Summary: Kaizo dan Boboiboy harus melupakan perbedaan mereka dan bekerjasama untuk menyelamatkan Fang sebelum terlambat. Violence, KaiFang brotherhood. Friendship Kaizo/Boboiboy/Fang. Spoiler eps 24.

Boboiboy milik Animonsta

Spoiler Ep24 BBB Galaxy

Warning! Scene kekerasan tapi tidak terlalu eksplisit karena rating.

Ini adalah sequel dari Innocence, tapi tak perlu membaca Innocence biar paham.


.

Fang ingat saat ia masih kecil berada di rumah pohon.

Kaizo yang membangunnya. Rumah pohon itu penuh dengan bantal, selimut dan buku-buku cerita dongeng milik mereka. Rumah itu terletak diatas pohon besar dan tua, ada tangga rajut yang menjuntai turun. Ia ingat ketika musim semi, rumah itu dipenuhi harumnya dedaunan segar dan sulur-sulur buah beri manis merambati dinding ruangan. Jika cuacanya baik dan Kaizo memiliki waktu luang, Fang akan memohon agar Kaizo dan dirinya menginap di sana. Fang ingat pada malam hari, Kaizo akan menyalakan lampion kecil dan menggantungnya di langit-langit. Rumah pohon itu akan disinari cahaya yang hangat, kerlip kecil kunang-kunang terbang di sekelilingnya. Kaizo akan membacakan cerita petualangan epic mendebarkan pada Fang hingga larut malam. Mereka akan banyak-banyak memakan manisan buah beri yang dicuri Kaizo dari lemari dapur. Fang kecil selalu tertawa kegirangan saat melihat kakaknya mengeluarkan mangkuk besar berisi manisan dan cokelat, tapi dengan syarat Fang menyikat gigi setelah memakannya. Fang pikir, Kaizo dan dirinya bercengkerama di rumah pohon adalah kenangan yang paling dirindukan. Rumah pohon itu adalah dunia mereka. Teritori mereka. Kerajaan mereka. Dan bagi Fang kecil, Kaizo adalah rajanya.

Fang melihat pada dirinya sekarang yang sudah berusia 14 tahun dan Kaizo 23 tahun. Mereka tidak berada di planet mereka, tidak bersama ibu dan ayah, tidak berada di rumah pohon bertukar cerita. Planet mereka telah hancur setelah peperangan besar, dan radiasi bom nuklir membuat gersang kehidupan. Orang tua mereka telah tiada, pergi bersama cahaya api dari langit. Rumah pohon telah lama musnah bersama dengan semua buku-buku dongeng mereka. Yang lampau telah tiada dan sekarang Fang sedang membuat kenangan baru dengan teman-temannya. Namun kehilangan adalah kehilangan, duka adalah duka. Fang sering terbangun dari mimpinya, merasa seakan ia berada di rumah pohon dengan suara halus Kaizo membacakan cerita kesukaannya. Jika ia terbangun dari mimpi rumah pohon, Fang selalu merasakan sesak di dada atas hal-hal yang terlalu sebentar ia rasakan.

Kaizo menatapnya seperti orang asing sekarang. Terlalu sering sorot mata Kaizo membuat Fang takut. Pria muda anggun yang berdiri di hadapannya seperti bukan kakaknya. Pria ini tampak tak mengenal ampun dan tak memahami kasih sayang, tak sungkan menyakiti orang lain. Kaizo yang Fang kenal selalu tersenyum padanya dan membacakan cerita di rumah pohon sambil merangkulnya. Rasanya seakan-akan Kaizo telah hilang bersama api yang merenggut ibu dan ayah, diganti oleh laki-laki dingin yang melupakan Fang.

Berjalan di dunia yang luas dan membingungkan ini, Fang ingin ia kembali ke rumah pohon.

.

Markas Tempur-A, setelah kekalahan Vargoba.

Boboiboy masih belum sadar.

Yaya dan Ying tengah membantu Kokoci melaksanakan tugasnya di ruang kendali utama. Gopal, Papa Zola dan Cattus sedang di kamar perawatan Boboiboy, bermalas-malasan sambil bermain game. Laksamana Tarung masih tak sadarkan diri di ruangan yang sama, kalau saja Laksamana sehat ia pasti sudah menyeret Gopal ke ruang latihan. Sai, Shielda, Fang dan satu pasukan tentara Tempur-A sedang patroli di penjara markas. Mereka mendengar kabar dari Komandan Kokoci dan Ramenman kalau tahanan akan segera di pindahkan ke Planet Jorega, tempat dimana pengadilan antariksa dan penjara terbesar berada. Transfer tahanan akan dilakukan bertahap oleh pesawat antariksa khusus milik Badan Pengawasan Pengadilan Antar Galaksi, dari planetoid Tempur-A ke Planet Jorega. Di Planet Jorega, para penjahat antariksa menjalani pengadilan, hukuman mati atau kurungan. Sistem penjara dan keamanan disana sangat tinggi dan brutal, tak ada narapidana yang berhasil lolos dari sana. Cuaca disana juga sangat ekstrim, contohnya saja ada badai kristal yang akan langsung membunuh siapapun yang cukup bodoh untuk keluar dari penjara bawah tanah. Hujan asam keras biasa terjadi setiap hari, menciptakan banyak kolam-kolam asam berbahaya. Udara dipermukaan Planet Jorega juga sangat panas, hingga bisa mencapai 230 derajat.

