"H-hanji-san, apa yang anda lakukan…?"
"Sudahlah, Hanji."
"Jika aku berhasil, titan-titan itu bisa kita pelihara. Imut, kan?"
"Lebih tepatnya merubahnya, Hanji."
"Ya, itu maksudku, Erwin."
"D-danchou…"
.
"Eren? Sejak kapan kau muat di tanganku? Dan sejak kapan kau punya… ekor?"
Nekyojin!
Disclaimer : Shingeki no Kyojin dan para titan milik Hajime Isayama-sensei!
Rate : T
Warnings : sci-fi gagal(?), probably ooc, missed typos. bisa jadi akan ada shounen-ai. Chap 1 ini mungkin cuma preview.
Mind to read?
Kehidupan manusia sudah mulai terancam sekarang. Titan dimana-mana, dinding-dinding runtuh, dan penyerangan para titan mulai semakin serius. Apalagi dengan kemunculan ape titan yang konon katanya bisa bicara, semakin mempersulit manusia untuk mengalahkan titan dengan pengetahuan mereka yang sekarang.
Tapi para pejuang Wings of Freedom tidak pernah menyerah. Berawal dari sebuah ekspresimen yang dilakukan Hanji, mereka mulai mengembangkan cairan obat yang memungkinan titan berubah menjadi… mini-neko?
.
"Oi, Eren," Levi menatap Eren yang tengah menggigit-gigit jarinya. "Sampai kapan kau mau jadi seperti ini? Merepotkan sekali."
Eren menggeleng-geleng sambil terus menggigit jari Levi, kemudian kaki-kakinya menginjak-injak telapak tangan Levi.
"Oi, sudah."
"Levi, rapat sekarang," Mike muncul dari balik pintu tiba-tiba, memanggil Levi yang terduduk di sofa sambil menyilangkan kakinya di markas Scouting Legion. Kemudian ia mengendus-endus bau yang menguar. "Susu untuk Eren?"
"Hn," Levi mengangguk, kemudian berdiri dan menaruh Eren di pundaknya. "Pegangan yang kuat, bodoh."
Eren yang sekarang berukuran se-telapak tangan Levi hanya cekikikan. Wajahnya yang masih terlihat sama seperti wujud manusianya. Hanya saja sekarang terlihat menyebalkan, dengan tambahan ekor dan telinga yang hampir sebesar wajahnya sendiri.
Hanji dan Erwin sudah berdiri di depan pintu ruangan rapat mereka, menyambut si Heichou. Heichou Levi memasang tampang malas dan tidak semangat sementara Eren mengais seragamnya. Armin dan Jean sedang melambai-lambai dan tertawa melihat Eren yang berbeda jauh dari biasanya.
"Eren. Kau imut sekali," ujar Mikasa datar. Tapi wajahnya memerah dan kelihatannya ingin menyambar Eren dari pundak Levi.
Levi mengangkat sebelah alis. Ia meletakkan Eren di tengah meja, kemudian duduk bersama dengan anggota Scouting Legion yang lainnya. Si ketua eksprimen, Hanji Zoe, memulai rapat tersebut.
"Baiklah," Hanji cengar-cengir seraya memulai kata-katanya. "Eren sudah tiga hari seperti ini dan sepertinya hanya Levi yang bisa mengatasinya. Aku belum menyempurnakan cairan itu, jadi kita belum bisa mencobanya pada titan asli. Efeknya bisa menjadi jauh berbeda."
"Kaichou," Sasha mengangkat tangannya. "Bukankah Eren sudah cukup? Eren saja bisa menjadi mini-neko sesaat sehari disuntik, pasti titan lain juga akan seperti itu. Ya, kan?"
"Menurutku, sel titan shifter Eren dan titan lainnya sedikit berbeda," Hanji bergumam, menyandarkan dagu di tautan kedua tangannya. "Aku masih harus mengembangkannya. Aku juga akan mencobanya pada manusia setelah membuat beberapa penawar."
"EEEEEHHH?!"
"Kaichou! Aku tidak mau jadi mini-neko!"
"Aku akan mencobanya setelah ada penawar, Connie," geram Hanji. Ia kemudian kembali ke ekspresi cengar-cengirnya. "Dan aku tidak mau menciptakan neko yang botak. Jadi tenang saja."
