Part 1

Author PoV

"Chaehyun ah.."

Seorang namja memanggil nama Chaehyun.

" Yaa..Song Seung Hyun..sulitkah bagimu untuk memanggilku noonna?" kata Chaehyun ketus padanya.

Seunghyun berjalan menghampiri Chaehyun sambil mengambil beberapa bungkus permen.

" Bukankah sekarang masih jam sekolah?" tanya Chaehyun tidak sabar. "Kau kabur dari kelas lagi?"

" Kau ini cerewet sekali" jawab Seunghyun sambil membuka bungkus permen dan memakannya santai..

" Kenapa kau sering sekali kabur dari sekolah?" kata Chaehyun sambil menghela napas.

Suasana toko sedang sepi, pada jam-jam segini memang tidak banyak orang yang mengunjungi toko. Hari ini Chaehyun yang bertugas menjaga toko bersama dengan temannya, Yujin.

" Chaehyun ah..aku bosan..ayo kita keluar.." tanpa pikir panjang Seunghyun langsung menarik tangan Chaehyun.

" Kau ini gila ya?" kata Chaehyun, berusaha melepaskan tangannya dari Seunghyun." Aku sedang bekerja, apa kau ingin aku dipecat?"

" Sudahlah..untuk apa kau masih bekerja di tempat ini?" dia menarik Chaehyun keluar dari toko, tidak mempedulikan Chaehyun yang berusaha melepaskan diri.

" Kau benar-benar sudah gila" raung Chaehyun, "aku ini bukan seperti dirimu yang bisa seenaknya melakukan apapun yang kau inginkan." kata Chaehyun, air matanya hampir jatuh. " Kumohon lepaskan tanganku Seunghyun."

Seunghyun melepaskan tangannya dengan kesal, " Terserah kau sajalah." Katanya meninggalkan Chaehyun.

" Seunghyun ah…yaa..kau mau kemana?" teriak Chaehyun saat ia melihat Seunghyun pergi.

Seunghyun tidak mempedulikan Chaehyun yang memanggilnya, ia berjalan ke arah motornya kemudian pergi tanpa melihat ke arah Chaehyun.

Chaehyun hanya bisa memandang kepergian Seunghyun dengan air mata. Kejadian seperti ini bukan hanya sekali terjadi, tapi sudah beberapa kali terjadi dalam hubungan mereka. Chaehyun sebenarnya sudah lelah dengan hubungan yang seperti ini, seringkali ia berpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Seunghyun. Ia sendiri tidak tau hubungan seperti apa yang saat ini sedang ia jalani dengan Seunghyun. Namja itu tidak pernah mengatakan kalau ia mencintainya. Hanya saja dia meminta agar Chaehyun tidak akan pernah pergi dari sisinya. Dan bodohnya, Chaehyun juga tidak ingin meninggalkan namja itu.

" Apa lagi yang terjadi Chaehyun?" tanya Yujin, " Kenapa kau menangis?"

" Aku juga tidak tahu Yujin," jawab Chaehyun sambil mengusap air matanya, " Selalu saja seperti ini, dan bodohnya, aku tidak pernah bisa marah kepadanya," air matanya kembali mengalir.

" Mungkin karena dia lebih muda darimu," kata Yujin, " Sifatnya masih seperti anak kecil.. aku juga heran, kenapa kau tahan bersama dengan dia" lanjut Yujin, " kurasa kau hanya merasa kasihan padanya."

Chaehyun hanya diam mendengarkan ucapan sahabatnya. Apa benar perasaan yang ia rasakan selama ini terhadap Seunghyun hanya sebatas rasa kasihan semata? Kalau benar seperti itu, kenapa hatinya terasa sakit ketika Seunghyun meninggalkannya seperti tadi.

" Sudahlah..ayo kita kembali ke toko. Jangan sampai ajumma memarahi kita karena tidak ada yang menjaga toko." Ajak Yujin

" Baiklah..ayo pergi" jawab Chaehyun.

_PoV End_

_Seunghyun PoV_

Aku menghentikan motorku di depan sebuah gudang yang agak tak terawat. Setelah memarkirkan motorku aku masuk ke dalam.. ke dunia dimana kehidupanku yang sebenarnya ada.. Tempat latihan band…

" Tumben sekali kau datang sepagi ini Seunghyun?" tanya Jaejin, salah satu anggota band kami " pasti kau kabur dari sekolah lagi ya?"

