Disclaimer : Masahi Kishimoto-sama
Main Cast : NaruHina
::::DONT LIKE DONT RIDE::::
(^_^)_(^_^)
TAP TAP TAP TAP !
Suara deru langkah kaki yang berbenturan dengan lantai sebuah lorong terdengar begitu cepat, seperti ada yang ia kejar dan terkesan sangat buru-buru. Menyingkirkan beberapa orang yang menghalangi jalannya dengan sangat kasar , pria itu lebih terkesan arogan dari biasanya .
"Ada apa kau memanggil ku kemari?" Tanya pria itu cepat setelah membuaka pintu ruangan Hokage yang tadi mencarinya.
"Ada misi yang harus kau jalani dengan segera Naruto, aku sudah menyiapkan Sasuke dan Sakura sebagai patner team mu di team 7" Jawab seorang wanita paruh baya yang menjabat sebagai Godaime Hokage di desa Konoha ini.
"Lalu? Adakah hal lain yang perlu dibicarakan? " Tanya Naruto lagi yang sepertinya tidak sabar ingin meninggalkan ruangan itu.
"Hanya menunggu kehadiran dua rekanmu untuk membicarakan tentang misi ini " Tsunade bangkit dari tempat duduknya dan meraih sebuah kertas untuk diserahkan pada Naruto. "Ini misi rank S, kau harus hati-hati." Lanjutnya lalu kembali duduk.
Naruto mengamati kertas itu dengan serius. Sebuah misi pengintaian markas Orochimaru di desa Otogakure. "Aku terima" Ujar Naruto yang terkesan sangat dingin membuat Tsunade menaikan sebelah alisnya heran.
CLEK !
"Ada apa Tsunade-sama?" Tanya seorang pria dan wanita yang baru saja membuka pintu ruangan Hokage, Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno.
" Ada sebu-"
" Misi pengintaian markas Orochimaru di perbatasan desa Otogakure" Cekat Naruto cepat sebelum Tsunade melanjutkan kata-katanya.
Semua yang ada di ruangan itu menatap Naruto heran, sikapnya aneh sekali hari ini.
"Ada apa denganmu Naruto?" Tanya Tsunade yang heran melihat cara bicara Naruto yang ketus.
" ... " Tak ada jawaban. Naruto malah membalikan badannya dan melenggang pergi keluar ruangan Tsunade begitu saja.
"Kenapa dengan anak itu?" Gumam Tsunade dalam hati.
.
.
.
.
.
Naruto membuka pintu apartemennya dengan kasar dan menggebraknya dengan keras, matanya menyapu seisi ruangan tempat ia tinggal. Rapih, padahal sewaktu dia pergi tempat ini begitu berantakan.
" Na-naruto-kun, su-sudah pulang?" Tanya seorang gadis yang baru muncul dari dapur. "Aku sudah siapkan semangkuk ramen dan air panas untuk Naruto-kun mandi" Lanjutnya.
Tak mengabaikan ucapan gadis tersebut, Naruto malah langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan membuka seluruh pakaian ninja-nya.
"Na-naruto-kun, aku sudah siapkan ramen dan air panas" Ulang gadis itu lagi, barangkali Naruto tidak mendengar ucapannya yang terlalu pelan.
Naruto melirik sinis kearah gadis yang tengah berdiri di samping dinding dapur, menatapnya tajam seperti melihat seorang musuh. "Pulanglah" Ucap Naruto cepat.
" Ta-tapi Naruto-kun, aku-"
"Pulang! Kau hanya menggangguku Hinata! Kalau kau masih punya otak, tinggalkan aku sekarang!" Seru Naruto dengan dingin, tanpa beranjak dari posisinya sedikitpun.
Dengan kecewa, Hianta meninggalkan apartemen Naruto. Hinata tidak sedikitpun berfikir negatif pada Naruto, mungkin dia lelah setelah menjalani misinya hari ini. Hanya itu yang ada di benak Hinata sekarang, tak ada yang lain.