Eren merangkak mendekati Jean. Si mini-neko itu melompat ke paha Jean dan mulai cekikikan lagi.
"O-oi, Eren!" Jean mencoba menepis Eren dengan kasar, tapi Armin buru-buru menghentikannya. Pemuda cantik itu mengangkat Eren pelan-pelan dan meletakkannya kembali di meja.
"Pelan-pelan, Jean."
Jean mendengus.
Hanji melanjutkan kata-katanya. "Armin, nanti bantu aku membuat eksperimen lagi. Kalau beruntung, kita bisa menyelesaikan semua penelitian ini dalam satu minggu."
"Kaichou," kali ini Nanaba yang berniat bicara. "Satu minggu itu bukannya terlalu lama? Titan sudah menginvasi sampai ke dalam Wall Rose, lho."
"Itu yang tercepat yang bisa kita lakukan," Hanji mengeluh. "Aku menghasilkan eksperimen ini dengan tidak sengaja, jadi kita bisa menemukannya saja itu sudah keajaiban."
Anggota Scouting Legion mengangguk serempak.
"Oh, ya, titan yang nanti disuntik, bisa permanen dan bisa juga hanya sementara. Aku akan membuat penawar untuk Eren dan beberapa penawar lain untuk berjaga-jaga. Yang jelas, tunggu saja sampai aku dan Armin menyelesaikan proyek ini."
"Proyek ini, tolong dirahasiakan dulu," komandan Erwin akhirnya bicara. "Kita tidak bisa mengambil resiko jika kerajaan berusaha menghentikan kita."
"Hai, Danchou," semua anggota mengangguk.
Erwin tampak berpikir sebentar. "Baiklah, rapat selesai."
.
Flashback—empat hari yang lalu.
Likuid hijau kebiruan itu sepertinya telah mengalir di dalam kulit seorang pemuda brunette yang wajahnya ketakutan. Di depannya, ada tiga orang dewasa yang memperhatikannya dengan seksama. Si brunette menatap ketiganya dengan khawatir, sementara pelan-pelan likuid aneh itu mengalir dari ujung jarum tipis yang menusuk di tubuhnya yang terasa terbakar. Dan ia mulai merasa mual—sangat mual.
Si brunette memejamkan matanya. Tangan kirinya mencengkeram lengan baju kanannya yang digulung sampai ke siku, sementara kakinya bergerak-gerak gelisah.
"Tenanglah sedikit, Eren."
"H-hanji-san…"
"Kau akan kehilangan kesadaranmu beberapa saat setelah ini. Keadaannya sama seperti ketika kau menjadi shifter, tapi kau tidak akan melukai seseorang. Jadi, tenanglah."
"H-hai…"
.
"Eren, jangan minum banyak-banyak. Nanti kau kembung."
"Berisik, Mikasa," Eren mendengus kemudian mengambil kembali gelas susunya yang diambil Mikasa.
"Eren, nanti kau sakit."
Si Jaeger itu melirik Mikasa sekilas dan melanjutkan meneguk susunya. Mikasa menatap Eren dengan prihatin. Iris gelapnya memperhatikan Eren yang terus-terusan meneguk susu.
"Eren, kau sudah minum belasan gelas."
"Sudah, sudah, Mikasa," Hanji datang tiba-tiba dan menepuk pundak Mikasa. "Eren mungkin harus minum susu sebanyak mungkin, kita tidak tahu apa yang akan terjadi padanya besok."
"Maksud anda apa, Hanji-san…?"
"Lihat saja besok."
.
Poof!
Dan keesokan harinya, tubuh seorang Eren Jaeger berubah menjadi seukuran telapak tangan.
.
End of Flashback
TBC?
Segitu aja dulu buat chapter ini orz. First fic di snk, maaf kalo masih gaje(?) ; w ;
Masih bingung sama genre, kayaknya romance karena bakal ada RivaEren. Dan kayaknya juga gak bisa dibilang sci-fi karena terlalu simpel ya. author anak ipa tapi gak ngerti masalah sel-sel gitu jadi maafin kalau ntar ntar ada ngebahas science tapi salah /bricked.
Perlu dilanjutin atau nggak? ; w ; please write a review after reading - ojigi -