" Aku bosan di sekolah, Hyung" sahutku sambil menjatuhkan tubuhku di atas kursi, " mana yang lainnya?" tanyaku kemudian.

Jaejin menghampiriku sambil membawa bassnya " Hongki Hyung sedang ada banyak kerjaan, akhir-akhir ini restoran keluarganya sedang berjalan baik, banyak sekali pengunjung yang datang." Jawab Jaejin sambil membersihkan bassnya.

" Oh iya aku tahu, tadi aku sempat lewat di depannya." Kataku sembari merebahkan tubuhku yang lelah, " kalau Jonghun Hyung?"

" Dia sedang ada kencan," sahut Jaejin sambil tertawa, " Hyung kita yang satu itu memang hebat sekali."

Memang, diantara mereka berlima, kemampuan Jonghun Hyung membuat semua gadis terpesona tidak bisa diragukan lagi. Dengan wajahnya yang tampan, dia mampu membuat semua gadis tidak bisa menolak ajakannya untuk pergi kencan dengannya.

" Kau jangan menanyakan Minhwan, dia anak yang rajin, tidak seperti kau yang sering sekali kabur dari sekolah. Jam segini pasti dia sedang mendengarkan pelajaran dari gurunya." oceh Jaejin Hyung sambil mulai mencoba bassnya.

Aku tidak mendengarkan Jaejin Hyung dengan jelas. Aku masih memikirkan Chaehyun. Mengapa kami berdua sering sekali bertengkar..? aku jelas melihatnya tadi.. dia menangis.. tapi mengapa aku malah pergi meninggalkannya? Mengapa aku tidak menghampirinya dan memeluknya? Meminta maaf padanya karena sudah membuatnya bersedih? Mengapa aku malah pergi dan tidak menghiraukan perasaannya?

Aku menghela napasku dalam dalam dan membuat Jaejin Hyung memandangiku..

" Kau kenapa?" tanya Jaejin penasaran, " sepertinya kau sedang banyak pikiran akhir-akhir ini?"

" Chaehyun.." jawabku pelan, " aku membuatnya menangis lagi, Hyung."

Jaejin menatap Seunghyun lekat lekat kemudian duduk di dekatnya..

" Kau mencintainya?" tanya Jaejin.

Aku memejamkan mataku sejenak dan menatap Jaejin hyung.. " Tentu saja, Hyung. Aku tidak bisa kehilangan dia."

Jaejin tersenyum, " apakah dia juga merasakan hal sama kepadamu?"

" Entahlah, aku tidak pernah mengatakan kepadanya kalau aku mencintainya, begitu juga sebaliknya," jawabku santai dan bangun dari tidurku.

Kini Jaejin tertawa, " lalu hubungan macam apa yang selama ini kalian jalani?"

" Setiap wanita itu butuh kepastian, Seunghyun ah." Jaejin menepuk pundakku

" Kau menjalin hubungan dengan Chaehyun, tapi kau tidak pernah mengatakan kalau kau mencintainya," lanjut Jaejin, " pasti dia mengira kalau kau hanya main-main dengannya."

Bukannya aku tidak mengerti apa yang di katakan oleh Jaejin Hyung.. aku tahu Chaehyun membutuhkan kepastian dariku.. tapi aku rasa dia tahu.. hubungan kita bukan sekedar teman atau sahabat.. aku ingin sekali mengatakan perasaanku padanya, tapi…

Aku kembali menghela napas, " aku hanya takut, Hyung."

" Takut? Apa yang kau takutkan?" tanya Jaejin.

" Aku takut mendengar jawabannya." Jawabku sambil menyandarkan tubuhku di bantalan kursi.

Tawa Jaejin langsung meledak, " ya..Seunghyun ah..ternyata kau ini pengecut sekali ya," beranjak dari duduknya, meangambil bassnya kembali, " kau takut Chaehyun tidak mencintaimu?" tanya Jaejin.

Jujur aku kesal melihat Jaejin Hyung menertawaiku.. namun apa yang dikatakannya benar, karena itu aku hanya diam saja, kemudian mengangguk pelan.

" Nyatakan perasaanmu kepadanya. Apa kau mau Chaehyun bersama dengan laki-laki lain?" Jaejin memainkan gitarnya.