Fang mendengar Ramenman mengumam pada Kokoci kalau Vargoba serta anak buahnya akan di hukum mati Planet Jorega. Hukum pelayaran antariksa menyatakan "bunuh di tempat" bagi para perompak karena keganasan perompak dalam melaksanakan kejahatannya dan menganiaya korban. Hukum yang menurut Fang tidak adil karena tidak memberikan kesempatan bagi para perompak itu untuk menebus kesalahan-kesalahan mereka, tetapi ketika Fang menyatakan opininya ini pada Kaizo, Kaizo tampak marah dengan ucapannya.

"Kau tak tahu apa yang kau ucapkan, Fang. Menebus kesalahan, mereka punya banyak kesempatan sebelum tertangkap! Mereka terlena kehidupan mereka, mereka tak peduli apapun. Sebagian orang memang terlahir tak bermoral. Kau jangan bodoh terperangkap di dunia fantasi."

"Ma-maafkan saya Kapten..."

Semenjak itu, Fang mulai berhati-hati ketika menyatakan opininya di depan Kaizo. Ia rasa, ia memang kurang berpengalaman mengenai dunia ini sementara Kaizo telah menyaksikan banyak hal yang buruk. Hal-hal buruk itu juga yang merenggut abang dariku, pikir Fang, sendu.

Lima hari setelah anggota TAPOPS hijrah ke markas Tempur-A, Fang sedang berpatroli di blok D yang berisi tahanan perang. Hampir semua yang mengisi sel penjara adalah anggota armada Vargoba. Beberapa ada yang cedera ringan pasca perang lima hari yang lalu di Sunnova, tapi ada juga yang cukup beruntung sama sekali tidak cedera. Tahanan yang cedera berat berada di blok F sekaligus blok rumah sakit tahanan, perawat dan dokter disana harus selalu bersama penjaga bersenjata. Vargoba berada di blok X, blok ini khusus untuk tahanan tingkat atas dan sangat berbahaya, perlu pengamanan khusus. Kaizo yang menjadi kepala pengamanan sementara di penjara markas Tempur-A, tapi Fang mendengar langsung dari Sai kalau Kaizo juga mengkoordinasi interogasi Vargoba untuk mengorek informasi penting mengenai koloni perompak yang lain. Atau informasi penting yang lain, semuanya dirahasiakan atau classified. Hanya para petinggi dan sedikit personel yang tahu mengenai kejelasannya.

"Kakakmu itu agak menyeramkan," kata Sai pada Fang, setengah bercanda, setengah serius.

"Sepertinya Kapten Kaizo memang menikmati pekerjaannya," gumam Shielda. Fang mengerutkan dahi pada keduanya, tapi ia tidak membantah perkataan si kembar.

Mereka bertiga tengah menatap satu layar besar yang menayangkan banyak feed CCTV dari berbagai blok tahanan di markas ini. Semua blok dan lekukan tampak di layar, kecuali ruang khusus interogasi. Shielda mengatakan kalau saat berpatroli, ia melihat Kaizo diikuti oleh beberapa interrogator ke blok khusus kamar interogasi. Sai hanya berjengit ngeri mendengarnya.

"Kapten Kaizo mendapat mandat kuasa dari Komandan Kokoci dan disetujui oleh komandan tertinggi Tempur-A. Ia hanya melakukan apa yang terbaik saja. TAPOPS perlu informasi mengenai pasar gelap power sphera. Para perompak Vargoba dan Vargoba sendiri pasti memiliki informasi itu," tambah Shielda. Manik zamrud miliknya melirik ke arah Fang yang hanya diam menatap layar raksasa dihadapannya.

"Benar, kurasa Kapten Kaizo hanya melakukan hal yang harus dilakukan tapi tak ada yang mau melakukannya," tambah Sai. Ia menaruh topi perisainya lagi di kepalanya, dan menatap Shielda memberikan isyarat.

"Fang, kami akan berpatroli di blok F setelah makan siang. Kau akan berpatroli dimana?" tanya Sai. Fang menoleh kearah mereka.

"Ah ya, aku harus berpatroli di Treasury Vault," jawab Fang. Ramenman yang mengatur jadwal patroli di markas. Diluar jadwal patroli tahanan, ia memberikan Fang bagian Treasury Vault. Jadwal patroli sel tahanan itu tergantung Kaizo sebagai kepala penjara sementara.