"Cih! Pengganggu!" Rutuk Naruto dalam hati, sejak pertemuan tiga hari lalu dengan Kurama dalam tubuhnya, yaitu Kyubi, sikap Naruto mendadak berubah drastis. Tidak ada lagi ocehan cerewet dari mulutnya, tingkah konyolnya, bahkan menunjukan cengiran lebarnya saja tidak, ini benar-benar perbahan yang sangat drastis.
"Aku benci semua orang!" Umpat Naruto sambil mengepal tangannya kuat-kuat, semua perkataan Kyubi masih saja terngiang di kepalanya.
FLASHBACK ON
Ada dentuman kuat dari dalam tubuh Naruto, seketika itupun Naruto membuka matanya dan melihat ruangan begitu gelap. Air membanjiri kakinya sebatas mata kaki. Lalu ia dengar sebuah geraman keras dari ujung sana, membuatnya berlari kencang untuk mengetahui suara siapa itu.
"Akhirnya kau datang juga bocah!" Seru seseorang dari balik jeruji raksaksa di hadapan Naruto.
Naruto memicingkan matanya, karena gelap ia tidak bisa melihat siapa orang yang ada di hadapannya ini. "Siapa kau?" Tanya Naruto sambil menengok kesegala arah.
SRALAPH !
Seketika itupun kegelapan di sekitar Naruto berubah menjadi sedikit terang karena ada lilin-lilin kecil yang tiba-tiba menyala. Dan terlihat jelaslah mahluk apa yang ada di hadapannya, seekor monster rubah berekor sembilan yang sedang tersegel di dalam jeruji besi.
"Kyubi!"
"Hahahahaha!" Tawa Kyubi dengan lantang. "Kenapa Naruto? Kenapa kau terlihat begitu terkejut dengan kehadiranku?!" Timpal Kyubi sambil menyeringai licik.
"Aku tidak terkejut padamu bodoh! Aku hanya Terkejut karena, kenapa aku tiba-tiba berada disini?" Jawab Naruto yang langsung memalingkan wajahnya kesamping.
"Hmmm baiklah, ada sesuatu hal penting yang harus aku katakan padamu." Ujar Kyubi dengan suara geraman keras miliknya.
"Apa?" Tanya Naruto yang kembali menatap Kyubi.
"Ini tentang perasaan orang-orang padamu. Aku fikir setelah kemenanganmu pada aliansi shinobi ke-4, membuat orang-orang di sekitarmu kembali membencimu Naruto. Kembali menganggapmu sebagai anak yang diremehkan dan tak bisa apa-apa" Jawab Kyubi dengan lantang.
"Bicara apa kau ini? Sekarang semua orang telah mengakui keberadaanku, mereka tidak mungkin membenciku lagi. Mereka tau akan kekuatanku, bahkan kekuatanmu, jadi apa alasan mereka untuk kembali membenciku hah?" Naruto melangakahkan kakinya mendekati Kyubi, untuk memastikan kalimat bodoh apa lagi yang akan Kyubi lontarkan untuknya.
"Mengerti apa kau bocah! Mereka hanya menganggap dirimu itu sebagai mesin perang yang hanya dibutuhkan dalam keadaan mendesak! Setelah kemenanganmu dari para Uchiha itu, mereka akan mencampakanmu! Betapa bodohnya kau bisa semudah itu tertipu oleh mereka yang sebenarnya tidak pernah menganggapmu ada. Mereka hanya memanfaat-kanmu Naruto! ME-MAN-FA-AT-KAN! " Tegas Kyubi terutapa pada setiap penekanan di akhir kalimatnya.
Naruto menyeringai kecil, menatap Kyubi dengan tatapan maklum. "Sudahlah Kyubi, kau jangan terus bercanda. Haha, bualanmu itu seperti anak kecil saja, hal buruk seperti itu hanya ada dalam pikiranmu saja. Aku tidak akan terpengaruh" Balas Naruto sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke depan.