Aku membelalakan mataku cepat menatap Jaejin Hyung.. " Tentu saja aku tidak mau, Hyung." Sahutku " selama ini hanya dia yang mampu membuatku melupakan semua masalahku. Terutama masalah dengan ayahku.."

Jaejin berhenti memainkan gitarnya dan menatapku sekilas, " ayahmu masih melarangmu bermain musik bersama kami?" tanyanya.

" Sampai kapanpun dia tidak akan membiarkanku bebas melakukan apa yang ku inginkan," aku menundukkan kepalaku dan pandanganku menerawang.. mengingat kembali bagaimana appa sangat menentangku bermain gitar.. baginya ini adalah hal yang sangat tidak berguna..

" Dan kau terus saja melawan apa yang diperintahkan ayahmu," kata Jaejin sambil tertawa, membuat aku menghentikan pikiranku" kau sungguh anak yang berbakti."

Aku tidak pernah tahu kenapa ayah selalu melarangku bermain gitar. Sejak kecil aku selalu menuruti apapun perkataan ayah. Tapi untuk tidak bermain gitar, aku rasa aku tidak akan pernah bisa menurutinya. Gitar adalah hidupku. Aku tidak peduli dengan perusahaan yang nantinya akan menjadi milikku. Itu semua milik ayah.. aku tidak pernah tertarik dengan hal itu. Hidupku hanya untuk musik.. dengan bermain gitar, aku merasa memiliki apapun.. mampu melakukan apapun..

Aku melihat ke arah jam dan beranjak dari dudukku..

" Mau kemana kau?" tanya Jaejin." Aku mau menemui Chaehyun. Jam kerjanya sudah hampir selesai," sahutku sambil tetap berjalan keluar.

" Katakan padanya, Seunghyun," kata Jaejin menyemangatiku, " dan, semoga berhasil," lanjutnya sambil tertawa.

Terima kasih Hyung.. mungkin kau benar.. sudah saatnya aku berani mengutarakan apa yang aku rasakan. Mungkin sudah cukup aku membuat Chaehyun galau dengan ketidak pastian hubungan kami berdua.. aku tidak mau kehilangannya.. aku harus memberanikan diriku mengatakannya..

Tunggu.. bagaimana kalau ternyata dia tidak mencintaiku? Bagaimana kalau selama ini hanya aku yang merasakan perasaan ini..?

Aku mengentikan langkahku tepat di depan motorku, sejenak ada rasa ragu di dalam hatiku.. apa ini yang terbaik..?

"Ya.. Song Seunghyun.. kalau dia tidak mencintaimu.. buat dia mencintaimu! Susah sekali sih.." ujarku pelan pada diriku sendiri.. aku tersenyum dan menaiki motorku..

_PoV End_

_Chaehyun PoV_

" Yaa..Chaehyun ah.." panggilan Yujin membuatku sadar dari lamunanku dan menatapnya " kuperhatikan dari tadi, kau hanya melamun saja."

" Mianhae, Yujin ah," sahutku menyesal.

Yujin mendengus, " apa kau masih memikirkannya?"

Aku diam dan tidak menjawab pertanyaan Yujin. Ne.. aku masih memikirkan namja itu.. entah berapa kali dia membuatku menangis, namun aku tidak pernah bisa membencinya dan ingin meninggalkannya.. aku lelah tapi aku tidak mau kehilangannya..? nan babo yoejaya…

" Ayo kita harus membereskan toko, sudah waktunya tutup." Ajak Yujin tidak sabar.

Aku tahu Yujin tidak pernah suka aku berhubungan dengan Seunghyun. Dia ingin aku mendapatkan pria yang lebih dewasa yang bisa menjagaku.. dia ingin aku bahagia dengan adanya seseorang yang bisa melindungiku.. dia selalu mengatakan bahwa Seunghyun hanya bisa membuatku menangis.. dia selalu mengatakan kalau Seunghyun tidak akan pernah bisa membuatku bahagia.. aku tahu Yujin selalu mengkhawatirkanku.. aku tahu Yujin sangat menyayangiku.. bukannya aku tidak mau mendengarkan semua nasehat Yujin.. tapi entah mengapa hatiku hanya di penuhi oleh Seunghyun..

Tidak masalah dia tidak bisa melindungiku.. aku yang akan melindunginya..