"Kalian duluan saja ke kantin, aku ingin melapor dahulu ke Treasury," ujar Fang sambil tersenyum tipis. Sai dan Shielda mengiyakan, terutama Sai yang tampak antusias dengan prospek makan siang lebih awal. Ada selada ayam lezat yang baru-baru ini disediakan, katanya.

Mereka bertiga berpisah dan berjanji akan bertemu di kantin. Fang lantas berjalan ke arah lorong yang mengarah ke Treasury Vault. Di Treasury Vault, tersimpan semua harta rampasan perang yang kelak akan di bagi dua antara pihak TAPOPS dan Tempur-A dengan adil. TAPOPS perlu biaya yang sangat besar untuk membangun lagi stasiun mereka yang hancur total. Fang hampir tak percaya dengan jumlah nominal harta rampasan armada Vargoba tersebut, diestimastikan harta itu dapat memberi makan seluruh penduduk bumi dan binatang selama 20 tahun. TAPOPS dan Tempur-A tidak serakah tentu saja, Ramenman berkata kalau semua barang antik berharga akan dikembalikan ke pemilik asal. Mereka sedang menghubungi banyak bangsawan di seluruh galaksi mengenai barang berharga yang sudah mereka sita akan segera dikembalikan. Kokoci berkata kalau ini akan semakin mempererat tali aliansi antara TAPOPS dan alien yang lain, semakin memperkuat kedudukan TAPOPS di galaksi. Semakin banyak rekan TAPOPS, semakin mudah tugas mereka melindungi power sphera. Semakin banyak pula uang yang masuk ke kas operasional, tambah Ramenman sambil mengedipkan mata. Kokoci hanya tertawa mendengarnya.

Di Treasury Vault ini jugalah tempat brankas sementara power sphera. Tidak semua power sphera disimpan disini sebagai alasan keamanan. Salah satu power sphera yang disimpan di Treasury Vault adalah MagnetBot milik Vargoba.

Fang menempelkan telapak tangannya ke scanner, dan retinanya dipindai pula. Pintu blok itu terbuka perlahan dan tiba-tiba Fang merasa ada yang memukul tengkuknya. Fang segera kehilangan kesadaran.

.

Kaizo meninju Vargoba hingga membuat mantan kapten perompak itu terhempas ke belakang. Darah menetes dari mulutnya, Vargoba meludahkan dua gigi yang terlepas karena pukulan Kaizo.

"Kesempatan terakhir, Vargoba. Aku takkan segan-segan membuatmu gila di sel isolasi," geram Kaizo. Empat penjaga yang berbadan sama kekarnya dengan Vargoba berdiri siaga di sudut-sudut ruangan. Kaizo adalah yang termuda disini dengan tubuh yang paling ramping, tapi dialah yang paling kuat tenaganya. Sayangnya Vargoba menjadi kapten besar para perompak bukannya tanpa alasan yang bagus. Dia bisa menahan rasa sakit. Dia tangguh menahan intimidasi.

"Anak ingusan sepertimu, kau pikir bisa membuatku mengatakannya hah?!" raung Vargoba. Kaizo mulai kehilangan kendali amarahnya. "Aku akan keluar dari sini dan membalas dendam, kau tunggu saja!"

Kaizo melempar Vargoba ke sudut ruangan. Bunyi tulang-tulang berderak patah. Vargoba meraung kesakitan.

"Masukkan dia ke sel isolasi nomor X-23! Perketat penjagaan sayap X, tambahkan 15 personel lagi. Jangan beri dia air dan makanan disana, dan matikan lampunya. Jangan beri dia tidur. Aku yakin dalam waktu seminggu lidahnya akan lebih longgar, atau akan kucabut sendiri lidahnya," hardik Kaizo pada keempat penjaga.

"Baik Kapten!"

Empat penjaga berbadan besar-besar itu segera memborgol tangan Vargoba dan meringkus mantan kapten tersebut keluar. Sel isolasi X-23 itu sel yang sangat sempit, hanya berukuran 2x1 meter, tanpa kasur dan tanpa toilet. Tahanan yang dijebloskan disini takkan dikeluarkan kecuali atas perintah langsung. Mereka akan buang air dan tidur ditempat itu, dalam gelap tanpa cahaya. Sebagian menjadi gila. Sebagian berteriak-teriak meminta tolong. Takkan ada insan yang tahan dengan kurungan sesempit itu dan tidur bercampur dengan kotoran mereka sendiri, kadang tanpa makan dan minum, terkadang juga tak diperbolehkan tidur. Kalau mereka tertidur akan segera terkena kejut listrik. Di penjara Tempur-A sebenarnya tak ada yang mendiami sel isolasi karena sel isolasi sudah mulai ditentang keberadaannya, tapi Kaizo membuat pengecualian untuk Vargoba. Seperti kata Laksamana Tarung dahulu, Kaizo itu bisa menjadi brutal dalam mencapai keberhasilan misi. Ia bisa menggunakan cara kotor yang kadang ilegal.

