatimu untuk orang lain?" Junhyung menatapnya dalam. Lagi-lagi memberi kode, meskipun akhirnya buntu. Lihat saja seringai yang dia keluarkan.
"Menurutmu... masih adakah orang lain itu?"
"Tentu saja."
"Siapa?"
Aku! Junhyung hanya membatin, dan seperti biasa, berakhir membisu. Pujaan hatinya itu tampak menunggu, tapi Junhyung tetap bungkam, masih belum siap mengungkapkan yang sebenarnya.
"Kau membuatku makin putus asa, kau tahu?" dia tertawa. Pipinya yang putih pucat itu perlahan memerah. Junhyung tersenyum kaku. Yahh... ini hanya gurauan. Biarlah hanya sebagai gurauan.
"YOSEOB HYUNG!"
Mereka berdua menoleh. Di depan kelas sudah ada seorang namja melambaikan tangan ke arah mereka berdua. Junhyung menatap dia yang kini telah turun dari meja yang didudukinya dan segera menghampiri nama tampan yang baru saja memanggilnya. Dalam waktu singkat, mereka berdua sudah terlibat obrolan seru, tanpa peduli Junhyung kini sendirian kembali sambil mencuri dengar obrolan mereka.
Nama itu adalah junior mereka, namanya Son Dongwoon. Meskipun dia murid tingkat pertama, tingkat kepopulerannya cukup tinggi di sekolah. Anak pejabat, dan sudah pasti kaya raya. Ke sekolah pakai mobil sport, di sekolah memiliki geng sendiri yang berisi anak-anak orang kaya. Dan si 'dia'... entahlah. Junhyung yakin bukan salah satu anggota geng Dongwoon. Dia tidak sepopuler dan sekaya Dongwoon, meskipun memiliki penampilan yang cukup menarik. Tapi lihat itu, sekarang Dongwoon sedang memberikan sebuah kotak hadiah pada pujaan hati Junhyung. Dongwoon selalu begitu, memberikan hadiah pada pemuda manis itu. Hoobaenya itu memang terkenal royal sih, tapi kenapa yang ini terlalu sering? Apa jangan-jangan... Dongwoon juga menyukainya? Ah, tidak mungkin! Junhyung saja tidak semudah itu bisa jatuh cinta padanya, bagaimana mungkin Dongwoon bisa? Apalagi gender mereka sama, ya mereka sama-sama laki-laki. Semua perasaan Junhyung tidak serta merta muncul, semua membutuhkan proses dan waktu. Jadi seharusnya Dongwoon pun juga sama. Junhyung terus berkutat dengan teorinya mengenai hubungan pemuda itu dengan Dongwoon, berusaha menepis kedekatan mereka, tanpa menyadari kalau sebenarnya ia sedang cemburu.
Junhyung memperhatikan mereka lagi. Betapa serasinya mereka berdua. Sama-sama tampan, sama-sama ramah. Dongwoon juga memiliki fisik yang bagus, lebih gagah ketimbang Junhyung yang cenderung agak kurus. Belum lagi kekayaannya yang otomatis bisa memanjakan siapapun dan kapanpun ia mau. Sangat berbanding terbalik dengan keadaan Junhyung yang hanya dari keluarga pas-pasan. Haah~ sadisnya hidup.
"Aku kembali ke kelas dulu, hyung. Jangan sampai kau tak mengangkat panggilan dariku saat liburan nanti. Kalau tidak..."
"Kalau tidak?"
"Aku akan menculikmu."
"Kau tak seberani itu Woonie." Apa? Woonie? Sudah sedekat apa sih mereka? Junhyung Cuma bisa mengangkat sebelah alisnya.
"Pengecualian untukmu Yang Yoseob!" Dongwoon menoleh ke kanan dan kiri, dan tanpa disangka, ia mengecup pipi kanan pemuda manis itu. Bukan hanya si manis yang terkejut, tapi Junhyung juga. Dongwoon menyeringai, sambil bergumam sesuatu. Setelah itu ia buru-buru pergi.
Seluruh tubuh Junhyung bergetar, dan ia tahu apa penyebabnya. Ia sadar, ia punya saingan berat.
To be continued...
oO-TamaSa-Oo
Hhaa... another fanfic dari saya. Pairing KPOP favorit saya dari masih bocah sampe sekarang. Udah pada tau kan siapa di sini yang dibilang 'Pujaan Hati' ama Junhyung? Udah jelas disebutin kok di atas tadi, ya kan? Nah, seperti biasa, jangan sungkan untuk review yak! Ciao!