Tidak masalah dia selalu membuatku menangis.. aku akan selalu berusaha tersenyum untuknya..

Dan karena hal ini Yujin selalu mengomeliku.. Mianhae Yujin ah~~ aku pasti sering sekali membuatmu cemas..

" Annyeong Haseyo.."

" Maaf kami sudah tutup." sahut Yujin pada seseorang yang masuk.

" Chaehyun.." panggil namja itu padaku. Aku yang sedang merapikan barang barangku terkejut dan segera menoleh ke arahnya..

" Wonbin Oppa.." pekikku kaget dan tidak percaya " apa yang kau lakukan disini Oppa? Bukannya kau sedang berada di Jepang? Kenapa kau tahu kalau aku bekerja disini?" tanyaku

" Woaaaaa..banyak sekali yang kau tanyakan Chaehyun ah. Aku jadi bingung menjawabnya." Katanya sambil tertawa. Tawa khas yang selalu membuatku tenang " Bagaimana kalau kita pergi minum? bukankah jam kerjamu sudah usai?" tanya Wonbin. "Dan aku akan menjawab semua pertanyaanmu itu pelan pelan.. otthae?"

Aku bisa melihat Yujin memandangi namja itu. Aku akui Wonbin oppa sekarang lebih tampan di banding dulu sebelum dia pergi meninggalkanku.. dengan tinggi 180 cm dan badan tegap, dia bisa menarik perhatian yoeja manapun di sekitarnya..

" Sudahlah Chaehyun, kau terima saja ajakan..hmmmm..mian aku tidak tahu siapa namamu." Kata Yujin saat ia merasa aku tidak segera menjawab, ia menoleh ke arah Wonbin.

" oh Yujin ah, kenalkan dia Wonbin Oppa. Dia sunbae ku waktu di SMA." kataku memperkenalkan Yujin dan Wonbin oppa, " Wonbin Oppa, dia sahabatku Yujin.

" Annyeong haseyo Yujin-sshi.. perkenalkan namaku Wonbin. Oh Won Bin." Wonbin oppa mengulurkan tangannya.

" Ne..senang bisa berkenalan denganmu Wonbin-sshi," balas Yujin, membalas uluran tangan Wonbin.

Aku segera meraih tasku, " ayo Yujin, kau ikut kami juga, kita minum bertiga."

" Aniyo, kau saja yang pergi Chaehyun. Aku sudah ada janji dengan adikku." sahut Yujin.

Aku kecewa, padahal aku ingin membuat Yujin dan Wonbin Oppa dekat.. siapa tahu mereka bisa bersama.. Wonbin Oppa pria yang tepat untuk Yujin yang entah mengapa sampai saat ini tidak pernah dekat dengan Namja manapun.

"Yaaaa…kalau begitu tidak apalah." Aku menghampiri wonbin sedikit malas. " Ayo kita pergi Oppa, aku tidak sabar mendengar ceritamu saat di Jepang." Kataku sambil bergelayut manja di tangannya seperti dulu. Aku senang Wonbin oppa kembali ada di sini..

" Kita mau kemana Oppa?" tanya Chaehyun.

Wonbin mengacak-acak rambutku seperti dulu, " hey..seharusnya aku yang bertanya padamu. Kau lupa ya, statusku sekarang hanya wisatawan yang sedang mengunjungi Seoul." Wombin tertawa.

Aku menghentikan langkahku tiba tiba membuatnya sedikit terkejut, " jadi kau hanya sebentar disini?" tanyaku sedikit sedih.

" Hanya sebulan," jawab Wonbin." Aku ke sini karena urusan pekerjaan, Chaehyun."

Aku mengaggukkan kepalanya dan berusaha tersenyum lebar, " ne..arasseo, Oppa. Jadi kapan kau kembali ke Jepang?" Chaehyun kembali bertanya.

" Hmmmmm…kenapa kau menanyakan kapan aku kembali ke Jepang? Sepertinya kau ingin aku cepat pergi dari sini ya?" Wonbin tersenyum.

" Aniyo oppa.." aku menggelengkan kepalaku cepat. bagaimana bisa aku mengharapkan kau pergi, aku senang kau ada di sini oppa..

"Jadi kita mau kemana?" tanya Wonbin padaku

" hmmmm.." aku berpikir, " bagaimana kalau kita ke tempat Kim Ajusshi? Kau masih ingat kan Oppa?" tanyaku semangat.