Bersamaan dengan pintu ruang interogasi tertutup, Kaizo menggeram marah. Ia segera mengelap tangannya yang terkena darah Vargoba dengan handuk tangan. Kemudian Kaizo mengerling ke arah cermin dua arah tersebut. Di balik cermin besar itulah tempat Kokoci dan Ramenman menonton sesi interogasi.

"Kalian dengar bukan, Vargoba tampaknya merencanakan sesuatu untuk membebaskan dirinya dari sini. Perketat patroli dan tatap lekat-lekat semua kamera CCTV, pasti ada penyusup di markas ini. Kalau tidak, ada tahanan yang pintar meloloskan diri."

Kaizo tahu Vargoba memiliki rencana cadangan jauh-jauh hari: jika ia tertangkap akan ada bawahannya yang bersembunyi di tempat rahasia menunggu waktu yang tepat membebaskan tuannya. Kaizo telah berunding dengan Kokoci mengenai ini dan meningkatkan kewaspadaan di sektor-sektor yang mungkin menjadi tempat masuk dan diamnya si penyusup. Tapi sudah berhari-hari tak ada tanda-tanda mencurigakan, membuat Kaizo semakin gusar dengan permainan Vargoba.

"Mungkin Vargoba hanya asal ucap saja," kata Kokoci, seraya keluar dari ruang rahasia bersama Ramenman. "Kita jangan mudah percaya dengan kata dan janji seorang perompak," tambah Kokoci lagi.

"Mungkin juga, tapi ada alasan mengapa Vargoba tak pernah tertangkap selama 67 tahun. Dia itu penuh strategi," bantah Kaizo. Handuk penuh darah itu ia buang ke tempat sampah.

"Sistem keamanan markas Tempur-A ini sangat ketat. Tak pernah ada yang menjebolnya. Aku sendiri yang merancang sistem keamanan," kata Ramenman, agak tersinggung. Ia adalah salah satu pemimpin Tempur-A, tentu saja ia agak kesal Kaizo meragukan hasil kerjanya.

"TAPOPS juga pernah kebobolan bawahan Jugglenaut, sementara Kokoci lebih berpengalaman daripada kau. Jangan terlalu percaya diri."

"Yah itu karena pertahanan tempat laundry memang lebih payah daripada Tempur-A," balas Ramenman, agak panas dengan sindiran Kaizo. Kaizo hendak membuka mulut membalas sahutan Ramenman, tapi segera dilerai Kokoci.

"Sudah cukup kalian berdua, apa yang dikatakan Kaizo ada benarnya. Kita harus memperketat patroli, Tuan Ramenman. Jangan pernah anggap remeh Vargoba, dia itu licik."

Kaizo tidak mengatakan apapun lagi, ia hanya memberikan hormat pada Kokoci dan beranjak dari sana. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan.

"Dasar congkak," gerutu si kepala ramen. Kokoci hanya menghela nafas lelah. Ah, kalau saja Laksamana Tarung ada disini, pasti pertikaian menjadi jarang, pikir alien hijau tersebut.

.

"Eh? Mana Fang?" tanya Gopal. Anak India itu menghampiri meja Yaya dan Ying di kantin sambil membawa nampan yang penuh makanan berlemak. Mereka semua berada di kantin, hendak makan siang.

"Um, kami tak melihatnya sejak sarapan tadi. Aku dan Ying sibuk membantu Komandan Kokoci," jawab Yaya. Ying hanya diam sambil menghirup smoothie sayurannya. Gopal menatap jijik ke arah minuman Ying.

"Mungkin dia masih patroli," kata Ying sambil mengelap bibirnya. Gadis Cina itu kemudian melihat sepasang kembar tengah berjalan di dalam kantin. Ia melambai kearah mereka.

"Sai! Shielda! Ayo makan bersama kami!" jerit Ying. Gopal memutar matanya dan menghela nafas.

"Hei, kalian tak ingat mereka pernah menghajar kita di ujian ketangguhan?" tanya Gopal dengan wajah masam. Yaya mengangkat bahu.

"Mereka sudah meminta maaf, kok."

"Tak baik menyimpan dendam," timpal Ying. Sai dan Shielda menghampiri meja mereka dengan nampan makan siang ditangan mereka. Gopal menatap nampan Sai yang penuh sayuran segar dan ayam rebus dengan jijik. Mengapa orang ada yang mau memakan sayuran mentah tanpa diolah seperti itu? Kita 'kan bukan kelinci!

"Fang masih di Treasury ya?" gumam Shielda sambil duduk. Sai mengambil tempat disebelah adiknya dan tanpa banyak bicara langsung memakan sayuran tersebut. Gopal hanya mengerut ngeri.