"Dasar bocah bodoh! Kau ingin bukti?!" Tantang Kyubi dengan mantap dan Naruto hanya mengangguk, "Baiklah, akan aku tunjukan betapa bodohnya dirimu!" Serunya.
Dengan sekali jentikan tangan Kyubi, Naruto sudah berada di tempat yang lain. Namun tempat itu tak asing bagi Naruto, karena tempat itu adalah tempatnya dulu, ketika Nauto masih dijauhi orang-orang. Yaitu, ayunan di halaman belakang sekolah akademi.
Satu persatu orangpun muncul dari sebuah gerbang putih, semuanya datang, semua teman-temannya datang. Namun mereka datang dengan tatapan berbeda, mereka menatap Naruto penuh benci, penuh emosi, dan penuh dengan intimidasi. Ini bukan seperti yang Naruto inginkan, bahkan Naruto mempercayai ini, sebuah ilusi yang dibuat Kyubi.
"Kalian, kenapa kalian menatapku seperti itu? Ada apa dengan kalian? Katakan padaku teman-teman, sebenarnya kalian kenapa?" Tanya Naruto dengan mata yang berkaca-kaca.
"Heh!" Kiba memutar bolah matanya, lalu berkata, "Ada apa dengan kami? Bukankah kau sudah tau kami semua membencimu?! Bahkan kami tidak pernah menganggapmu ada Naruto! Dan apa tadi, teman? Cih! Sejak kapan kami pernah menganggapmu sebagai teman, kau hanyalah monster penghancur yang kami perlukan untuk memenangkan perang, untuk memenangkan misi agar negara api ini maju, selain itu, kau hanyalah anak dengan kekuatan monster yang tidak berguna dan di benci seluruh warga desa! Kau hanya anak buangan Uzumaki!" Jawab Kiba dengan sorotan mata yang menusuk, membuat pria pirang itu semakin mempercayai ilusi Kyubi.
"Sakura-chan, ke-"
"Cih! Apa kau memanggilku dengan embel-embel 'chan'? Itu sangat menjijikan! Aku tidak sudi kau memanggilku dengan embel-embel itu, bahkan mengenalmu adalah hal terburuk dalam hidupku!" Seru Sakura mencekat kalimat Naruto dengan cepat, sambil menatap jijik pria itu.
Naruto menangkap sosok dengan mata lavender itu, gadis yang mencintainya, yang ia percaya tidak akan pernah membencinya, dan akan selalu mendukung apapun yang ia lakukan, kini malah menatapnya dengan penuh kebencian, sorot mata yang Naruto tak ingin lihat seumur hidupnya lagi.
"Hinata-chan, apa kau juga akan membenciku?" Tanya Nauto lagi, dengan air mata yang tertahan di pelupuk matanya.
"SANGAT!" Jawab Hinata dengan lantang, membuat Naruto yang tadinya merunduk, menengadahkan wajah kearahnya, "Dulu memang aku sangat mencintaimu Naruto, tapi kau tidak pernah membalasnya, kau selalu menganggapku sebatas teman seperguruan, dan hal itu yang membuat rasa cinta itu hilang dan berubah menjadi benci. Kau yang membuat hatiku sakit Naruto! Tak sepantasnya aku menaruh rasa padamu!" Timpal Hinata dengan penuh kebencian, tak ada embel-embel 'kun' saat dia menyebutkan nama Naruto, bahkan di tak ragu untuk memberikan sorotan kebenciannya pada Naruto.
"Aku sudah menyadarinya Hinata, namun, kau adalah seorang putri, sedangkan aku hanya orang biasa. Aku terlalu takut kau dan keluargamu tak akan menerimaku" Naruto mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan air mata yang hampir menetes dari matanya.