" Kim Ajusshi?" Wonbin oppa tampak mengingat ingatnya" aaaaahhh…tentu saja aku ingat. Ayo kita kesana," kata Wonbin tidak sabar, " aku rindu dengan kue beras buatan Ajusshi."

" Kalau ke tempat Ajusshi, berarti kita harus naik bus yang ini ," kataku sambil menunjuk salah satu daftar bus di papan halte. " sepertinya kita harus menunggu sebentar." Lanjutku.

" Chae.." aku mendengar suara yang familiar memanggilku.

Aku membalik badanku dan melihat Seunghyun ada disana masih dengan seragam sekolahnya..

Dia menatapku dan Wonbin oppa dengan tatapan yang tajam dan kurang bersahabat..

"Seung.."

_PoV End_

_Author PoV_

Wonbin senang sekali bisa kembali bertemu dengan Chaehyun. Dia sangat bahagia sekali saat tahu bahwa dirinya ditugaskan ke Seoul untuk urusan pekerjaan. Satu hal yang sangat ia ingin lakukan adalah menemui Chaehyun.

" Jadi, kita mau kemana?" tanya Wonbin.

" hmmmm.." Chaehyun berpikir sejenak, " bagaimana kalau kita ke tempat Kim Ajusshi? Kau masih ingat kan Oppa?" tanya Chaehyun.

" Kim Ajusshi?" Wonbin tampak mengingat sesuatu, " aaaaahhh…tentu saja aku ingat. Ayo kita kesana," kata Wonbin tidak sabar, " aku rindu dengan kue beras buatan Ajusshi."

Chaehyun tersenyum. Sudah lama sekali Wonbin tidak melihat senyuman gadis itu.

Mereka sampai di halte bus. " kalau ke tempat Ajusshi, berarti kita harus naik bus yang ini ," Chaehyun menunjuk salah satu daftar bus di papan halte. " sepertinya kita harus menunggu sebentar." Lanjut Chaehyun.

" Chae.."

Di tepi jalan, Seunghyun memanggil Chaehyun. Dia masih memakai seragam sekolahnya dan ada di atas motornya. Tatapan matanya tidak bersahabat sama sekali..

Chaehyun kaget, " Seung, kau dari mana?" Tanyanya

Wonbin memandang dua orang itu dengan bingung.

" Siapa anak itu, Chae?" tanya Wonbin bingung. "Kau mengenalnya..?"

" Seharusnya aku yang bertanya siapa kau?" sela Seunghyun membuat Wonbin menatapnya kesal, "Siapa dia, Chae?" tanya Seunghyun tidak sabar.

Chaehyun meninggalkan Wonbin dan segera menghampiri Seunghyun, membuat Wonbin sedikit terkejut

" Dia Wonbin oppa, sunbae ku waktu di SMA." jelas Chaehyun, "selama ini dia tinggal di Jepang, dan saat ini dia disini karena urusan pekerjaan."

" Aku tidak peduli dia tinggal dimana. Kenapa kau bersama dengannya?" Seunghyun mengeraskan suaranya, " jadi ini sebabnya kenapa tadi kau tidak mau kuajak keluar."

Wonbin tidak tahan melihat Seunghyun memperlakukan Chaehyun seperti itu. " Hey..apa kau tidak pernah diajari sopan santun oleh orang tuamu?" sela Wonbin, " Dia lebih tua darimu." Lanjutnya tidak sabar.

Seunghyun menoleh kearah Wonbin, " Sebaiknya kau jangan ikut campur. Ini urusanku dengan Chaehyun." Wajah Seunghyun merah karena sedang marah.

Mata Chaehyun tampak berkaca-kaca melihat Wonbin dan Seunghyun bertengkar, " Oppa, mianhae..sepertinya saat ini aku tidak bisa pergi ke tempat Ajusshi bersamamu." Chaehyun menghampiri Wonbin. " aku sungguh minta maaf, Oppa. Kita akan kesana lain kali.."

" Chaehyun ah." Panggil Wonbin sambil menahan tangan Chaehyun, "Siapa dia?" tanya Wonbin Chaehyun menghentakan tangannya pelan melepas cekalan tangan Wonbin, "Nanti aku akan cerita.. tidak sekarang oppa.." jawabnya dan menghampiri Seunghyun, kemudian menarik tangan Seunghyun menjauh dari halte dan Wonbin yang menatap mereka berdua dengan perasaan kacau.