"Oh? Fang tak ingin makan siang?" tanya Yaya.

"Kita bisa bungkuskan donat wortel buatnya sebelum kehabisan," kata Ying. Yaya tampak setuju dan ketika gadis berjilbab pink itu hendak bangkit membeli donat, tiba-tiba terdengar bunyi sirene keras. Suara Kokoci lantang membahana di seluruh penjuru markas Tempur-A.

"PERHATIAN SEMUA! ADA PENYUSUP DI MARKAS! DIA SUDAH MEMBOBOL TREASURY VAULT! MENYEBAR KALIAN DAN CARI DIA!"

"Astaga, bukankah Fang berpatroli di Treasury?" kata Yaya, panik.

"Cepat kita cari dia!" balas Ying. Kedua gadis muda dan sepasang kembar itu langsung meninggalkan makanan mereka dan berlari cepat tanpa menunggu Gopal.

"Aduh, tak bisakah kita makan dulu sebelum berlarian?" keluh Gopal.

.

"Lockdown!" perintah Kaizo. Seketika itu semua blok-blok di penjara tertutup pintu besar berlapis baja. Semua prajurit segera berbaris menjaga tiap pintu, terutama blok X. Masing-masing membawa senjata laser.

Sirene masih meraung-raung dimana-mana. Perintah lockdown juga sudah diterapkan diseluruh penjuru markas Tempur-A. Derap langkah prajurit berlarian kesana dan kemari. Teriakan-teriakan perintah terdengar bersahut-sahutan. Yaya, Ying, Sai dan Shielda berpencar mencari si penyusup. Gopal dan Papa Zola bersembunyi di bawah ranjang kasur. Cattus memutar bola matanya melihat mereka berdua.

Di bangsal tahanan, Kaizo berjalan di lorong blok X. Ia lalu berhenti di sel nomor 23. Pemuda itu kemudian membuka pintu bergerigi tersebut. Di sel yang gelap berbau kotoran dan darah, Kaizo melihat Vargoba dirantai ke dinding.

"Heh, kapten kecil rupanya," ejek Vargoba. Perompak berbadan raksasa itu tampak kelelahan. Wajahnya lebam dan berdarah akibat dihajar Kaizo.

"Kau takkan bisa lari dari sini, aku sendiri yang menjagamu sampai penyusup itu tertangkap," sahut Kaizo. Ia melipat tangannya dan menatap tajam ke arah Vargoba. Vargoba tertawa keras.

"Ahahaha ya, itu akan membuat pelarianku makin sulit. Tapi apa kau yakin penyusup itu hanya akan membebaskanku? Siapa tahu ia juga datang untuk mencuri benda berharga," balas Vargoba. Ada kilat kejahatan di mata kapten perompak tersebut. Kaizo mulai tidak senang dengan arah pembicaraan mereka. Ada firasat yang tidak enak.

"Benar, kapten kecil. Aku tahu kau memiliki seorang adik. Tapi apa kau peduli dengan nyawanya atau tidak, kita akan lihat nanti."

Kaizo membanting pintu sel X-23 dan ia segera menguncinya. Ia berteriak memanggil lima penjaga untuk waspada penyusup di sel Vargoba. Kemudian ia langsung menghubungi komunikator Sai dan Shielda sambil berlari di lorong-lorong itu. Dari layar kecil, tampak wajah si kembar juga terengah-engah karena berlari.

"Sai! Shielda! Kalian jaga sel X-23 tempat Vargoba! Bawa Yaya dan Ying sebagai backup. Aku akan mencari Fang!"

Wajah Sai dan Shielda tampak terkejut sebentar mendengar Kaizo akan mencari Fang. Apakah Fang dalam bahaya?

"Ada apa dengan Fang, Kapten?" tanya Shielda. Kaizo menggeretakkan giginya sambil berlari di lorong blok H.

"Fang mungkin diculik. Tapi aku harus pastikan dahulu. Kalian cepatlah kemari dan jaga sel X-23, mungkin ini hanya siasat pengalih perhatian saja."

"Kami akan segera ke sana bersama backup, Kapten!" sahut Sai.

Kaizo tak menjawab dan langsung mencoba menghubungi jam komunikasi Fang. Tak dijawab. Kaizo lalu mengaktifkan fitur seperti GPS untuk melacak dimana Fang melalui jam miliknya dan itu menunjuk arah blok Treasury. Kaizo berlari kesana.

Di blok Treasury, ia melihat beberapa prajurit berjaga-jaga. Kokoci ada disana. Kaizo menghampirinya.

"Komandan, apa yang terjadi disini?" tanya Kaizo, dengan nada tinggi. Kokoci membalikkan badannya, wajahnya tampak bersedih.