"Alasan! Kau terlalu bodoh untuk menyadari itu! Aku sangat membencimu Naruto!" Balas Hinata dengan sangat lantang.
"Kau," Naruto menemukan Gaara yang berdiri diantara kerumunan orang-orang itu, dengan tatapan yang sama kearahnya, "Bukankah kau juga seorang Jincuriki? Tapi kenapa kau juga menatap penuh benci kearahku!?" Pekik Naruto yang mulai habis kesabarannya, pemandangan ini, sudah merubah jalan pikirannya pada semua orang.
"Ingatlah Naruto, aku bukan seorang Jincuriki sekarang. Apa kau lupa kalau Shukaku sudah lama terpisah dari tubuhku! Bahkan manusia rendahan sepertimu tak ingat oleh hal yang kau tangani sendiri, heh! Tak berguna!" Jawab Gaara dingin.
Sekeras tenaga Naruto mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini bukan kenyataan yang terjadi. Namun ilusi Kyubi terlalu kuat mempengaruhi pikiran Naruto yang sudah melayang entah kemana, dan bodohnya Naruto mempercayai ini semua karena kondisi yang memang sangat mendukung, karena tatapan orang-orang yang begitu membencinya kini datang lagi, datang untuk menghantui dirinya akan kebencian, menganggapnya sebagai anak yang sangat tidak berguna. Di sela itu semua, Kyubi sedang tertawa puas karena berhasih mempengaruhi Naruto, berhasil membuat kegelapan baru dalam hati Naruto.
FLASHBACK OFF
Lamunan Naruto seketika itupun terbuyarkan ketika ia merasakan ada dua buah cakra yang sangat ia kenal mendekat kearahnya, cakra Sasuke dan Sakura yang sedang mendekat kearahnya.
"Ada apa?" Tanya Naruto ketika Sakura hendak menyentuh knop pintu apartemennya.
Sakura sedikit terkejut, belum saja ia membuka pintu apartemen Naruto, tapi Naruto sudah mengajukan pertanyaan dari dalam. "Ini tentang misi yang di berikan Tsunade-sama Naruto, Beliau meminta kita harus berangkat sekarang karena keadaan sedang genting" Jawab Sakura sambil menatap Sasuke yang sepertinya juga terheran-heran.
"Baiklah Haruno, tunggu sebentar, aku akan keluar" Ujar Naruto cepat.
Setelah itu terdengan kucuran air dari dalam sana. Dia sedang mandi rupannya. Tak lama kemudian Naruto membuka pintu dan membuat dua orang dihadapannya terkejut dengan perubahan penampiilannya. Tak ada jaket orange-black yang selama ini dia gunakan, yang ada kini hanya sebuah seragam shinobi hitam dengan ikat kepala yang di ikatkan pada lengannya, sehingga membuat rambut pirang yang basah itu terurai bebas.
"Ada apa dengan penampilanmu dobe?" Tanya Sasuke yang sedari tadi memperhatikan penampilan Naruto dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Pertanyaan itu tidak penting Uchiha, kita harus berangkat sekarang" Jawab Naruto dengan dinginnya, bahkan ia memanggil dua sahabatnya ini dengan nama marga, membuat keduanya semakin mengeryitkan dahi mereka.
Sasuke hanya memalingkan wajahnya kesamping, lalu mengikuti langkah Naruto yang berlari lebih dulu. Disini Naruto terlihat memimpin perjalanan misi ini, ia terjaga di saat Sasuke dan Sakura tertidur pulas, bahkan ia selalu memantau keadaan yang terjadi di sekitarnya.
Sasuke dan Sakura hanya bisa saling melirik melihat sikap Naruto, biasanya pria itu sangat berisik dan banyak omong, tapi sekarang ia terlihat sangan pendiam dan tak banyak bicara, tepatnya tak ada satu patah katapun yang Naruto lontarkan ketika diperjalan.