Chaehyun menghentikan langkahnya, kemudian memandang Seunghyun, " kenapa sikapmu tidak sopan sekali kepada Wonbin Oppa?" tanya gadis itu.

" Aku tidak suka kau bersama dengannya." Sahut Seunghyun tanpa melihat wajah Chaehyun.

" Wonbin Oppa sangat baik kepadaku. Saat SMA dia selalu melindungiku. Dia sudah kuanggap seperti kakakku sendiri," air matanya sudah hampir jatuh.

"Tapi aku tidak suka.. kau tidak boleh bersama dengannya lagi.." jawab Seunghyun.

" Song Seunghyun!" bentak Chaehyun " Sejak kapan kau berhak melarangku..? kau tidak punya hak untuk melarangku pergi bersama dengan siapapun bukan...? Kita tidak memiliki hubungan apa-apa kan?"

Seunghyun terkesiap mendengar kata-kata Chaehyun. " Baiklah kalau begitu menurutmu," Seunghyun membalikkan badannya, " Sebenarnya ada hal penting yang akan ku katakan padamu," Seunghyun memalingkan wajahnya, menahan emosinya " tapi sepertinya kau tidak akan peduli dengan apa yang ku katakan. Jadi lupakan saja. Dan seperti yang kau katakan, kita tidak mempunyai hubungan apa-apa." Dia meninggalkan Chaehyun.

"Seung.. " panggil Chaehyun lirih, namun ia mengurungkan niatnya.. sekali lagi, Chaehyun menangis tanpa suara. Memandang seunghyun yang semakin menjauh darinya. Dia tidak ingin hubungannya dengan seunghyun berakhir seperti ini. Dia menangis, tidak mempedulikan hujan yang tiba tiba turun seolah mengetahui perasaannya membasahi tubuhnya.

Tiba tiba ada seseorang yang memayunginya dari hujan. Membuatnya mendongak kaget.. berharap itu adalah Seunghyun..

" Chaehyun ah. Kenapa kau berdiri di tengah hujan? Kau bisa sakit" tanya seseorang yang ternyata Wonbin.

" Gomawo oppa..tapi maafkan aku, saat ini aku sedang ingin sendirian, Oppa," Chaehyun meninggalkan Wonbin, " jeongmal mianhae, Oppa."

Seunghyun pergi dengan perasaan kacau. Ia marah, kecewa dan juga sedih. Ia tidak menyangka akan mendengar perkataan itu dari mulut Chaehyun. Apa memang selama ini hanya dia yang menyanyangi Chaehyun..?

Tiba tiba ponsel Seunghyun bergetar. Dia melihat nama di layar ponselnya. Ternyata itu telpon dari ibunya. Setelah menghela nafas perlan, ia mengangkat teleponnya..

" Wae geurae Eomma?" tanya Seunghyun.

" Kau dimana, Seung?" tanya suara ibunya khawatir.

" Sudah hampir sampai rumah, Eomma. Ada apa? Kenapa suara Eomma terdengar seperti itu?"

" Appamu marah-marah. Kau cepatlah pulang, Senghyun ah."

" Ne eomma.." jawab Seunghyun malas. Ia tahu ia akan bertengkar lagi dengan appanya.

Sesampainya di rumah, Seunghyun melangkah ke ruang tamu rumahnya.

" Dari mana saja kau, Seunghyun?" Tanya Ayahnya yang memang ternyata sudah menunggunya di sana, " kenapa hari ini kau tidak bersekolah?" bentak ayahnya.

Seunghyun tidak mempedulikan pertanyaan ayahnya dan hanya berdiri mematung..

" Kenapa kau diam saja?" ayahnya menghampiri Seunghyun dan memelototinya, " pasti kau bersama dengan teman-temanmu yang tidak jelas itu."

Seunghyun mengangkat wajahnya dan memandang ayahnya, " Sampai kapan Appa akan terus memandang rendah mereka? Mereka tidak seburuk yang appa pikirkan! Atau sampai kapan Appa akan terus melarangku bermain gitar?" tanya Seunghyun dengan suara keras.

PLAKKK…

Ayahnya menampar Seunghyun dengan hanya bisa menangis melihat suaminya menampar Seunghyun tanpa bisa melakukan apapun.