"Fang telah diculik," ujar Kokoci dengan nada rendah. Tangannya gemetar memegang jam kuasa bayang Fang dan kacamatanya. Ada sedikit bercak darah pada lensa kacamata ungu tersebut. Melihat itu, berbagai perasaan berkecamuk di dada Kaizo. Apa tujuan sebenarnya Vargoba menculik Fang? Darimana ia tahu kalau Fang adalah adiknya? Bukankah jika Vargoba ingin balas dendam harusnya pada Boboiboy? Menculik Fang itu seperti membunuh dua burung dengan satu batu. Fang sangat dekat dengan Boboiboy, Vargoba tahu ia saat mereka bertarung di TAPOPS. Tapi darimana informasi kalau Fang adalah adik Kaizo? Kemiripan fisik? Kaizo merasa sangat marah pada dirinya. Seharusnya ia lebih-

"Kaizo, jangan gegabah. Fang pasti tak jauh pergi. Dinginkan kepalamu, inilah yang diinginkan Vargoba," kata Kokoci, tiba-tiba memecahkan kecamuk pikiran Kaizo. Kaizo menatap Kokoci dengan murka. Manik rubi merah milik Kaizo tampak menyala dengan amarah besar.

"Identitas Fang telah terbongkar. Semua musuh-musuhku akan tahu siapa dia dan akan menjadikannya sasaran pelampiasan dendam. Sekarang Fang tak memiliki jam kuasa bayangnya, ia takkan bisa menjaga diri! Dan kau ingin aku tenang?!" bentak Kaizo.

Kokoci menatapnya dengan kasihan. Kaizo benci tatapan mata itu.

"Kita akan mendapatkan Fang kembali. Jangan bertindak sendirian. Kau harus-"

"Tidak, Komandan. Aku yang akan mendapatkan Fang kembali. Kalian semua terlalu lamban."

"Baiklah," kata Kokoci, menyerah. "Tapi kita perlu rencana. Kau berjaga di luar markas dengan pesawat GQ-765A, itu pesawat tercepat di markas ini. Ditakutkan penyusup itu membajak pesawat seperti kasus Panto dan Jugglenaut dahulu. Kita semua disini akan terus mencari Fang," ujar Kokoci berusaha menenangkan. "Percayalah Kaizo, ada banyak yang ingin menemukan Fang. Ia memiliki teman disini. Kau tenanglah, dan percaya pada kemampuan mereka," tambah Kokoci dengan nada yang lebih lunak.

Kaizo menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Ia sudah merasa lebih tenang meski masih murka.

"Baiklah. Seharusnya pencarian penyusup akan lebih mudah karena ia membawa Fang. Aku akan menghadangnya di luar markas. Jika Fang tidak ditemukan, aku sendiri yang akan mengobrak-abrik markas ini," ancam Kaizo. Ia lalu pergi dari sana. Kokoci menghela nafas.

"Kakak beradik sama-sama pemarah..."

.

Sementara itu di kamar perawatan, Boboiboy mengerang pelan. Sekujur tubuhnya terasa berat dan sakit. Ia membuka mata setelah tak sadarkan diri selama 5 hari. Ochobot tampak disamping tempat tidur, menemaninya dengan sabar. Power sphera itu langsung gembira melihat Boboiboy sadar.

"Erh, sakitnya..." erang Boboiboy. Ia berusaha bangun. "Apa yang telah terjadi...?"

Ochobot menahan tubuh Boboiboy dan memaksanya berbaring lagi.

"Jangan bangun dulu, Boboiboy, kau baru saja sadar dari pingsan," cegah Ochobot. Boboiboy menatap sahabatnya dengan mata sayu.

"Pingsan...?"

"Iya, kau ingat kau sudah mengalahkan Vargoba?"

"Oh!" pekik Boboiboy langsung terduduk kaget. "Aku sudah menghancurkan Stasiun TAPOPS!"

"Kau tak usah risaukan itu dulu Boboiboy. Hal yang lebih buruk bisa terjadi," ujar Ochobot berusaha menenangkan. Robot itu lalu mengambil air di meja.

"Minumlah biar kau merasa baikan," kata Ochobot seraya memberikan segelas air. Tiba-tiba Boboiboy baru menyadari betapa keringnya tenggorokannya. Remaja manis berambut hitam itu menurut dan meneguk semua air dengan bersemangat. Segarnya. Lalu matanya tertuju pada ranjang yang tak jauh dari tempatnya. Itu Laksamana Tarung, masih tak sadarkan diri.

"Laksamana Tarung juga masih belum sadar," kata Ochobot. Boboiboy mengedarkan pandangan pada ruangannya yang sepi. Hanya ada dia, Ochobot dan Tarung. Remaja itu jadi mengkhawatirkan temannya. Apakah mereka juga baik-baik saja?

"Yang lain, apakah baik-baik saja?" tanya Boboiboy, khawatir. Ochobot tampak sedih, membuat Boboiboy agak cemas.