Ketika sampai di tempat yang di tentukan, Sasuke mulai melakukan pengintaian. Dengan mata sharingannya, ia menjelajahi lokasi itu, terliat beberapa menara pengawas menjulang tinggi melingkari subuah bangunan, dengan beberapa mahluk buatan yang berjaga di setiap menara pengintai itu.
"Pintu masuk dia arah jam 2, segel peledak di sekeliling markas. Cih, pengaman yang sangat buruk bagi lagenda sanin seperti ular tua itu" Gumam Sasuke sambil terus melakukan pengamatan pada markas Orochimaru.
"Naruto jangan gegabah, sebaiknya kau tunggu di-" Perkataan Sasuke terpaksa harus ia telan mentah-mentah karena Naruto sudah menghilang entah kemana, hanya jejak asap putih yang Naruto tinggalkan bertanda ia sudah pergi.
"Dimana bocah ceroboh itu?" Tanya Sasuke dan mendapat gelengan pelan dari Sakura karena memang ia sedari tadi tengah mengamati peta dan tidak mengamati Sasuke dan Naruto.
Tidak lama kemudian terdengar sebuah ledakan hebat dari arah target pengintaian. Sasuke dan Sakura dengan cepat berlari menuju tempat tersebut. Hanya kepulan asap, sebuah cakra hitam dan puing-puing bangunan benteng yang sudah hancur berantakan dengan tubuh-tubuh manusia buatan dan beberapa penjaga yang tergeletak tak bernyawa.
"Misi kita sudah selesai" Seru seseorang dari belakang.
Dengan cepat Sasuke menoleh kebelakang dan melihat Naruto yang tadi menghilang sedang melemparkan dua jasad penjaga, matanya tidak terlihat biru maupun merah ketika ia tengah memakai chakra Kyubi, melainkan sorot mata hitam legam yang tak lama kemuadian kembali berubah netral menjadi biru.
"Apa yang kau lakukan dobe! Disini kita hanya diminta untuk mengintai, tidak ada perintah serangan yang di ajukan! Dasar bodoh!" Bentak Sasuke geram, kalau seperti ini, misi yang mereka jalani akan hancur berantakan dan semua yang sudah di rencanakan akan menjadi tidak berguna.
"Katakan saja terjadi kontak langsung saat kita sedang mengintai dan terpaksa melawan, mudah bukan. Kau saja yang terlalu bodoh" Balas Naruto dengan wajah datar kemudian berjalan mendekati Sasuke dan Sakura yang terlihat terpaku, "Cepat pulang, aku sudah bosan" Lanjutnya kemudian langsung berlari mendahului perjalanan.
"Ada apa dengan Naruto?" Tanya Sakura menatap wajah Sasuke yang terlihat acuh tak acuh terhadap perubahan sikap sahabatnya itu.
"Sudahlah, kita pulang." Ujar Sasuke mengikuti langkah Naruto kemudian di ikuti Sakura tanpa banyak bertanya.
"Ada apa denganmu Naruto? Masalah apa yang menimpamu sehingga sifatmu berubah aneh seperti ini, aku sangat tidak mengerti.." Benak Sakura dalam hati.
TOBECOUNTINUE
Waahhh, kali ini San cuma mau coba-coba bikin Fanfiction Naruto pake cerita ninjanya, jadi gomen kalo sedikit aneh. Cerita ini sengaja San publish satu dulu, takut ... ya taukan apa? Jadi sekali lagi gomen!
Disini di ceritakan bahwa Sasuke telah kembali berpihak pada Naruto ketika menyadari bahwa semua perkataan Tobi itu salah dan hanya menenggelamkannya dalam sebuah kegelapan yang mendalam. Dan ingat sekali lagi ini hanya sebuah ilusi yang diciptakan Kyubi untuk Naruto, bukan kenyataan.
Maaf jika masih banyak kesalahan, jadi mohon reviewnya ! :D