" Kenapa kelakuanmu menjadi kurang ajar kepadaku?" tanya Ayahnya. Wajahnya merah padam. "Apa ini yang teman temanmu ajarkan? Membantah orang tua?"

Seunghyun tersenyum mengejek, "Kau sudah puas appa? Kau masih mau menamparku lagi? Asal appa tahu, berapa kalipun appa menamparku hal itu tidak akan pernah mengubah keputusanku. Aku tidak akan pernah mau meneruskan perusahaan appa. Aku mencintai gitar dan musik. Karena itu selamanya aku akan tetap bermain musik bersama teman teman yang appa selalu anggap tidak jelas itu" ujar Seunghyun.

"Apa kau pikir aku akan mengijinkanmu? Apa kau pikir kau bisa membantahku!" suara ayahnya meninggi

"Aku tidak pernah membantahmu appa!" balas Seunghyun, air matanya menggenang di pelupuk matanya "Sejak kecil aku tidak pernah membantahmu dan selalu berusaha menuruti semua keinginanmu! Aku tidak pernah menuntut atau meminta apapun bukan? Aku hanya minta satu appa.. ini permintaanku yang pertama.. aku hanya ingin bermain gitar dan musik yang aku cintai. Gitar yang selama ini membuatku hidup dan bisa bertahan untuk memenuhi semua keinginanmu! Tapi mengapa.. mengapa kau tidak pernah berusaha mengerti aku! Mengapa kau selalu meminta aku untuk mengerti dan menuruti semua keinginanmu? Mengapa?" nada suara Seunghyun penuh dengan kesedihan dan kekecewaan "Karena itu appa.. untuk kali ini.. aku akan tetap bermain gitar.. aku akan tetap hidup di duniaku tanpa atau dengan ijinmu.." katanya lagi dan pergi dari hadapan ayahnya.

" Mau kemana lagi kau?" tanya ayahnya, " aku belum selesai bicara, Seunghyun!"

Seunghyun tidak menghiraukan ayahnya, dia terus saja pergi menuju pintu. Sekilas dia melihat ibunya yang sedang menangis.

Mianhae..Eomma.

Chaehyun tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan Seunghyun. Dia menyesal telah mengatakan hal itu pada Seunghyun. Dia tahu apa yang dia ucapkan pada seunghyun tadi tidak benar. Ia hanya terlalu emosi dan kecewa dengan semua keegoisan dan sifat kekanakan Seunghyun..

Ponselnya bergetar. Chaehyun mengambil ponselnya dan matanya membelalak melihat nama yang muncul di sana..

Aku di depan rumahmu..

From : Song Seung Hyun

Chaehyun beranjak dari tempat tidurnya. Tanpa pikir panjang dia langsung berlari keluar. Menghampiri Seunghyun.

Seunghyun duduk diatas motornya. Penampilannya tanpak acak-acakan. Dia menundukkan kepalanya dan tidak menyadari Chaehyun yang berjalan pelan ke arahnya. Masih memakai baju tidurnya.

" Kenapa kau kesini malam-malam?" tanya Chaehyun lembut.

Seunghyun mendongakkan kepalanya memandang Chaehyun dalam diam membuat gadis itu serba salah.. "Seung.. kau baik baik saja?"

Seunghyun berdiri, ia menghampiri Chaehyun. Kemudian menyandarkan kepalanya pelan-pelan di bahu gadis itu. Chaehyun merasakan sesuatu yang basah di bahunya.

" Apa yang terjadi, Seung?' tanya gadis itu, " kenapa kau menangis?" tanya Chaehyun sambil menahan air matanya yang juga ikut mau keluar..

Seunghyun tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya terisak-isak di bahu Chaehyun. Chaehyun mengulurkan tangannya pelan dan membelai punngung Seunghyun dengan lembut.

" Kau jangan pernah mengatakan hal itu lagi kepadaku, Chae.. jebal.." ucap Seunghyun lirih." Aku.. aku tidak sanggup kalau tidak bersamamu lagi."

Air mata Chaehyun mengalir.

"Seung ah~~" ujarnya lirih "Aku.."

Seunghyun mengangkat kepalanya dari bahu Chaehyun, kemudian mengulurkan tangannya, menghapus air matanya.