"Semua orang baik-baik saja, Boboiboy. Tapi Fang telah diculik sekitar satu jam yang lalu. Saat ini, semua orang sedang mencari penculiknya."

.

Kaizo merasa sulit untuk duduk diam menunggu di pesawat, dalam kondisi standby. Tangan dan kakinya gatal ingin melakukan sesuatu, tidak duduk manis berpangku tangan seperti ini.

Kesunyian membuat Kaizo lebih bisa mengatur pikirannya. Benar perintah Kokoci kalau Kaizo lebih baik standby di dalam pesawat. Jika semua orang ikut mencari, besar kemungkinan si penyusup lari membajak sebuah pesawat. Siapa yang akan siaga mengejarnya kalau begitu? Kaizo berada di pesawat merupakan kesempatan paling besar untuk memergoki dan mengejar si penyusup.

Setelah agak tenang, pemuda rupawan itu mulai dapat berpikir lebih logis dan mulai menganalisa situasi. Kaizo sekarang sangat yakin penyusup itu pasti akan melarikan diri dengan pesawat, tak mungkin ia hanya akan diam di planetoid ini, sama saja cari mati. Lagipula, ia pasti akan berusaha memanfaatkan kekacauan dan membawa kabur Vargoba dan Fang selama Boboiboy masih tak sadarkan diri. Mungkin penyusup itu memang sudah ada semenjak mereka tiba di markas Tempur-A, bersembunyi dalam pesawat. Si penyusup pasti menunggu berhari-hari untuk mempelajari tata ruang markas sambil mencari celah. Setelah mengerti seluk-beluk markas, ia langsung merencanakan pelarian. Kaizo curiga mungkin si penyusup inilah yang membisikkan informasi identitas Fang kepada Vargoba, tapi bagaimana ia bisa memasuki blok X tanpa ketahuan dan berjalan kemana-mana tanpa terlihat? Lorong ventilasi udara? Bisa jadi, tapi jika sekarang si penculik sambil menggendong Fang, rasanya takkan mungkin tak berisik saat tubuh Fang membentur-bentur dinding ventilasi itu. Kaizo rasa, itu mungkin alien berspesies khusus atau menggunakan power sphera. Namun bagaimana mungkin power sphera asing lolos dari radar markas? Mungkinkah sistem alarm telah disabotase? Kaizo segera menghubungi Kokoci di markas.

"Komandan, apa kalian sudah coba memindai seluruh sinyal power sphera di markas?" tanya Kaizo. Kokoci tampak tersadar.

"Yaya! Ying! Pindai semua sinyal power sphera diseluruh markas!" perintah Kokoci.

"Baik Komandan!"

"Jangan pindai berdasarkan sinyal radio, alarmnya mungkin telah di sabotase. Pindai berdasarkan barcode TAPOPS," ujar Kaizo. Yaya dan Ying mengangguk dan langsung menjalankan saran Kaizo. Tiga detik kemudian muncul hasilnya. Ternyata benar, ada satu power sphera tidak memiliki barcode TAPOPS. Sebagai catatan, semua power sphera yang dilindungi dan diamankan TAPOPS selalu ditag dengan barcode rahasia sebagai alat pelacak dan dokumentasi.

"Ada satu power sphera tak dikenal di dekat hanger nomor 4! Cepat temukan!" seru Kokoci kepada seluruh anggota keamanan dari microphone. Suaranya dipantulkan ke seluruh loudspeaker di markas tersebut. Dalam waktu kurang dari satu detik, sebagian prajurit langsung berlarian ke arah hanger nomor 4. Kokoci mendengus pelan, ia agak lega ada titik terang.

"Terimakasih atas masukannya Kapten. Lihat, kalau kau tenang kau jadi bisa berpikir jernih, bukan?" ujar Kokoci, setengah bercanda. Kaizo tak menanggapi sindiran Kokoci.

"Hubungi aku jika ada perkembangan," kata Kaizo. Ia kemudian langsung mematikan saluran komunikasi.

Dengan begitu, tinggal menunggu penyusup itu tertangkap. Fang akan selamat untuk ke sekian kalinya, pikir Kaizo.

Sayangnya telah lewat satu jam Kaizo menunggu berita penangkapan, tapi tak ada pesan apapun dari Kokoci. Kaizo mulai curiga, mungkinkah terjadi sesuatu? Pertarungan? Kaizo hendak menghubungi komunikator milik Kokoci, tapi yang bersangkutan sudah menghubungi Kaizo dulu. Di layar kecil itu, wajah Kokoci tampak panik. Ada sisa-sisa kehancuran di belakang Kokoci, yaitu di hanger nomor 4.