" Katakan.. Apa aku selalu membuatmu menangis?" tanya Seunghyun. "Apa aku selalu membuatmu menderita?"

Chaehyun menggelengkan kepalanya. " Dari dulu aku memang cengeng Seung.. aku.." perkataannya berhenti saat ia melihat bekas darah di sudut bibir Seunghyun.

" Ada apa dengan wajahmu?" tanya Chaehyun panik. Tangannya menyentuh sudut bibirnya. " siapa yang melakukannya..? pasti sakit sekali."

Seunghyun memegang tangan Chaehyun yang ada di pipinya, " rasa sakitnya tidak berarti apa-apa dibandingan rasa sakit yang kurasakan saat melihatmu dengan laki-laki itu."

Chaehyun mengalihkan pandangannya menatap mata Seunghyun lekat lekat, " Wonbin Oppa hanya ku anggap seperti kakak kandungku Seung... Hanya sebatas itu saja… tidak lebih.."

Seunghyun menempelkan dahinya ke dahi Chaehyun. " aku mencintaimu, Chaehyun."

Mendengar pernyataan Seunghyun, Chaehyun menahan nafasnya.. air matanya mengalir perlahan di pipinya tanpa bisa dia control..

"Seung.. aku.." Sebelum Chaehyun mengatakan apapun, bibir Seunghyun sudah mencapai bibirnya. Seunghyun menciumnya lembut. Chaehyun membalas ciumannya perlahan. Mereka berciuman lama sekali. Tidak mempedulikan suasana di sekitarnya.

"Jawab aku Chae..? apa aku pantas untuk kau cintai..? jika kau tidak mencintai aku.. beri aku kesempatan untuk aku bisa membuatmu mencintaiku.. aku.."

" Aku juga mencintaimu, Seunghyun." sela gadis itu.

Seunghyun terkesiap mendengar jawaban gadis itu. Ia menatap Chaehyun mencari kepastian jawaban gadis itu, cukup lama mereka saling bertatapan.. kemudian perlahan Seunghyun memegang wajah Chaehyun dan membelainya lembut, " Aku tidak akan pernah membuatmu menangis lagi. Aku janji."

Chaehyun tersenyum. "Aku percaya padamu Seunghyun… aku percaya.."

Dia tidak peduli. Dia mencintai Seunghyun. Perasaannya tidak bisa dibohongi. Dia hanya ingin bersama-sama dengan Seunghyun. dia membutuhkan namja itu di sisinya. Begitu juga sebaliknya.

Seunghyun menarik Chaehyun masuk ke dalam pelukannya.. "Gomawo.. karena kau sudah mau mencintai namja seperti aku.. aku akan lebih dewasa.. aku akan membuatmu bahagia berada di sisiku Chae.. aku tidak ingin melihatmu menangis lagi.. karena itu membuat hatiku sakit…"

"Jangan berjanji apapun Seung.. aku tidak membutuhkan itu.. aku hanya ingin kau ada disisiku.. selamanya.. itu cukup untukku.."

*NEXT DAY*

"Seunghyun…."

Langkah Seunghyun terhenti saat ia mendengar appanya memanggilnya.. ia menoleh dengan malas..

"Aku mau berangkat sekolah appa.. aku malas berdebat denganmu sepagi ini.." balasnya dingin dan kembali berjalan keluar.

"Kau mau appa mengijinkanmu bermain gitar bukan?"

Pertanyaan ayahnya membuat langkah Seunghyun berhenti.

"Akan ada pertandingan band nasional sebentar lagi.. kalau kau bisa meraih juara 1 bersama dengan teman 1 band yang kau anggap berharga itu.. appa akan mengijinkanmu bermain gitar dan tidak akan memaksamu untuk meneruskan perusahaan… tapi jika kau gagal, maka kau harus melepaskan mimpimu itu dan fokus dengan sekolahmu.."

Seunghyun segera membalik badannya, menatap ayahnya dengan tatapan tidak percaya..

"Juara 1? Appa.. kau sedang bercanda bukan..? mana mungkin kami.."

"Pikirkan saja sendiri.. hanya itu satu satunya cara untukmu mendapatkan ijin dariku.." jawab ayahnya dan pergi meninggalkan Seunghyun yang terpaku disana.

"Juara 1..? bagaimana bisa band amatir kami mendapatkan juara 1..? Appa.. kau…"

_PoV End_