"Kapten Kaizo! Penyusup itu sangat kuat dan memilki power sphera LiquidBot, dia bisa tahan semua serangan! Boboiboy juga ada disini untuk mengalahkannya, dan sejauh ini sama sekali tak berhasil meski memakai kuasa cahaya! Aku punya rencana B, dikhawatirkan ia berhasil lolos dari sini dengan pesawat kita, aku akan mengeluarkan satu pecahan Boboiboy dari sini sebagai backup. Jika ia lolos dengan pesawat, Boboiboy bisa bersatu dengan pecahannya dan membantumu dalam misi penyelamatan Fang!"

"Jika sulit mengalahkannya, jangan fokus kesana dahulu! Fokus selamatkan sandera! Tak bisakah kalian lakukan pengalih perhatian dan merebut Fang darinya?" geram Kaizo.

"Kapten Kaizo, jika kita ingin melepaskan Fang darinya, kita harus membuatnya muntah dulu... Fang bisa dikatakan ada dalam perutnya..." gumam Kokoci.

"Apa?!"

"Uhm, omong-omong turuti saja perintahku dan tunggu backup di pesawat. Kau akan mengejarnya bersama Boboiboy," kata Kokoci sambil cepat-cepat menutup saluran komunikasi, tak ingin menghadapi kemarahan Kaizo. Kaizo seperti ingin memukul sesuatu rasanya.

Pemuda itu menutup kedua mata delimanya dan berusaha menenangkan diri. Saat ia sudah lebih tenang, ia membuka matanya dan melihat ada seseorang berlari keluar dari arah pintu darurat. Kokoci tampak yang mengantarkan seorang anak remaja berbaju hijau, sambil memegang sebuah kartu password. Dalam kondisi lockdown, hanya orang-orang tertentu dengan jabatan tinggi saja yang punya akses membuka pintu darurat, seperti Kokoci dan Kaizo.

Boboiboy berbaju hijau itu berlari sambil memberikan cengiran lebar pada Kaizo di ruang kokpit pesawat. Kaizo mengerutkan alis. Ia tak punya mood melihat sifat ceria orang lain sekarang. Ia hanya ingin menyelamatkan Fang dan menghajar Vargoba.

"Kapten Kaizo! Tolong buka pintunya!" pinta Boboiboy Daun dari luar pesawat. Kaizo lalu menekan tombol untuk menurunkan tangga pesawat. Anak berbaju hijau itu masuk sambil memamerkan senyum ramah yang polos.

"Kapten, aku disini untuk berjaga-jaga saja. Aku Boboiboy Daun, enam pecahanku yang lain sedang berada di markas bertarung dengan penculiknya," terang Daun sambil tak henti-henti tersenyum lebar. Daun lupa kalau Kaizo sudah tahu siapa dia. Tapi Kaizo hanya mengumam kecil seraya menekan tombol untuk melipat kembali tangga pesawat.

Di dalam kokpit pesawat, karena tak tahan sepi lantas Daun berusaha beramah-tamah pada Kaizo, bertanya ini dan itu dengan suara yang ceria, tetapi Kaizo sama sekali tidak ingin melayaninya.

"Daripada kau mengoceh tidak berguna, lebih baik kau deskripsikan padaku bagaimana wujud dan kemampuan si penyusup," tegur Kaizo. Daun langsung merasa malu. Benar juga, Kokoci sudah meminta Daun agar melaporkan situasi pada Kaizo. Daun benar-benar lupa amanat Kokoci saat melihat Kapten Kaizo berdiri dengan gagah di kokpit pesawat. Menurut Daun, Kaizo adalah anggota paling keren yang pernah ia lihat, jadi Daun malah mengobrol yang lain. Seperti seorang fanboy.

"Eh iya, maaf, Kapten... jadi, um, ia berbentuk seperti-"

Tiba-tiba dari kejauhan Kaizo melihat sebuah pesawat kecil terbang keluar dari hanger nomor 4, tempat pertarungan terjadi. Ia memicingkan mata dengan curiga. Markas Tempur-A sedang dalam kondisi lockdown: tak ada yang boleh keluar ataupun masuk. Itu berarti pesawat itu dibajak oleh si penculik. Vargoba dan Fang pasti juga ada disana.

Kaizo menyeringai senang. Daun agak ketakutan melihat ekspresi wajah Kaizo.

"Boboiboy, kembali bersatu dengan pecahan yang lain. Ada buruan yang harus kita tangkap."

.

Bersambung

.

Di chapter ini, Boboiboy belum terlalu banyak. Dia bakalan banyak di chapter depan. Di chapter-chapter depan juga akan ada adegan pertempuran serta adegan kekerasan yang saya usahakan masih rating T. Saya takkan membuat ff ini banyak chapter, saya ingin compact saja dan langsung ke poinnya. Saya perkirakan hanya akan terbit 3-4 chapter, habis itu tamat. Tak ada fluff KaiFang disini, tapi akan ada hurt/comfort. Kasian Fang kalau hanya disakiti saja, haha.

Punya uneg-uneg? Typo? Kesalahan? Silahkan beri feedback dan masukan di review. Sampai jumpa chapter depan!